Anda di halaman 1dari 10

Statistika, Vol. 2, No.

1, Mei 2014

METODE PCR-TOPSIS UNTUK OPTIMASI TAGUCHI


MULTIRESPON

1
Ronald John Djami, 2Sony Sunaryo
1,2
Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Alamat e-mail : 1ronaldjohn1111@yahoo.co.id

ABSTRAK
Dalam bidang industri, statistika biasa digunakan dalam hal pengambilan keputusan dalam
suatu masalah, salah satu metode yang digunakan dalam statistika untuk pengambilan
keputusan adalah metode optimasi. Salah satu metode optimasi yang sering dipakai adalah
metode Taguchi, metode ini diperkenalkan oleh Dr. Genichi Taguchi pada tahun 1940.
Metode Taguchi merupakan metode yang efisien digunakan dalam off line kontrol kualitas
dimana desain percobaan dikombinasikan dengan penurunan kualitas. Metode ini
mencakup tiga tahap desain yaitu desain sistem, desain parameter, dan desain toleransi.
Dalam dunia nyata jelas bahwa lebih dari satu karakteristik kualitas harus dipertimbangkan
untuk produk industri yang paling baik, yaitu dalam sebagian besar aplikasi perhatian
pelanggan adalah dengan masalah multirespon. Namun demikian, metode Taguchi tidak
tepat untuk mengoptimalkan masalah multirespon karena teknik penilaian adalah prosedur
optimasi utama dalam metode Taguchi. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti
mengusulkan suatu prosedur yang efektif disebut PCR-TOPSIS yang didasarkan pada
kemampuan proses ratio (PCR) Technique for Order Performance by Similarity to Ideal
Solution (TOPSIS) untuk mengoptimalkan masalah multirespon. Sehingga dengan metode
PCR-TOPSIS, kita dapat memperoleh solusi yang terbaik dan dapat menghasilkan solusi
yang memuaskan untuk masalah multirespon dalam proses pembuatan kertas pada PT.
Adiprima Suraprinta yang merupakan salah satu perusahan manufaktur yang bergerak di
bidang industri kertas khususnya daur ulangan kertas.

Kata Kunci : Metode Taguchi, Analisis Multirespon, PCR, dan TOPSIS

PENDAHULUAN produksi, pemasaran, Sumber Daya


Manusia (SDM), dan optimasi sumber
Dalam bidang industri, statistika daya industri lainnya. Saat ini sudah
digunakan dalam hal pengambilan banyak peneliti yang meneliti tentang
keputusan dalam suatu masalah, Salah satu metode optimasi seperti [1]; [2] dan lain-lain.
metode yang digunakan dalam statistika Jika usaha yang diperlukan atau hasil yang
untuk pengambilan keputusan adalah diharapkan dapat dinyatakan sebagai
metode optimasi. Metode optimasi fungsi dari peubah keputusan, maka
digunakan oleh para profesional dalam optimasi dapat didefinisikan sebagai
menentukan kombinasi penggunaan pencapaian kondisi maksimum dan
sumber daya yang terbatas agar dicapai minimum dari fungsi tersebut. Fungsi
keuntungan yang optimum. Metode tujuan optimasi secara umum merupakan
optimasi ini diterapkan untuk langkah meminimumkan biaya atau
pengembangan produk, distribusi, penggunan bahan baku dan

46
Statistika, Vol. 2, No. 1, Mei 2014

memaksimalkan hasil atau pemanfaatan Noise Ratio (SNR) pada metode Taguchi
material produksi atau proses produksi. digunakan sebagai ukuran untuk memilih
Penentuan fungsi tujuan dikaitkan dengan faktor–faktor dengan karakteristik kualitas
permasalahan yang dihadapi. suatu respon [5]. SNR mentransformasikan
Salah satu metode optimasi yang sering data pengamatan berulang ke dalam
dipakai adalah metode Taguchi, metode ini sebuah nilai yang mencerminkan
diperkenalkan oleh Dr. Genichi Taguchi keberadaan dari variasi dan nilai rata-rata
pada tahun 1940. Pendekatan Taguchi ini dari respon. Penggunaan SNR untuk
berbeda dengan pendekatan lainnya, yakni mengetahui level dari faktor mana yang
lebih menekankan pada aspek kualitas berpengaruh terhadap hasil eksperimen.
dibandingkan. Selain itu Taguchi Analysis of variance (ANOVA)
menggunakan perancangan eksperimen merupakan teknik perhitungan yang
sebagai alat untuk membuat produk lebih memungkinkan secara kuantitatif
kokoh (robust), yakni produk menjadi mengestimasi kontribusi setiap faktor pada
tidak terpengaruh terhadap faktor noise. semua pengukuran respon. ANOVA yang
Perancangan eksperimen ini digunakan digunakan desain parameter berguna untuk
sebagai alat untuk mengurangi variasi membantu mengidentifikasi kontribusi
terhadap karakteristik kualitas produk dan faktor sehingga akurasi perkiraan model
proses. Penggunaan metode Taguchi dalam dapat ditentukan. ANOVA diperlukan
desain eksperimen berdasarkan pada untuk memperkirakan kesalahan varians
Orthogonal Array (OA) dalam rangka dari faktor dan kesalahan prediksi.
mendapatkan jumlah maksimum informasi ANOVA pada metode Taguchi digunakan
dengan percobaan minimal, selain itu juga sebagai suatu metode statistika untuk
dapat menganalisis data eksperimen menginterpretasikan data – data hasil
berdasarkan Signal to Noise Ratio (rasio eksperimen[3].
SN)[5]. Orthogonal Array (OA) adalah Permasalahan pengambilan keputusan
suatu matriks yang elemen – elemennya merupakan proses pencarian opsi terbaik
tersusun atas baris dan kolom. Baris dari seluruh alternative fisibel. Multiple
merupakan kombinasi level dari faktor Criteria Decision Making (MCDM)
dalam eksperimen. Setiap kolom merupakan bagian dari problem
merupakan faktor yang dapat diubah dalam pengambilan keputusan yang relatif
eksperimen.Filosofi Taguchi terdiri dari kompleks, yang mengikutsertakan
tiga konsep[6], yaitu kualitas harus beberapa orang pengambil keputusan,
dirancang ke dalam produk dan bukan dengan sejumlah berhingga kriteria yang
sekedar memeriksanya, kualitas terbaik beragam yang harus dipertimbangkan, dan
dicapai dengan meminimumkan deviasi masing-masing kriteria itu memiliki nilai
dari target. Produk harus dirancang agar bobot tertentu, dengan tujuan untuk
kokoh (robust) terhadap faktor lingkungan mendapatkan solusi optimal atas suatu
yang tidak dapat dikontrol, biaya Kualitas permasalahan. Salah satu metode yang
harus diukur sebagai fungsi deviasi dari digunakan untuk menangani permasalahan
standar tertentu dan kerugian harus diukur ini, adalah Technique for Order
pada seluruh sistem. Performance by Similarity to Ideal
Tiga tahapan dalam menerapkan Solution (TOPSIS).
metode Taguchi untuk mengoptimalkan TOPSIS adalah salah satu metode
suatu produk atau proses yaitu (1) desain pengambilan keputusan multikriteria yang
sistem, (2) desain parameter, dan (3) pertama kali diperkenalkan oleh[7].
desain toleransi[3]. Kita dapat juga TOPSIS menggunakan prinsip bahwa
menganalisis data eksperimen berdasarkan alternatif yang terpilih harus mempunyai
Signal to Noise Ratio (SNR).Signal to jarak terdekat dari solusi ideal positif dan

47
Statistika, Vol. 2, No. 1, Mei 2014

jarak terpanjang (terjauh) dari solusi ideal LSL : Lower Specification Limit/Batas
negatif dari sudut pandang geometris Spesifikasi Bawah
dengan menggunakan jarak Euclidean S : Sampel Standar Deviasi
(jarak antara dua titik) untuk menentukan Dari hasil perhitungan diatas maka kita
kedekatan relatif dari suatu alternatif dapat melihat bahwa, jika PCR > 1 maka
dengan solusi optimal. Metode TOPSIS proses yang dilakukan baik (Capable),
banyak digunakan pada beberapa model PCR < 1 maka proses yang dilakukan tidak
MADM (Multi Attribute Decision baik (Not Capable), PCR = 1 maka proses
Making). sesuai dengan spesifikasi konsumen
Solusi ideal positif didefinisikan Jika PCR < 1 maka proses
sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik menghasilkan produk atau jasa berada
yang dapat dicapai untuk setiap atribut, diluar toleransi yang diperbolehkan.
sedangkan solusi negatif-ideal terdiri dari Semakin tinggi rasio kemampuan proses,
seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk semakin besar kecenderungan proses
setiap atribut. TOPSIS mempertimbangkan berada dalam spesifikasi yang diinginkan.
keduanya, jarak terhadap solusi ideal Banyak perusahan telah memilih PCR =
positif dan jarak terhadap solusi ideal 1.33 sebagai target untuk mengurangi
negatif dengan mengambil kedekatan variabel proses. PCR berkaitan dengan
relatif terhadap solusi ideal positif. penyebaran output proses relatih terhadap
Berdasarkan perbandingan terhadap jarak toleransinya, PCR tidak melihat seberapa
relatifnya, susunan prioritas alternatif bisa baik rata-rata sebuah proses berada
dicapai. Metode ini banyak digunakan ditengah nilai target.
untuk menyelesaikan pengambilan Untuk mengatasi masalah ini, peneliti
keputusan secara praktis. Hal ini mengusulkan suatu prosedur yang efektif
disebabkan konsepnya sederhana dan disebut PCR-TOPSIS yang didasarkan
mudah dipahami, komputasinya efisien, pada kemampuan proses ratio (PCR) teori
dan memiliki kemampuan mengukur dan teori preferensi order by kesamaan
kinerja relatif dari alternatif-alternatif dengan solusi ideal (TOPSIS) untuk
keputusan. mengoptimalkan masalah multirespon.
PCR (Proses Kemampuan Rasio) Sehingga dengan metode PCR-TOPSIS,
merupakan kemampuan sebuah proses kita dapat memperoleh solusi yang terbaik
untuk memenuhi spesifikasi desain yang dan dapat menghasilkan solusi yang
ditetapkan oleh permintaan konsumen, memuaskan untuk masalah multirespon
walaupun sebuah proses terkendali secara dalam proses pembuatan kertas pada PT.
statistik. Bagi sebuah proses untuk dapat Adiprima Suraprinta yang merupakan
dikatan mampu, nilainya harus berada salah satu perusahan manufaktur yang
diantara spesifikasi atas dan bawah. Hal ini bergerak di bidang industri kertas
berarti kemampuan proses berada dalam khususnya pendaurulangan kertas.
±3 standar deviasi dari rata-rata proses. Tujuan yang ingin dicapai dalam
Karena rentangan nilai adalah 6 standar penelitian ini adalah mengkaji teori metode
deviasi, maka toleransi sebuah proses yang PCR-TOPSIS untuk menganalisis data
mampu, yaitu perbedaan antara spesifikasi multirespon dan menerapkannya dalam
atas dan bawah harus lebih besar atau sama mengoptimasi variabel-variabel respon
besar dengan 6. pada proses pembuatan kertas di PT.
design limits USL  LSL Adiprima Suraprinta. Serta
PCR  
process capability 6s membandingkan hasil optimasi yang
USL : Upper Specification Limit/Batas diperoleh dengan metode PCR-TOPSIS
Spesifikasi Atas dan Fuzzy Logic.

48
Statistika, Vol. 2, No. 1, Mei 2014

METODE PENELITIAN Level 1 = 3.64 – 3.70 bar (rendah)


Level 2 = 3.71 – 3.77 bar (tinggi)
Sumber Data dan Variabel Penelitian 4. x4 : NIP (fase IV, penghalusan kertas /
Dalam penelitian ini data yang Callender)
digunakan adalah data sekunder yang NIP terdiri dari 2 level sebagai berikut :
diperoleh dari hasil penelitian[4], yang Level 1 = 100 kN/m
pengamatannya dilakukan di PT. Adiprima Level 2 = 120 kN/m
Suraprinta, Gresik. Pada penelitian ini 5. x5 : Heating Water (fase V,
variabel-variabel yang dipakai dalam penghalusan kertas / Callender)
proses pembuatan kertas pada PT. Heating Water terdiri atas 2 level
Adiprima Suraprinta yang memberikan sebagai berikut :
pengaruh terhadap parameter kualitas Level 1 = 124.80 – 130.70C (rendah)
kertas adalah sebagai berikut : Level 2 = 130.80 – 135.50C (tinggi)
Variabel Respon yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Metode Analisis
1. y1 : Thickness / ketebalan [micrometer Adapun langkah-langkah dilakukan
(µm)]. untuk mencapai tujuan penelitian adalah
Nilai yang ditargetkan pada variabel ini sebagai berikut :
adalah 65 µm dengan batas spesifikasi I. Mengkaji metode PCR-TOPSIS
60 µm s/d 70 µm, merupakan dengan mengetahui penurunan rumus
karakteristik Nominal The Best. yang ada pada metode tersebut.
2. y2 : Opacity / daya tembus (%). II. Menerapkan metode PCR-TOPSIS
Dengan batas spesifikasi >93%, untuk kasus optimasi pada variabel-
merupakan karakteristik Large The variabel respon Thicness, Roughness
Better. dan Opacity dalam proses pembuatan
3. y3 : Roughness / kekasaran (ml/min). kertas pada PT. Adiprima Suraprinta.
Dengan batas spesifikasi < 220ml/min, Dengan langkah-langkah sebagai
merupakan karakteristik Smaller The berikut :
Better. 1. Melakukan Statistika Deskriptif sebagai
Variabel bebas yang digunakan dalam gambaran awal mengenai data yang
penelitian ini merupakan faktor kendali dipakai.
dimana masing-masing faktor memiliki 2 2. Menghitung derajat bebas Total untuk
level sebagai berikut : faktor kendali.
1. x1 : Main Speed (fase I, pembentukan dbtotal  A 1 B 1 AB 1 C 1 D 1 E 1
kertas / WirePart)
Main Speed terdiri atas 2 level sebagai
Dimana :
berikut :
Level 1 = 800 – 830 m/min (rendah) A B  1  A  1 . B  1
Level 2 = 831 – 865 m/min (tinggi) 3. Menentukan rancangan Orthogonal
2. x2 : Headbox Main Header Pressure Array (OA).
(fase II, Pres Part) Penggunaan metode Taguchi dalam
Headbox Main Header Pressure terdiri desain eksperimen berdasarkan pada
atas 2 level sebagai berikut : Orthogonal Array (OA). Orthogonal
Level 1 = 1.1 bar Array (OA) digunakan untuk
Level 2 = 1.2 bar menganalisis data eksperimen dan
3. x3 : Steam Header Pressure (face III, digunakan untuk merancang
pengeringan kertas / Drying Part) eksperimen yang efisien sehingga dapat
Steam Header Pressure terdiri atas 2 menentukan jumlah eksperimen
level sebagai berikut : minimal yang dapat memberi informasi

49
Statistika, Vol. 2, No. 1, Mei 2014

sebanyak mungkin semua faktor yang 1 l i


mempengaruhi parameter. Bagian y ij   y jk : Rata-rata data yang
l k 1
terpenting dari Orthogonal Array
terletak pada pemilihan kombinasi diamati untuk respon ke- j pada
taraf/level dari variabel-variabel input percobaan ke-i.
untuk masing-masing eksperimen.
 S ijk   l 1 1  yijk  y ij  : Variasi
2 2

Pemilihan jenis Orthogonal Array (OA)


yang digunakan pada eksperimen data yang diamati untuk respon ke-
tergatung pada jumlah derajat bebas
j pada percobaan ke- i.
total. Penentuan derajat bebas total
didasarkan pada tiga hal yaitu: i  1, , m, j  1, , n dan k  1, , l.
banyaknya variabel proses (faktor
kendali), faktor interaksi antar faktor 5. Menghitung PCR-SNR untuk setiap
yang diamati dan jumlah taraf/level dari percobaan.
faktor yang diamati. Menurut persamaan (1), (2), (3),  ij
Orthogonal Array untuk dua level : berarti kontribusi kualitas yang
L2m (22 1 )
m
maksimal untuk respon ke-j pada
Dimana : percobaan ke-i menunjukan C ij (PCR-
M : bilangan bulat positif > 1 SNR dalam respon ke-j untuk
2m : banyak eksperimen percobaan ke-i) metode perhitungan.
2 : banyak level
 ij  x j
2m-1 : banyak kolom Cj 
i

4. Menghitung Signal To Noise (SNR). 3s j


Dalam langkah ini,  ij (SNR untuk m

respon ke j pada percobaan ke I dimana  i


j

i=1,…,m, j=1,…,n) dapat dihitung. x j  i 1


: Rata-rata sampel
m 1
Menurut taguchi  ij dapat dihitung dengan untuk SNR pada respon ke-j.
tiga rumus sebagai berikut :
  
m 2

1 2
i
 x j
  10log10    y ijk   , 0  yijk  ,
l j
i
j s j  i 1 : Standar deviasi
 k 1
l  (1) m 1
sampel untuk SNR dalam respon
(semakin kecil respon semakin baik ke-j.
hasilnya) 6. Menghitung TOPSIS dari hasil PCR-
 l  SNR.
1 1 
 ij  10 log10   , 0  y ijk  ,
 l k 1  y i 2  Relatif kedekatan untuk setiap
 jk  (2) percobaan yang ideal, TOPSIS dari
(semakin besar respon semakin baik hasil PCR-SNR adalah
hasilnya), dan d i
  y i 2  S  i
i

  10 log10 
i j
 , 0  y ijk  , d  d i
  S i 2 
j

 C  C j  , untuk i  1, , m
n
 j 
2
(3) d i  i
j
:
j 1

(respon lebih nominal yang terbaik) Jarak percobaan ke-i dari solusi ideal.
y ijk : Data yang diamati untuk
respon ke- j pada percobaan ke- I
dan k pengulangan.

50
Statistika, Vol. 2, No. 1, Mei 2014

menjadi variable baru dengan metode


 C  C j  , untuk i  1,  , m
n 2
d i  i

j 1
j
PCR-TOPSIS.
Jarak percobaan ke-i dari solusi
Transformasi Nilai Respon ke SNR
ideal.
SNR merupakan hasil transformasi dari
Cj  maxCij ,untuk i  1,2,, m , Cij  i 1,2,, m, j  1,2,, nbeberapa pengulang data sehingga nilainya
Cj  min Cj ,untuk i  1,2,, m , Cj  i  1,2,, m, j  1,2,, n mewakili
 i i
kualita penyajian variasi.
Masing-masing respon memiliki
7. Menentukan persentase kontribusi FLC karakteristik yang berbeda yaitu untuk
optimal dari faktor-faktor yang Thickness/ketebalan kertas dikatakan baik
signifikan dalam multirespon. Ketika jika nilainya berada dalam batas toleransi
TOPSIS lebih tinggi dari hasil PCR- dan mendekati target (nominal the best),
SNR, kualitas produk yang lebih baik Roughness/ kekasaran dengan batas
yang tersirat, sehingga efek faktor dapat spesifikasi < 220 ml/min dimana semakin
diperkirakan dan tingkat optimal untuk kecil nilai Rougness maka semakin baik
setiap faktor terkendali juga dapat (smaller the better). Berikut hasil SNR
ditentukan. Menggunakan ANOVA masing-masing respon dengan fungsi
(Analysis of Variance), faktor yang kualitasnya masing-masing:
signifikan dalam kinerja multirespon Tabel 1 SNR dari Variabel Respon
dan persentase kontribusi mereka Outter Array
terhadap total variasi TOPSIS No SNR
berdasarkan PCR diperoleh.
III. Membandingankan hasil optimasi Thickness Opacity Roughness

yang diperoleh dengan menggunakan 1 50.1 39.8 -42.5


2 47.7 39.8 -42.3
metode PCR-TOPSIS dan metode 3 47.5 39.9 -43.1
Fuzzy Logic yang telah dilakukan oleh 4 44.5 39.8 -42.6
5 44.6 39.8 -42.8
Qonitah (2012). 6 51.5 39.8 -42.7
1. Menghitung SNR untuk setiap variabel 7 37.8 39.8 -43.2
respon Thickness, Opacity dan 8 43.9 39.8 -42.9
Roughness.
2. Menentukan rancangan level optimum Menghitung PCR berdasarkan SNR
untuk setiap variabel respon PCR- dari setiap variabel respon.
TOPSIS ( S i ).
3. Menghitung nilai taksiran SNR dan Bagi sebuah proses untuk dapat dikatan
nilai taksiran rata-rata respon Thickness, mampu, nilainya harus berada diantara
Opacity dan Roughness pada kondisi spesifikasi atas dan bawah. Hal ini berarti
optimum berdasarkan rancangan level kemampuan proses berada dalam ±3
optimum untuk setiap variabel respon standar deviasi dari rata-rata proses. Indeks
PCR-TOPSIS ( S ). i Kemampuan Proses (Cpk) digunakan untuk
menghitung perbandingan antara dimensi
yang diinginkan dan yang baik dari suatu
HASIL PENELITIAN produk yang dihasilkan. Berdasarkan
perhitungan Indeks Kemampuan Proses,
Optimasi Multirespon dengan Metode kita dapat menghitung PCR-SNR dengan
PCR-TOPSIS mentransformasi nilai SNR dari tiap
Dalam penelitian ini di teliti 3 respon variabel respon kedalam persamaan Cpk
Thickness, Roughness, dan Opacity. Ketiga sehingga diperoleh sebagai berikut :
respon tersebut akan di Transformasikan

51
Statistika, Vol. 2, No. 1, Mei 2014

Tabel 2 PCR-SNR dari respon Thickness, Opacity respon baru yang mewakili tiga respon dari
dan Roughness.
Thickness, Opacity dan Roughness.
PCR-SNR
No
Thickness Opacity Roughness
ANOVA pada hasil PCR-TOPSIS.
1 -0.098 -0.310 0.325
2 -0.195 -0.312 0.336 Hasil perhitungan PCR-TOPSIS yang
3 -0.203 -0.309 0.296
didapat selanjutnya akan dilakukan
4 -0.325 -0.312 0.318
5 -0.323 -0.312 0.309 analysis of variance (ANOVA) yang
6 -0.039 -0.313 0.314 digunakan untuk mengetahui pengaruh
7 -0.595 -0.311 0.291 dari faktor dan interaksi terhadap satu
8 -0.351 -0.313 0.304 respon yang diwakili oleh nilai PCR-
TOPSIS untuk tiga respon sebelumnya.
Menghitung TOPSI hasil PCR-SNR Hasil analisis dari ANOVA dapat dilihat di
TOPSIS adalah salah satu metode Tabel 5.
pengambilan keputusan multikriteria Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan
dengan ide dasarnya adalah bahwa bahwa pada tingkat   0.05 , semua
alternatif yang dipilih memiliki jarak faktor utama dan faktor interaksi memiliki
terdekat dengan solusi ideal dan yang pengaruh signifikan dapat dilihat pada p-
terjauh dari solusi ideal negatif. value untuk semua faktor utama dan faktor
interaksi <   0.05 .
Tabel 3 Solusi Ideal dan Solusi Ideal negatif.
Separation Measure Presentase Kontribusi pada masing-
No 1 1
d d masing faktor.
1 0.0599 0.4991
2 0.1568 0.4026 Presentasi kontribusi untuk mengetahui
3 0.1689 0.3928 berapa besar kontribusi yang diberikan
4 0.2873 0.2714 oleh masing-masing faktor utama dan
5 0.2853 0.2734 interaksi. Perhitungan persentase
6 0.0226 0.5572
kontribusi menggunakan persamaan
7 0.5586 0.0019
8 0.3137 0.2451 sebagai berikut :
SS '  SS   MSe  DF 
Berdasarkan perhitungan solusi ideal Untuk perhitungan persentase
dan solusi ideal negatif pada percobaan ke- kontribusi untuk semua faktor utama dan
1 untuk respon ke-j, maka diperoleh Tabel faktor interaksi dapat dilihat pada Tabel 6.
4 PCR-TOPSIS. Berdasarkan Tabel 6 perhitungan
kontribusi dari faktor utama dan interaksi
Tabel 4 Hasil Perhitungan PCR-TOPSIS
i
menunjukan bahwa headbox maein header
No PCR-TOPSIS( S ) preasure (faktor B) memberikan kontribusi
1 0.8928 yang paling besar terhadap respon
2 0.7197 dibandingkan dengan faktor yang lain
3 0.6993
4 0.4858
yaitu sebesar 39.89%. kemudian diikuti
5 0.4893 oleh NIP (faktor D) yang memberikan
6 0.9611 kontribusi sebesar 32.37% dan main speed
7 0.0034 (faktor A) sebesar 15.86%. Sedangkan
8 0.4386 faktor lain berkontribusi dibawah 10%
terhadap respon.
Hasil nilai PCR-TOPSIS pada Tabel 4.
inilah yang akan dianalisis sebagai variabel

52
Statistika, Vol. 2, No. 1, Mei 2014

Tabel 5 Analysis of Variance (ANOVA) dari hasil PCR-TOPSIS.

Source DF SS MS F-hitung P-value Keterangan

A 1 0.1025 0.1025 55363.96 0.003 Signifikan


B 1 0.2577 0.2577 139244.91 0.002 Signifikan
C 1 0.0338 0.0338 18287.75 0.005 Signifikan
D 1 0.2091 0.2091 113014.68 0.002 Signifikan
E 1 0.0007 0.0007 401.48 0.032 Signifikan
AB 1 0.0422 0.0422 22801.01 0.004 Signifikan
Error 1 0.0000 0.0000
Total 7 0.6460

Tabel 6 Persentase kontribusi


Source DF SS MS F-hitung SS' P. Kontribusi (%)
A 1 0.1025 0.1025 55363.96 0.1025 15.86
B 1 0.2577 0.2577 139244.91 0.2577 39.89
C 1 0.0338 0.0338 18287.75 0.0338 5.24
D 1 0.2091 0.2091 113014.68 0.2091 32.37
E 1 0.0007 0.0007 401.48 0.0007 0.11
AB 1 0.0422 0.0422 22801.01 0.0422 6.53
Error 1 0.0000 0.0000
Total 7 0.6460

Penentuan Kondisi Optimum. Berdasarkan Gambar 1 dan Tabel 7


dapat dilihat bahwa kondisi optimum
Untuk memperoleh kondisi optimum, untuk kualitas kertas dapat dicapai pada
level yang dipilih adalah level yang kombinasi level A1 B1 C2 D1 E2. Tabel 7
memberikan nilai rata-rata SNR yan juga menjelaskan bahwa faktor B
terbesar untuk masing-masing respon. (Headbox Main Header Pressure) yang
Nilai rata-rata SNR dari masing-masing paling berpengaruh pada respon, hal ini
level untuk setiap respon dapat dilihat dapat dilihat dari selisih yang paling besar
sebagai berikut : dan menempati ranking pertama.
0,8
A B C
Sedangkan faktor E (Heating Water)
0,7

0,6
menjadi faktor yang paling sedikit
0,5
memberikan pengaruh pada respon, hal ini
Mean of Means

0,4

0,8
1
D
2 1
E
2 1 2
dapat dilihat dari selisih yang paling kecil
0,7 dan rangking yang paling terakhir.
0,6

0,5
Pada gambar 1 terlihat bahwa kondisi
0,4
1 2 1 2
optimum untuk level faktor dari respon
Gambar 1 Plot Efek Variabel Utama adalah A1B1C2D1E2 yaitu :
Main Speed (A1) : 800 – 830 m/min
Tabel 7 Nilai Mean Setiap Level. Headbox Main Header Pressure (B1) : 1.1
Level A B C D E bar
1 0.6991 0.7654 0.5209 0.7476 0.5764 Steam Header Pressure (C2) : 3.71 – 3.77
2 0.4728 0.4065 0.6511 0.4243 0.5955 bar
Delta 0.2263 0.359 0.1302 0.3234 0.0191 NIP (D1) : 100 kN/m
Heating Water (E2) : 130.80 – 135.50C
Rank 3 1 4 2 5

53
Statistika, Vol. 2, No. 1, Mei 2014

Menghitung Taksiran Nilai kondisi metode PCR-TOPSIS dengan Fuzzy Logic,


Optimum setiap Respon bertujuan untuk mengetahui nilai mana
yang lebih optimum dalam mendekati
Untuk mendapatkan nilai taksiran setiap batas spesifikasi yang diberikan pada tiap
respon menggunakan rancangan level respon. Taksiran nilai kualitas optimum
optimum A1B1C2D1E2 adalah pada metode PCR-TOPSIS berada pada
Tabel 8 Nilai Taksiran Optimum untuk setiap taraf level optimum A1B1C2D1E2.
Respon Sedangkan pada metode Fuzzy Logic
Thickness Opacity Roughness berada pada taraf level optimum
SNR 53.421 39.814 -42.38 A1B1C2D1E1. Perbandingan nilai optimum
Mean 69.194 97.888 131.375
PCR-TOPSIS dengan Fuzzy Logic
disajikan dalam Tabel 9.
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui Berdasarkan Tabel 9 dapat dijelaskan
bahwa nilai taksiran SNR Thickness yang bahwa nilai SNR dengan menggunakan
optimal adalah sebesar 53.421 dB dengan metode PCR-TOPSIS untuk respon
taksiran nilai rata-rata sebesar 69.194 µm. Thickness dan Opacity memiliki nilai
Pada nilai taksiran SNR Opacity yang taksiran yang lebih baik dari metode Fuzzy
optimal adalah sebesar 39.814 dB dengan Logic karena semakin besar nilai SNR
taksiran nilai rata-rata sebesar 97.888%. maka semakin baik kualitasnya dan nilai
Sedangkan nilai taksiran SNR Roughnesss mean untuk respon Thickness dan Opacity
yang optimal adalah sebesar -42.38 dB untuk PCR-TOPSIS lebih baik dari metode
dengan taksiran nilai rata-rata sebesar Fuzzy Logic karena lebih dekat pada batas
131.375 ml/min. spesifikasi yang diberikan untuk tiap
Membandingkan Taksiran Nilai kondisi respon. Sehingga dapat diambil
Optimum setiap Respon dari Metode kesimpulan bahwa metode PCR-TOPSIS
PCR-TOPSIS dan Metode Fuzzy Logic. lebih menghasilkan nilai taksiran optimum
yang lebih baik dari metode Fuzzy Logic.
Membandingkan nilai optimum yang
diperoleh dari analisa menggunakan

Tabel 9 Perbandingan Nilai Optimum PCR-TOPSIS dan Fuzzy Logic


Kondisi Optimum
Karakteristik Batas
No Respon PCR-TOPSIS Fuzzy Logic
Kualitas Spesifikasi
SNR Mean SNR Mean
1 Thickness Nominal The Best 65±5 53.421 69.194 53.027 68.525
2 Opacity Larger The Better > 93 39.814 97.888 39.804 97.776
3 Roughness Smaller The Better < 220 -42.38 131.375 -42.285 129.563

i. Menentukan matriks orthogonal array


berdasarkan derajat bebas total untuk
KESIMPULAN semua faktor kendali.
ii. Menentukan SNR dari nilai MSD
Berdasarkan hasil analisis yang sudah untuk tiap karakteristik mutu. Kecuali
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan untuk SNR nominal the best
bahwa : diturunkan berdasarkan defenisi SNR
1. Dalam mengkaji teori PCR-TOPSIS, secara umum yaitu
terdapat beberapa langkah yang harus
signal  rata  rata 
2
2
dilakukan yaitu SNR    2
noise var ians 

54
Statistika, Vol. 2, No. 1, Mei 2014

iii. Menentukan PCR berdasarkan nilai in High-Speed Drilling of CFRP


SNR yang diturunkan dari composites. J. Mater. Process.
perhitungan Indeks Kemampuan Technol., 203: 431-438. DOI:
Proses. 10.1016/j.jmatprotec.2007.10.050.
iv. Menghitung PCR-TOPSIS dari hasil [4] Nike, D. Y. (2008), “Penerapan
perhitungan PCR-SNR. Metode Taguchi & Pendekatan Metode
2. Kombinasi level-level faktor kendali Data Envolopment Analysis (DEA)
yang dapat mengoptimalkan kualitas Based Ranking Dalam
respon Thickness, Opacity dan Mengoptimasian Parameter Kualitas
Roughnesss secara serentak dengan Kertas Pada Proses Paper Machine II
menggunakan metode PCR-TOPSIS (studi kasus : di PT. Adiprima
yaitu : Saraprinta Gresik)”. Tugas Akhir.
 Main Speed (A1) : 800 – 830 Jurusan Statisstika Institut Teknologi
m/min Sepuluh November Surabaya.
 Headbox Main Header Pressure [5] Park, Sung H., 1996, Robust Design
(B1) : 1.1 bar And Analysis for Quality Engineering,
 Steam Header Pressure (C2) : 3.71 New Delhi : PT. Palatino Thomson
– 3.77 bar Press.
 NIP (D1) : 100 kN/m [6] Ross, P. J., 1996, Taguchi techniques
 Heating Water (E2) : 130.80 – for quality engineering. New York.
135.50C McGraw-Hill.
3. Nilai SNR dan Mean dengan [7] Yoon, K.P dan Hwang, C.L., 1995,
menggunakan metode PCR-TOPSIS Multiple attribute decision making; An
untuk respon Thickness dan Opacity Introduction, Sage Publications, United
memiliki nilai taksiran yang lebih baik States of America.
dari metode Fuzzy Logic karena
memiliki nilai SNR yang lebih besar
dan nilai mean lebih dekat pada batas
spesifikasi yang diberikan. Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa
metode PCR-TOPSIS lebih
menghasilkan nilai taksiran optimum
yang lebih baik dari metode Fuzzy
Logic.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bronson, R., 1982, Theory and


Problem of Operations Research. USA
: McGraw Hill Inc.
[2] Cleland, D.I. dan Kacaogln D.F., 1980,
Engineering Management.
Johanesburg: McGraw Hill
International Book Company.
[3] Gaitonde, V.N., Karni, S.R., Rubio,
J.C., Correia, A.E., Abrao, A.M. and
Davim, J.P. (2008), Analysis of
Parametric Influence on Delamination

55

Anda mungkin juga menyukai