Askep BPH
Askep BPH
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas
1). Klien
Nama : Tn. Y. W
Umur : 68 Tahun
Pekerjaan : Tani
Sumber data : Klien dan istri klien serta dari status klien di ruangan
Nama : Ny. A. B
Umur : 42 Tahun
Nyeri saat BAK san susah BAK, klien masuk rumah sakit untuk operasi BPH.
Klien mengatakan sudah menderita neri BAK dan susah BAK sejak ± 1 tahun, namun baru diketahui
pada bulan April saat klien memeriksakan diri ke rumah sakit Bethesda. Dokter mendiagnosa klien,
BPH dan harus dioperasi, namun kerena belum memiliki biaya, akhirnya klien belum dioperasi.
Selama di rumah (sejak bulan April samapi bulan juni), klien menggunakan kateter sebagai alat untuk
BAK. Klien mengeluh nyeri saat BAK da sulit BAK. Setelah memiliki biaya yang cukup, klien datang
kerumah sakit untuk dioperasi. Klien masuk ke rumah sakit tanggal 26 juni 2008, dan doter
merencanakan untuk dioperasi pada tanggal 30 juni 2008.
Saat pengkajian (tanggal 1 juli 2008), klien sudah dioperasi (tanggal 30 juni 2008, jam 18.00-20.00
wita). Klien mengatakan nyeri aerah perut bagian bawah/ pada daerah luka operasi prostatektomi.
Klien tampak terbaring diatas temapt tidur, terpasang IVFD NaCl 0, 9 %, 20 tts/ menit, terapsang
pada ektremitas bagian atas kiri, terpasang kateter urine (volume urine 10 jam: 1200 cc), keadaan
umum, klien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis (GCS 15), ada keterbatasan mobilitas
karena terpasang drainase dan kateter. Klien mengatakan tidak ada yang diraskan oleh klien selain
nyeri pada luka operasi.
Klien dioperasi tanggal 30 juni 2008, dengan tindakan operasi protatektomi, jenis anatesi; regional,
operasi dipimpin oleh Dr. Sumanti, berlangsung selama 2 jam. Pada jam 20.00 wita, selesai operasi,
klien dipindahkan keruangan Lukas untuk pemulihan dan mendapat perawatan lanjutan.
Klien mengatakan, selain penyakit yang saat ini diderita oleh klien, klien tidak menderita penyakit
lain. Klien pernah masuk rumah sakit sebelumnya karena penyaikit cacing tambang, dan dirawat di
RSU Bethesda Tomohon, namun klien lupa, waktunya, karena menurut klien itu sudah lama
terjadinya.
Klien mengatakan, diantara keluarga klien (orang tua dan saudara-saudara klien), tidak ada yang
menderita penyakit yang seperti klien derita saat ini. Klien juga mengatakan diantara keluarga tidak
ada yang menderita penyakit kronis/ menahun seperti penyakit jantung, paru-paru, hipertensi, atau
diabetes mellitus.
C. Riwayat Psiko-Sosial
1). Psikososial
Klien tampak tenang, klien mengatakan tidak takut lagi, karena sudah dioperasi. Klien mengatakan
sebelum operasi, klien meras takut karena baru kali pertama dioperasi, namun setelah operasi, klien
sudah tidak takut lagi, klien sangat kooperatif, menerima perawat dengan baik, dan menjawab
pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan.
2). Sosial
Tampak, klien mempunyai hubungan yang baik dengan istri dan anak-anaknya. Klien mengatakan
selama sakit, istri klien selalu menemani dan ank-anaknya juga selalu mengunjungi dan menjaga
klien. Hubungan dengan orang disekitar tempat tinggal klien, baik. Klien mengatakn saat dirumah
sakit, tetangga dan kerabatnya sering datang mengunjungi klien.
D. Riwayat Spiritual
Klien menganut agama Kristen protestan. Klien yakin dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya. Klien mengatakan rajin ke ibadah, baik hari minggu atau ibadah-ibadah kolom di jemaat.
Klien juga percaya akan kesembuhan penyakitnya.
E. Pemeriksaan Fisik
Klien terbaring diatas tempat tidur, pergerakan terbatas, ekspresi wajah meringis menahan sakit.
Kesadaran compos mentis (GCS 15), penampilan klien sesuai usia klien (68 tahun), wajah sedikit
keriput, kebersihan cukup, terpasang IVFD NaCl 0,9 %, 20 tts/ m di ekstremitas kiri atas, terpasang
kateter urine, terpasang drainase pada luka operasi, pernapasan spontan tanpa kanule O2. Klien
bersikap kooperatif, menjawab pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan.
2. Tanda-tanda Vital
3. Sistem Pernapasan
a. Hidung : Lubang hidung ada, pernapasan baik (20 x/ menit), tampak ada sekret, tidak ada nyeri
tekan daerah sinus.
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, teraba tekanan vena jugularis
c. Dada : Bentuk dada normal, pergerakan dada, simetris kiri dan kanan. Auskultasi bunyi nafas:
tidak ada ronkhi/ whezzing, auskultasi jantung S1-S2; Lub-Dub, irama; regular, Hearth Rate; 70-an.
4. Sistem Kardiovaskuler
- Irama : regular
- HR : 70 – 90
- Irama : Reguler
- HR : 60 – 80 (sinus ritme)
- PR Interval : 0, 10
- QRS Compleks : 0, 06
- AXIS : 55 – 60 º
b. Pembuluh Darah
c. warna bibir dan konjungtiva : pucat, tidak ada sianosis perifer atau central.
5. Sistem Pencernaan
b. Bibir : pucat
d. Abdomen : tampak lemas, ada luka operasi, melintang di perut bagian bawah diatas simpisis,
panjang luka ± 16 cm, terbungkus perban, perban tampak basah. Nyeri tekan dan nyeri lepas pada
daerah luka operasi.
e. Anus : tampa lubang anus, kebersihan cukup, klien mengatakan belum BAB sejak 2 hari yang
lalu.
6. Sistem Indera
a. Mata : tidak ada odema, klien mengatakan mata sebelah kanan pernah dioperasi karena
katarak. Klien mengatakan, jika mata kiri digunakan untuk melihat, klien dapat melihat dengan jarak
± 500 m, namun penglihatan kabur.
b. Hidung : penciuman baik, tidak ada nyeri tekan pada daerah sinus, tampak ada sekret.
c. Telinga : daun telinga tampak bersih, tidak ada sekret, pendengaran baik (saat berkomunikasi,
walau dengan menggunakan suara yang kecil/tidak terlalu keras, klien tetap dapat mendengar dan
menjawab sesuai dengan apa yang ditanyakan).
7. Sistem Saraf
a. Status mental : orienatsi tempat, orang dan waktu; baik, klien masih mampu mengingat
kejadian beberapa waktu yang lalu. Klien mampu berkonsentrasi/perhatian pada pembicaraan. Klien
menggunakan bahasa Indonesia dengan dialeg minahasa.
b. Kesadaran : Compos mentis. GCS; Respon mata; 4, respon suara; 5, respon motorik; 6.
c. Bicara : Klien berbicara dengan jelas, menjawab sesuai dengan yang ditanyakan.
d. Pergerakan : pergearakan terbatas pada etremitas yang terpasang IVFD dan ekstremitas
bawah, karena nyeri.
8. Sistem Integumen
b. Kulit : teraba hangat, warna sawo matang, tampak kerusakan kontinuitas kulit akibat luka
operasi didaerah abdomen.
9. Sistem Endokrin
b. Riwayat penyakit DM: klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit DM.
- Terpasang kateter urine, saat dikaji, klien merupakan pasien post-op (Prostatektomi) karena
menderita BPH.
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi (makanan, obat, asap/debu, cuaca, bulu binatang, atau zat
kimia).
a. sebelum sakit : Makan 3x/ hari, jenis; nasi, ikan, sayur, klien tidak terlalu suka makan buah.
b. saat pengkajian : Nafsu makan baik, klien makan bubur, sayur, dan ikan. Saat dikaji, pada
jam 08.00, klien makan bubur ± 100 cc dan air minum ± 200 cc. pada jam 12.00 klien makan bubur,
ikan, sayur. Porsi makan tidak dihabiskan. Makan dibantu oleh keluarga/ istri dan perawat.
3). Eliminasi
a. sebelum sakit : BAB; klien biasa BAB ± 2 hari sekali, konsistensi padat, warna kuning.
BAK; klien mengatakan sulit BAK, dan jika BAK, hanya sedikit-sedikit. Saat
memeriksakan diri pada bulan April, klien didiagnosa oleh dokter, menderita BPH.
a. sebelum sakit : Mandi 1-2 x/ hari, cuci rambut, sikat gigi, ganti baju sesuai kebutuhan.
b. saat pengkajian : Klien dibersihkan tubuhnya setiap hari 2 x (pagi dan sore). Tubuh
dibersihkan menggunakan kain basah.
5). Aktifitas dan Olahraga
b. saat pengkajian : Klien tampak terbaring diatas tempat tidur, aktifitas terbatas arena nyeri
dan terpasangnya alat-alat invasif, aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat
6). Ketergantungan
G. Pemeriksaan Penunjang.
1. Tanda Vital
2. Pemerikasaan Penunjang
- Hematologi Lengkap;
> LED : 50
> Hb : 12, 7
> HT : 34, 4
- monosit :3
- irama : regular
- HR : 60 – 80 (sinus ritme)
- PR Interval : 0, 10
- QRS Compleks : 0, 06
- AXIS : 55 – 60 º
- GPT : 9 u/l
H. Terapi Medis.
I. Pengelompokan Data
1. Data Subjektif
- klien mengatakan tidak dapat makan tanpa dibantu keluarga atau perawat
2. Data Objektif
- pergerakan terbatas
DS:
DO:
2. Kerusakan Mobilitas Fisik, berhubungan dengan nyeri dan terpasangnya alat-alat invasive,
ditandai dengan:
DS:
- klien mengatakan tidak dapat makan tanpa dibantu keluarga atau perawat
DO:
- klien tampak sedikit meringis karena nyeri pada luka operasi
- pergerakan terbatas.
3. Resiko Tinggi Infeksi, berhubungan dengan adanya luka operasi prostatektomi dan terpasngnya
alat-alat invasive, ditandai dengan:
DS:
DO:
No Tanggal/
4. Memberikan tindakan
kenyamanan
P: Lanjutkan tindakan
- mengatur posisi; menaikan kepala perawatan no 5
tempat tidur
- layani terapi analgetik hasil
- mengajarkan teknik relasasi yaitu kolaborasi dengan dokter.
menarik nafas dalam, jika datang
nyeri.
10.30
01/07/08
tgl: 01/07/08, jam: 13.45
10.15 1. Mengatur posisi klien
01/07/08
tgl: 01/07/08, jam: 13.45
10.00 1. Memantau keadaan umu klien,
mengobservasi tanda-tanda vital
klien
S: klien mengatakan nyeri pada
- TD; 120/80 mmHg, N; 74 x/m, R; 20 daerah luka operasi dapat
x/m, SB; 37, 2 ºC dikontrol dan sudah berkurang
10.30
02/07/08
10.00
02/07/08
10.30
No
Tanggal/
DX waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
03/07/08
tgl; 03/07/08, jam; 11.00
10.00
Ruangan: Lukas
(ICU) Nama pasien :
Tn. Y. W
RSU Bethesda
Tomohon Umur
: 68 tahun
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
No Tanggal Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
- aktifitas sehari-hari
dibantu oleh perawat
dan keluarga
- pergerakan terbatas.
5. Antibiotik dapat
membantu
5. Kolaborasi mengurangi resiko
dengan dokter terjadi infeksi.
untuk pemberian
antibiotic.
TAGS: