Anda di halaman 1dari 2

PENATAAN LINGKUNGAN

Tujuan penyusunan ruang dan waktu adalah untuk mengatur dan menyusun
komunikasi (interaksi , penhindaran , dominasi dan sebagainya). Pengaturan seperti
ini juga dapat dilihat sebagai penampilan fisik dari wilayah – wilayah. Penyebab yang
penting untuk persesuain demikian adalah bahwa makna lingkungan dan rona –
rona didalamnya membantu komunikasi sosial antar manusia. Jadi lingkungan ,
melalui ruang dan melalui makna , mempengaruhi dan mencerminkan pengaturan
komunikasi. Lingkungan mencerminkan dan mengendalikan interaksi , sifat ,
intensitas , tingkat , arahnya dan sebagainya. Dalam keadaan – keadaan tradisional
, keempat pengaturan ini, yaitu : Ruang , makna , komunikasi , dan waktu. Ini
menguntungkan karena banyak dari pembuktian kita tentang bangunan – bangunan
kuno bersifat arkeologis dan sebagian besar menunjukkan bahwa pengaturan ruang
merupakan pengungkapan sistem penataan.

 Sistem Penataan

Tata lingkungan merupakan penampilan fisik dari sistem dan bagan


penataan, suatu sifat dasar dari alam pikiran manusia. Proses ini selalu sama,
walaupun bentuk khas penataan dan cara yang digunakan untuk
menampilkannya secara fisik secara budaya adalah khas. Contohnya rumah
bangsa Temne dari afrika tidak dapat dilukiskan seluruhnya dari segi fisik dan
geometri. Ruangan yang tercipta adalah lingkaran dan kanta (tetutup). Hampir
semua tempat tinggal tradisonal dan bangunan – bangunan lain hanya dapat
dipahami dengan cara ini sebagai bagian dari proses umum untuk memisahkan
yang suci dan duniawi.
Bagi lingkungan arsitektur , hal ini mempunyai tiga akibat : Pertama, ia
menekankan batas – batas pengendalian , sesorang tepatnya mengubah diri
sendiri dan bukan lingkungan. Kedua , osmologis menekankan pusat dan
keterpusatan adalah hal terpenting secara sosial dan secara arsitektur.
Ketiga,ruang ideasional hanya dapat dianifestasikan melalui lambang.

 Bangunan – Bangunan Suci dan Duniawi

Bila semua bangunan dan lingkungan buatan dalam masyarakat


tradisional adalah suci , mengapa banyak atau sebgian besar kebudayaan
memiliki bangunan – bangunan dengan kesucian yang khusus ? jawabanya
adalah perbedaan kadar (tingkat). Struktur – struktur ini berbeda dan mencoba
memperkirakan skema yang dicita- citakan secara lebih dekat.
Aborigin , misalnya memiliki tempat – tempat suci tertentu , yang lebih
dilindungi dan jalan masuk ke dalamnya lebih terbatas dibandingkan dengan ke
tempat – tempat biasa. Proses penataan dan pembedaan mengandung arti
bahwa terdapat suatu hirarki kesucian ini merupakan cara yang jelas untuk
melakukan pembedaan antara tempat – tempat. Bagaimana bangunan –
bangunan dan tempat – tempat seperti itu dikenali ? Tujuannya adalah untuk
memperkirakan cita – cita lebih dekat dan juga untuk menekankan perbedaan.
Unsur – unsur ciri yang pasti ada yang sama, tapi unsur – unsur ciri yang
yang belum pasti ada digunakan untuk menunjukkan sifat khusus tempat
tersebut. Dalam bnayak keadaan asli di dusun – dusun di Yunani, Peru dan
sebagainya bangunan – bangunan khusus ini bisa dibedakan menurut ukuran ,
warna , bentuk, bahan adanya sebuah salib atau menara dan sebagainya. Ciri
khasnya mungkin merupakan kombinasi dari beberapa unsur , seperti lokasi ,
ukuran , warna dan hiasan. Mungkin pembedan ini hanya berupa lokasi dalam
ruang yang hampir tidak dinyatakan oleh tanda – tanda fisik , seperti dalam
Marae Maori di Selandia Baru. Dapat pula berupa ukuran , kerumitan dan bahan
terdapat di gereja dusun Rumania. Dalam kasus ini, bahan adalah paling penting
, gereja menggunakan bahan – bahan baru , rumah kediaman menggunakan
bahan – bahan tradisional. Jadi modernitas digunakan untuk memberi tekanan
pada bangunan suci. Bangunan seperti ini lebih cepat berubah, dengan
menggunakan bahan – bahan teknik baru. Jadi dalam tiap kasus , yang penting
adalah penonjolan yang diciptakan, yaitu pembedaan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai