Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Difusi adalah proses pasif transportasi. Zat tunggal cenderung bergerak dari
daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah sampai konsentrasi yang
sama di antara berbagai ruang. Anda sudah familiar dengan difusi zat melalui
udara. Misalnya, pikirkan tentang seseorang membuka sebotol amonia di sebuah
ruangan yang penuh dengan orang-orang. Gas amonia pada konsentrasi tertinggi
adalah dalam botol; konsentrasi terendah adalah di tepi ruangan. Uap amonia akan
menyebar, atau menyebar jauh, dari botol; secara bertahap, semakin banyak orang
akan mencium bau amonia karena menyebar. Bahan bergerak dalam sitosol sel
melalui difusi, dan bahan-bahan tertentu bergerak melalui membran plasma oleh
difusi. Difusi terjadi tanpa mengeluarkan energi lebih. Sebaliknya, gradien
konsentrasi adalah suatu bentuk energi potensial, saat hilangnya gradien tersebut
disebut dieliminasi. Setiap zat yang terpisah dalam suatu media, seperti cairan
ekstraselular, memiliki gradien konsentrasi sendiri yang independen dari gradien
konsentrasi bahan lainnya. Selain itu, setiap zat akan berdifusi sesuai gradien
tersebut. Dalam sebuah sistem, akan ada tingkat yang berbeda dari difusi zat yang
berbeda dalam medium.

Molekul memiliki tipe energi yang disebut gerak termal (panas atau kalor).
Salah satu hasil gerak termal adalah difusi (diffusion), pergerakan molekul zat
sehingga tersebar merata didalam ruang yang tersedia. Setiap molekul bergerak
secara acak, namun difusi populasi suatu molekul dapat memiliki arah tertentu
(Campbell, 2008).

Gambaran langsung tentang gerakan acak diperlihatkan oleh difusi


(diffusion), yakni campuran antara molekul suatu zat dengan molekul zat yang
lainnya yang terjadi sedikit demi sedikit berdasarkan sifat kinetiknya. Difusi
selalu berlangsung dari suatu daerah dengan kosentrasi lebih tinggi ke daerah
yang

1
kosentrasi lebih rendah. Meskipun pada kenyataannya bahwa kecepatan molekul
sangat besar, proses difusi selalu memerlukan waktu relative lama hingga selesai.
Sebagai contoh, jika botol berisi larutan ammonia pekat dibuka disalah satu ujung
meja praktikum, akan memerlukan waktu sebelum seseorang mencium baunya
dibagian ujung lainnya dari meja itu. Alasannya adalah bahwa molekul
mengalami sejumlah tumbikan ketika bergerak dari satu ujung ke ujung lain meja
praktikum. Maka, difusi gas selalu terjadi secara berangsur-angsur, dan tidak
terjadi secara seketika seperti kecepatan molekul yang diperkirakan. Lebih jauh
lagi, karena kecepatan akar kuadrat rata-rata dari gas ringan adalah lebih besar
daripada gas yang lebih berat, maka gas yang lebih ringan akan bedifusi melalui
ruang tertentu, lebih cepat daripada gas yang lebih berat. (Raymond Chang, 2003:
146).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari difusi ?


2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi ?
3. Apa pengertian dari koefisien difusi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari difusi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi.
3. Untuk mengetahui pengertian dari koefisien difusi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Difusi

Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam


pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
Perbedaan konsentrasiyang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
Difusi merupakan salah satu peristiwa perpindahan massa yang prosesnya sering
juga dilakukan dalam industri-industri. Proses difusi minimal melibatkan dua zat,
salah satu zat berkonsentrasi lebih tinggi daripada zatlainnya atau dapat
dikatakan dalam kondisi belum setimbang, Keadaan ini dapat menjadi driving
force dari proses difusi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel
tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana
perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.

Difusi ini adalah perembesan zat dari ruang yang berkonsentrasi tingggi ke
ruang yang berkonsentrasi lebih rendah. Perembesan ini mungkin tanpa lewat
sekat, mungkin pula lewat sekat. Perembesan tanpa lewat sekat berlangsung
baik dalam protoplasma sendiri, seperti dari ujung retikulum endoplasma ke ujung
lain. Perembesan lewat sekat, berlangsung baik antara intra dan ekstra-sel, antara
sitoplasma dan nukleoplsama., ataupun antara sitoplasma dan organel.
Perembesan itu lewat unit membran. Difusi berlangsung menurut gradient
(kemiringan) konsentrasi. Yakni dari ruang yang konsentrasi zat A tinggi ke ruang
zat yang konsentrasi zat A itu rendah (Yatim, 1990).
Difusi merupakan suatu proses lewatnya bahan-bahan tertentu lewat suatu
membran sebagai akibat konsentrasi yang berbeda. Apabila membran plasma ini
bersifat permeabel maka hanya bahan-bahan tertentu saja yang dapat melewatinya
dengan cara difusi. Difusi melewati membran plasma ini pada umunya bersifat
khas karena membutuhkan enzim tertentu sehingga membran sel bersifat “enzyme
controlled permeable”. Mekanisme dapat dilihat pada pemasukan gerakan
molekul ion cenderung mengisi seluruh ruangan yang tersedia (Juwono, 2000).

3
Cara difusi umum terdapat pada sel dan tanpa butuh energi. Proses difusi
dapat terjadi bagi oksigen, CO2, air, elektrolit dan bahan organis molekul
sederhana. Difusi lewat sekat jauh lebih pelan dan sulit dari pada tanpa lewat
sekat. Karena molekul zat itu harus melewati molekul-molekul membran yang
bersusun rapat. Air mudah berdifusi lewat pori yang banyak tersebar pada
membran sel (Yatim, 1990).
Pada umumnya , air dan bahan yang larut didalamnya, masuk dan keluar sel
bukan sebagai aliran massa, melainkan satu per suatu molekul setiap kali.
Pergerakan neto dari satu tempat ke tempat lain, akibat aktivitas kinetik acak atau
gerak dari molekul ion, disebut difusi. Karena difusi zat cair yang menempuh
jarak makroskopis itu berlangsung lambat, dan aliran massa gas dan zat cair
sangatlah lazim, maka difusi bukanlah suatu kejadian yang mudah terlihat.
Walaupun demikian, sebenarnya difusi mudah diamati (Frank, 1995).
Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer)
molekul yang diam dari solid atau fluida.Pada percobaan ini, yang diteliti ialah
proses difusi gas cair dan proses difusi cair-cair. Pada percobaan ini digunakan
cairan aseton dengan variasi temperature untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap proses difusi. Untuk difusi gas cair digunakan cairan yangmudah
menguap sehingga proses difusi mudah untuk dilihat. Pada difusi cair-cair
digunakanlarutan yang mudah terurai ion-ionnya di dalam air sehingga proses
difusi mudah untuk diamati. Proses difusi terjadi karena adanya perpindahan
massa suatu zat dimana massa dapatberpindah dari kondisi dengan konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Perpindahan massa dapat terjadi dalam fasa gas
maupun cair. Peristiwa difusi berakhir jika telah mencapai keadaan setimbang
antara dua keadaan ( pada keadaan sebelumnya terdapat perbedaan konsentrasi
sehingga keadaan belum setimbang). Proses difusi dapat terus-menerus
berlangsung jika perbedaan konsentrasi antara dua kondisi dipertahankan. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengalirkan fluida yang merupakan tempat akan
berdifusinya suatumolekul secara terus menerus. Proses difusi akan berhenti jika
kondisi dari dua fluida sudah sama atau setimbng.
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple
difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein trans membran

4
(simple difusion by chanel formed ), dan difusidifasilitasi ( fasiliated difusion).
Difusi melalui membran berlangsung karena molekul-molekul yang berpindah
atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak ( lipid )sehingga dapat
menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran selpermeabel
terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta
bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, membran sel juga sangat
permeabel terhadap molekul anorganik seperti O ,CO2 ,OH, dan H2O. Beberapa
molekul kecil khususyang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus
melalui membran. Saluran initerbentuk dari protein transmembran, semacam pori
dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih
kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul –
molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam-
garam mineral, tidak dapat menembus membrane secara langsung,tetapi
memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran.
Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transporter dinamakan
difusidifasilitasi, yaitu pelaluan zat melalui rnembran plasma yang melibatkan
protein pembawa atau protein transporter. Protein transporter tergolong protein
transmembran yang memilik tempat perlekatan terhadap ion atau molekul yang
akan ditransfer ke dalam sel.
Setiap molekul atau ion memiliki protein transporter yang khusus, misalnya
untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transporter yang khusus
untuk mentransfer glukosa kedalam sel. Protein transporter untuk glukosa banyak
ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena
sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi. Pada
umumnya difusi terjadi karena adanya gradien konsentrasi sehingga cenderung
menyebabkan terjadi gerakan komponen itu ke arah yang menyamakan
konsentrasi dan menghapuskan gradien. Bila gradien dipertahankan dengan
menambahkan komponen yang terdifusi secara terus menerus maka aliran
komponen yang terdifusi akan berlangsung secara kontinyu (sinambung). Gerakan
inilah yang dimanfaatkan dalam operasi perpindahan massa. Walaupun penyebab
difusi umumnya karena gradien konsentrasi, namun difusi dapat juga terjadi
karena gradien tekanan, karena gradien suhu, atau karena medan gaya yang
diterapkan dari luar seperti pada pemisah sentrifugal. Difusi molekuler yang
terjadi karena gradien tekanan (bukan tekanan parsial) disebut difusi tekanan

5
pressure diffusion), yang disebabkan karena gradien suhu disebut difusi termal
(thermal diffusion), sedangkan yang disebabkan oleh medan gaya dari luar disebut difusi paksa
( forced diffusion). Difusi tidak terbatas pada perpidahan molekuler melalui lapisan
stagnan (diam) zat padat atau zat cair saja, difusi juga terjadi di dalam fase fluida
melalui pencampuran fisika dan oleh pusaran (eddy) aliran turbulen, peristiwa ini
disebut difusi pusaran (eddy diffusion). Dalam proses pelembaban
(humidification) tidak ada difusi fase zat cair karena zat cairnya murni dan tidak
mungkin ada gradien konsentrasi di dalam zatcair itu, tetapi uapnya yang terdifusi
ke antarmuka zat cair-gas atau dari antar muka itu ke fase gas atau dari fase gas.

2.2 Macam – macam Difusi

Proses difusi yang kita ketahui terbagi ke dalam 3 jenis yaitu difusi pada
material cair, difusi pada material padat, dan difusi pada material gas.

1. Difusi cair
Dikatakan difusi cair jika terjadi perpindahan molekul cairan dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita
merendam kedelai dalam air saat pembuatan tempe. Selama perendaman
akan terjadi difusi air dari lingkungan luar (yang kadar airnya tinggi) ke
dalam kedelai (yang kadar airnya rendah).

2. Difusi padat
Dikatakan difusi padat jika terjadi perpindahan molekul padatan dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita
melakukan perendaman buah dengan larutan gula dalam pembuatan
manisan buah. Selama perendaman selain terjadi difusi air dari lingkungan
luar ke dalam buah juga terjadi difusi molekul gula (molekul padatan) ke
dalam buah dan ini berarti difusi padatan juga terjadi dalam pembuatan
manisan buah ini. Selama ini batasan antara kapan terjadinya difusi air
dengan difusi padatan masih belum jelas karena prosesnya sering terjadi
bersamaan dan susah untuk dibedakan.

6
3. Difusi gas
Dikatakan difusi gas jika terjadi perpindahan molekul gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu difusi O2 pada
pengemas plastik. Ketika kita menggunakan pengemas plastik untuk
membungkus suatu bahan, maka selama penyimpanan akan terjadi difusi
oksigen dan uap air dari lingkungan luar ke dalam plastik pengemas.
Jumlah oksigen dan uap air yang dapat masuk ke dalam plastik pengemas
bervariasi tergantung permeabilitas dari plastik pengemas tersebut.
Semakin banyak jumlah oksigen dan uap air yang dapat masuk ke dalam
plastik pengemas berarti kualitas plastik pengemasnya semakin buruk.
Disini, difusi oksigen merupakan difusi gas dan difusi uap air merupakan
difusi cair. (Mehrer, 2007).

Makin besar perbedan konsentrasi anatara dua daerah, maka makin tajam
pula gradasi konsentrasinya sehingga makin lambat pula kecepatan difusinya.
Apabila partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik,
maka dalam jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar merata dalam
ruang yang ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat lebih
banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat ke
daerah yang partikelnya kurang pekat, lalu terjadi yang sebaliknya, dan secara
menyeluruh gerakan partikel ke arah tertentu disebut difusi. Makin besar
perbedaan konsentrasi antara dua daerah, yaitu makin tajam gradasi
konsentrasinya, makin besar kecepatan difusinya (diana, 2013).

2.3 Mekanisme Difusi

a. Transport Pasif
Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu
difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh
protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi
(fasiliated difusion). Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena
molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut
dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara
langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon

7
steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam
lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul
anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang
terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran
atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori
dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih
kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul –
molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam –
garam mineral , tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi
memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membrane.
Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan difusi
difasilitasi (Fadilla, 2012).

b. Transpor aktif
Pada sel-sel akar tumbuhan terdapat penumpukan mineral. Artinya,
konsentrasi mineral di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel, atau potensial air
di luar sel lebih tinggi dibandingkan dengan potensial air di dalam sel. Oleh
karena itu, osmosis dari luar sel ke dalam sel tetap berlangsung untuk mencegah
plasmolisis. Akan tetapi, keadaan ini menghambat pengambilan mineral dari luar
ke dalam sel melalui difusi, terutama karena membran sel memiliki permeabilitas
yang sangat rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan transpor aktif yang
melibatkan energi dari ATP agar ion-ion dapat masuk ke dalam sel. ATP adalah
molekul pembawa energi di dalam sel (Kimball, 1999).

Difusi berdasarkan ada tidaknya pembawa (carrier) pada membran


Melihat kepada ada tidaknya pembawa (carrier) pada membran maka difusi
dapat dibedakan atas 2 macam :
1. Difusi bebas, ialah difusi gas tanpa kemudahan dari protein pembawa pada
membran. Zat itu bebasberdifusi sendiri.
2. Difusi terikat, ialah difusi yang dipermudah atau diberi fasilitas oleh
protein pembawa dalam membrane. Tidak ada pembawa itu tidak ada
difusi (Yatim, 1990).

8
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Difusi
Molekul bergerak terus-menerus secara acak pada tingkat yang tergantung
pada massa mereka, lingkungan mereka, dan jumlah energi panas yang mereka
miliki, yang pada gilirannya merupakan fungsi dari temperatur. Gerakan ini
menyumbang difusi molekul melalui media apa pun di mana mereka dilokalisasi.
Sebuah substansi akan cenderung bergerak ke setiap ruang yang tersedia untuk itu
sampai merata di seluruh itu. Setelah zat telah menyebar sepenuhnya melalui
ruang yang menghilangkan gradien konsentrasinya, molekul masih akan bergerak
di sekitar ruang, tetapi tidak akan ada gerakan bersih jumlah molekul dari satu
daerah ke daerah lain.

Kurangnya gradien konsentrasi di mana tidak ada gerakan bersih suatu zat
yang dikenal sebagai kesetimbangan dinamis. Sedangkan difusi akan maju dengan
adanya gradien konsentrasi suatu zat, beberapa faktor mempengaruhi laju difusi:

1. Tingkat gradien konsentrasi


Semakin besar perbedaan konsentrasi, semakin cepat difusi. Semakin
dekat distribusi bahan sampai ke kesetimbangan, semakin lambat laju
difusi terjadi.
2. Massa molekul menyebar
Molekul yang lebih berat bergerak lebih lambat. Oleh karena itu, mereka
menyebar lebih lambat. Sebaliknya adalah benar untuk molekul yang lebih
ringan.
3. Suhu
Suhu yang lebih tinggi meningkatkan energi dan karena itu gerakan
molekul, meningkatkan laju difusi. Suhu yang lebih rendah menurunkan
energi molekul, sehingga mengurangi laju difusi.

4. Kerapatan Pelarut
Saat kerapatan pelarut yang meningkat, tingkat difusi akan berkurang.
Molekul-molekul memperlambat karena mereka memiliki waktu yang
lebih sulit masuk melalui media padat. Jika media kurang padat, difusi
meningkat. Karena sel-sel terutama menggunakan difusi untuk

9
memindahkan bahan dalam sitoplasma, setiap peningkatan kepadatan
sitoplasma akan menghambat pergerakan bahan. Sebuah contoh dari hal
ini adalah orang yang mengalami dehidrasi. Seperti sel-sel tubuh
kehilangan air, laju difusi menurun dalam sitoplasma, dan fungsi sel-sel
memburuk. Neuron cenderung sangat sensitif terhadap efek ini. Dehidrasi
sering menyebabkan ketidaksadaran dan mungkin koma karena penurunan
laju difusi dalam sel.
5. Kelarutan
Seperti telah dibahas sebelumnya, bahan nonpolar atau larut dalam-lipid
melewati membran plasma lebih mudah daripada bahan polar,
memungkinkan tingkat yang lebih cepat dari difusi.
6. Luas permukaan dan ketebalan membran plasma
Peningkatan luas permukaan meningkatkan laju difusi, sedangkan
membran tebal mengurangi itu.
7. Jarak tempuh
Semakin jauh bahwa zat harus melakukan perjalanan, semakin lambat laju
difusi. Hal ini memberikan pembatasan atas ukuran sel. Sel yang bulat
besar akan mati karena nutrisi atau limbah tidak dapat mencapai atau
meninggalkan pusat sel. Oleh karena itu, sel-sel yang baik harus dalam
ukuran kecilseperti halnya dengan kebanyakan eukariota bersel tunggal.
8. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
9. Luas suatu area
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

10
Contoh Difusi Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Contoh proses difusi pada kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut :

1. pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis.
2. uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara, dimana pada masing-
masing zat, kecepatan difusi berbeda-beda.
3. bakteri Escherichia coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran sel
bakteri tersebut bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh
laktosa. Setelah beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim
dari dalam sel yang disebut permease, yang merupakan suatu protein sel.
Enzim permease inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa sehingga
laktosa ini dapat masuk melalui membran sel.
4. Perendaman kentang dengan air garam, menyebabkan kentang menjadi
lebih asin.
5. Perendaman tebu kedalam air gula, membuat tebu jauh lebih manis
(Fadilla, 2012).

2.5 Koefisien Difusi Gas

Koefisien difusi gas adalah kesebandingan yang menunjukkan kemampuan


bahan untuk memungkinkan gas dan Ion mengalir di bawah tekanan parsial atau
konsentrasi gradien. Difusi atau koefisien difusi didefinisikan untuk campuran
biner. Pengukuran koefisien difusi harus melibatkan koreksi untuk penggunaan
arus curah dengan bidang referensi sehingga tidak ada arus curah molar bersih.
Salah satu metode penentuan koefisien difusi gas adalah dengan menguapkan
cairan murni dalam tabung kapiler yang diisi dengan cairan A murni. Di atas bibir
tabung dialirkan gas B secara horizontal.

Difusi biner, DAB dan DBA adalah koefisien difusi timbal balik atau biner.
Koefisien lainnya termasuk DiM, difusivitas i dalam campuran multikomponen Dii,
koefisien self-difusi dan koefisien pelacak atau interdifusi. dalam bab ini, dan
melalui buku ini, yang akan disebut sebagai difusivitas atau koefisien difusi.

Hukum Fick, untuk difusi dalam satu arah, aliran J dari senyawa atau zat
yang melalui bidang tegak lurus dengan arah difusi yang berbanding langsung
dengan kelajuan ketika kosentrasi berubah dengan jarak. Kecepatan difusi gas

11
berbanding terbalik dengan akar pangkat dua bobot molekulnya. (A. Hadyana
Pudjaatmaka, 1999: 313).

Proses difusi menghasilkan gerak termal bebas dari suatu ion, atom,
molekul. Suatu komponen yang tidak bermuatan akan bergerak dari larutan yang
berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi lebih rendah. Laju perubahan
dari konsentrasi larutan, tergantung dari perbedaan konsentrasi awal dari dua
volume larutan atau jarak dari keduanya. Selain itu laju difusi juga ditentukan
oleh temperatur larutan. Jumlah aliran per satuan waktu dirumuskan sebagai (Nye
dan Tinker, 1977; Wild, 1981) :
𝜕𝐶
𝐽 = −𝐷
𝜕𝑋
dimana :
J = Kerapatan aliran (flux) larutan tanah melalui bidang 1 cm2
(mol/cm2/detik).
C = Konsentrasi larutan (mol/cm1.
X = Jarak tempuh.
D = Koefisien difusi (cm2/detik).

Rumus di atas dikenal dengan rumus Fick’s I. Apabila laju perubahan konsentrasi
dikaitkan dengan waktu maka persamaan menjadi (Wild. 1981; Nye danTinker,
1977):
𝜕𝐶 𝜕 2𝐶
= 𝐷 ( 2)
𝜕𝑡 𝜕𝑋
dimana :
∂C/∂t = laju perubahan konsentrasi berdasakan waktu.
∂²C/∂X² = gradien laju perubahan konsentrasi berdasarkan jarak.

Rumusan ini dikenal sebagai persamaan Fick’s II. Pada ion yang mempunyai
muatan yang gerakannya tidak hanya dipengaruhi oleh potensial gradien kimia
saja tetapi juga oleh potensial listrik yang dihasilkan oleh muatan ion yang ada
dalam larutan. Oleh karena itu, ion yang bermuatan akan bergerak dengan
pengaruh elektro-kimia (Nye dan Tinker, 1977).

12
Proses – proses yang terjadi dalam proses difusi :

 Dialisis : Suatu proses pemisahan berdasarkan lewatnya zat terlaru (


molekul lebih besar ) dan pelarut yang tidak sama melalui membran yang
berpori- pori sangat kecil.
 Osmosis : Suatu proses dimana hanya pelarut yang berpindah melalui
membran semi perrmeabel
 Ultrafiltrasi : Digunakan untuk memisahkan partikerl koloid dan molekul
dengan menggunakan suatu membran.

Macam- macam difusi


1. Difusi Volume
Difusi volume adalah transfer materi menembus volume materi lain .
Pada umumnya atom yang bermigrasi dalam difusi volume pada padatan
mengahadapi halangan yang lebih besar dibandingkan dengan halangan
yang dihadapi pada difusi volume dalam cairan atau gas. Hal ini terlihat
dari entalpi aktifitas atau energi aktivasi yang diperlukan untuk terjadinya
difusi menembus volume- padatan dibandingkan dengan entalpi aktivasi
yang di perlukan untuk terjadinya difusi menembus volume- cairan atau
volume

2. Difusi bidang batas


Apabila didalam padatan hadir butiran- butiran yang berlainan fasa
dengan mateeri induk, terbentuknya bidang batas antara butiran dengan
materi induk dan terjadilah gejala permukaan .Dibidang batas ini terdapat
energi ekstra yang akan menyebabkan materi yang berdifus icenderung
menyusur permukaan. Perisiwa ini di kenal dengan difusi bidang batas .
Energi aktivasi yang diperlukan pada difusi bidang batas ini lebih rendah
dari energi aktivasi pada difusi volume.

3. Difusi permukaan :
Macam difusi yang ketiga terjadi manakala ada retakan. Materi yang
berdifusi cenderung menyusur permukaan retakan. Difusi macam ini
dikenal dengan difusi permukaan. Konsentrasi dipermukaan retakan lebih

13
tinggi dari konsentrasi di volume. Energi aktivasi yang diperlukan lebih
rendah dibanding dengan energi aktivasi yang diperlukan untuk terjadinya
difusi bidang batas.

1. Difusi dalam Bentuk Gas


Komposisi gas dalam tanah berubah menurut ruang dan waktu, sebagai
akibat dari hasil respirasi perakaran tanaman, mikroorganisme dan fauna tanah.
Oksigen dikonsumsi sedangkan karbondioksida dilepaskan, beberapa gas lain
seperti methan, ethylen dan nitrous oksida menyebabkan perubahan konsentrasi
gas dalam tanah. Difusi gas terjadi apabila terdapat perbedaan konsentrasi gas
antara tanah dan atmosfir di atas permukaan tanah, dan juga terjadi dalam tanah
karena perbedaan setempat dalam pemakaian dan pelepasan gas.
Kegiatan respirasi dalam tanah menyebabkan konsentrasi CO2 lebih tinggi
dan 02 lebih rendah dalam tanah dibandingkan dengan udara di atasnya. Fluks
CO2 dari perubahan tanah bervariasi dari 1,5 gim2/hari di musim dingin sampai
lebih dari 25 g/m2/hari untuk daerah tropik (Russel in Wild, 1981).
Konsentrasi CO2 clan O2 dalam tanah atau dalam berbagai kedalaman tanah
dapat dihitung dengan menggunakan teori difusi. Jika suatu gas berdifusi melalui
penampang A selama waktu t, maka koefisien difusi dihitung dengan dengan
persamaan (Wild, 1981):
𝑄𝑙
𝐷=
𝐴𝑡𝐶𝑒
dimana :
D = koefisien difusi (cm2/detik).
Q = massa gas yang hilang dalam silinder.
l = panjang silinder (cm).
A = luas penampang silinder (cm2).
Ce = konsentrasi penjenuhan gas (g/cm3).

Apabila koefisien difusi dalam tanah adalah Ds dan koefisien difusi ,dalam udara
adalah D, maka hubungan keduanya dapat ditulis dengan persamaan :
Ds = Øa D
Dimana Øa adalah volume ruang pori yang terisi udara. Beberapa hubungan
antara Ds/D dan Øa dilaporkan sebagai berikut (Wild, 1981) :

14
Ds/D = 0,66 Øa (Penman, 1940).
Ds/D = Øa 3/2 (Marshall, 1959).
Ds/D = Øa 4/3 (Millington, 1959).
Nilai koefisien difusi O2 dan CO2 di udara berkisar antara 0,1 -0,2
cm2/detik. Sedangkan dalam air kurang lebih 10-5 cm2/detik. Oleh karena itu
pada gradien konsentrasi yang sama, difusi O2 dan CO2 dalam udara 10.000 kali
lebih besar dibandingkan dalam air.

2. Difusi dalam Bentuk Larutan


Apabila pupuk, pestisida dan benda terlarut lainnya ditambahkan dalam
tanah maka akan tercipta konsentrasi larutan yang tinggi yang semakin lama akan
menurun karena adanya difusi. Gradien konsentrasi juga terbentuk karena adanya
pengambilan hara oleh akar dan mikroorganisme tanah yang menyebabkan adanya
gerakan secara difusi.
Dalam beberapa hal, koefisien difusi dalam larutan murni dianggap konstan
dan sama untuk semua ion. Sebaliknya koefisien difusi dalam tanah (Ds) biasanya
lebih kecil dibandingkan koefisien difusi dalam larutan mumi (D1). Koefisien
difusi dalam tanah berbeda antar ion dan menurut sifat-sifat tanah.
Tiga sifat tanah yang mempengaruhi koefisien difusi, yaitu (Wild, 1981):
1. Kandungan air tanah.
2. Saluran difusi yang berliku-liku.
3. Proporsi ion terdifusi dalam larutan.
Pada umumnya difusi berada dalam larutan dan jarak lintas yang harus
dilalui dalam tanah adalah proposional dengan areal dalam tanah yang ditempati
larutan.
Difusi dalam tanah dihambat oleh butir-butir penyusun tanah, sehingga jalan yang
dilalui menjadi berliku-liku. Oleh karena itu difusi dalam tanah dapat ditulis :

Ds α 𝑓1 𝜃1 𝐷1
dimana : f1 = faktor penghambat.

Berdasarkan faktor penghambat bervariasi menurut kandungan air dalam


tanah. Pada tanah kering jalan yang dilalui proses difusi menjadi lebih berliku-
liku. Dalam larutan bebas nilai f1 = 1; tanah jenuh air ~ 0,4; kapasitas lapang ~ 0,2

15
dan pada titik layu ~0,01. Dengan memperhatikan adanya jalan yang berliku-liku
dan kandungan air dalam tanah, maka fluks menjadi :
𝜕𝐶1
𝐽𝑆 = −𝐷1 𝑓1 𝑞1 ( )
𝜕𝑋

dimana C1 = konsentrasi ion yang terdifusi dalam tanah.

Persamaan tersebut hanya berlaku untuk ion yang tidak teradsorbsi, untuk
ion yang teradsorbsi pada permukaan liat maka koefisien difusi yang terjadi :

𝜕𝐶1
𝐽𝑆 = −𝐷1 𝑓1 𝑞1 ( )
𝜕𝐶
dimana:
(∂C1/∂C) = kapasitas bufer
C1 = konsentrasi dalam larutan.
C = konsentrasi dalam tanah, termasuk dalam larutan

2.6 Difusi Molekular


Merupakan transfer massa yang disebabkan gerakan molekuler secara acak
dalam fluida diam atau dalam fluida yang mengalir secara laminer. Transfer
molekuler juga disebut transfer molekul dalam satu fase. Gerakan molekul ini
disebabkan karena adanya gradien atau perbedaan konsentrasi. Difusi molekuler
dapat terjadi di fluida ( gas atau cairan ) dan di dalam padatan. Difusi molekuler
dalam padatan lebih lambat daripada di dalam fluida , hal ini di karnakan tidak
adanya gerak padatan dalam padatan.
Difusi molekular merupakan perpindahan suatu molekul melalui suatu
fluida dengan pergerakan yang acak dalam fluida diam atau dalam fluida yang
mengalir secara laminer. Suatu molekul yang bergerak lurus kemudian akan
bergerak secara acak karena bertabrakan dengan molekul yang lain, pergerakan
molekul seperti ini disebut Random-Walk Process
Laju difusi dapat dinaikkan dengan cara pengadukan sehingga kondisi
kesetimbangan dapat lebih cepat tercapai
Peristiwa lain yang juga termasuk sebagai peristiwa difusi adalah tinta biru
yang diteteskan dalam air bening. Tinta akan berdifusi perlahan-lahan ke seluruh
bagian air hingga diperoleh kondisi kesetimbangan (tidak adanya gradien
konsentrasi). Untuk menaikkan laju difusi dapat dilakukan pengadukan, sehingga
kondisi kesetimbanga dapat lebih cepat dicapai.Difusi tidak terbatas hanya pada
perpindahan lapisan stagnant (diam) zat padat atau zat cair saja. Difusi juga terjadi

16
dalam fase fluida pencampuran fisika dan pusaran aliran turbulen, sama seperti
aliran kalor dalam fluida dapat terjadi karena konveksi. Peristiwa ini disebut difusi
pusaran ( Eddy diffusion).
Pada fluida yang mengandung banyak komponen yang akan berdifusi dalam
keadaan diam berlaku hukum Frick untuk campuran antara hukum A dan B,yaitu:

−𝑐 𝐷𝐴𝐵 𝑑𝑋𝐴
𝐽 𝑎𝑧 =
𝑑𝑧
Dengan :
J az = flux molar komponen A pada arah sumbu z untuk arah molekular
(kgmolA/s.m2)
DAB = difusi molekular molekul A melalui B (m2 /s)
z = jarak difusi (m
c = konsentrasi A dan B (kgmol/m3)
XA= fraksi mol dari A dari campuran A dan B

1. Difusi Molekular pada Cairan


Laju difusi molekular untuk cairan lebih kecil apabila dibandingkan
terhadap laju difusi molekul gas. Hal ini disebabkan jarak antara molekul
dalam fasa cair lebih rapat apabila dibandingkan dalam fasa gas. Umumnya
koefisien difusi untuk gas lebih besar hingga105 kali koefisien difusi cairan.
Namun fluks pada gas tidak berbeda jauh dari fluks dalam cair yaitu 100 kali lebih
cepat, hal itu disebabkan karena konsentrasi cair lebih besar daripada konsentrasi
dalam fasa gas
Persamaan difusi untuk cairan Jarak molekul dalam cairan lebih rapat
daripada dalam fasa gas, maka densitas danhambatan difusi pada cairan akan lebih
besar. Hal ini juga menyebabkan gaya interaksi antarmolekul sangat penting
dalam difusi cairan. Perbedaan antara difusi cairan dan difusi gasadalah bahwa
pada difusi cairan difusifitas sering bergantung pada konsentrasi
daripadakomponen yang berdifusi.Equimolar counterdiffusion, dimulai dengan
persamaan umum fick kita dapat mensubstitusiuntuk NA = NB pada keadaan
steady state.

17
2. Difusi Molekular Gas
Beberapa jenis proses difusi molekular pada gas, yaitu : Equimolar Counter
diffusion Bila dua gas A dan B pada tekanan total konstan P dalam dua ruang
yang terhubung oleh pipa dimana terjadi difusi molekular pada kondisi steady.
Pengaduk pada tiap ruang berfungsi untuk menjaga agar konsentrasi pada
tiap ruang tetapseragam. Tekanan parsial pA1> pA2dan pB2> pB1. Molekul A
berdifusi ke kanan danmolekul B ke kiri. Karena tekanan total P konstan, maka
jumlah mol A yang berdifusi kekanan harus sama dengan jumlah mol B yang ke
kiri. Jika tidak, berarti tekanan total tidak konstan.
Difusi Gas A dan Gas B dengan Konveksi Terjadi jika seluruh fluida
berpindah dalam aliran konveksi ke arah kanan. Kecepatan molar rata-rata seluruh
fluida relatif terhadap titik diam adalah vM m/s. Komponen A tetap berdifusi ke
kanan, namun sekarang kecepatan difusi vAd diukur relatif terhadap fluida yang
bergerak. Kecepatan A relatif terhadap titik diam adalah jumlah dari kecepatan
difusi dan kecepatan konveksi.

2.7 Difusi antar 2 fase satu film ( difusi dalam aliran turbulen )
Pada operasi alat transfer massa, banyak melibatkan transfer massa antara 2
fase atau lebih yang di kontakkan. Ada beberapa konsentrasi di masing-masing
fase.
Contoh fase-fase :
1. Sistem gas- cair
2. Sistem cair- cair ( kedua cairan tidak saling larut )
3. Sistem fuida- padatan

Dalam arus turbulen , zat yang dibawa dari satu lokasi ke lokasi lain oleh
pusaran- pusaranyang bergerak, sebagaiana pusaran itu membawa momentum dan
energi kalor.
Persamaan untuk perpindahan massa ialah:
−𝜀𝑁 𝑑𝑐
𝐽𝐴,𝑇 =
𝑑𝑏
Dimana :
JA,T= Fluks molal A , relatif terhadap fase itu secara keseluruhan yang
disebabkan oleh aksi turbulen

18
Ԑ N = Difusivitas pusaran

Fluks molal total, relatif terhadap keseluruhan fase , menjadi

−(𝐷𝑈 + 𝜀𝑁)𝜌𝑀𝑑𝑐
𝐽𝐴 =
𝑑𝑏

Difusi pusaran itu bergantung pada sifat-sifat fluida, serta juga pada kecepatan
dan posisi didalam arus aliran.
Pada kebanyakan operasi perpindahan massa, aliran turbulen diperlukan
untuk meningkatkan laju perpindahan massa per satuan luas atau untuk membantu
mendispersikan fluida yang satu ke fluida yang lain , sehingga memberikan lebih
banyak lagi antarmuka. Selain dari itu, perpindahan massa ke antarmuka fluida
sering bersifat tak- stedy dengan gradien konsentrasi yang selalu berubah dan
demikian pula laju perpindahan massanya.
Perpindahan massa dalam kebanyakan hal dikerjakan dengan menggunakan
persamaan yang sejenis juga , yang menggunakan koefisien perpindahan massa.
Koefisien ini di defenisikan sebagai laju perpindahan massa per satuan luas beda-
konsentrasi dan biasanya didasarkan atas aliran dalam mol.
Konsep dasar teori film ialah bahwa tahanan terhadap difusi dapat dianggap
ekivalen dengan tahanan di dalam film yang tebalnya tertentu. Teori film sering
dipakai sebagai dasar untuk soal-soal rumit tentang difusi multikomponen atau
difusi yang disertai reaksi kimia.
Sebagai contoh, misalkan perpindahan massa dari suatu arus gas turbulen
kedinding suatu pipa, disini terdapat lapisan laminer didekat dinding, dimana
perpindahan massa kebanyakan oleh difusi molekular, dan gradien konsentrasi
pun mendekati linier. Makin jauh jaraknya dari dinding, turbulennya menjadi
lebih kuat dan difusivitas pusaran pun meningkat, yang berarti di perlukan gradien
yang lebih kecil untuk menghasilkan fluks yang sama.
Walaupun ada beberapa contoh tentang difusi melalui film- fliuda stagnan,
perpindahan massa biasanya terjadi didalam suatu lapisan batas yang tipis dekat
permukaan dimana aliran fluida itu laminer.

19
2.8 Difusi antar fase dua film
Dalam berbagai proses pemisahan, bahan- bahan harus mengalami difusi
dari satu fase ke fase yang lain dan laju difusi didalam kedua fase itu
mempengaruhi laju perpindahan-massa menyeluruh. Dalam teori yang diusulkan
oleh Whitman pada tahun 1923, diandaikan terdapat kesetimbangan pada
antarmuka, dan tahanan terhadap perpindahan massa pada kedua fase itu
dijumlahkan untuk mendapatkan tahanan menyeluruh , sebagaimana dilakukan
pada perpindahan kalor. Kebalikan dari tahanan menyeluruh itu adalah koefisien
menyeluruh, yang lebih mudah digunakan untuk perhitungan rancang daripada
koefisien – koefisien individual.
Hal yang membuat perpindahan massa antar fase menjadi lebih rumit ialah
karena adanya perpindaham kalor dan ketidaksinambungan yang terdapat pada
antarmuka, yang terjadi karena konsentrasi atau fraksi mol zat- terlarutyang
terdifusi hampir tidak pernah sama pada kedua sisi antarmuka itu.
Efisiensi tahap atau piring pada operasi destilasi, absorbsi atau ekstraksi
merupakan fungsi dari laju perpindahan massa dan koefisien perpindahan. Dalam
operasi dimana bahan dikeluarkandari zat padat permeabel, seperti pada operasi
pengurasan ( leaching ) atau pengeringan.
Teori dua film dapat diterapkan pada perpindahan massa pasa piring tapis
( sieve tray ), untuk membantu mengkorelasikan dan memperluas data efisiensi
piring. Gelembung- gelembug yang terbentuk pada lubang- lubang piring
diandaikan naik melalui kolam zat cair , dimana zat cair itu bercampur secara
vertikal sehingga mempunyai komposisi lokal. Gelembung- gelembung itu
mengalami perubahan komposisi pada waktu naik, tetapi dalam fase gas ini kita
andaikan bahwa tidak terdapat pencampuran pada arah vertikal.
Efisiensi tahap dalam proses pengurasan bergantung pada waktu kontak
antara zat padat dan larutan dan laju difusi pelarut dari zat padat ke zat cair. Jika
partikel zat padat itu tidak berongga- rongga dan zat-terlarut itu hanya terdapat
pada film tipis zat cair yang berada diseputar partikel itu, perpindahan massa akan
berlangsung dengan cepat dan kesetimbangan akan dapat dicapai dalam
sembarang waktu kontak yang wajar. Proses demikian lebih mendekati proses
pencucian daripada proses pengurasan, dan jika dilaksanakan didalam sederetan
tangki maka efisiensi tahapnya dapat dianggap satu. Waktu-menetap didalam
setiap tahap terutama bergantung pada waktu mengendap suspensi itu dan

20
partikel yang halus akan memerlukan waktu yang lebih panjang walaupun
perpindahan massanya lebih cepat.
Bila kebanyakan zat-terlarut itu terlebih dahulu dilarutkan didalam pori-pori
zat padat berpori, atau terdapat sebagai fase terpisah didalam partikel zat padat,
laju difusi dari bagian dalam kepermukaan zat padat pada umumnya merupakan
langkah yang menentukan dalam laju pengurasan menyeluruh.
Jika partikel itu sudah melayang menjadi suspensi didalam zat cair,
pengadukan yang lebih kuat tidak banyak pengaruhnya terhadap laju perpindahan
massa, tetapi laju itu akan meningkat banyak apabila zat padat itu digiling halus.
Bila tahanan-dalam terhadap difusi merupakan satu-satunya faktor pembatas,
waktu untuk mencapai suatu tingkat pendekatan terhadap kesetimbangan berubah
menurut pangkat dua dari dimensi partikel yang terkecil, baik partikel itu berupa
bola, silinder ataupun sayatan tipis.
Pengurasan bahan-bahan alam seperti umbi gula atau kacang kedelai adalah
rumit, karena zat terlarutnya terkandung didalam sel-sel tumbuhan dan harus
terlebih dahulu berpindah kedinding sel. Jika langkah tahanan ini relatif besar,
usaha memperkecil partikel dengan pencincangan tidaklah banyak pengaruhnya,
artinya tidak sebanyak dalam hal difusi didalam zat padat seragam.
Untuk ekstrasi minyak dari kacang kedelai, biji kacang itu dihancurkan
untuk memecahkan dinding sel dan dengan demikian membebaskan minyak,
tetapi umbi gula harus disayat-sayat sedemikian rupa sehingga kebanyakan sel
masih sebagaiman sedia kala. Dengan demikian, ketidakmurnian yang berbobot
molekul tinggi akan lebih terhambat difusinya dibandingkan dengan sukrosa.
Pada kondisi ideal tertentu, efisiensi tahap dalam ekstraksi beberapa bahan-
bahan berbentuk sel dapat diramalkan dari data eksperimen yang didapatkan dari
difusi pada kondisi suhu dan pengadukan yang sama dengan yang akan dilakukan
didalam instalasi pabrik

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam


pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
Perbedaan konsentrasiyang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
Difusi merupakan salah satu peristiwa perpindahan massa yang prosesnya sering
juga dilakukan dalam industri-industri. Proses difusi minimal melibatkan dua zat,
salah satu zat berkonsentrasi lebih tinggi daripada zatlainnya atau dapat
dikatakan dalam kondisi belum setimbang, Keadaan ini dapat menjadi driving
force dari proses difusi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel
tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana
perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.

Proses difusi yang kita ketahui terbagi ke dalam 3 jenis yaitu difusi pada
material cair, difusi pada material padat, dan difusi pada material gas.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi antara lain:


1. Ukuran partikel
2. Ketebalan membran
3. Luas suatu area
4. Jarak
5. Suhu.
Koefisien difusi gas adalah kesebandingan yang menunjukkan kemampuan
bahan untuk memungkinkan gas dan Ion mengalir di bawah tekanan parsial atau
konsentrasi gradien. Difusi atau koefisien difusi didefinisikan untuk campuran
biner. Pengukuran koefisien difusi harus melibatkan koreksi untuk penggunaan
arus curah dengan bidang referensi sehingga tidak ada arus curah molar bersih.

22
DAFTAR PUSTAKA

Taylor, R., and R. Krishna, Multicomponent Mass Transfer, John Wiley and Sons,
New York (1993)

Crank, J., The Mathematics of Diffusion, Oxford University Press, London (1956)

J. D. Seader and Ernest J. Henley., Separation Process Principles

Singh, R. Paul., and Heldman ,D.R . 2001 . Introduction to food engineering 3 rd


edition Academi press. California. USA

Sherwood, T.k., R.L. Pigrof dan C.R Wilke, “mass Transfer,” McGrow-hill,
New York, 1975
Whitman, W.G.: Chem and Met Eng. 1923
Wilke ,C.R., dan P. Chang; AIChe J., 1955

23

Anda mungkin juga menyukai