Anda di halaman 1dari 49

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)

KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIIIERSITAS AIRLANGGA
RW III KELURAHAN MULYOREJOSURABAYA
7 MARET – 22 APRIL 2016

PRE PLANNING PENYULUHAN PENYAKIT AKIBAT LINGKUNGAN


RW III KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO
KOTA SURABAYA

Hari/tanggal : Jumat, 01 April 2016


Tempat : Di rumah-rumah warga RW III yang dikunjungi oleh jumantik
Jam : 15.00-17.30 WIB
Kegiatan : Penyuluhan tentang penyakit akibat lingkungan “Teror Kematian
DBD”

I. LATAR BELAKANG
Demam berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepti dan Aedes Albopictus.
Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian
terutama pada anak. Di Asia Tenggara termasuk Indonesia, epidemik DBD
merupakan problem abadi dan penyebab utama mordibitas dan mortalitas pada
anak anak. Hasil studi epidemologik menunjukkan bahwa penyakit ini terutama
dijumpai pada umur 12-15 tahun dan tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam
kerentanan terhadap serangan DBD nampaknya masih terus meningkat
sehubungan dengan kendala pemberantasan vektor (Aedes aegypti dan Aedes
albopictus) dan mobilitas manusia yang semakin tinggi antar negara (Junaidi,
2006). Akan tetapi penyakit demam berdarah akhir-akhir ini menunjukkan
pergeseran menyerang dewasa juga (Soegijanto,2006). Di wilayah RW III yaitu
RT 1, RT 2, RT 6 Kelurahan Mulyorejo dari pengamatan secara langsung ketika
dilakukan door to door ditemukan ada beberapa rumah yang ada jentik
nyamuknya di kamar mandi warga dan selokan.
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 07-11 Maret 2016 di RT 01, 02, dan
06 RW III Mulyorejo didapatkan 70 % rumah warga yang ada jentik nyamuknya.
Angka bebas jentik d RW III masih kurang dari 90% yang mengindikasikan
probabilitas kejadian DBD masih cukup tinggi di wilayah RW III.
Pengetahuan, kesadaran, dan kerjasama warga terhadap pemberantasan
sarang nyamuk masih cukup rendah sehingga masih banyak warga yang tidak
mengetahui seberapa besar bahaya DBD. Kader jumantik juga mengatakan
setidaknya ada lebih dari dua warga yang sudah menderita DBD dalam 3 bulan
terakhir. Salah satu bahaya dari demam berdarah adalah menganggap demam
yang dialami sebagai demam biasa sehingga dianggap ringan dan tidak mendapat
perawatan khusus. Apalagi, pada fase kedua, biasanya demam sudah turun
sehingga dianggap sudah sembuh.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka perlu diberikan penyuluhan
terkait penyakit akibat lingkungan pada warga RT 01, 02, dan 06 RW III
Mulyorejo untuk mengetahui cara pencegahan pemberantasan sarang nyamuk
dengan 3M plus. Dan memberikan wawasan terhadap warga yang belum
menggunakan abate dan mengetahui penyebab tanda DB.

II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit akibat lingkungan “Teror
Kematian DBD” kepada warga RT 01, 02, dan 06 RW III Mulyorejo.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan warga RT 01, 02, dan 06 RW III dapat:
1. Menyebutkan penyebab dan tanda dari penyakit DBD
2. Menyebutkan pertolongan pertama pada keluarga yang terkena DBD
3. Memahami pencegahan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M
plus
4. Merujuk warga RT 01, 02, dan 06 RW III ke fasilitas kesehatan untuk
berkonsultasi lebih lanjut dalam pengobatan penyakit DB.

III. PLAN OF ACTION


a. Rencana Strategi.
1. Menyusun Pre Planning
2. Menyusun Satuan Acara Penyuluhan
b. Tindakan
1. Berkoordinasi dengan kader jumantik RW III, untuk mengadakan
penyuluhan DBD di RW III Kelurahan Mulyorejo Kecamatan
Mulyorejo
2. Berkonsultasi dengan pembimbing akademik tentang materi
penyuluhan DBD di RW III Kelurahan Mulyorejo Kecamatan
Mulyorejo.
c. Pengorganisasian Kelompok
Dosen Pembimbing : Setho Hadisuyatamana, S.Kep., Ns., M.NS, Comm
Hlt & PC
PJ Penyuluhan : Prajna Paramita Marindra, S.Kep
Pemateri : Hakim Zulkarnain, S.Kep
Inas Alifi Karimah, S.Kep
Navira Chairunisa, S.Kep
Ragillia Irena, S.Kep
Anis Maslahah, S.Kep
Setiawan Arifin, S.Kep
Moh. Syarifuddin, S.Kep
Observer : Rizqi Amaliya, S.Kep
Dita Deswita, S.Kep
Anita Dwi Konifasari, S.Kep
Herwin Ronalia Fitri, S.Kep
Miftakhur Roifah, S.Kep
Yulia Dyah, S.Kep
Dina Rosita, S.Kep
Humas : Tsuwaibatul Islamiyah, S.Kep
Novita Nindy, S.Kep
Dokumentasi : Wahyu Indriyanto, S.Kep
Dewi Agustina Purwaningsih , S.Kep
Zakiyah Nur Suraya, S.Kep
d. Sasaran
Warga di RT 01, RT 02, dan RT 06 RW III Kelurahan Mulyorejo
Surabaya
e. Media
Leaflet
f. Metode
Ceramah dan diskusi
g. Susunan Acara
KEGIATAN
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH
PESERTA
Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
2
1. 2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menit
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan Memperhatikan
Pelaksanaan :
1. Menggali pengetahuan peserta Menjawab pertanyaan
penyuluhan Memperhatikan
2. Menyampaikan materi penyuluhan
a. Definisi DB Memperhatikan
b. Cara penularan DB
c. Tanda dan Gejala DB
d. Pencegahan DB
10 e. Pertolongan pertama DB
2.
Menit f. Siklus hidup nyamuk Aedes
Agepty
g. Karakteristik nyamuk Aedes
Agepty
3. Memberikan kesempatan peserta Bertanya
penyuluhan bertanya tentang materi
yang sudah diberikan
4. Pemateri memberikan jawaban Memperhatikan
setiap pertanyaan yang diajukan
Evaluasi :
1. Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab pertanyaan
2 materi yang telah diberikan, dan
3.
Menit memberikan reinforcement kepada
peserta yang dapat menjawab
pertanyaan
Terminasi :
1
4. 1. Mengucapkan terimakasih atas peran Mendengarkan
Menit
serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

h. Setting Tempat
Keterangan:
= pemateri
= peserta
= observer

III. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi struktur
a. Persiapan dan pre planning dilaksanakan 3 hari sebelum acara
meliputi persiapan tempat dan alat media.
b. Pengumuman penyuluhan sebelum pengechekan jentik
c. Kegiatan dilakukan kepada 100% keluarga yang bersedia disuluh
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai
dengan baik
b. Masing-masing panitia bekerja sesuai dengan tugas
c. Peserta antusias dengan kegiatan yang dilaksanakan
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mengikuti acara dari awal sampai selesai
b. Acara selesai sesuai alokasi waktu
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah
dijelaskan
d. Peserta memahami materi yang telah diberikan saat dilakukan
evaluai
Surabaya, 28 Maret 2016
Ketua Kelompok PJ Pokjakes Kesling

Setiawan Arifin , S.Kep M. Syarifuddin, S.Kep


NIM. 131513143070 NIM. 131513143068

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Keperawatan Komunitas
Program Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

Setho Hadisuyatmana., S.Kep., Ns., M.NS (Comm Health & PC)


NIK. 139090949
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT AKIBAT LINGKUNGAN
TEROR KEMATIAN DEMAM BERDARAH
DI RW III KELURAHAN MULYOREJO SURABAYA

Oleh :

Moh. Syarifuddin S.kep 131513143069


Miftakhul Roifah, S.Kep 131513143063
Tsuwaibatul Islamiyah, S.Kep 131513143067
Prajna Paramita Marindra, S.Kep 131513143019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyuluhan Penyakit Akibat Lingkungan


Sasaran : Ibu-ibu PKK di RT 01, RT 02, dan RT 06 RW III Kelurahan
Mulyorejo
Tempat : Di rumah warga RW III
Hari/Tanggal : Jumat, 1 April 2016
Waktu : 08.00-10.00 WIB
Pelaksana : Mahasiswa Praktik Profesi Pendidikan Ners Universitas
Airlangga Surabaya

Tujuan Instruksional

1. Tujuan Instruksional Umum


Warga RT 01, 02, dan 06 RW III mampu memahami tentang Penyakit akibat
Lingkungan terutama demam berdarah.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan warga RT 01, 02, dan 06 RW III dapat:
5. Menyebutkan definisi, cara penularan, tanda gejala, pencegahan, dan
pertolongan pertama DB
6. Memahami siklus hidup, karakteristik nyamuk Aedes Agepty
7. Merujuk warga RT 01, 02, dan 06 RW III ke fasilitas kesehatan untuk
berkonsultasi lebih lanjut dalam pengobatan penyakit DB.

3. Sasaran
Warga di RT 01, RT 02, dan RT 06 RW III Kelurahan Mulyorejo Surabaya

4. Materi
a. Definisi DB
b. Cara penularan DB
c. Tanda dan Gejala DB
d. Pencegahan DB
e. Pertolongan pertama DB
f. Siklus hidup nyamuk Aedes Agepty
g. Karakteristik nyamuk Aedes Agepty

5. Metode
a. Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling)
b. Diskusi

6. Media
a. Leaflet
b. Booklet

7. Setting Tempat
Keterangan:
= pemateri
= peserta
= observer
8. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Setho Hadisuyatamana, S.Kep., Ns., M.NS, Comm Hlt &
PC
Dosen Pembimbing : Setho Hadisuyatamana, S.Kep., Ns., M.NS, Comm Hlt &
PC
PJ Penyuluhan : Prajna Paramita Marindra, S.Kep
Pemateri : Hakim Zulkarnain, S.Kep
Inas Alifi Karimah, S.Kep
Navira Chairunisa, S.Kep
Ragillia Irena, S.Kep
Anis Maslahah, S.Kep
Setiawan Arifin, S.Kep
Moh. Syarifuddin, S.Kep
Observer : Rizqi Amaliya, S.Kep
Dita Deswita, S.Kep
Anita Dwi Konifasari, S.Kep
Herwin Ronalia Fitri, S.Kep
Miftakhur Roifah, S.Kep
Yulia Dyah, S.Kep
Dina Rosita, S.Kep
Humas : Tsuwaibatul Islamiyah, S.Kep
Novita Nindy, S.Kep
Dokumentasi : Wahyu Indriyanto, S.Kep
Dewi Agustina Purwaningsih , S.Kep
Zakiyah Nur Suraya, S.Kep

10. Kegiatan Penyuluhan


KEGIATAN
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH
PESERTA
Pembukaan :
5. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
2
1. 6. Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menit
7. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memperhatikan
8. Menyebutkan materi yang akan
diberikan Memperhatikan
Pelaksanaan :
5. Menggali pengetahuan peserta Menjawab pertanyaan
penyuluhan Memperhatikan
6. Menyampaikan materi penyuluhan
a. Definisi DB Memperhatikan
b. Cara penularan DB
c. Tanda dan Gejala DB
d. Pencegahan DB
10 e. Pertolongan pertama DB
2.
Menit f. Siklus hidup nyamuk Aedes
Agepty
g. Karakteristik nyamuk Aedes
Agepty
7. Memberikan kesempatan peserta Bertanya
penyuluhan bertanya tentang materi
yang sudah diberikan
8. Pemateri memberikan jawaban Memperhatikan
setiap pertanyaan yang diajukan
Evaluasi :
2. Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab pertanyaan
2 materi yang telah diberikan, dan
3.
Menit memberikan reinforcement kepada
peserta yang dapat menjawab
pertanyaan
Terminasi :
1 3. Mengucapkan terimakasih atas peran Mendengarkan
4.
Menit serta peserta.
4. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

11. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi struktur
a. Persiapan dan pre planning dilaksanakan 3 hari sebelum acara meliputi
persiapan tempat dan alat media.
b. Pengumuman penyuluhan sebelum pengechekan jentik
c. Kegiatan dilakukan kepada 100% keluarga yang bersedia disuluh
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik.
b. Masing-masing panitia bekerja sesuai dengan tugas.
c. Peserta antusias dengan kegiatan yang dilaksanakan
4. Evaluasi hasil
a. Peserta mengikuti acara dari awal sampai selesai.
b. Acara selesai sesuai alokasi waktu.
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan.
d. Peserta memahami materi yang telah diberikan saat dilakukan evaluasi
MATERI PENYULUHAN PENYAKIT AKIBAT LINGKUNGAN
TEROR KEMATIAN DEMAM BERDARAH

2.1 Definisi
DHF/DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dari
genus Flavivirus, famili Flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus Dengue. Demam berdarah
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
oleh nyamuk Aedes Aegepti dan Aedes Albopictus. Penyakit ini dapat
menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada
anak (DepkesRI, 2009).
2.2 Cara Penularan
Demam berdarah ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk
betina Aedes yang terinfeksi virus dengue, virus dengue juga dapat
disebarkan oleh spesies lain yaitu Aedes albopictus. Penyakit ini tidak dapat
ditularkan langsung dari orang ke orang. virus dengue juga dapat disebarkan
oleh spesies lain yaitu Aedes albopictus. Nyamuk ini mendapat virus pada
waktu menghisap darah penderita yang sedang mengandung banyak virus
(viremia). Selanjutnya virus ini berkembang biak di kelenjar liur nyamuk
selama kurang lebih 1 minggu, pada saat ini nyamuk sangat infeksius
artinya sangat potensial untuk menularkan ke orang sehat. Dalam tubuh
orang yang tertular, virus berkembang selama kurang lebih 1 minggu.
Setelah tahap ini orang tersebut akan mulai timbul panas tinggi (Soedarmo,
2012).
2.3 Karakteristik / Ciri Nyamuk Aedes Aegepty (Kandun, 2008) :
1. Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih
2. Hidup di dalam dan di sekitar rumah
3. Menggigit atau menghisap darah pada jam 7-10 pagi dan 15-17 sore
4. Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan di kamar, kelambu serta
di tempat gelap dan lembab.
5. Bersarang dan bertelur di genangan air jernih di dalam dan di sekitar
rumah bukan di got atau comberan (yang tidak langsung berhubungan
dengan tanah), misal : bak mandi, gentong, drum, ban bekas, vas bunga,
dll.
6. Kemapuan terbang 100-200 meter
7. Umur nyamuk Aedes Aegepty rata-rata 2 minggu. Tetapi sebagian
diantaranya dapat hidup sampai 2-3 bulan (terutama jika berada dalam
kondisi udara optimum 24-28 derajat celcius dan kelembapan 60-80%).
2.4 Siklus Hidup Nyamuk (Jentik dan Nyamuk) (Ambarwati, 2007)

2.5 Karakteristik Jentik Nyamuk Aedes Aegepty (Ambarwati, 2007) :


1. Jentik yang menetas akan tumbuh menjadi besar yang panjangnya 0,5-1
cm
2. Jentik akan selalu bergerak aktif dalam air. Geraknya berulang-ulang dari
bawah ke atas permukaan air untuk bernafas. Benda ini terapung di
permukaan satu persatu.
3. Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air,
biasanya berada di dinding tempat penampungan air.
4. Setelah 5-7 hari, jentik berubah menjadi kepompong.
5. Sekali bertelur 300 butir 2-3 hari.
6. Bisa bertahan tanpa air selama kurang lebih 6 bulan.
2.6 Tanda dan Gejala
Berdasarkan Gambaran klinis penderita dengue terdiri atas 3 fase
yaitu (Rampengan, 2008) :
a. Fase febris
Biasanya demam mendadak tinggi 2 – 7 hari, disertai muka kemerahan,
bintik merah di kulit, nyeri seluruh tubuh, dan sakit kepala. Pada beberapa
kasus ditemukan nyeri tenggorok, nafsu makan turun, mual dan muntah. me
b. Fase Kritis
Terjadi pada hari 3 – 7 sakit dan ditandai dengan penurunan suhu tubuh.
Pada fase ini dapat terjadi syok seperti : gelisah, napas cepat, bibir biru,
tangan dan kaki dingin, kulit lembab, muntah terus-menerus, kejang,
kesadaran menurun, muntah darah, berak hitam.
c. Fase Pemulihan
Bila fase kritis terlewati maka terjadi pengembalian cairan selama 48 –
72 jam setelahnya. Keadaan umum penderita membaik, nafsu makan pulih
kembali, tanda vital tubuh membaik.
Tanda dan Gejala DB yang lain (Anderson dkk, 2006) :
a. Panas tinggi yang mendadak lamanya 2-7 hari
b. Nyeri perut atau ulu hati
c. Perdarahan berupa :
- bintik-bintik merah di kulit
- mimisan
- gusi berdarah
d. Yang lebih parah lagi dapat disertai muntah darah dan BAB darah
e. Tanda Syok : lemah, kulit dingin dan basah, tidak sadar.
2.7 Pertolongan Pertama (Yuliani, R. & Suriadi, 2010)
a. Memberi minum yang banyak : air masak, ASI, air kelapa, jus jambu biji,
jus kurma, air teh, kuah sop / kaldu
b. Memberi obat penurun panas
c. Kompres dengan air biasa
d. Berikan garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
e. Jika ada tanda syok, segera rujuk ke puskesmas atau dokter umum
2.8 Pencegahan (Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus)
Kegiatan 3M (Depkes RI, 2009) yaitu :
1. Menguras dan menyikat dindin tempat penampungan air, seperti bak
mandi/ wc minimal seminggu sekali.
2. Menutup rapat penampungan air (gentong air, tangki air, drum)
3. Mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dpaat
menampung air hujan.
Plus yang lain :
a. Mengganti air vas atau minuman burung
b. Memberikan obat bubuk pembunuh jentik (abate) sesuai aturan
- Untuk 100 liter air, abate yang diperlukan 10 gram abate (satu sendok
makan datar)
- Bila memerlukan abate kurang dari 10 gram, maka dapat dilakukan
dengan ambil 1 sendok makan abate dan tuangkan pada selembar kertas,
lalu bagilah abate menjadi 2, 3 atau 4 bagian sesuai dengan takaran yang
dibutuhkan
- Selama 3 bulan bubuk abate dalam air tersebut mampu membunuh
jentik nyamuk Aedes Aegepty
- Selama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut akan dibersihkan
/ diganti airnya, hendaknya jangan menyikat bagian dalam dinding
tempat penampungan air tersebut.
- Air yang telah dibubuhi abate dengan takaran yang benar, tidak
membahayakan dan tetap aman bila air tersebut diminum.
c. Tidak menggantung pakaian di dalam maupun di luar kamar
d. Membuang air yang terdapat pada tampungan air di dispenser atau kulkas
e. Menggunakan ember untuk mandi, mengurangi penggunaan bak untuk
menampung air saat mandi
f. Meletakkan ikan (ikan adu atau cupang) di penampungan air seperti di bak
kamar mandi
g. Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
h. Tutup lubang pada potongan bambu, pohon dan lainnya
i. Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat menampung air seperti
pelepah pisangatau tanaman lainnya yang dapat menampung air hujan
j. Pasang kawat kasa di rumah
k. Pencahayaan dan ventilasi memadai
l. Tidur menggunakan kelambu
m. Gunakan tanaman yang mengusir nyamuk (sereh, lavender) untuk
menegah gigitan nyamuk
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, et al. 2007. Fogging sebagai Upaya untuk Memberantas Nyamuk


Penyebar Demam Berdarah di Dukuh Tuwak Desa Gonilan, Kartasura,
Sukoharjo. Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Anderson, Elizabeth T. dan Judith McFarlane. 2006. Buku Ajar Keperawatan
Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
Kandun, I. Nyoman. 2008. Modul Pelatihan bagi Pelatih Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) dengan Pendekatan
Komunikasi Perubahan Perilaku (Communication for Behavioral Impact).
Jakarta.
Depkes RI. 2009. Buletin Jendela Epidemiologi Volume 2: Demam Berdarah
Dangue. Jakarta: Kemenkes RI
Rampengan, T.H. 2008. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC
Soedarmo et all. 2012. Buku Ajar Infeksi dan Penyakit Tropis edisi 2. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIIIERSITAS AIRLANGGA
RW III KELURAHAN MULYOREJOSURABAYA
7 MARET – 22 APRIL 2016

RESUME KEGIATAN PENYULUHAN PENYAKIT AKIBAT


LINGKUNGAN TEROR KEMATIAN DEMAM BERDARAH DI RW III
KELURAHAN MULYOREJO KOTA SURABAYA

Hari/tanggal : Jum’at, 1 April 2016


Tempat : Di rumah-rumah warga RW III RT 1, 2, dan 6
Jam : 16.00-16.30 WIB
Kegiatan : Penyuluhan tentang teror kematian demam berdarah

I. Acara dihadiri oleh


Mahasiswa :
PJ Penyuluhan : Prajna Paramita Marindra, S.Kep
Pemateri : Hakim Zulkarnain, S.Kep
Inas Alifi Karimah, S.Kep
Ragillia Irena, S.Kep
Anis Maslahah, S.Kep
Setiawan Arifin, S.Kep
Moh. Syarifuddin, S.Kep
Observer : Rizqi Amaliya, S.Kep
Dita Deswita, S.Kep
Anita Dwi Konifasari, S.Kep
Herwin Ronalia Fitri, S.Kep
Dina Rosita, S.Kep
Humas : Tsuwaibatul Islamiyah, S.Kep
Novita Nindy, S.Kep
Dokumentasi : Wahyu Indriyanto, S.Kep
Zakiyah Nur Suraya, S.Kep
Kader Mantik : Bu Sarti S.
Bu Jujuk
Bu Yuni
Bu Umroh
Peserta : 50 orang warga RT 1, 2, 6 RW 3 Kelurahan Mulyorejo
Bu Sriyati Pak Mulyono
Pak Yasri Bu Siti Sulami
Bu Endah Pak Purwanto
Bu Suminah Bu Sri
Pak Siswanto Bu Winarsih
Pak Hendro Bu Kasiyati
Bu Saroh Pak Ridwan
Bu Reni Pak Abdul Ghoni
Bu Nuri Pak Sarmadhan
Bu Sary Pak Waimin
Pak Mujono Pak Joko Susanto
Bu Wiwik Bu Rizia
Pak Sumari Pak Mulyono
Pak Jamari Pak Sahudi
Bu Wartiah Bu Djwirun
Pak Harianto Bu Asminten
Pak Muntoyo Bu Anik
Bu Dyan Pratiwi Pak Ahmad Robi
Bu Soe Kartini Pak Supi’i Efendi
Bu Musiatun Pak Sumaryo
Bu Tini Pak Ahmad Mujayin
Bu Sutarmi Pak Slamet
Bu Trisni Firdiana Pak Subari
Pak Sahib Pak Luqman
Pak Sudarsono Pak Makhfud
II. Susunan acara
KEGIATAN
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH
PESERTA
Pembukaan :
2
1. 1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
Menit
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan
diberikan
Pelaksanaan :
9. Menggali pengetahuan peserta Menjawab pertanyaan
penyuluhan Memperhatikan
10. Menyampaikan materi
penyuluhan Memperhatikan
a. Definisi DB
b. Cara penularan DB
c. Tanda dan Gejala DB
d. Pencegahan DB
10
2. e. Pertolongan pertama DB
Menit
f. Siklus hidup nyamuk Aedes
Agepty
g. Karakteristik nyamuk Aedes
Agepty Bertanya
11. Memberikan kesempatan peserta
penyuluhan bertanya tentang
materi yang sudah diberikan Memperhatikan
12. Pemateri memberikan jawaban
setiap pertanyaan yang diajukan
Evaluasi :
3. Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan
2 tentang materi yang telah
3.
Menit diberikan, dan memberikan
reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab pertanyaan
Terminasi :
1 5. Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan
4.
Menit peran serta peserta.
6. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

III. Hasil evaluasi


1. Evaluasi struktur
a) Persiapan dan pre planning dilaksanakan 3 hari sebelum acara meliputi
persiapan tempat dan alat media.
b) Pemberitahuan acara melalui ketua kader tiap RT 2 hari sebelum acara.
c) Kegiatan dilakukan 50 orang warga (100% target)
2. Evaluasi proses
a) Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik.
b) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas.
c) Peserta antusias dengan kegiatan yang dilaksanakan
3. Evaluasi hasil
a) Peserta mengikuti acara dari awal sampai selesai.
b) Acara selesai sesuai alokasi waktu.
c) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan.
d) Peserta memahami materi yang telah diberikan saat dilakukan evaluasi

Ketua Kelompok RW XII Surabaya, 01 April 2016


PJ Pokja Kesling

Setiawan Arifin, S.Kep Moh. Syarifuddin, S.Kep


NIM. 131513143070 NIM. 131513143068

Mengetahui,
Pembimbing Keperawatan Komunitas
Program Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

Setho Hadisuyatmana, S.Kep., Ns., M.NS(CommHlth & PC)


NIK. 139090949
Daftar Pertanyaan dan Jawaban
1) Bu Makhfud
Pertanyaan : Apa benar dekat-dekat dengan orang yang terkena DB bisa
tertular ?
Jawaban : Orang yang sudah terkena DB tidak bisa menularkan secara
langsung. Namun melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepti yang membawa virus
dengue setelah menggigit orang yang menderita DB tersebut.
2) Pak Sumaryo
Pertanyaan : Di booklet tulisannya panas 40 derajat celcius, tapi kemarin anak
saya 38 derajat celcius dikatakan DB ?
Jawaban : Itu salah satu contoh derajat demamnya, tetepai seseorang dikatakan
demam jika suhu badannya >37,5 derajat celcius.
3) Bu Tini
Pertanyaan : Yang benar kompres air dingin atau air hangat ?
Jawaban : Yang lebih efektif menurunkan demam dengan air biasa jika suhu
badan masih 38 derajat celcius, jika >38,5 derajat celcius bisa dengan air
dingin di lipatan tubuh.
4) Bu Dyan
Pertanyaan : Apakah abate aman diminum ?
Jawaban : Abate aman diminum jika takaran penggunaannya sesuai.
5) Bu Kartini
Pertanyaan : Apakah benar kompres dilakukan di dahi ?
Jawaban : Kompres yang benar diberikan pada lipatan tubuh, seperti ketiak,
lipatan paha.
6) Pak Sarmadhan
Pertanyaan : Apa bedanya demam biasa dengan demam berdarah ?
Jawaban : Tanda demam DBD adalah panas tinggi 2-7 hari dan ada fase kritis
yang ditandai dengan menurunnya demam pada hari ke 3-7.
7) Bu Wiwik
Pertanyaan : Katanya nyamuk DBD muncul pagi saja ya ?
Jawaban : Nyamuk DBD sering muncul pada jam 7-10 pagi dan jam 15-17
sore.
Dokumentasi Penyuluhan dan Pemantauan Jentik

Gambar 1. Mahasiswa dan kader jumantik melakukan penyuluhan secara door to


door mengenai bahaya demam berdarah

Gambar 2. Mahasiswa melakukan pemeriksaan jentik di rumah warga RT 01,


02, dan 06 RW III Mulyorejo

Gambar 3. Mahasiswa dan kader jumantik juga memeriksa tempat


penampungan air di luar rumah misalnya, tempat minum burung
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIIIERSITAS AIRLANGGA
RW III KELURAHAN MULYOREJOSURABAYA
7 MARET – 22 APRIL 2016

PRE PLANNING PELATIHAN KADER JUMANTIK DAN PELATIHAN


PEMBUATAN OVITRAP RW III KELURAHAN MULYOREJO
KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA

Hari/tanggal : Minggu, 3 April 2016


Tempat : Di Rumah Bapak Yudha Ketua RT 1
Jam : 16.00-16.30 WIB
Kegiatan : Pelatihan kader jumantik dan pelatihan pembuatan ovitrap

I. LATAR BELAKANG
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit berbahaya
karena penularannya yang cepat dan dapat mematikan dalam waktu yang relatif
singkat, sehingga tidak heran jika dapat meresahkan masyarakat. Menurut
Kemenkes RI (2015), penyakit DBD disebebkan oleh virus Dengue yang dibawa
oleh nyamuk Aedes Aegypty dan Aedes Albopictus untuk ditularkan kepada orang
lain, gejala awal DBD antara lain demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri
saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai adanya tanda-
tanda perdarahan, pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati,
perdarahan saluran cerna, syok, hingga kematian. Menurut Hartoyo (2008),
nyamuk Aedes Aegypti aktif mencari makan pada siang hari antara jam 08.00-
12.00 dan jam 13.00-17.00, tempat yang paling disukai adalah tempat gelap dan
genangan air yang bersih.
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 07-11 Maret 2016 di RT 01, 02, dan
06 RW III Mulyorejo dari 177 KK didapatkan 30% rumah warga terdapat jentik
nyamuk, 53% ventilasi rumah warga <10%, sebanyak 68% warga membuang
sampah ditimbun di dekat rumah mereka. Hasil FGD dengan kader jumantik di
RT 1, 2, 6 didapatkan masalah seperti kurangnya kesadaran masyarakat dalam
PSN DBD, kurangnya kerjasama warga dengan kader pada waktu pemeriksaan
jentik, kader jumantik juga mengatakan tidak adanya pelatihan dalam pemantauan
jentik, tidak terdistribusinya abate ke warga, warga juga menganggap pemberian
abate kurang efektif dalam memberantas jentik nyamuk.
Pelatihan pemantauan jentik pada kader jumantik sangat diperlukan sebagai
bekal kemampuan kader dalam memantau jentik nyamuk, pelaporan pemantauan
jentik juga harus jelas agar proses evaluasi terhadap PSN DBD dapat optimal.
Terhambatya terdistribusi abate ke warga menjadi masalah yang cukup penting
karena warga yang tidak mempunyai abate dan tidak mampu membeli abate tidak
dapat memberantas jentik nyamuk. Apabila di rumah-rumah warga masih
didapatkan jentik nyamuk setiap kali dilakukan pemeriksaan jentik, maka PSN
DBD tidak akan berhasil, oleh karena itu dibutuhkan inovasi yang efektif untuk
memberantas jentik nyamuk.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka perlu diberikan pelatihan
kepada para kader jumantik agar para kader mempunyai pengetahuan dan
kemampuan dalam memantau jentik yang benar dan pelatihan cara membuat
perangkap nyamuk (ovitrap) sebagai salah satu solusi efektif dalam memberantas
jentik nyamuk.

II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Memberikan pelatihan jumantik dan pelatihan pembuatan ovitrap kepada para
kader jumatik dan ibu-ibu PKK RW III, RT 1, 2, 6 Kelurahan Mulyorejo
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pelatihan jumantik kader dapat:
1. Mengetahui cara memantau jentik nyamuk yang benar
2. Mampu memperaktekkan cara memantau jentik nyamuk
Setelah dilakukan pelatihan pembuatan ovitrap para kader dan ibu-ibu PKK
dapat:
1. Mengetahui pengertian ovitrap
2. Mengetahui manfaat ovirap
3. Mengetahui cara membuat ovitrap
III. PLAN OF ACTION
a. Rencana Strategi.
1. Menyusun Pre Planning
2. Menyusun Satuan Acara Penyuluhan
3. Menyusun Satuan Acara Kegiatan
b. Tindakan
1. Berkoordinasi dengan kader jumantik dan Ketau Ibu PKK RW III, untuk
mengadakan pelatihan di RW III Kelurahan Mulyorejo Kecamatan
Mulyorejo.
2. Berkonsultasi dengan pembimbing akademik dan Puskesmas tentang materi
pelatihan Jumantik di RW III Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo.
3. Berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Keperawatan Unair tentang
pembuatan ovitrap
c. Pengorganisasian Kelompok
Dosen Pembimbing : SethoHadisuyatamana, S.Kep., Ns., M.NS
Pemateri : Mega
: Ali Murtadlo, S.Kep
Moderator : Tsuwaibatil Islamiyah, S.Kep
Acara : Moh. Syarifuddin M., S.Kep
Miftakhur Roifah, S.Kep
Kesekertariatan : Inas Alifi Karimah, S.Kep
Herwin Ronalia, S.Kep
Navira Chairunisa, S.Kep
Humas : Prajna Paramita M., S.Kep
Anita Dwi Konifasari, S,Kep
Dita Deswita, S.Kep
Observer : Rizqi Amaliya, S.Kep
Ragillia Irena, S.Kep
Anis Maslahah, S.Kep
Perlengkapan : Setiawan Arifin, S.Kep
Hakim Zulkarnain, S.Kep
Wahyu Indrianto , S.Kep
Dina Rosita, S.Kep
Dokumentasi : Yulia Dyah Asmarani, S.Kep
Dewi Agustina Purwaningsih , S.Kep
Zakiyah Nur Suraya, S.Kep
d. Sasaran
Kader Jumantik dan Ibu – ibu PKK di RW III Kelurahan Mulyorejo.
e. Media
1. LCD
2. Power point
3. Leaflet
4. Alat dan bahan ovitrap
f. Metode
Ceramah, diskusi dan Demonstrasi
g. Susunan Acara
KEGIATAN
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH
PESERTA
Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
5
1. 2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menit
3. Menjelaskan tujuan dari pelatihan Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan Memperhatikan
Pelaksanaan :
1. Menggali pengetahuan peserta Menjawab pertanyaan
pelatihan Memperhatikan
2. Menyampaikan materi pelatihan
jumantik Memperhatikan
a. Menjelaskan pengertian dari
Keluarga Berencana (KB)
b. Menyebutkan macam-macam
20 alat kontrasepsi dengan tepat
2.
menit c. Menjelaskan keuntungan dan
kerugian setiap alat
kontrasepsi dengan tepat
d. Menjelaskan cara penggunaan
atau penerapan alat
kontrasepsi dengan tepat Bertanya
3. Memberikan kesempatan peserta
penyuluhan bertanya tentang
materi yang sudah diberikan. Memperhatikan
4. Pemateri memberikan jawaban
setiap pertanyaan yang diajukan Memperhatikan
5. Penyampaian materi pelatihan
pembuatan ovitrap:
a. Menjelaskan pengertian dari
ovitrap
b. Menjelaskan manfaat ovitrap
c. Menjelaskan cara pembuatan
ovitrap
6. Memberikan kesempatan peserta Bertanya
bertanya tentang materi yang
sudah diberikan.
7. Pemateri memberikan jawaban Memperhatikan
setiap pertanyaan yang diajukan
Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab pertanyaan
3
3. materi yang telah diberikan, dan
Menit
reinforcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan
Terminasi :
2 1. Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan
4.
Menit peran serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

h. Setting Tempat Ket:

: Pemateri

: Moderator

: Fasilitator

: Audien

: Observer

IV. Kriteria Evaluasi


a. Evaluasi struktur
1. Persiapan dan pre planning dilaksanakan 3 hari sebelum acara meliputi
persiapan tempat dan alat media.
2. Undangan telah disebar 1 hari sebelum acara.
3. Kegiatan dihadiri  70% undangan
b. Evaluasi proses
1. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik
2. Masing-masing fasilitator bekerja sesuai dengan tugas.
3. Peserta antusias dengan kegiatan yang dilaksanakan
c. Evaluasi hasil
2. Peserta mengikuti acara dari awal sampai selesai.
3. Acara dimulai tepat waktu.
4. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan.
5. Peserta memahami materi yang telah diberikan saat dilakukan evaluasi oleh
moderator
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PELATIHAN JUMANTIK DI RW III KELURAHAN MULYOREJO
SURABAYA

Oleh :

Moh. Sarifuddin, S.Kep 131513143069


Tsuwaibatul Islamiyah, S.Kep 131513143067
Prajna Paramita M, S.Kep 131513143019
Miftakhur Roifah, S,Kep 131513143063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pelatihan Jumantik (Ingat Jentik Ingat Sakit DBD)


Sasaran : Ibu-ibu PKK dan kader bumantik di RT 01 RW III Kelurahan
Mulyorejo
Tempat : Di rumah Bapak H. Abdul (warga RW III)
Hari/Tanggal : Minggu, 03 April 2016
Waktu : 16.00-16.30 WIB
Pelaksana : Mahasiswa Praktik Profesi Pendidikan Ners Universitas
Airlangga Surabaya

Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Ibu-ibu PKK dan kader bumantik mampu memahami tentang pentingnya
pemantauan jentik secara rutin dan mampu melaksanakan pemantauan jentik
secara benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan ibu-ibu PKK dan kader bumantik
dapat:
a. Memahami pentingnya pemberantasan nyamuk dan pemantauan jentik
secara rutin.
b. Memahami cara melakukan pemantauan jentik dengan benar.
c. Mempraktekkan cara pemantauan jentik dengan benar.
4. Sasaran
Ibu-ibu PKK di RT 01 dan kader bumantik di RW III Kelurahan Mulyorejo
Surabaya
5. Materi
a. Definisi demam berdarah
b. Tanda dan gejala demam berdarah
c. Cara penularan demam berdarah
d. Siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti
e. Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti
f. Tempat perkembangbiakan nyamuk
g. Pencegahan
h. Cara pemeriksaan jentik
6. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Diskusi
7. Media
a. LCD
b. Power point
c. Leaflet
8. Setting Tempat
Keterangan:
= pemateri
= moderator
= fasilitator
= peserta
= observer
9. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Setho Hadisuyatamana, S.Kep., Ns., M.NS
Dosen Pembimbing : Setho Hadisuyatamana, S.Kep., Ns., M.NS
PJ Penyuluhan dan pelatihan : Miftakhur Roifah, S.Kep
Pemateri : Mega Devianti, S.ST
Moderator : Tsuwaibatul Islamiyah, S.Kep
Acara : Prajna Paramita M, S.Kep
Moh. Syarifuddin, S.Kep

Kesekertariatan : Inas Alifi Karimah, S.Kep


Navira Chairunisa, S.Kep
Herwin Ronalia Fitri, S.Kep
Humas : Anita Dwi Konifasari, S,Kep
Dita Deswita, S.Kep
Novita Nindy M., S.Kep
Observer : Rizqi Amaliya, S.Kep
Ragillia Irena, S.Kep
Anis Maslahah, S.Kep
Yulia Dyah Asmarani, S.Kep
Perlengkapan : Setiawan Arifin, S.Kep
Hakim Zulkarnain, S.Kep
Wahyu Indrianto , S.Kep
Dokumentasi : Dewi Agustina Purwaningsih , S.Kep
Zakiyah Nur Suraya, S.Kep
Dina Rosita, S.Kep

10. Kegiatan Penyuluhan


KEGIATAN
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH
PESERTA
Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
5
1. 2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menit
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan Memperhatikan
Pelaksanaan :
3. Menggali pengetahuan peserta Menjawab pertanyaan
penyuluhan Memperhatikan
4. Menyampaikan materi penyuluhan
a. Menjelaskan pengertian dari Memperhatikan
Demam Berdarah
b. Menjelaskan tanda dan gejala
Demam Berdarah
c. Menjelaskan cara penularan
20 demam berdarah
2.
Menit d. Menjelaskan siklus hidup nyamuk
Aedes Aegypti
e. Menjelaskan ciri-ciri nyamuk
Aedes Aegypti
f. Menjelaskan tempat hidup Bertanya
nyamuk Aedes Aegypti
g. Menjelaskan pencegahan demam
berdarah Memperhatikan
h. Mendemonstrasikan cara
pemantauan jentik dengan benar
4. Memberikan kesempatan peserta
penyuluhan bertanya tentang materi
yang sudah diberikan
5. Pemateri memberikan jawaban setiap
pertanyaan yang diajukan
Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab pertanyaan
3 materi yang telah diberikan, dan
3.
Menit memberikan reinforcement kepada
peserta yang dapat menjawab
pertanyaan
Terminasi :
2 1. Mengucapkan terimakasih atas peran Mendengarkan
4.
Menit serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

11. Kriteria Evaluasi


1) Evaluasi struktur
a. Persiapan dan pre planning dilaksanakan 3 hari sebelum acara meliputi
persiapan tempat dan alat media.
b. Undangan telah disebar 1 hari sebelum acara
c. Kegiatan dihadiri  70% undangan
2) Evaluasi proses
a. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik
b. Masing-masing fasilitator bekerja sesuai dengan tugas
c. Peserta antusias dengan kegiatan yang dilaksanakan
3) Evaluasi hasil
a. Peserta mengikuti acara dari awal sampai selesai
b. Acara dimulai tepat waktu
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
d. Peserta memahami materi yang telah diberikan saat dilakukan evaluasi
oleh moderator
e. Peserta mampu mempraktekkan cara memantau jentik dengan benar
MATERI PELATIHAN JUMANTIK

1. Definisi Demam Berdarah


Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan dapat juga ditularkan
oleh Aedes albopictus, yang ditandai dengan; demam tinggi mendadak, tanpa
sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, manifestasi
perdarahan, termasuk uji Tourniquet positif, trombositopeni (jumlah trombosit
≤ 100.000/µl), hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ≥ 20%), disertai
dengan atau tanpa perbesaran hati (Depkes RI, 2005).
DBD adalah suatu penyakit trombositopenia infeksius akut yang
parah, sering bersifat fatal, penyakit febril yang disebabkan virus dengue. Pada
DBD terjadi pembesaran plasma yang ditandai hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan tubuh, abnormalitas hemostasis, dan pada
kasus yang parah, terjadi suatu sindrom renjatan kehilangan protein masif
(dengue shock syndrome), yang dipikirkan sebagai suatu proses
imunopatologik (Halstead, 2007).
2. Tanda dan Gejala Demam Berdarah
Tanda dan gejala yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DBD bersifat
asimtomatik atau dapat berupa gejala demam yang tidak khas. Menurut
Soehendro (2006) ada dua jenis demam yang dapat disebabkan oleh DBD
yaitu:
a. Demam
Periode inkubasi adalah 1-7 hari. Manifestasi klinis bervariasi dan
dipengaruhi usia pasien. Pada bayi dan anak-anak, penyakit ini dapat tidak
terbedakan atau dikarakteristikkan sebagai demam selama 1-5 hari,
peradangan faring, rinitis, dan batuk ringan. Kebanyakan remaja dan orang
dewasa yang terinfeksi mengalami demam secara mendadak, dengan suhu
meningkat cepat hingga (39,4-41,1)oC, biasanya disertai nyeri frontal atau
retro-orbital, khususnya ketika mata ditekan. Kadang-kadang nyeri
punggung hebat mendahului demam. Suatu ruam transien dapat terlihat
selama 24-48 jam pertama demam. Denyut nadi dapat relatif melambat
sesuai derajat demam. Mialgia dan artalgia segera terjadi setelah demam.
Dari hari kedua sampai hari keenam demam, mual dan muntah terjadi, dan
limfadenopati generalisata, hiperestesia atau hiperalgesia kutan, gangguan
pengecapan, dan anoreksia dapat berkembang. Sekitar 1-2 hari kemudian,
ruam makulopapular terlihat, terutama di telapak kaki dan telapak tangan,
kemudian menghilang selama 1-5 hari. Kemudian ruam kedua terlihat, suhu
tubuh, yang sebelumnya sudah menurun ke normal, sedikit meningkat dan
mendemonstrasikan karakteristik pola suhu bifasik.

Gambar 2.2 gejala demem berdarah (Nurani, 2013)


b. Demam berdarah
Pembedaan antara demam dengue dan demam berdarah dengue sulit pada
awal perjalanan penyakit. Fase pertama yang relatif lebih ringan berupa
demam, malaise, mual-muntah, sakit kepala, anoreksia, dan batuk berlanjut
selama 2-5 hari diikuti oleh deteriorasi dan pemburukan klinis. Pada fase
kedua ini, pasien umumnya pilek, ekstremitas basah oleh berkeringat, badan
hangat, wajah kemerah-merahan, diaforesis, kelelahan, iritabilitas, dan nyeri
epigastrik. Sering dijumpai petekie menyebar di kening dan ekstremitas,
ekimosis spontan, dan memar serta pendarahan dapat dengan mudah terjadi
di lokasi pungsi vena. Ruam makular atau makulopapular dapat terlihat.
Respirasi cepat dan melelahkan. Denyut nadi lemah dan cepat, suara jantung
melemah. Hati dapat membesar 4-6 dan biasanya keras dan sulit digerakkan.
Sekitar 20-30% kasus demam berdarah dengue berkomplikasi syok
(sindrom syok dengue). Kurang dari 10% pasien mengalami ekimosis hebat
atau perdarahan gastrointestinal, biasanya sesudah periode syok yang tidak
diobati. Setelah krisis 24-36 jam, pemulihan terjadi dengan cepat pada anak
yang diobati. Temperatur dapat kembali normal sebelum atau selama syok.
Bradikardia dan ektrasistol ventrikular umumnya terjadi saat pemulihan
(Halstead, 2007).
3. Penularan Demam Berdarah
Demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia endemis baik di daerah
perkotaan (urban) maupun di daerah pedesaan (rural). Di daerah perkotaan
vektor penular utamanya adalah nyamuk Aedes aegypti sedangkan di daerah
pedesaan oleh nyamuk Aedes albopictus. Namun sering terjadi bahwa kedua
spesies nyamuk tersebut terdapat bersama-sama pada satu daerah, misalnya di
daerah yang bersifat semi-urban (Soedarto, 2009). demam berdarah dengue
(DBD) di Indonesia endemis baik di daerah perkotaan (urban) maupun di
daerah pedesaan (rural). Di daerah perkotaan vektor penular utamanya adalah
nyamuk Aedes aegypti sedangkan di daerah pedesaan oleh nyamuk Aedes
albopictus. Namun sering terjadi bahwa kedua spesies nyamuk tersebut
terdapat bersama-sama pada satu daerah, misalnya di daerah yang bersifat
semi-urban (Soedarto, 2009).
Penularan virus dengue melalui gigitan nyamuk lebih banyak terjadi
di tempat yang padat penduduknya seperti di perkotaan dan pedesaan di
pinggir kota. Oleh karena itu, penyakit demam berdarah dengue (DBD) ini
lebih bermasalah di daerah sekitar perkotaan (Yatim, 2007).
Kota-kota di Indonesia merupakan kota endemis DBD yang setiap
tahunnya berkembang menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Di Indonesia
terdapat dua vektor yang menularkan dengue, yaitu Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Akan tetapi, saat ini, Aedes aegypti adalah vektor yang mendapat
perhatian terbesar terhadap penyebaran penyakit DBD karena distribusi dan
hubungannya yang erat dengan manusia (Achmadi, 2008).
Gambar 2.3 Siklus DBD dari Infeksi pada Nyamuk hingga Infeksi pada
Manusia (Kementerian Kesehatan RI, 2011)
Menurut Soegijanto (2006), tahap-tahap replikasi dan penularan virus
dengue terdiri dari:
a. Virus ditularkan ke manusia melalui saliva nyamuk
b. Virus bereplikasi dalam organ target
c. Virus menginfeksi sel darah putih dan jaringan limfatik
d. Virus dilepaskan dan bersirkulasi dalam darah
e. Virus yang ada dalam darah terhisap nyamuk yang lain
f. Virus bereplikasi atau melipatgandakan diri dalam tubuh nyamuk, lalu
menginfeksi kelenjar saliva
g. Virus bereplikasi dalam kelenjar saliva nyamuk Aedes aegypti untuk
kemudian akan ditularkan kembali ke manusia
4. Perilaku dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti
Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari.
Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina
yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein
yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak
membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun
tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna
hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-
anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki
mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis
ini.
Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan
perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu
kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan
nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan
proboscis nya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk
berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus
menjadi semakin besar.
Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di
lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam
bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak
belakang dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan
berpohon rimbun (sylvan areas).
Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur
pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna
hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari
menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang
disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu
sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di
mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum
akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga
nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama
jika kondisi lingkungan tidak mendukung.
Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 6
bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas
menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk
perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi
nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi
ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung
lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan
nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.
Ciri-ciri TELUR Aedes
a. Satu kali bertelur nyamuk betina mengeluarkan 100 butir telur
b. Warna hitam uk = 0,90 mm
c. Ditempat kering tahan sampai 6 bulan
d. Menetas menjadi jentik dalam 2 hari setelah terendam air.
5. Ciri-ciri Nyamuk Aedes Aegypti
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh
berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-
garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis
melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini.
Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas
sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan
warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi
lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk
jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan
yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal
pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata
telanjang.

Gambar 2. Nyamuk Aedes Aegypti


Ciri-ciri Nyamuk Aedes Aegypti
a. Biasa Menggigit sepanjang siang hari terutama pagi dan sore hari
b. Kemampuan terbang maksimum 100 m (Rerata : 40 M)
c. Umur Nyamuk : dapat mencapai 3 bulan (Rerate : 2 – 4 minggu)
d. Tidak terdapat di daerah ketinggian > 1000 M di atas permukaan laut.
e. Nyamuk betina setiap 2 hari sekali menghisap darah manusia.
6. Tempat Perkembangan Nyamuk Aedes aegypti
Tempat perkembangbiakan tersebut berupa:
a. Tempat penampungan air (TPA) yaitu tempat menampung air guna
keperluan sehari-hari seperti drum, tempayan, bak mandi, bak WC dan
ember.
b. Bukan tempat penampungan air (non TPA) yaitu tempat-tempat yang biasa
digunakan untuk menampung air tetapi bukan untuk keperluan sehari-hari
seperti tempat minum hewan piaraan, kaleng bekas, ban bekas, botol,
pecahan gelas, vas bunga dan perangkap semut.
c. Tempat penampungan air alami (TPA alami) seperti lubang pohon, lubang
batu, pelepah daun, tempurung kelapa, kulit kerang, pangkal pohon pisang
dan potongan bambu.
7. Pencegahan
Pencegahan terhadap penularan DBD dapat dilakukan dengan
pemberantasan larva dan nyamuk Aedes aegypti dewasa. Pemberantasan
nyamuk Aedes aegypti dewasa merupakan cara terbaik mencegah penyebaran
virus dengue. Selain itu, repellen dapat digunakan untuk mencegah gigitan
nyamuk (Soedarto, 2009).
a. Pemberantasan nyamuk dewasa
Berdasarkan data dari Depkes RI (2005), pemberantasan nyamuk dewasa
dapat dilakukan dengan cara penyemprotan (pengasapan atau pengabutan,
yang sering disebut dengan istilah fogging) dengan menggunakan
insektisida. Insektisida yang dapat digunakan antara lain insektisida
golongan:
1) Organophospate, misalnya malathion.
2) Pyretroid sintetic, misalnya lamda sihalotrin, cypermetrin, dan
alfametrin.
3) Carbamat.
Alat yang digunakan untuk menyemprot adalah mesin Fog atau mesin ULV.
Untuk membatasi penularan virus dengue, penyemprotan dilakukan dua
siklus dengan interval 1 minggu. Dalam waktu singkat, tindakan
penyemprotan dapat membatasi penularan virus dengue, akan tetapi
tindakan ini harus diikuti. Dengan pemberantasan terhadap jentiknya agar
populasi nyamuk penular dapat ditekan serendah-rendahnya (Depkes RI,
2005).
b. Pemberantasan larva dan jentik
Menurut Depkes RI (2005), pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti
yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
Berdarah Dengue (PSN DBD) dilakukan dengan cara:
1) Fisik
Pemberantasan jentik secara fisik dikenal dengan kegiatan 4M plus,
yaitu:
a) Menguras (dan menyikat) tempat penampungan air (TPA) seperti bak
mandi, bak WC, dan lain-lain seminggu sekali secara teratur untuk
mencegah perkembangbiakan nyamuk di tempat tersebut. Pengurasan
tempat-tempat penampungan air (TPA) perlu dilakukan secara teratur
sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat
berkembang biak di tempat tersebut.
b) Menutup tempat penampungan air rumah tangga (tempayan, drum,
ember, dan lain-lain).
c) Mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas
(kaleng, ban, dan lain-lain) yang dapat menampung air hujan. Selain
itu, ditambah dengan cara lain seperti:
(1)Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-
tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.
(2)Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak.
(3)Menutup lubang-lubang pada potongan bambu dan pohon dengan
tanah.
(4)Menaburkan bubuk larvasida di tempat-tempat penampungan air
yang sulit dikuras atau dibersihkan dan di daerah yang sulit air.
(5)Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak penampungan
air.
(6)Memasang kawat kasa.
(7)Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
(8)Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.
(9)Menggunakan kelambu.
(10) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
(11) Memantau jentik nyamuk secara berkala
2) Kimia
Pengendalian jentik Aedes aegypti secara kimia adalah dengan
menggunakan insektisida pembasmi jentik. Insektisida pembasmi jentik
ini dikenal dengan istilah larvasida. Larvasida yang biasa digunakan
adalah temephos. Formulasi temephos yang digunakan adalah granules
(sand granules). Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 10 gram (±1
sendok makan rata) temephos untuk setiap 100 liter air. Larvasida dengan
temephos ini mempunyai efek residu 3 bulan (Widyastuti, 2007).
3) Biologi
Pengendalian jentik secara biologi adalah dengan menggunakan ikan
pemangsa sebagai musuh alami bagi jentik. Beberapa jenis ikan sebagai
pemangsa untuk pengendalian jentik Aedes aegypti adalah Gambusia
affinis (ikan gabus), Poecilia reticulata (ikan guppy), Aplocheilus
panchax (ikan kepala timah), Oreochromis mossambicus (ikan mujair),
dan Oreochromis niloticus (ikan nila). Penggunaan ikan pemakan larva
ini umumnya digunakan untuk mengendalikan larva nyamuk Aedes
aegypti pada kumpulan air yang banyak seperti kolam atau di kontainer
air yang besar. Sedangkan untuk kontainer air yang lebih kecil dapat
menggunakan Bacillus thuringlensis var. Israeliensis sebagai pemakan
jentik (Gandahusada, 2008).
8. Cara Pemantauan Jentik
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan jentik, yang
dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Mencari semua tempat perkembangbiakan jentik nyamuk yang ada di dalam
maupun di lingkungan sekolah.
b. Setelah didapatkan, maka dilakukan penyenteran untuk mengetahui ada
tidaknya jentik.
c. Mencatat ada tidaknya jentik dan jenis kontainer yang diperiksa untuk
kemudian dilaporkan ke pada guru yang bertanggung jawab di sekolah.
d. Tempat perkembang biakan nyamuk di dalam rumah, misalnya tatakan pot
bunga, tatakan dispenser, tatakan kulkas, bak mandi/WC, vas bunga, tempat
makan burung, dan lain-lain.
e. Tempat perkembangbiakan nyamuk di luar rumah, misalnya, drum, talang
air, tempat penampungan air hujan/air AC, kaleng bekas, botol plastik, ban
bekas, pelepah tales, pelepah pisang, potongan bambu, plastik, dan lain-lain.
Ciri-ciri jentik-jentik nyamuk (Ambarwati, 2007) :
a. Jentik yang menetas akan tumbuh menjadi besar yang panjangnya 0,5-1 cm
b. Jentik akan selalu bergerak aktif dalam air. Geraknya berulang-ulang dari
bawah ke atas permukaan air untuk bernafas. Benda ini terapung di
permukaan satu persatu.
c. Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air,
biasanya berada di dinding tempat penampungan air.
d. Setelah 5-7 hari, jentik berubah menjadi kepompong.
e. Sekali bertelur 300 butir 2-3 hari.
f. Bisa bertahan tanpa air selama kurang lebih 6 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U.F .2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta: UI Press.
Depkes RI, 2005. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Di
Indonesia. Jakarta: Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
Gandahusada, 2008. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran UI.
Halstead, S.B., 2007. Dengue Fever and Dengue Hemorrhagic Fever. Dalam:
Kliegman, Robert M., Behrman, Richard E., Jenson, Hal B., and Stanton,
Bonita F., eds. Nelson Textbook of Pediatrics 18th ed.. Philadelphia:
Saunders Elsevier, 1412-1414.
Nurani,Reni. 2013. Stop Demam Berdarah Dengue (DBD). Diambil dari
http://rhenmika.blogspot.com/2013/01/stop-dbd.html diakses pada
tanggal 26 Maret 2016 pukul 20.17.
Soedarto. 2009. Penyakit menular di indonesia. Jakarta: sagung seto; 2009: 88.
Soegeng, Soegijanto. 2006. Demam Berdarah Dengue edisi 2.
Surabaya:Airlangga University Press.
Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T. Pohan. 2006. Demam
Berdarah Dengue. Dalam: Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus
Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati (ed.): Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid III edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
P.1731-1735.
Widyastuti, P.2007. Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Dengue
dan Demam Berdarah Dengue. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Yatim, F. 2007. Macam-macam Penyakit menular dan Cara Pencegahannya Jilid
2. Jakarta:Pustaka Obor Populer.
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIIIERSITAS AIRLANGGA
RW III KELURAHAN MULYOREJOSURABAYA
7 MARET – 22 APRIL 2016

RESUME KEGIATAN PELATIHAN KADER JUMANTIK DAN


PELATIHAN PEMBUATAN OVITRAP RW III KELURAHAN
MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA

Hari/tanggal : Minggu, 10 April 2016


Tempat : Balai RW III Kelurahan Mulyorejo Kota Surabaya
Jam : 16.00 – 17.00 WIB
Kegiatan : Pelatihan Kader Jumantik dan Pembuatan Ovitrap

I. Acara dihadiri oleh


a. Acara 1 dihadiri oleh :
Akademik : -
Mahasiswa : M. Syarifuddin 131513143068
Miftakhur Roifah 131513143063
Prajna Paramita Marindra 131513143019
Tsuwaibatul Islamiyah 131513143067
Yulia Dyah Asmarani 131513143016
Navira Chairunnisa 131513143072
Dita Deswita Sari 1315131430
Inas Alifi Karima 131513143075
Undangan : Bu Hj. Umroh (Ketua Kader Jumantik)
Bu Hj. Jujuk (Kader Jumantik RT 2)
Bu Yuniawati (Kader Jumantik RT 1)
Bu Lis (Kader Jumantik RT 6)
Bu Kartini
Bu Saidah
Bu Sarti S.
Bu Mila
Bu Wati
Bu Enny
II. Susunan acara
1. Setting Waktu
No. Waktu Kegiatan Pelaksana
1. 16.00-16.10 Pembukaan Acara Moderatator

2. 16.10-16.30 Penyuluhan tentang pelatihan PJ Pokja


kader jumantik
16.30-16.45 Pelatihan pembuatan Ovitrap
16.45-16.55 Tanya jawab
3 16.55-17.00 Penutupan Moderator

2. Setting Tempat

: Pemateri
: Moderator
: Fasilitator
: Observer
: Peserta

III. Hasil evaluasi


1. Evaluasi struktur
1) Persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum acara meliputi persiapan
materi, tempat dan media yang digunakan dalam FGD.
2) Pre planning disusun 1 minggu sebelum acara dilaksanakan.
3) Undangan disebar 1 hari sebelum hari pelaksanaan.
4) Ketua kader dan kader jumantik RT 1, 2, dan 6/RW III hadir dalam
kegiatan tersebut.
5) Pengorganisasian dilaksanakan 1 hari sebelum pelaksanaan.
6) Kegiatan pelatihan kader jumantik dan pelatihan pembuatan ovitrap
juga didokumentasikan sebagai bahan laporan akhir.
2. Evaluasi proses
Koordinasi dengan kader jumantik dan ibu-ibu PKK di RT 01, 02, dan 06
RW III. Kemudian melakukan persiapan materi, media, peralatan,
pengorganisasian dilaksanakan 1 hari sebelum pelaksanaan FGD. Setelah
itu, undangan disebar ke kader jumantik 1 hari sebelum pelaksanaan
pelatihan kader jumantik dan pelatihan pembuatan ovitrap. Acara tersebut
dilaksanakan hari Minggu, tanggal 10 April 2016, dimana acara tersebut
mundur 1 minggu dengan pre planning yang telah dibuat. Acara dimulai
tepat waktu sesuai dengan pre planning, tetapi durasi atau proses
penyuluhan menjadi 1 jam dari yang sebelumnya telah direncanakan
selama setengah jam. Diskusi dan penyuluhan berlangsung dengan baik,
para peserta tampak antusias dan memperhatikan materi yg diberikan oleh
mahasiswa.
3. Evaluasi hasil
Saat acara penyuluhan dilaksanakan semua peserta mengikuti acara dari
awal sampai akhir, namun ada 2 orang peserta yang datang terlambat.
Peserta yang datang terlambat tetap dipersilahkan masuk dan mengikuti
kegiatan penyuluhan ini. Acara dimulai tepat waktu. Peserta terlihat
antusias dengan penyuluhan yang diberikan oleh mahasiswa. Saat proses
evaluasi beberapa peserta juga bisa menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh moderator dengan benar.

Ketua Kelompok RW XII Surabaya, 10 April 2016


PJ Pokja Kesling

Setiawan Arifin, S.Kep Moh. Syarifuddin, S.Kep


NIM. 131513143070 NIM. 131513143068

Mengetahui,
Pembimbing Keperawatan Komunitas
Program Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

Setho Hadisuyatmana, S.Kep., Ns., M.NS(CommHlth & PC)


NIK. 139090949
Dokumentasi Pelatihan Kader Jumantik dan Pelatihan Pembuatan Ovitrap

Gambar 4. Mahasiswa menjelaskan mengenai cara pemantauan jentik

Anda mungkin juga menyukai