Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jogja Nyah Nyoh (JNN) merupakan komunitas penambal jalan

berlubang di Yogyakarta. Komunitas ini terbentuk atas kesadaran untuk

menjaga keselamatan sesama dan sebagian mereka karena pernah menjadi

korban kecelakaan karena jalan berlubang. Komunitas JNN berdiri sejak

tahun 2015 dan mulai beroperasi bersama kawan-kawannya. Awalnya

Gerakan sosial ini tak memiliki nama, pada 19 Februari 2016 terbentuk nama

Jogja Nyah Nyoh dipilih sebagai nama komunitas gerakan sosial ini, yang

dalam bahasa jawa artinya ikhlas memberi tanpa mengharap ada balasan.

Salah satu pelopor berdirinya grup JNN adalah Arditya Eka Sunu,

beliau adalah pendiri grup sekaligus admin dari komunitas Jogja Nyah Nyoh.

Langkah awalnya anggota Jogja Nyah Nyoh sebatas memberikan pilox atau

cat berwarna putih di setiap jalan berlubang. Pilox putih yang ditandai pada

jalan berlubang selain untuk memperingatkan para pengguna jalan untuk

lebih waspada tetapi juga untuk memberi tanda pada pemerintah bahwa ada

jalan yang berlubang dengan harapan direspon oleh pemerintah dan segera

diperbaiki oleh pihak terkait. Tetapi menandai jalan berlubang dengan pilox

putih dirasa tidak efektif karena respon dari pihak terkait pun tak kunjung

datang.

Pemerintah tidak kunjung hadir untuk memberikan tanggapan, karena

itu JNN mengubah gerakannya dari sekedar memberi tanda menjadi gerakan

aksi menambal jalan berlubang. Menilai tanggung jawab perbaikan


infrastruktur jalan merupakan kewajiban pemerintah, baik pusat maupun

daerah. Kewajiban tersebut tidak bisa dilimpahkan ke pihak lain mengingat

anggaran perbaikan infrastruktur jalan sudah termasuk dalam setoran pajak.

Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang

pembangunan jalan. Pemerintah daerah dibekali Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) guna melaksanakan pembangunan. Jadi tidak ada

alasan melimpahkan masalah jalan berlubang ini pada pihak lain.

Namun pada kenyataannya, di Yogyakarta masih banyak ditemukan

jalan-jalan berlubang dan bisa menimbulkan korban jiwa. Itu artinya,

pemeritah tidak hadir dalam mengatasi jalan berlubang. Biasanya pemerintah

melakukan perbaikan jalan ketika mendekati akhir tahun. Padahal seharusnya

pemerintah segera menyelesaikan permasalah jalan berlubang. Karena

ketidakhadiran pemerintah ini, maka hadirlah JNN sebagai komunitas yang

memberikan langkah awal untuk mengatasi jalan berlubang agar tidak ada

korban jiwa lagi.

Nilai nilai publik : 123

Teorinya

Namun, seringkali pemerintah melakukan perbaikan jalan pada akhir

tahun, karena biasanya


Jogja Nyah Nyoh kemudian berinisiatif untuk menambal jalan yang

berlubang dengan semen. Walaupun mereka sadar menambal dengan semen

tidak akan bisa permanen tetapi setidaknya bisa membantu untuk mengurangi

adanya kecelakaan pada saat berkendara.

Aksi yang dilakukan komunitas JNN bukan berarti ingin mengambil

kewenangan pihak terkait. Namun, hanya sebagai langkah darurat menghindari

terjadinya kecelakaan bagi pengendara yang melintas.

Kegiatan penambalan jalan dilakukan setiap hari rabu malam sekitar

pukul 23.00 WIB, kegiatan ini disebut dengan nama Rabu Krowaks. Pilihan

waktu malam hari agar tidak menggangu pengguna jalan lain. JNN yang saat

ini anggotanya berjumlah sekitar 50 orang itu, melakukan kegiatan penambalan

jalan jika menemui atau ada laporan jalan berlubang. JNN memprioritaskan

penambalan untuk jalan-jalan arteri.

Dalam proses penambalan jalan pasti membutuhkan dana. Adapun dana

yang digunakan untuk menambal jalan berlubang dengan semen semuanya

merupakan hasil iuran dari anggota Jogja Nyah Nyoh. Setiap anggota

menyisihkan seribu rupiah seharinya untuk iuran membeli pasir, semen dan

pilox. Tidak ada sponsor, siapa saja yang mau bergabung silahkan. Untuk

pemilihan jalan berlubang yang akan ditambal biasanya berdasarkan informasi

dari anggota Jogja Nyah Nyoh. Biasanya saat melintas jalan yang berlubang,

diambil foto dan dibagikan di grup.


Melalui gerakan ini, Jogja Nyah Nyoh juga bertujuan untuk

membangkitkan lagi budaya gotong-royong dan mengajak masyarakat untuk

peduli pada lingkungan sekitar. Karena jalan raya merupakan fasilitas umum

milik bersama yang seharusnya juga dijaga bersama agar masalah jalan

berlubang ini tidak dibiarkan begitu saja. Ternyata ketika penerapannya,

antusiasme masyarakat juga ada. Hal ini terbukti dengan adanya masyarakat

yang tiba-tiba ikut membantu kegiatan menambal jalann. Mereka yang tiba-tiba

membantu mengatakan bahwa ini adalah wujud kekesalannya karena jalan

berlubang yang sudah lama tidak diperbaiki. Ini merupakan salah satu tujuan

lain Jogja Nyah Nyoh yakni meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli

dan tanggap terhadap lingkungan sekitar agar tidak hanya menunggu bantuan

dari pihak terkait. Kegiatan tersebut menjadi aksi nyata sebagai bentuk

kesadaran untuk saling menjaga sesama agar tidak ada lagi korban jiwa akibat

jalan berlubang.

Komunitas Jogja Nyah Nyoh pada Juni 2016 dipanggil Gubernur DIY, Sri

Sultan Hamengku Buwono X. Dalam pertemuan itu, JNN dipertemukan dengan

Dinas Pekerjaan Umum Kota Yogyakarta. Sultan Hamengkubuwono X

memberi apresiasi kepada JNN karena telah ikut berkontribusi dalam menjaga

keselamatan untuk khalayak ramai.

Komunitas Jogja Nyah Nyoh dianggap melecehkan Dinas Pekerjaan

Umum

Anda mungkin juga menyukai