Jam 9 malam selalu jadi waktumu untuk istirahat saatnya mematikan tv dan lampu ruang tengah
Hampir sebulan sekali diri tuamu itu bolak balik pesantren tanpa kenal lelah
Tak lupa puisi yang kau buat membuat rumah penuh kata
Kini rumah terasa sepi, hanya menyisakan kenangan kuat yang kau buat
Kabarmu jatuh disaat semua jauh membuat suasana haru detik itu
Tak terfikirkan pula olehku jumpa terakhir kita sebelum aku pulang ke Bandung untuk berlibur
Kau memberi uang saku yang banyak hari itu, memang agak aneh namun tak ku hiraukan lebih
Tak lupa kau selalu memberi uang kecil yang bermaksud untuk parkir dan lain lain
Cinta Allah kepadamu setulus cintamu kepadanya, sehingga ia tak ingin lama melihatmu menahan
sakit
Tangis ini tidak sepenuhnya diisi kesedihan, ada pula rasa bangga dan tenang melihat among bahagia
bersama ajong disana. Kalian memang harmonis dan tak bisa berpisah lama
Among..tidak pernah lupa ucapan selamat berjuang dari hatimu setiap aku akan mencari ilmu
Dan kini, selamat berjuangmu berbalas dari hatiku juga dengan ucapan selamat jalan