2
ARTIKEL PENELITIAN
ABSTRAK
Kecerdasan merupakan salah satu indikator kualitas sumberdaya manusia. Salah satu aspek kecerdasan
yang mempengaruhi keberhasilan seseorang adalah kemampuan kognitif. Berbagai penelitian menemukan
bahwa ada pengaruh gizi terhadap kecerdasan serta perkembangan motorik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan status gizi dan keikutsertaan dalam layanan tumbuh kembang anak dengan kemampuan
kognitif anak usia 2-5 tahun di Kota Padang. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study, di
Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo Kota Padang. Lokasi penelitian diambil secara purposive.
Sampel pada penelitian ini adalah anak usia 2-5 tahun yang mendapatkan pelayanan tumbuh kembang anak
lengkap (PAUD dan Posyandu) dan yang tidak mendapatkan pelayanan tumbuh kembang anak lengkap
(Posyandu) sebanyak 55 orang. Data diolah dan dianalisis dengan computer, menggunakan Chi-Square. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 58,2% responden tidak mengikuti pelayanan tumbuh kembang lengkap (PAUD
terintegrasi; 60% mempunyai status gizi kurus dan 58,9% mempunyai kemampuan kognitif yang rendah. Tidak
ada hubungan yang bermakna antara keikutsertaan dalam layanan tumbuh kembang dan status gizi dengan
kemampuan kognitif responden (p>0,05). Mengingat tingginya status gizi kurus berdasarkan BB/TB atau
BB/PB di Kelurahan Gurun Laweh, perlu dilakukan program untuk membantu meningkatkan status gizi anak
terutama anak usia di bawah 5 tahun yang merupakan masa the golden age seperti penyuluhan dan pembinaan
terpadu pada ibu-ibubalita dan kader posyandu
Kata Kunci :status gizi, kemampuan kognitif, layanan tumbuh kembang anak
ABSTRACT
Intelligence is one indicator of the quality of human resources. One of the intelligence aspects that influence the
success of a person's is a cognitive ability. Various studies have found that there is the influence of nutrition on
intelligence and motoric development.
This study aims to determine the relationship of nutrition status and participation on child's growth development
services on cognitive abilities of children aged 2-5 years in Padang. This study design used Cross Sectional Study
in the Gurun Laweh of District of Nanggalo Padang. Study site purposively taken. Samples were children aged 2-5
years who received a complete child development services and who did not get it as many as 55 people. Data were
processed and analyzed by computer, using the Chi-Square. The results showed that 58.2% of respondents did not
follow the complete development of the service; 60% had underweight and 58.9% had low cognitive abilities.
There was no significant association between participation in the child's growth development services and
nutritional status on the cognitive ability of respondents (p> 0.05). Cause the high nutritional status of
underweight by BB / TB in Gurun Laweh, there should be programs to help improve the nutritional status of
children, especially children aged under 5 years like counseling and coaching to mother and officer of Posyandu.
80
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2
81
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2
mempunyai pengetahuan yang kurang tentang bivariat untuk mengetahui hubungan status gizi dan
bagaimana cara mendidik dan memberi stimulasi keikutsertaan dalam layanan tumbuh kembang anak
bagiperkembangananaknya dengan kemampuan kognitif anak, menggunakan
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik Chi-Square dengantingkat kemaknaan p<0,05
melakukan penelitian, yang bertujuan untuk
mengetahui keikutsertaan dalam layanan tumbuh Hasil DanPembahasan
kembang, kemampuan kognitif dan status gizi anak Karakteristik responden
usia 2-5 tahun serta hubungan status gizi dan Responden pada penelitian ini rata-rata
keikutsertaan dalam layanan tumbuh kembang berumur 3.91±1.041 tahun dengan umur termuda 2
dengan kemampuan kognitif anak usia 2-5 tahun tahun dan umur tertinggi 5 tahun, yang 50,9%
diantaranya adalah perempuan.
Metode Pekerjaan ayah respondenpada peneliyian ini
Penelitian ini menggunakan desain Cross adalah buruh tani, PNS, bengkel, supir, buruh dan
Sectional Study, yang dilaksanakan bulan Maret - swasta/wiraswasta dengan pekerjaan terbanyak
November 2011 di Kelurahan Gurun Laweh adalah buruh dan swasta sebanyak masing-
Kecamatan Nanggalo Kota Padang. Lokasi masingnya 40%. Pekerjaan ibu responden hampir
penelitian diambil secarapurposive. tidak bervariasi, karena 92,7% ibu responden hanya
Sampel pada penelitian ini adalah anak usia sebagai ibu rumah tangga. Hanya 5,5% yang
2-5 tahun yang mendapatkan pelayanan tumbuh bekerja sebagai PNS dan 1,8% swasta.
kembang anak lengkap (Posyandu terintegrasi
PAUD) dan yang tidak mendapatkan pelayanan Kemampuan KognitifAnak Usia 2-5 Tahun
tumbuh kembang anak lengkap (Posyandu) Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih
sebanyak 55 orang yang diambil secara acak dari separuh responden (58,9%) mempunyai
sederhana. Sampel yang mendapat pelayanan kemampuan kognitif yang rendah seperti terlihat
tumbuh kembang lengkap diambil dari PAUD pada Tabel 1
terintegrasi A1 Khairat Kelurahan Gurun Laweh.
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
Data yang dikumpulkan terdiri dari data
kemampuan kognitif
primer mengenai karakteristik anak dan keluarga
responden, keikutsertaan dalam layanan tumbuh
kembang, perkembangan kognitif anak dan status Kemampuan Kognitif n %
gizi anak dan sekunder tentang data balita di Tinggi 22 39,3
Kelurahan Gurun Laweh. Data status gizi Rendah 33 58,9
dikumpulkan dengan melakukan pengukuran Total 55 100,0
antropometri untuk menilai berat badan dengan
timbangan digital pada ketelitian 0,1 kg dan
menggunakan microtoise untuk mengukur tinggi Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pada
badan. Pengumpulan data perkembangan kognitif kelompok responden dengan usia 2-3,4 tahun
anak dilakukan dengan kuesioner indikator sebanyak 72,2% tidak dapat menyebutkan 4 warna,
kemampuan anak usia 2-5 tahun dengan 66,7% tidak dapat menyebutkanjenis kelamin. Dari
menggunakan beberapa pertanyaan yang sesuai 18 orang hanya 11,1% yang mempunyai
dengan tahap perkembangan anak menurut usia, kemampuan kognitif yang masuk kategori tinggi
yang dikelompokkan atas 3 yaitu indikator dan tidak satupun dari kelompok usia ini yang
kemampuan anak usia 2-3,4 tahun; 3,5 - 4,4 tahun mengikuti program PAUD terintegrasi. Pada
dan 4,5 - 5,4 tahun dengan skor 0-3 dari tidak kelompok usia 3,5 - 4,4 tahun sebanyak 63,6%
bisa/tidak mampu sampai bisa/mampu melakukan responden tidak dapat menggambar orang dengan
instruksi dari tiap-tiap indikator sesuai dengan bagian-bagiannya, 45,5% tidak menyadari masa
umur. yang akan datang (kalau sudah besar mau jadi apa),
Setelah dilakukan pengumpulan data, 36.4% tidak dapat menyebutkan 5-9 warna atau
langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan lebih. Sebanyak 55% dari responden mengikuti
bantuan komputer menggunakan program SPSS program PAUD terintegrasi dan hanya 63,6% yang
versi 15.0. Data yang telah diolah akan dianalisis mempunyai kemampuan dengan kategori tinggi.
secara bertahap dengan analisis univariat untuk Sementara pada kelompok usia 4,5-5,4 tahun
mendeskripsikan masing-masing variabel guna 46,2% tidak dapat menjawab pertanyaan untuk
memperoleh gambaran karakteristik sampel dan mendapatkan keterangan dengan menggunakan
82
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol, 6, No.2
pertanyaan mengapa dan bagaimana dan hanya Menurut Jalal (2009) upaya untuk meningkatkan
memilih balok yang lebih berat dari 3 pasang tumbuh kembang anak Indonesia dapat dilakukan
balok yang bisa dijawab oleh 100% responden. melalui posyandu terintegrasi PAUD sehingga anak
Menurut J a 1a 1 (2009) kecepatan bisa mencapai setiap tahap pertumbuhan dan
perkembangan setiap anak pada posyandu perkembangannya secara optimal. Peranan
terintegrasi PAUD dapat diarahkan sesuai posyandu terintegrasi PAUD mengupayakan
kebutuhan perkembangan yang harus dicapainya. lingkungan yang aman, meningkatkan kesehatan
Peranan posyandu terintegrasi PAUD dan status gizi, mengupayakan suasana, sarana dan
mengupayakan lingkungan yang aman, lingkungan yang menumbuhkan minat, rasa aman
meningkatkan kesehatan dan status gizi, dan menyenangkan sehingga merangsang anak
mengupayakan suasana, sarana dan lingkungan untuk bermain, eksplorasi dan belajar sehingga
yang menumbuhkan minat, rasa aman dan kebutuhan perkembangannya tercapai optimal 8.
menyenangkan sehingga merangsang anak untuk Hasil analisis statistik menunjukkan tidak
bermain, eksplorasi dan belajar sehingga kebutuhan ada hubungan yang bermakna antara keikutsertaan
perkembangannya tercapai secara optimal 8. dalam layanan tumbuh kembang dengan
kemampuan kognitif responden (p>0,05).
Keikutsertaan dalam Layanan Tumbuh Meskipun demikian pada penelitian ini terlihat
KembangAnak bahwa kemampuan kognitif yang rendah lebih
Tabel 2 menunjukkan bahwa lebih dari tinggi pada responden yang hanya mengikuti
separuh (58,2%) responden tidak mengikuti program layanan posyandu (65,63%) dibandingkan
pelayanan tumbuh kembang lengkap (posyandu dengan yang mengikuti PAUD terintegrasi
terintegrasi PAUD), hanya mengikutiposyandu. (52,17%). Hal ini disebabkan karena kemampuan
kognitif yang tinggi pada anak yang mengikuti
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan PAUD terintegrasi dan hanya posyandu saja tidak
keikutsertaan dalam program layanan jauh berbeda. Ini diduga karena belum baiknya
tumbuh kembang ketersediaan alat bantu belajar dan sarana yang
tersedia di PAUD terintegrasi tempat responden
Prog. Layanan Tumbuh Kembang n % mendapat layanan tumbuh kembang sehingga akan
PAUD Terintegrasi 23 41,8 mempengaruhi optimalisasi stimulasi dalam
Posyandu 32 58,2 tumbuh kembang anak yang ikut dalam PAUD.
Total 55 100
Tabel 4. Hubungan keikutsertaan dalam layanan
Tumbuh Kembang dengan Kemampuan
Jika dikelompokkan berdasarkan umur dapat dilihat Kognitif Responden
bahwa anak yang mengikuti program PAUD
Keikutsertaan dalam Kemampuan Kognitif
terintegrasi paling banyak pada kelompok umur 5 Total p value
tahun seperti terlihat pada Tabel 3 . Layanan Tumbuh Tinggi Rendah
Kembang n % n % n %
Tabel 3. Keikutsertaan responden dalam layanan PAUD Terintegrasi 11 47,82 12 52,17 23 100 0,468
83
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2
84
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2
Daftar Pustaka
1. Monks, FJ; AMP Knoers dan SR Hadinoto. dini : agenda pelayanan tumbuh kembang anak
Psikologi perkembangan, pengantar dalam holistik-integratif. Pidato Pada Upacara
berbagai bagiannya. Gajah Mada University Pengukuhan Sebagai guru Besar Tetap dalam
Press. Yogyakarta, 1999 Bidang ilmu Gizi Pada Fakultas Kedokteran
2. Gardner, H. Multiple inteligences. the theory in Universitas Andalas. Padang, 2009.
practice. Basic Books. New York, 1993. 9. Fitria, D. Perbedaan perkembangan murid TK
3. Masrul. Pengaruh sumber daya pengasuhan yang mengikuti PAUD dengan yang tidak
terhadap tumbuh kembangbayi usia 6- 12 bulan mengikuti PAUD di Kecamatan Salimpaung
pada keluarga etnik Minangkabau di pedesaan tahun 2009. Skripsi. Politeknik Kesehatan
propinsi Sumatera Barat. Universitas Departemen Kesehatan. Padang, 2009.
Airlangga, Surabaya, 2003 10. Almatsier, S. Prinsip dasar ilmu gizi. PT.
4. Kartika V, Prihatini S, Syafrudin, Jahari AB. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2004.
Pola pemberian makan anak (6-18 bulan) dan 11. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Penerbit
hubungannya dengan pertumbuhan dan BukuKedokteran EGC. Jakarta, 1995.
perkembangan anak pada keluarga miskin dan 12. Gemala, I. Faktor-faktor yang berhubungan
tidak miskin. Penelitian gizi dan makanan. 23 : dengan perkembangan anak usia 6-24 bulan di
37-47,2000. kelurahan jati wilayah kerja Puskesmas
5. Levitsky, DA. and Strupp, BJ. Functional Andalas Kecamatan Padang Timur tahun 2007.
isolation in rats. In: J. Brozek and B. Schurch Skripsi. Program Studi Ilmu Kesehatan
(Eds). Malnutrition and behaviour: Critical Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
assessment of key issues, p. 411-420. Nestle Andalas. Padang, 2007
Foundation. Lausanne, Switzerland, 1984. 13. Husaini, Jahari AB, Heryudarini, Halati S,
6. Dinas Kesehatan KotaPadang, 2007 Nugraheni A, Pollit E. KMS perkembangan
7. Bappenas. Strategi nasional pengembangan anak: teknologi sederhana yang relevan dengan
anak usia diniholistik integratif. Jakarta. 2008. program peningkatan kualitas sdm. 2003.
8. Jalal, F. Pengaruh gizi dan stimulasi psikososial www.google.com. 26 Desember2006.
terhadap pembentukan kecerdasan anak usia
85