Anda di halaman 1dari 10

10 September 2015

BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN


NIFAS

BUKU AJAR

ASUHAN KEBIDANAN PADAIBU POST PARTUM

Ludgardis Ramni,S.ST.Keb

1. Deskripsi Singkat Mata Kuliah

Masa nifas merupakan hal yang penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka
kematian ibu dan bayi indonesia. Dari berbagai pengalaman dalam menanggulangi kematian
ibu dan bayi dibanyak negara, pakar kesehatan menganjurkan upaya pertolongan difokuskan
pada periode intrapartum.

Upaya ini terbukti menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang
disertai penyulit proses persalinan atau komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa.
Namun, tidak semua intervensi yang sesuai bagi suatu negara dapat dengan serta merta
dijalankan dan memberi dampak menguntungkan bila diterapkan dinegara lain.

Asuhan kebidanan diberikan oleh seorang pemberi pelayanan kebidanan sangat memengaruhi
kualitas asuhan yang diberikan dalam tindakan kebidanan seperti upaya pelayanan antenatal,
intranatal, postnatal dan perawatan bayi baru lahir. Sebagai seorang bidan profesional, bidan
perlu mengembangkan ilmu dan kiat asuhan yang salah satunya adalah harus mampu
mengintegrasi model konseptual, khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan ibu pada
masa nifas. Masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam
merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau, nifas merupakan masa
pembersihan rahim, sama halnya seperti masa haid.

1. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah

Mata Kuliah ini berguna untuk memberikan kemampuan kepada mahasiswa diharapkan
dalam melaksanakan pelayanaan kesehatan kebidanan bagi ibu nifas mahasiswa menjadi
lebih kompeten dan lebih professional dalam memberikan dan menerapkan asuhan kebidanan
masa nifas.

1. Standar Kompetensi Mata Kuliah

Standar kompetensi mata kuliah asuhan kebidanan III (Nifas) adalah mahasiswa mampu
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas normal dan dapat mendeteksi dini komplikasi
masa nifas.

1. Susunan Urutan Bahan Ajar


2. Konsep dasar masa nifas
3. Perubaahan fisiologis dan psikologis masa nifas
4. Proses adaptasi psikolgis masa nifas
5. Kebutuhan dasar ibu nifas
6. Pengkajian masa nifas
7. Asuhan dan Kunjugan masa nifas
8. Deteksi dini dan komplikasi masa nifas
9. Dokumentasi asuhan kebidanan masa nifas
10. Petunjuk Bagi Mahasiswa

Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca referensi yang
direkomendasikan sebagai buku acuan yang sudah ada.
URAIAN MATERI

BAB I

KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

1. PENDAHULUAN
2. Deskripsi Singkat

Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk melakukan asuhan
kebidanan pada masa nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari
konsep,sikap,dan keterampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan kebutuhan
dasar masa nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan oleh seorang pemberi pelayanan
kebidanan sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam tindakan kebidanan
seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, post natal, dan perawatan bayi baru lahir.
Sebagai seorang bidan profesional, bidan perlu mengembangkan dan kiat asuhan kebidanan
yang salah satunya adalah harus mampu mengintegrasikan model konseptual, khusunya
dalam pemberian asuhan kebidanan ibu pada masa nifas.

2. Relevansi

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang konsep dasar
dalam masa nifas yang meliputi konsep dasar masa nifas, menggambarkan proses laktasi dan
menyusui, menyebutkan macam-macam respon orang tua terhadap bayi, mengidentifikasi
perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas, menentukan kebutuhan dasar masa nifas,
menerapkan asuhan fisik dan psikososial, merencanakan tindak lanjut asuhan nifas dirumah,
menganalisis deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganannya dan dapat menyusun
dokumentasi asuhan kebidanan masa nifas dalam bentuk laporan. Materi ini perlu dipahami
seorang bidan agar nantinya bidan dapat melakukan asuhan kebidanan dalam masa nifas
dengat tepat.

3. Indikator

Mahasiswa mampu Menganalisis konsep dasar masa nifas.

4. Saran-petunjuk belajar, urutan bahasan


5. Pengertian masa nifas
6. Tujuan asuhan masa nifas
7. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
8. Kebijakan program nasional pemerintah terkait masa nifas
1. PENYAJIAN
2. Pengertian masa nifas

Masa Nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi
pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau
40 hari. Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ±
40 hari (Prawirohardjo, 2002).

Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat
kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar,
1998). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul
Bari,2000:122). Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan
tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).

2. Tujuan asuhan masa nifas

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu
maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan
dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa
kritis bagi kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan
60% kematian BBL terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan
asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini.

Tujuan asuhan masa nifas normal dibagi 2 yaitu :

1. Tujuan umum

Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.

1. Tujuan khusus

 Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi.


Dengan diberikannya asuhan, ibu akan mendapatkan fasilitas dan dukungan dalam
upaya untuk menyesuaikan peran barunya sebagai ibu (pada kasus ibu dengan
kelahiran anak pertama) dan pendampingan keluarga dalam membuat bentuk dan pola
baru dengan kelahiran anak berikutnya. Jika ibu dapat melewati masa ini dengan baik
maka kesejahteraan fisik dan psikologis bayi pun semakin meningkat.
 Pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu.
Dengan diberikannya asuhan pada ibu nifas, kemungkinan munculnya permasalahan
dan komplikasi akan lebih cepat terdeteksi sehingga penanganannya pun dapat lebih
maksimal.
 Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu.

Meskipun ibu dan keluarga mengetahui ada permasalahan kesehatan pada ibu nifas yang
memerlukan rujukan, namun tidak semua keputusan yang diambil tepat, misalnya mereka
lebih memilih untuk tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan karena pertimbangan
tertentu. Jika bidan senantiasa mendampingi pasien dan keluarga maka keputusan tepat dapat
diambil sesuai dengan kondisi pasien sehingga kejadian mortalitas dapat dicegah.

 Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu
melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus.
 Keterampilan yang harus dikuasai oleh bidan, antara lain berupa materi pendidikan
yang sesuai dengan kondisi pasien, teknik penyampaian, media yang digunakan, dan
pendekatan psikologis yang efektif sesuai budaya setempat. Hal tersebut penting
diperhatikan karena banyak pihak yang beranggapan bahwa jika bayi telah lahir
dengan selamat, serta secara fisik ibu dan bayi tidak ada masalah maka tidak perlu
lagi dilakukan pendampingan bagi ibu. Padahal bagi para ibu (terutaa ibu baru),
beradaptasi dengan peran barunya sangatlah berat dan membutuhkan suatu kondisi
mental yang maksimal.
 Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta
peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.
 Kesempatan untuk berkonsultasi tentang kesehatan, termasuk kesehatan anak dan
keluarga akan sangat terbuka. Bidan akan mengkaji pengetahuan ibu dan keluarga
mengenai upaya mereka dalam rangka peningkatan kesehatan keluarga. Upaya
pengembangan pola hubungan psikologis yang baik antara ibu, anak, dan keluarga
juga dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan asuhan ini.

3. Peran dan tanggung jawab bidan terhadap masa nifas

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum Adapun
peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan


kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga .
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan perencana progam kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan
mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan mengenali tanda- tanda bahaya ,menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosadan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan,mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama
periode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional.
4. Kebijakan pemerintah terkait masa nifas

ada 3 tahapan masa nifas :

1. Puerpurium dini.

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam
dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

1. Puerperium intermedial.

Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

1. Remote puerperium.

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bias berminggu-
minggu, bulan, tahunan.

Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan
kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :

 Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.


 Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan
kesehatan ibu nifas dan bayinya.
 Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
 Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu
nifas maupun bayinya.

Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:

Kunjungan Waktu Asuhan


1. Mencegah pendaran masa nifas

2. Pemantauan keadaan ibu


I 6 – 8 jam Post partum
3. Melakukan bounding attachment

4. Memberikan ASI ekslusif


II 6 hari post partum 1. Memastikan involusio bertjalan
dengan normal.

2. Menilai adanya tanda – tanda


demam, infeksi dan perdarahan abnormal

3. Memastikan ibu mendapatkan


istirahat yang cukup.
4. Memastikan ibu mendapatkan
makanan yang bergizi

5. Memastiakn ibu menyusui bayinya


dan tidak ada tanda – tanda penyulit saat
menyusui.
1. Memastikan involusi uterus
berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilicus dan tidak ada
tanda-tanda perdarahan abnormal.

2. Menilai adanya tanda-tanda


demam, infeksi dan perdarahan
abnormal.
III 2 minggu post partum
3. Memastikan ibu mendapat istirahat
yang cukup.

4. Memastikan ibu mendapat


makanan yang bergizi.

5. Memastikan ibu menyusui dengan


baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit.
1. Menanyakan pada ibu tentang
penyulit-penyulit yang dia alami.
2. Memberikan konseling untuk KB
IV 6 minggu post partum
secara dini, Imunisasi, senam nifas, dan
tanda-tanda bahaya yang dialami oleh
ibu dan bayi.

1. PENUTUP
2. Rangkuman

Masa nifas adalah Masa Nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung
selama 6 minggu atau 40 hari.

Tujuan dari masa nifas adalah untuk memantau perkembangan ibu selama nifas, apakah
proses involusinya.

Bidan juga mempunyai peran yang sangat penting dalam memantau masa nifas, slaha satu
dari perannya adalah memberi asuhan yang profesional kepada ibu nifas.
Adapun kebijakan pemerintah terkait dengan masa nifas yaitu, kunjungan masa nifas
dilakukan maksimal empat kali melakukan kunjungan.

2. Tes formatif dan Kunci Jawaban


1. Tes Formatif
3. Dibawah ini yang merupakan defenisi masa nifas menurut prawirohardjo adalah:
1. a) Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama
6 minggu atau ± 40 hari.
2. b) Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini
yaitu 6 – 8 minggu.
3. c) Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira
6 minggu.
4. d) Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
4. Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, merupakan
tahapan masa nifas:
5. Puerperium Dini
6. Puerperium intermedial
7. Remote puerperium
8. Post puerperium
9. Tujuan khusus dilakukan asuhan pada masa nifas, kecuali:
10. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi
11. Pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu.
12. Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.
13. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu
14. Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung
kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama:
15. 2 minggu – 4 minggu
16. 4 minggu – 6 minggu
17. 6 minggu – 8 minggu
18. 8 minggu – 10 minggu
19. Kebijakan Nasional Program Pemerintah, membuat kebijakan untuk melakukan
kunjungan masa nifas sebanyak:
20. 2 kali
21. 4 kali
22. 6 kali
23. 8 kali
24. Salah satu asuhan kebidanan yang diberikan pada kunjungan ketiga adalah:
25. Memberikan konseling untuk KB secara dini, Imunisasi, senam nifas, dan tanda-tanda
bahaya yang dialami oleh ibu dan bayi.
26. Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal
27. Melakukan bounding attachment
28. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal.
1. Kunci Jawaban Tes Formatif
29. a
30. a
31. c
32. b
33. b
34. a

3. Tindak Lanjut

mahasiswa dianjurkan untuk mempelajari materi yang baru, untuk pertemuan selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jogjakarta : Pustaka Rihana

Fraser Diane M , dan Margaretha A. Cooper. 2003. Myles Buku Ajar Bidan EDISI 14.
Jakarta : EGC

Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirahardjo

Saifuddin. 2002. Buku Panduan Praktek Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Jogjakarta : Fitramaya


Syahlan, J.H. 1996 . Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai