Anda di halaman 1dari 2

Prolog

Tampan, Bertubuh atletis, serta sangat pintar bahkan bias disebut seorang nerd. Sosok tersebut
merupakan siswa SMA ternama di Jakarta, yang bernama Oh Sehun. Memiliki wajah yang tampan dan
bertubuh atletis tidak lantas menjadikan Oh Sehun terkenal karena fisiknya, lantaran ia lebih terkenal
karena kepintarannya. Dirinya juga merupakans eorang extrovert yang mudah bergaul dengan teman
teman sebayanya, namun bila kalian mengira teman teman sebayanya berteman dengan dia karena dia
seorang extrovert, Salah! Selain pintar, Oh Sehun juga termasuk golongan menengah ke atas,
kekayaannya memang tidak terlalu besar tapi itu cukup untuk membuat teman dengan menggunakan
uangnya. Ia sangat sering sekali mentraktir orang, apalagi kalau bukan untuk menjadi temannya.
Memang, kalau kalian kira itu hal bodoh, ia pun juga menyadarinya. Dia tetap melakukannya agar
dirinya tidak kesepian. Tidak sedikit yang memanfaatkan dirinya untuk sekedar minta dibelikan makanan
atau apapun. Terlebih karena ia pintar, banyak teman temanya yang meminjam contekan kepadanya.
Well, Sehun tidak masalah selama ia punya banyak teman. Tapi, jangan dikira semua temannya hanya
memanfaatkan dirinya, ia memiliki beberapa sahabat yang memang selalu ada tanpa memanfaatkan
dirinya.

Kegiatan Oh Sehun sehari harinya hanya diisi dengan belajar, datang ke sekolah, mengikuti kegiatan
ekskul yaitu OSN dan KIR, pulang ke sekolah langsung ke tempat Les tambahan baik itu bahasa inggris
maupun les mata pelajaran secara umum. Membosankan? Ya bagi kalian mungkin membosankan. Tidak
ada yang namanya pacar untuk dia, mengatur jadwal sekolah, les dan belajarnya saja sudah penuh.
Apalagi belajar? Namun, semua itu berubah saat ia beranjak ke Kelas 2 SMA dan mengenal seseorang
yang merubah dirinya 180 dejarat.
Chapter One Everything just as the way it is

Tahun ajaran baru di SMA Negeri ternama di Jakarta.

Sehun siswa kelas XI SMA saat itu sedang termenung di mejanya saat jam istirahat sedang berlangsung.
Lamunan laki laki yang dikenal pintar itu terpecah ketika sahabatnya, Yeri menepuk pundak sehun dari
belakang.

Yeri : “Woi hun, ngapain bengong gini di jam istrahat, makan yuk ke kantin

Sehun: “Ga kok, lagi m

Anda mungkin juga menyukai