Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Definisi pusat pertanggungjawaban menurut menurut Mardiasmo


(2009:46) “Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin
oleh manajer yang bertanggung jawab terhadap aktifitas pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya “

Setiap pusat pertanggungjawaban dikepalai oleh seorang manajer


pusat pertanggungjawaban yang mengendalikan unit tersebut, dan berfungsi
sebagai kerangka kerja untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja manajer
segmen/ unit. Untuk tujuan ini, organisasi dibagi-bagi kedalam suatu jaringan
pusat pertanggungjawaban secara individual atau unit-unit organisasional
yang terlibat dalam pelaksanaan suatu fungsi atau sekelompok fungsi yang
saling berkaitan.

Suatu organisasi besar seperti pemerintah daerah dapat dianggap


sebagai suatu pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban
tersebut dipecah-pecah lagi menjadi pusat pertanggungjawaban yang lebih
kecil hingga kepada level pelayanan atau program, misalnya dinas-dinas
dan sub-sub dinas. Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut biasanya
disebut dengan istilah satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

1. 2 Rumusan Masalah

1. Apakah Teori Pertanggungjawaban Publik?


2. Bagaimana Sistem Pertanggungjawaban Publik?
3. Bagaimana Siklus Pertanggungjawaban Publik?
4. Bgaiamana Teknik Pertanggungjawaban Publik?
5. Apakah Contoh Pertanggungjawaban Di Organisasi Sektor Publik?

1|Bab 12 Pertanggungjawaban Publik


1. 3 Tujuan Penulisan

1. Memahami Teori Pertanggungjawaban Publik


2. Mengetahui Sistem Pertanggungjawaban Publik
3. Mengetahui Siklus Pertanggungjawaban Publik
4. Mengetahui Teknik Pertanggungjawaban Publik
5. Mengetahui Contoh Pertanggungjawaban Publik Di Organisasi Sektor
Publik

1. 4 Manfaat Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan


sebelumnya, maka manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan mengenai


Pertanggungjawaban Publik.
2. Diharapkan dapat memberi informasi bagi kita sehingga dapat
memperkaya bahan kajian tentang Pertanggungjawaban Publik.

2|Bab 12 Pertanggungjawaban Publik


BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Teori Pertanggungjawaban Publik

2. 1. 1 Makna Istilah Pertanggungjawawban Publik

Pertanggungjawaban sering digunakan sebagai sinonim kata


akuntabilitas, penyelenggaraan, tanggung jawab, blameworthiness,
kewajiban, dan istilah-istilah lain yang berhubungan dengan harapan
pemberian tanggung jawab. Istilah pertanggungjawaban adalah suatu
konsep dalam etika yang memiliki banyak arti.

Istilah akuntabilitas dapat dimaknai sebagai kewajiban untuk


menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab,menerangkan
kinerja,dan tindakan seseorang/ badan hukum/pimpinan kolektif atau
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk
meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Dalam organisasi sektor publik, pertanggungjawaban adalah


pertanggungjawaban atas tindakan dan keputusan dari para pimpinan atau
pengelola organisasi sektot publik kepada pihak yang memiliki
kepentingan (stakeholder) serta masyarakat.

Dalam peran kepemimpinan pertanggungjawaban dapat diartikan


sebagai pengakuan dan pengambilalihan tanggung jawab atas tindakan,
hasil, keputusan, dan kebijakan yang mencakup administrasi,
implementasi, dan penguasaan dalam ruang lingkup peran atau posisi
ketenagakerjaan, serta mencakup kewajiban untuk melaporkan,
menjelaskan, dan mempertanggungjawabkan konsekuensi dari apa yang
telah dihasilkan

Dalam politik pertanggungjawaban adalah faktor penting dalam


mengamankan hak kekuasaan publik. Pertanggungjawaban berbeda
dengan transparansi dimana pertanggungjawaban hanya
memungkinkan umpan balik negatif setelah keputusan atau tindakan,

3|Bab 12 Pertanggungjawaban Publik


meskipun transparansi juga memungkinkan umpan balik negative sebelum
atau selama suatu tindakan atau keputusan diambil.

2. 1. 2 Teori Kekuasaan (Authority) dalam Pertanggungjawaban Publik

Kekuasaan dimaknai sebagai upaya seseorang atau kelompok


untuk mempengaruhi orang lain agar sesuai dengan tujuan dan keinginan
orang yang berkuasa. Makna tersebut bukan merupakan makna atau
definisi tunggal, melainkan yang begitu luas.

Filsuf Niccolo Machiavelli (1469-1527) menganggap bahwa


kekuasaan merupakan sesuatu yang harus diraih, karena ia tidak datang
begitu saja.

Kekuasaan dapat berbentuk hubungan, yaitu ada satu pihak yang


berkuasa dan yang lain dikuasai (diperintah). Dengan demikian, manusia
merupakan subjek sekaligus objek dari kekuasaan, seperti pemerintah
membuat suatu undang-undang (subyek), di samping juga harus tunduk
dan patuh terhadap Undang-undang (objek).

Pada prinsipnya, kekuasaan umumnya memberikan berbagai


manfaat, karena kekuasaan merupakan alat yang berguna untuk
mendukung pengikut atau orang-orang dalam organisasinya.

Analisis kekuasaan dalam konteks teori agensi, di mana hubungan


antarpimpinan dan ‘yang dipimpin’ (principal-agent problem) dikupas,
akan menyarankan berbagai alasan mengapa (1) upah tetap dapat
dibayarkan dalam pengaturan bahaya moral, (2) efisiensi pasar sehingga
upah dapat dibayar, (3) organisasi dapat memilih untuk tidak merekrut
pegawai yang melebihi kualifikasinya, (4) birokrasi bisa terdapat dalam
organisasi, (5) dapat bermanfaat bagi pimpinan untuk mendelegasikan
kekuasaannya, (6) seorang pimpinan dapat mencoba memperlihatkan
keteguhannya dalam memegang serta melangsungkan nilai-nilai bagi
pegawainya.

4|Bab 12 Pertanggungjawaban Publik


Kekuasaan Terbatas

Di berbagai pengaturan kepentingan pihak ‘yang dipimpin’


mempengaruhi perintah. Namun ‘yang dipimpin’ dapat tidak mendukung
walaupun semua pihak harus mengikuti perintah pimpinan.

Pemeliharaan Kekuasaan

Telah diamati bahwa pimpinan dapat mempunyai kekuasaan


terhadap ‘yang dipimpin’, yang berguna untuk memberikan dorongan bagi
para pendukungnya.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan hilangnya kekuasaan.


Kekuasaan pimpinan dapat terancam akibat memberikan perintah yang
sulit dilakukan , perlakuan yang tidak adil, kegagalan melangsungkan
nilai-nilai yang ada pada agen, tingkah laku pimpinan yang berubah-ubah
dan tidak kompeten, atau penolakan kekuasaan pemimpinan oleh agen
lain.

Apa yang Terjadi Jika Pemelihara Kekuasaan Gagal ?

‘Apa yang terjadi jika pimpinan melanggar batasan pemeliharaan


kekuasaan?’ Jika pimpinan melanggar batasan pemeliharaan kekuasaan,
seperti ‘apa permasalahan yang akan dihadapi pimpinan?’ ketika ‘yang
dipimpin’ memutuskan untuk memberontak melawan kekuasaan
pemimpin, pemimpin dapat menetapkan pilihan ‘mengikuti perintah’ atau
‘menentang apa yang telah digariskan oleh pimpinannya.’

‘Pihak yang dimpimpin’ dapat secara aktif menetang agar seorang


pemimpin kehilangan kekuasaanya. Dalam melakukan pemberontakan,
‘pihak yang dipimpin’ dapat merasakan keinginan baru untuk meyakini
bahwa dia sedang diperlakukan tidak adil oleh pimpinannya.

Permasalahan Pimpinan

Pimpinan mempunyai dua tujuan ketika memberikan dorongan


kepada pihak yang dipimpin .pertama,pemipin dapat membayar pihak

5|Bab 12 Pertanggungjawaban Publik


yang dipimpin berdasarkan tingkatan perintah yang menciptakan
persaingan sehat antara pihak yang dipimpin.prmasalahan yang dihadapi
pimpinan adalah menyangkut pemilihan upah untuk memaksimalkan
keuntungan.

Permasalahan “Pihak yang Dipimpin”

Pihak yang dipimpin mempunyai dua keputusan yang akan dibuat


(1)mereka harus memutuskan apakah akan berpartisipasi dengan asumsi
mereka akan menerima manfaat sebanyak yang diterima dari pihak lain
dan (2) Jika berpartisipasi, para pendukung akan memutuskan seberapa
besar upaya yang akan mereka curahkan.

Birokrasi dan Delegasi

Kerangka kerja menyatakan dua alasan bagi birokrasi organisasi:

1. Teori birokrasi Philip Selznick


Teori ini meyatakan bahwa pimpinan harus mengatakan kepada yang
dipimpin untuk memgikuti perintahnya, jika negara mengambil alih.
Individu dapat mencari alasan untuk tidak mengikuti perintah
pimpinan, meskipun negara tidak memgambil alih.
2. Teori birokrasi Alvin Gauldner
Pimpinan meempunyai berbagai kekuasaan terhadap pengawas dan
pegawai tersebut. Pengawas mempunyai kekuasaan terhadap pegawai,
namun tidak terhadap pimpinan. Dalam rangka memaksimalkan
keuntungan, pegawai melakukan pekerjaannya. Selanjutnya pengawas
mempunyai informasi yang lebih banyak tentang pekerjaan
pegawainya ketimbang pimpinan.

Manfaat Pendelegasian

Pimpinan harus mempunyai kekuasaan yang lebih kecil atas para


pegawai (batasan pemeliharaan kekuasaan yang ketat), namun pengawas
harus mempunyai kekuasaan yang lebih besar atas pegawai (batas

6|Bab 12 Pertanggungjawaban Publik


pemeliharaan kekuasaan yang longgar).Pimpinan akan selalu lebih
menyukai memberikan dorongan kepada yang dipimpin secara langsung.

Pimpinan Sebagai Perwujudan Cita Cita Pegawai.

Kegagalan mempertemukan cita cita pihak yang dipimpin


mengncam keuasaan pimpinan ,pemipmin harus menempuh upaya untuk
menegakkan nilai yang dipercaya oleh masyarakat.

2. 2 Sistem Pertanggungjawaban Publik

Sitem pertanggungjawaban public tergantung pada system


pemerintahan yang diterapkan ,hal ini berkenaan dengan
fungsi,cara,kegiatan,urusan. Atau tindakan memerintah yang
diselenggarakan oleh pemerintah.sistem pemerintahan menjaga stabilitas
masyarakat.fungsi system pemerintahan adalah untuk mrnjalankan roda
pemerintahan guna menjaga kestabilan Negara dalam waktu relati
lama.sitem ini dibedakan menjadi :

Presidensial

Dimana kekuasaan eksekutif dipilih melaui pemilu dan terpisah


dengan legislatif.terdiri dari tiga unsur yaitu :

 Presiden yang dipilih rakyat dalam memimpin pemerintahan dan


mengangkat pejabat pemerintahan terkait.
 Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang
tidak bias saling menjatuhkan
 Tidak ada status yang tumpang tindihantara badan eksekutif dan
legislatif.

Berikut ini cirri cirri pemerintahan prsidensial :

 Dikepalai oleh presiden


 Diangkat melaui demokrasi dan dipilih langsung
 Presiden memiliki hak istimewa untuk mengangkat dan
memberhentikan mentri

7|Bab 12 Pertanggungjawaban Publik


 Mentri hanya bertaggungjawab pada kekuasaan eksekutif presiden
 Presiden tidak bertanggungjawab pada legislatif

Parlementer

Parlementer adalah system pemerintahan dimana DPR memiliki


peranan penting dalam pemerintahan.disini presiden hanya sebagai symbol
kepala Negara saja. Sistem parlemen lebih disukai karena lebih fleksibel
dan responsiv terhadap publik. Kekurangan sistem ini adalah bahwa sistem
ini sering menimbulkan oemerintahan kurang stabil.

Komunis

Negara komunis adalah istulah yang digunakan oleh ilmuwan


politik untuk mrndeskripsikan bentuk pemerintahan dimana Negara berada
dibawah system satu partai dan medeklarasikan kesetian pada marxisme-
leninisme, maoisme

Demokrasi Liberal

Bentuk kerajaan demokrasi melaui perwakilan yang membuat


keputusan berdasarkan undang undang yang tunduk pada perlembagaan
yang liberal.

Liberal

Liberalisme ialah falsafah yang meletakkan kebebasan individu


sebagai nilai poltik tertinggi. Liberalisme menekankan hak-hak pribadi
serta kesamarataan peluang. Mereka yang liberal mendukung sistem
kerajaan demokrasi liberal dwngan oengundian yang adil dan terbuka,
djmana semua rakyat mempunyai hak yang sama rata dibawah undang-
undang

8|Bab 12 Pertanggungjawaban Publik


Kapitalis

Kapitalisme adalah sisten perekonomian yang menekankan peran


kapital, yakni kekayaan dalm segala jenisnya, termasuk barang-barang
yang digunakan dalam prosess pembuatan barang lainya.

2. 3 Siklus Pertanggungjawaban Publik

Dalam mewujudkan akuntabilitas dalam organisasi sektor publik,


diperlukan siklus sebagai berikut :

Siklus Akuntabilitas Publik

2. 3. 1 Penetapan Regulasi Pertanggungjawaban Pimpinan Organisasi

Tahapan pertama dalam siklus pertanggungjawaban sektor publik


adalah menetapkan aturan yang terkait dengan pertanggungjawaban
pimpinan organisasi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

9|Bab 12 Pertanggungjawaban Publik


2. 3. 2 Pembentukan dan Penerbitan SK Tim Penyusun Laporan
Pertanggungjawaban Organisasi

Setelah aturan dalam proses pertanggungjawaban ditetapkan,


tahapan selanjutnya adalah pembentukan dan penerbitan Surat Keputusan
tim penyusun laporan pertanggungjawaban organisasi.

2. 3. 3 Penyusunan Draft Laporan Pertanggungjawaban Organisasi

Tahapan selanjutnya, setelah pembentukan dan penerbitan SK tim


penyusun laporan pertanggungjawaban organisasi, adalah penyusunan
draft laporan pertanggungjawaban organisasi.

2. 3. 4 Pembahasan Draft Laporan Pertanggungjawaban Organisasi Sektor


Publik

Setelah draft laporan pertanggungjawaban selesai disusun dan


dipastikan program atau kegiatan yang hendak dipertanggungjawabkan
telah tercantum dalam draft, tiba saatnya bagi tim penyusun laporan
pertanggungjawaban untuk membahas draft tersebut dengan pimpinan
organisasi sektor publik.

2. 3. 5 Penyelesaian Laporan Pertanggungjawaban Organisasi Sektor Publik

Setelah proses pembahasan draft laporan pertanggungjawaban


dengan kepala/pimpinan organisasi selesai dan tercapai kesepakatan serta
persetujuan dalam draft tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan penyelesaian
laporan pertanggungjawaban organisasi.

2. 3. 6 Pengajuan Laporan Pertanggungjawaban Organisasi Sektor Publik ke


Legislatif/Parlemen

Setelah laporan pertanggungjawaban organisasi selesai dibuat,


langkah selanjutnya adalah pengajuan laporan tersebut kepada legislatif/
parlemen. Di lembaga legislatif/parlemen ini, laporan pertanggungjawaban
organisasi akan diperiksa dan dinilai kebenarannya.

10 | B a b 1 2 P e r t a n g g u n g j a w a b a n P u b l i k
2. 3. 7 Pemaparan/Pembacaan Laporan Pertanggungjawaban Organisasi
Sektor Publik Oleh Kepala/Pimpinan Organisasi diHadapan Lembaga
Legislatif/Parlemen

Setelah tahapan pengajuan laporan pertanggungjawaban diterima


oleh lembaga legislatif/parlemen, tiba saatnya pimpinan/kepaia organisasi
membacakan dan memaparkan isi dari laporan pertanggungjawaban
tersebut kepada parlemen.

2. 3. 8 Pembahasan Laporan Pertanggungjawaban Organisasi Oleh Lembaga


Legislarif/Parlemen

Berdasarkan pemaparan laporan pertanggungjawaban organisasi


yang telah disampaikan oleh pimpinan/kepaia organisasi, lembaga
legislatif/parlemen mengadakan musyawarah atau pembahasan terkait
laporan pertanggungjawaban tersebut Musyawarah ini membahas
"jawaban" lembaga legislatif/parlemen atas laporan pertanggungjawaban
pimpinan pelaksana organisasi.

2. 3. 9 Penilaian dan rekomendasi atas Laporan Pertanggungjawaban


organisasi

Dari hasil musyawarah yang di lakukan, lembaga legislatif


membuat penilaian berdasarkan regulasi dan aturan yang berlaku.

2. 3. 10 Penerbitan Laporan Pertanggungjawaban Organisasi

Setelah proses penilaian pertanggungjawaban organisasi oleh


lembaga selesai, laporan tersebut siap untuk dipublikasikan pada
masyarakat.

11 | B a b 1 2 P e r t a n g g u n g j a w a b a n P u b l i k
2. 4 Teknik Pertanggung Jawaban Publik

2. 4. 1 Teknik Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Publik

Ada tiga metode yaitu :

1. Metode Kuantitatif

Metode yang bertolak dari aliran filsafat positivisme-naturalisme,


seperti metode analisis isi, survei, dan eksperimen

a) Metode Analisis isi

Metode ini memberikan penekanan pada penelusuran deskriptif ke


pesan-pesan laporan pertangggungjawaban dan untuk melacak
perbedaan dengan cara membandingkan isi pesan dalam laporan
pertanggungjawaban.

b) Metode Survei

Metode ini untuk mengumpulkan data secara besar-besaran dengan


mengakses sebagian populasi sebagai sampel dengan cara tertentu
sehingga dapat dikatakan mewakili seluruh populasi.

c) Metode Eksperimen

Metode ini sebagai pengendalian terhadap setting penyusunan atau


melakukan manipulasi terhadap variabel yang digunakan,
khususnya variabel independen.

2. Metode Kualitatif

Metode yang bertolak dari aliran filsafat fenomenologi seperti


wawancara, observasi, diskusi kelompok fokus, dan analisis semiotik.

a) Metode Wawancara

Metode ini digunakan untuk melacak berbagai gejala tertentu dari


perspektif orang-orang yang terlibat.

12 | B a b 1 2 P e r t a n g g u n g j a w a b a n P u b l i k
b) Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk melacak secara sistematis dan


langsung gejala-gejala komunikasi politik terkait dengan
persoalan-persoalan penting.

c) Metode Diskusi Kelompok Fokus

Metode ini digunakan untuk melacak hal-hal tertentu yang ingin


ditonjolkan atau menjadi prioritas bagi publik.

d) Metode Analisis Semiotik

Metode ini digunakan untuk menganalisis dan memberikan makna


terhadap tanda yang ada pada suatu sistem pesan komunikasi.

3. Metode Gabungan Kuantitatif-Kualitatif

Metode gabungan ini memungkinkan memperoleh temuan-temuan


yang lebih valid ketimbang hasil yang diperoleh dengan hanya
menggunakan satu metode saja.

2. 4. 2 Penyampaian Pelaporan Pertanggungjawaban Publik

a) Presentasi

Penyampaian laporan pertangggungjawaban publik oleh Pimpinan


Organisasi diawali dengan presentasi kepada Lembaga Legislatif

b) Publikasi

Pertanggungjawaban pimpinan organisasi sektor publik kepada pihak-


pihak yang berkepentingan juga dapat dilakukan melalui publikasi
laporan pertanggungjawaban. Media publikasi yang dapat digunakan
antara lain televisi, media cetak, dan radio

c) Pengiriman Surat

Laporan pertanggungjawaban organisasi dapat juga disampaikan


melalui pengiriman surat. Surat ini berisi laporan pertanggungjawaban

13 | B a b 1 2 P e r t a n g g u n g j a w a b a n P u b l i k
pihak pelaksana atas program atau kegiatan yang diamanatkan oleh
pihak pemberi amanat.

2. 5 Contoh Pertanggungjawaban Di Organisasi Sektor Publik

A. Pemerintah Pusat
Dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara,
pemerintah pusat mengeluarkan Laporan Realisasi APBN, seperti kutipan
yang disajikan berikut ini, mengenai realisasi anggaran pendapatan negara
dan hibah pemerintah pusat.

B. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah dalam menyusun akuntabilitasnya harus
transparan dan dapat menyediakan informasi tentang pengelolaan
keuangan daerah secara luas, sehingga mudah diakses, diketahui, dan
dievaluasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan serta masyarakat
luas. Akuntabilitas dan transparansi merupakan syarat utama bagi
terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan demokratis.
Tata pemerintahan yang terbuka, bersih, dan bertanggung jawab
telah lama menjadi harapan kita semua, tetapi upaya ke arah itu kurang
terlihat kesungguhannya. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu
belum terealiasi, seperti moral yang baik ditinggalkan dan terpupuklah
kebiasaan untuk melakukan korupsi, kolusi, nepotisme,
penyalahgunaan wewenang, tidak dipatuhinya hukum, dan lemahnya
pengawasan.

C. LSM
Transparansi dan akuntabilitas LSM berarti LSM harus melakukan
pencatatan keuangan dan memberikan laporan keuangan keapda
konstituennya sebagai bentuk akuntabilitas keuangan. Laporan
keuangan tersebut bisa dipublikasikan secara umum untuk
akuntabilitas internal pengurus dan kepada simpatisan pemberi dana.
Jenis laporan keuangan yang perlu dibuat LSM untuk tujuan
akuntabilitas terutama adalah Laporan Posisi Keuangan, Laporan

14 | B a b 1 2 P e r t a n g g u n g j a w a b a n P u b l i k
Aktivitas, dan Laporan Arus Kas. Dalam jangka panjang, mekanisme
seperti ini diharapkan akan mampu menciptakan budaya akuntabilitas
yang baik. Kelemahan organisasi-organisasi sektor publik di Indonesia
saat ini adalah lemah dalam membuat laporan pertanggungjawaban.

D. Yayasan
Karakteristik utama organisasi nirlaba seperti yayasan, yakni
umumnya memperoleh sumber daya awal dari sumbangan para
anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan
apa pun dari organisasi tersebut. Pengukuran jumlah dan kepastian
aliran pemasukan kas menjadi ukuran yang penting bagi para
pengguna laporan keuangan organisasi tersebut, seperti kreditor dan
pemasok dana lainnya.
Pemakai laporan keuangan organisasi yayasan memiliki
kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis,
yaitu untuk menilai :
a. Jasa yang diberikan oleh organisasi yayasan dan
kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut;
b. Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek
kinerja manajer.

E. Partai Politik
Sebagai salah satu organisasi yang termasuk dalam wilayah sektor
publik, partai politik juga harus menerapkan prinsip good political part
governance. Good governance pada partai politik dimaksudkan agar
partai-partai politik bersifat akuntabel dan transparan dalam
pengelolaan sumber daya keuangan, mengikuti aturan hukum, dna
etika politik.
Bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan partai politik
peserta pemilu adlah penyampaian Laoran Dana Kampanye (semua
peserta pemilu) serta Laporan Keuangan (khusus untuk Partai Politik)

15 | B a b 1 2 P e r t a n g g u n g j a w a b a n P u b l i k
yang ahrus diaudit Akuntan Publik dan disampaikan ke KPU serta
dibuka untuk diakses publik.
Di Indonesia, kebanyakan pendapatan partai diperoleh dari
sumbangan perorangan yang diberikan secara langsung ke pimpinan
partai. Hal ini menyulitkan pelacakan dana partai dan menimbulkan
permasalaha transparansi serta akuntabilitas karea sumbangan personel
tersebut mungkin tidak tercatat atau tidak disampaikan ke dana partai
yang bersangkutan.
Transparansi dan akuntabilitas partai politik berarti partai politik
harus mencatat keuangannya dan memberikan laporan keuangan
keapda konstituennya sebagai bentuk akuntabilitas keuangan. Laporan
keuangan tersebut boleh saja tidak dipublikasikan secara umum,
namun untuk akuntabilitas internal pengurus dan para simpatisan,
pemberi dana, serta pemilih atau konstituennya.
Jenis laporan keuangan yang perlu dibuat partai politik untuk
tujuan akuntabilitas adalah Laporan Sumber Penggunaan Dana
(laporan aktivitas), Neraca, Laporan Perubahan Aktiva Neto/Ekuitas,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Pembuatan
laporan keuangan dan audit laporan keuangan partai politik sangat
penting sebagai alat pendidikan politik bagi masyarakat dan politisi.

16 | B a b 1 2 P e r t a n g g u n g j a w a b a n P u b l i k
BAB III

PENUTUP

3. 1 Simpulan

Dalam organisasi sektor publik, pertanggungjawaban adalah


pertanggungjawaban ratas tindakan dan keputusan dari para pemimpin atau
pengelola organisasi sektor public kepada pihak yang memiliki kepentingan
(stakeholder) serta masyarakat. Pada organisasi pemerintahan misalnya,
akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atas tindakan dan keputusan
pihak pelaksana (eksekutif) kepada perwakilan rakyat (legislatif) serta
masyarakat secara umum.

3. 2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada pembaca dapat


memahami lebih dalam tentang Pertanggungjawaban publik, sehingga
tidak salah lagi memahami.

17 | B a b 1 2 P e r t a n g g u n g j a w a b a n P u b l i k
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar Edisi Ketiga.
Jakarta: Penerbit Erlangga

18 | B a b 1 2 P e r t a n g g u n g j a w a b a n P u b l i k

Anda mungkin juga menyukai