Anda di halaman 1dari 78

Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
2. PENENTUAN INFRASTRUKTUR ................................................................................................ 1
3. PEMBENTUKAN KELOMPOK PEMELIHARA DAN PEMANFAAT (KPP) .......................................... 2
3.1 Prinsip Pembentukan KPP ................................................................................................ 3
3.2 Langkah-langkah Pembentukan KPP ................................................................................. 3
4. PENYUSUNAN DED DAN RAB .................................................................................................. 9
4.1 Penyusunan DED .............................................................................................................. 9
A. Penyediaan Lahan ...................................................................................................... 9
B. Survai Teknis ............................................................................................................ 11
C. Penyusunan Desain Teknis........................................................................................ 12
D. Kegiatan Pendukung Penyusunan DED ...................................................................... 16
4.2 Pembuatan/Penyusunan Rencana Anggaran Biaya .......................................................... 21
A. Manfaat RAB ........................................................................................................... 21
B. Indikator Keluaran ................................................................................................... 21
C. Hasil/Keluaran Yang Diharapkan ............................................................................... 21
D. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penyusunan RAB ......................................... 21
E. Langkah-Langkah Kegiatan Penyusunan RAB ............................................................. 22
5. PEMBUATAN JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN.................................................................. 58
6. RENCANA PENGADAAN BARANG .......................................................................................... 61
7. PENYUSUNAN RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN ....................................................... 62
7.1 Tujuan Kegiatan ............................................................................................................. 62
7.2 Hasil Yang Diharapkan .................................................................................................... 63
7.3 Tata Kelola Pengoperasian dan Pemeliharaan Infrastruktur ............................................. 63
A. Ketentuan Umum..................................................................................................... 63
B. Pengorganisasian Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur .......................... 63
7.4 Pendanaan .................................................................................................................... 64
A. Penjelasan ............................................................................................................... 64
B. Biaya Operasi dan Pemeliharaan Sarana ................................................................... 64
7.5 Rencana Pemanfaatan dan Pemeliharaan Infrastruktur ................................................... 64
8. PENETAPAN RENCANA KONTRIBUSI MASYARAKAT ................................................................ 64
8.1 Kontribusi Uang Tunai (In-Cash) ...................................................................................... 64
8.2 Kontribusi Natura (In-Kind)............................................................................................. 64
9. PENGAMANAN DAMPAK SOSIAL DAN LINGKUNGAN (SAFEGUARDS) ..................................... 65
9.1 Sasaran .......................................................................................................................... 65

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM i


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

9.2 Prinsip-Prinsip Pengamanan Sosial dan Lingkungan ......................................................... 65


9.3 Pengamanan Sosial ........................................................................................................ 66
A. Komponen Pengamanan Sosial ................................................................................. 66
B. Upaya Pencegahan dan Penanganan Dampak Sosial.................................................. 66
9.4 Pengamanan Lingkungan ................................................................................................ 68
A. Prinsip Dasar Pengamanan Lingkungan ..................................................................... 68
B. Tahapan Pengamanan Lingkungan ............................................................................ 69
10. PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KEGIATAN MASYARAKAT (RKM) .................................... 75

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM ii


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

1. PENDAHULUAN
Kegiatan ini adalah untuk menguraikan dan mengembangkan rancangan teknis dari usulan kegiatan
yang telah dinilai dan dinyatakan layak dilaksanakan oleh forum rembug warga. Kegiatan ini akan
dilaksanakan oleh kelembagaan masyarakat (BKM) dengan difasilitasi oleh RMC dan Tim Community
Advisor dengan mengacu pada Petunjuk Teknis Penyusunan NUAP dan ketentuan-ketentuan
tambahan yang disiapkan oleh tim LCO kota/kabupaten. Hasil yang akan diperoleh dari kegiatan ini
adalah Gambar Teknis Pelaksanaan, Rencana Anggaran Biaya, dan Persyaratan teknis pelaksanaan
kegiatan fisik.

Proses penyusunan Rencana Kegiatan Masyarakat atau Community Action Plan (RKM/CAP) dilakukan
oleh UKL-BKM/LKM melalui TPPI bersama-sama dengan KPP didampingi Community Advisor dan
Kader Masyarakat. Pelibatan KPP didalam proses penyusunan RKM dimaksudkan agar KPP sejak awal
telah terlibat didalam proses perencanaan agar KPP dapat lebih memahami rancangan desain
infrastruktur yang akan dibangun berikut tata cara pengoperasian dan pemeliharaannya. Disamping
itu, didalam RKM juga akan disusun Rencana Kegiatan O&P yang membutuhkan masukan dari KPP
agar sesuai dengan kemampuan masyarakat. Rancangan desain teknis infrastruktur harus
mempertimbangkan aspek kemudahan operasi dan pemeliharaan, jenis dan spesifikasi teknis
konstruksi yang akan dibangun harus sederhana dan mampu dilaksanakan masyarakat, aspek
ketersediaan tenaga kerja, bahan/material dan peralatan yang dibutuhkan, serta sesuai dengan
alokasi dana dan besaran kontribusi masyarakat. Hal lain yang harus dilakukan didalam penyusunan
RKM adalah survey harga untuk menentukan harga satuan yang akan digunakan dalam penyusunan
RAB. Daftar harga tersebut tidak dijadikan Lampiran dalam RKM, namun tetap harus diarsipkan.

Hasil yang diharapkan dari proses penyusunan RKM adalah :

a. Tersusunnya dokumen RKM sebagai acuan pelaksanaan pembangunan infrastruktur di tingkat


kelurahan;
b. Tersusunnya dokumen DED dan RAB;
c. Tersusunnya rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan fisik;
d. Tersusunnya rencana penggunaan dana untuk pekerjaan fisik;
e. Tersusunnya rencana mobilisasi kontribusi masyarakat, baik dalam bentuk in-kind maupun in-
cash;
f. Tersusunnya rencana pemanfaatan dan pemeliharaan (O&P) infrastruktur.

Penyusunan RKM dilakukan dengan pendekatan partisipatif, artinya semaksimal mungkin melibatkan
masyarakat (laki-laki dan perempuan) dalam semua kegiatan yang dilakukan, baik manajemen
maupun teknis. Pekerjaan yang membutuhkan keahlian teknis diserahkan kepada tenaga ahli,
namun tetap melibatkan masyarakat.

2. PENENTUAN INFRASTRUKTUR
Jenis infrastruktur yang akan direncanakan dan dibangun adalah infrastruktur yang dinilai paling
layak dan prioritas untuk dilaksanakan oleh masyarakat sesuai hasil verifikasi NUAP oleh LCO dan
PMU NUSP-2.

Dengan demikian, hanya infrastruktur yang tercantum dalam daftar prioritas NUAP yang layak dan
prioritas untuk ditangani melalui program NUSP-2. Adapun standar desain yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam perencanaan detil teknis dapat mengikuti gambar katalog sebagaimana
terlampir. Batasan nilai kontrak untuk 1 (satu) paket kontrak BLM adalah tidak lebih dari US$ 40.000
atau ekivalen dengan Rp 500.000.000,-.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 1


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

3. PEMBENTUKAN KELOMPOK PEMELIHARA DAN PEMANFAAT (KPP)


Sesuai dengan mekanisme kegiatan NUSP-2, maka penyiapan organisasi pelaksanaan Pemanfaatan
dan Pemeliharaan prasarana dilakukan sejak awal pembangunan prasarana, sehingga dengan
demikian masyarakat/anggota pengelola pemanfaatan & pemeliharaan dapat terlibat dan
memahami berbagai kegiatan perencanaan dan pelaksanaan fisik (termasuk teknis dan administrasi
kegiatan) sehingga setelah kegiatan pembangunan selesai, mereka sudah siap melaksanakan
kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana yang telah dibangun tersebut. Adapun tujuan
kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan adalah :

a. Untuk memelihara prasarana secara berkelanjutan;


b. Adanya jaminan terhadap kualitas prasarana;
c. Adanya keuntungan yang pemanfaatan prasarana.

Pada prinsipnya organisasi pelaksana kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana & prasarana
adalah kelompok masyarakat di tingkat Lingkungan yang terlibat dalam proses merencanakan dan
melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana itu sendiri. Setelah infrastruktur, maka harus
dibentuk organisasi/kelompok masyarakat skala lingkungan yang bertanggungjawab untuk
melaksanakan pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana yang telah dibangun, yang disebut dengan
Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).

KPP merupakan kelompok masyarakat sebagai wadah untuk mengembangkan potensi SDM
masyarakat, terkait dengan pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur. KPP dibentuk sesuai
dengan lokasi pembangunan infrastruktur dan pembinaannya berada di bawah BKM. KPP yang akan
difasilitasi dalam NUSP-2 adalah KPP yang memenuhi kriteria berikut :

a. Memiliki orientasi untuk menampung partisipasi warga masyarakat dalam satuan yang kecil
(RT/RW) dalam pelaksanaan peningkatan kualitas lingkungan secara berkelanjutan;
b. Dapat merupakan kelompok yang telah ada sebelum adanya program NUSP-2 maupun kelompok
yang dibentuk baru sebagai KPP dalam pelaksanaan NUSSP-2.
c. Beranggotakan warga masyarakat yang berdomisili di RT/RW lokasi NUSP-2 yang bersangkutan.
d. Mengupayakan pemupukan dana, baik secara swadaya maupun kerjasama dengan kelompok
peduli setempat;
e. Mengupayakan pendidikan serta penyadaran secara terus-menerus kepada warga
masyarakat/anggota;

Agar bisa menjalankan tugasnya, maka KPP harus memahami obyek yang akan dimanfaatkan dan
dipelihara secara utuh. Oleh sebab itu KPP sejak awal harus ikut terlibat dalam proses perencanaan,
agar dapat mengetahui dan memahami tugas yang menjadi bebannya. Adapun tugas dan fungsi KPP
adalah:

Ikut terlibat secara aktif dalam proses penyusuinan rencana pembangunan infrastruktur dasar
permukiman di wilayahnya;

a. Mengawal proses perencanaan teknis dan penyusunan RAB, khususnya berdasarkan pada hasil
SKS yang telah dilakukan;
b. Melakukan koordinasi dengan BKM, terutama terkait dengan alokasi dana untuk pemeliharaan
infrastruktur di wilayahnya;
c. Melakukan pengawasan proses pelaksanaan pembangunan infrastruktur di wilayahnya;
d. Menyusun rencana dan melaksanakan pemeliharaaan;
e. Menggalang dukungan masyarakat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur;

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 2


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

f. Menyusun rencana pemeliharaan infrastruktur, sebagai masukan kepada BKM untuk


diperjuangkan dalam Musrenbang;
g. Menyusun besaran kontribusi dari masyarakat serta pemanfaatannya;
h. Memberikan informasi secara terbuka kepada masyarakat, terkait pemanfaatan dan
pemeliharaan infrastruktur.

3.1 Prinsip Pembentukan KPP


Sebagaimana prinsip pengoorganisasian masyarakat, KPP tetap mengacu pada prinsip :

a. Partisipatif : pembentukan lembaga harus melibatkan seluruh warga masyarakat


(perempuan, laki-laki, miskin, kaya) yang didasari filosofi : dari-oleh-untuk masyarakat.
b. Demokrasi : pengambilan keputusan pembentukan lembaga mempertimbangkan suara
seluruh warga masyarakat (perempuan, laki-laki, miskin, kaya).
c. Peka gender : pembentukan lembaga mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan
masyarakat (perempuan, laki-laki).
d. Peka kemiskinan : kelembagaan yang dibentuk harus memperhatikan kepentingan dan
kemampuan masyarakat golongan bawah (miskin).

3.2 Langkah-langkah Pembentukan KPP


Pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) dilakukan sebelum proses
perencanaan atau pada saat Musyawarah Kelurahan III. Untuk mengefektifkan kinerja KPP,
maka dalam pembentukannya perlu dilakukan pendekatan sebagai berikut :

a. Memanfaatkan kelompok yang sudah ada, atau pembentukan baru;


b. KPP dibentuk di tingkat kelurahan untuk mengelola jenis prasarana yang memiliki satu
kesatuan fungsi struktur bangunan yang sama (prasarana umum);
c. KPP dibentuk di tingkat RT/RW/Lingkungan untuk mengelola jenis prasarana yang
memiliki satu fungsi struktur bangunan yang sama (prasarana kelompok);
d. KPP dibentuk berdasarkan jenis prasarana yang memiliki satu kesatuan fungsi struktur
bangunan yang sama (prasarana umum). Contoh Jalan dan Drainase dalam 1 kelurahan
menjadi 1 KPP atau Jalan, Jembatan dan Gorong-gorong dalam 1 kelurahan menjadi 1
KPP;
e. KPP dibentuk berdasarkan jenis prasarana yang hanya memiliki satu fungsi struktur
bangunan (prasarana kelompok). Contoh Air Minum, MCK, IPAL Komunal, Persampahan,
sehingga dalam 1 wilayah (RT/RW) bisa lebih dari 1 KPP;

Dalam pelaksanaannya, pembentukan KPP difasilitasi oleh Kepala Kelurahan, dibantu oleh
BKM dan PM/CA melalui Muskel III. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses
fasilitasi pembentukan KPP sebagai berikut :

a. Melakukan Identifikasi terhadap hal-hal berikut :


b. Prasarana yang telah ada;
c. KPP yang telah terbentuk;
d. Pemanfaat (jumlah, tempat tinggal, nama, jenis kelamin).
e. Warga yang akan memanfaatkan dikumpulkan, pertemuan ini diisi dengan agenda :
f. Penjelasan tentang perlunya dibentuk pengelola prasarana;
g. Penjelasan manfaat bila KPP dibentuk;
h. Mengambil kesepakatan tentang persetujuan pembentukan KPP.

Setelah warga sepakat melakukan pembentukan, maka dilakukan musyawarah


pembentukan KPP dengan agenda :

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 3


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

a. Pemilihan pengurus;
b. Pembahasan aturan KPP, meliputi bidang organisasi, administrasi, pembiayaan, kegiatan
serta usaha, dan mekanisme pemeliharaan, yang selanjutnya akan dijadikan AD/ART
KPP;
c. Penyusunan Rencana Kerja, baik rencana terkait pengelolaan kelembagaan kelompok
maupun pemeliharaan infrastrukur.
d. Pengesahan berita acara pembentukan oleh kepala kelurahan.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 4


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Format RKM-1

KOP SURAT PEMERINTAHAN KELURAHAN

UNDANGAN ACARA

MUSYAWARAH KELURAHAN III PROGRAM NUSP-2

Kepada Yth.:
Ketua RW/RT..........................................
Bapak/Ibu .................................. (Wakil Tokoh Masyarakat)
Bapak/Ibu .................................. (Warga Penghuni Kawasan Kumuh)
Pengurus dan Anggota Organisasi PKK Kelurahan ..…...............
Pengurus dan Anggota Organisasi Kewadayaan Masyarakat/BKM..…...............
Ketua dan Anggota Tim Pelaksanan Pembangunan Infrastruktur (TPPI)

Dengan hormat,
Sehubungan dengan Kelurahan .................................., telah ditetapkan menjadi Lokasi Sasaran
Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2) Tahun 20.... dan akan
mendapatkan Bantuan Dana yang digunakan untuk Peningkatan Kualitas pada Kawasan/Lingkungan
Permukiman Kumuh, maka kami berkenan untuk mengundang Bapak/Ibu untuk menghadiri Acara
Musyawarah Kelurahan III yang akan diadakan pada :
Hari/Tanggal : ............................................................
Waktu : ........................ s.d.............................
Tempat : ............................................................
Acara : Musyawarah Kelurahan III Program NUSP-2

Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatian dan kehadiran Bapak / Ibu diucapkan terima
kasih.

Hormat kami
Kepala Kelurahan...................................

( ................................................. )
Nama Lengkap

Tembusan:
1. Camat (sebagai laporan)
2. LCO NUSP-2 Kabupaten/Kota (sebagai laporan)
3. Satker/PPK NUSP-2 Kabupaten/Kota (sebagai laporan)
4. Tim Pendamping Masyarakat
5. ....................................................

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 5


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Format RKM-2

BERITA ACARA

MUSYAWARAH KELURAHAN III

Berkaitan dengan rencana pelaksanaan Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-
2 (NUSP-2) dalam rangka peningkatan kualitas pada kawasan/lingkungan permukiman kumuh Tahun
20...., di Kelurahan…………………, Kecamatan …………………, Kabupaten/Kota ………………………,Propinsi
…………..........., maka pada hari ini:

Hari/Tanggal : ……………………………………………………

Waktu : pukul …………… s.d. pukul …….………

Tempat : …………………………………………………...

telah diselenggarakan Musyawarah Kelurahan III yang dihadiri oleh wakil-wakil dari kelompok,
lingkungan dan tokoh masyarakat serta unsur lain yang terkait di Kelurahan……, sebagaimana
tercantum dalam Daftar Hadir terlampir.

Materi Musyawarah Kelurahan III yang telah dibahas dalam musyawarah di tingkat Kelurahan ini
serta yang bertindak selaku unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber adalah:

1. Materi Musyawarah Kelurahan III

a. Penjelasan tentang maksud dan tujuan penyelenggaraan Musyawarah Kelurahan III;


b. Pemaparan hasil revisi NUAP yang telah disetujui LCO;
c. Penyepakatan rencana kegiatan prioritas tahunan;
d. Penyepakatan terhadap jadwal kegiatan penyusunan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM);
e. Pemilihan dan pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara Infrastruktur (KPP);

2. Unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber

Pimpinan Rapat : ….……………………. ( jabatan: ….……………………. )


Notulen : ….……………………. ( jabatan: ….……………………. )
Narasumber :
1. ................................ jabatan:..................................

2. .................... ........... jabatan:..................................

3. ................................ jabatan:..................................

4. .................... ........... jabatan:..................................

5. ................................ jabatan:..................................

Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi terhadap materi di atas, selanjutnya seluruh peserta
Musyawarah Kelurahan III memutuskan dan menyepakati beberapa hal berikut:

................................................................................................................................…..........

................................................................................................................................…..........

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 6


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

................................................................................................................................…..........

................................................................................................................................…..........

Menyetujui dan menyapakati pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) dengan
nama dan susunan anggota sebagai berikut :

Daftar Nama dan Susunan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP)

No Nama Alamat Jabatan

Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

.............................. , tanggal .............., bulan .................., 20....

Mengetahui, Pimpinan Musyawarah,

Kepala Kelurahan …………………… Koordinator BKM/LPM ……………..

( …………………………….. ) ( …………………………….. )

Nama Lengkap Nama Lengkap

Mengetahui dan Menyetujui :

Wakil dan Peserta Musyawarah Kelurahan I

Nama Alamat Tanda Tangan

1. ………………………. ………………………… 1. ……………..

2. ………………………. ………………………… 2. ……………..

3. ………………………. ………………………… 3. ……………..

4. ………………………. ………………………… 4. ……………..

5. ………………………. ………………………… 5. ……………..

6. dst. ………………………… 6. ……………..

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 7


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Format RKM-3

DAFTAR HADIR

PESERTA MUSYAWARAH KELURAHAN III

Hari/Tanggal : ……………………………………
Kelurahan : ……………………………………
Kecamatan : ……………………………………
Kabupaten/Kota: ……………………………………
Provinsi : ……………………………………

Organisasi/ Wakil
No. Nama Alamat Lengkap L/P Tanda Tangan
Warga

1.

2.

3.

4.

5.

6.

dst

.............................. , tanggal .............., bulan .................., 20....

Mengetahui, Dibuat oleh,

Lurah …………………… Tim Pendamping Masyarakat

( …………………………….. ) ( …………………………….. )

Nama Lengkap Nama Lengkap

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 8


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

4. PENYUSUNAN DED DAN RAB

4.1 Penyusunan DED


Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahapan perencanaan teknis adalah sebagai
berikut.

A. Penyediaan Lahan
Untuk mewujudkan bangunan infrastruktur, tentunya diperlukan ketersediaan
lahan/tanah (termasuk bangunan/tanaman produktif/aset berharga lainnya) sebagai
lokasi pembangunannya. Sementara disisi lain, tanah memiliki sifat yang terbatas dan
keberadaannya dilindungi oleh hukum. Tidak ada pihak manapun yang diperkenankan
membangun tanpa seijin pemilik tanah karena bukti kepemilikan diakui secara sah dalam
hukum. Dan jika terjadi pelanggaran (membangun diatas tanah tanpa seijin pemiliknya)
maka pihak yang melakukan pelanggaran akan dikenai sanksi sesuai ketentuan hukum
yang berlaku.

Oleh karena itu, NUSP-2 menempatkan kegiatan penyediaan lahan untuk lokasi
pembangunan infrastruktur sebagai bagian penting yang tidak terpisahkan dari proses
pembangunan infrastruktur tersebut. Dengan demikian, dibutuhkan Surat Pernyataan
Hibah/Ijin Pakai/Ijin Dilalui/Ganti Rugi (Format RKM-4) jika pembangunan infrastruktur
membutuhkan lahan dalam pelaksanaannya. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat sejak
awal penyiapan kegiatan pembangunan infrastruktur.

Format RKM-4

PERNYATAAN HIBAH / IJIN PAKAI/IJIN DILALUI/GANTIRUGI*)

Yang bertanda tangan dibawah ini , saya:


Nama : ...................................................
No. KTP : ...................................................
Pekerjaan : ...................................................
Alamat : Jl. ............................................... RT/RW............... Kel. ………………...................
Kec. ........................................... Kab./Kota ......................................................
Selaku pemilik tanah berdasarkan Surat Bukti Kepemilikan Yang Sah, Nomor :
............................................. Tanggal ........................................ dari Notaris/PPAT/Instansi lain*)
yang Sah. Dengan ini menyatakan bersedia memberikan kontribusi dalam bentuk : Hibah/Ijin Pakai
dan tidak menuntut ganti rugi kepada Pemerintah Kelurahan : ............................................., untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat umum sesuai rencana kegiatan :
............................................................., di Lokasi ............................................................. oleh TPPI :
.................................................................... berupa :

1. Tanah/Lahan : ……............. m2/Ha Lokasi : ...............................................


2. Tanaman Produksi : ……............. btg/pohon Lokasi : ...............................................
3. dst : ……............. Lokasi : ...............................................

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 9


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Sketsa Peta Lokasi

1. Cantumkan Batas dan status kepemilikan di sebelah kanan,


kiri, depan dan belakang tanah warga
2. Bagian atau seluruh lahan milik warga disertai ukuran
luas
3. Jalan disekitar lahan untuk identifikasi lokasi
4. Batas bagian tanah yang akan diberikan
5. Arah mata angin

Syarat/Bentuk Kontribusi Yang disepakat dengan Pemilik : ..............................................................


...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................

Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
. ……………….. , …………………………. 20.....
Yang Menerima, Yang Memberikan,
Lurah Pemilik

Materai
Rp.6.000
( _______________ ) ( _____________)

Mengetahui :

No Nama Jabatan Tandatangan

BKM/Mewakili

TPPI/Mewakili

Ketua RT/Mewakili

*) Pilih yang sesuai

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 10


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

B. Survai Teknis
 Kegiatan awal dalam perencanaan teknis adalah melakukan Survai Teknis. Survai
Teknis dilakukan untuk memperoleh data kondisi dan situasi lokasi pembangunan
infrastruktur yang sebenarnya. Jenis data/informasi yang diperlukan tergantung pada
jenis infrastruktur yang akan dibangun. Data-data/informasi tersebut selanjutnya akan
dipergunakan dalam menentukan desain/rancangan dan gambar rencana bangunan
yang akan dibangun. Jenis data/informasi yang diperlukan :

 Jalan :
• Kondisi tanah : keras, lunak dll;
• Jenis pengguna jalan : orang, motor, mobil dll;
• Lebar rata-rata dan panjang jalan yang rusak (sesuaikan dengan hasil SKS);
• Kemiringan jalan : datar, landai dan curam.

 Drainase :
• Fungsi drainase : untuk mengalirkan air hujan, limbah rumah tangga, air hujan
dan limbah rumah tangga, sebagai saluran tepi jalan ( sesuaikan dengan hasil
SKS);
• Arah aliran air;
• Interkoneksi dengan drainase perkotaan;
• Elevasi dasar saluran pada titik awal dan akhir;
• Dimensi/ukuran saluran (sesuaikan dengan hasil SKS);
• Luas genangan (jika ada sesuaikan dengan hasil SKS)

 Air Minum :
• Sumber air minum (PDAM, sungai, mata air dll);
• Elevasi titik awal sumber dengan daerah pelayanan;
• Jarak antara sumber air minum dengan daerah pelayanan;
• Debit sumber air minum;

 Persampahan :
• Sumber sampah;
• Keberadaan pengelola sampah (sesuaikan dengan hasil SKS);
• Lokasi TPS atau Transfer Depo;
• Kapasitas TPS/Transfer Depo;
• Kepemilikan wadah sampah;
• Rute truk pengangkut sampah;
• Frekuensi pengangkutan sampah.

 Air Limbah Rumah Tangga :


Sesuai hasil SKS, survai Rumah Tangga dan sinkronkan dengan Strategi Sanitasi
Kota/Kabupaten

 Penerangan Jalan Umum :


• Keberadaan PJU;
• Dimensi dan konstruksi PJU disekitar lokasi.
 Pelaksanaan Survai ini dilakukan oleh BKM-TPPI dan KPP dengan melibatkan warga
dan pendampingan oleh PM/CA.
 Apabila jenis kegiatan yang akan disurvai cukup banyak maka sebaiknya dibagi atas
beberapa tim kerja sehingga proses survai dapat berlangsung lebih efektif.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 11


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

 Data/inforasi yang diperoleh dari hasil survai dan pengukuran ini harus dicatat dan
disimpan/diarsipkan.
 Sebelum pelaksanaan survai harus dilakukan konsultasi awal dengan Pemerintah
Kelurahan untuk mendapatkan suatu koordinasi yang sebaik-baiknya dengan pihak
Institusi, sehingga pekerjaan perencanaan ini tidak akan mendapatkan rintangan.
 Pada kegiatan survai teknis ini, juga sekaligus membuat dokumentasi/photo awal (0%)
pada lokasi yang akan dibangun Infrastruktur. Jumlah titik lokasi yang diambil/potret
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan jenis infrastruktur yang akan dibangun,
misalnya untuk Jalan/drainase/saluran irigasi/air minum perpipaan dapat diambil pada
beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap
penting). Sedangkan untuk bangunan seperti MCK, air minum non perpipaan, cukup
diambil dari sisi yang berbeda yaitu sisi depan, samping atau belakang. Penting untuk
diperhatikan bahwa titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi 0% ini, nantinya
akan menjadi lokasi pengambilan gambar pada saat pelaksanaan konstruksi, yaitu
kondisi 50% dan 100%.

C. Penyusunan Desain Teknis


Untuk mewujudkan gagasan pembangunan infrastruktur diperlukan Perencanaan Teknis,
agar infrastruktur sesuai dengan ketentuan/kaidah teknis yang berlaku, sehingga
infrastruktur dapat berfungsi sesuai yang dikehendaki serta aman dan sehat bagi
penggunanya.

Penyusunan Desain Teknis diawali dari Perancangan yang didasarkan atas hasil survai
dan spesifikasi/ketentuan teknis. Selanjutnya dilakukan penggambaran dan perhitungan
biaya pembangunan yang dituangkan dalam bentuk Rencana Anggaran Biaya yang
mencakup jenis pekerjaan, volume dan jumlah harga pekerjaan. Sasaran kegiatan ini
adalah untuk menentukan persyaratan mutu infrastruktur sesuai kriteria dan persyaratan
teknis bangunan. Adapun indikator keluarannya, adalah :

a. Diketahuinya tingkat pelayanan prasarana (siapa/apa dan berapa banyak yang


menggunakan) sesuai kebutuhan, termasuk mengetahui apakah ada keterkaitan
kesatuan fungsi pelayanan dengan infrastruktur lainnya;
b. Diketahuinya kelengkapan sistem/komponen bangunan sesuai standar teknis
bangunan tersebut;
c. Adanya perhitungan dimensi konstruksi sesuai tingkat pelayanan (bila perlu), termasuk
bila kondisi tanah dasar jelek;
d. Diketahuinya tataletak (termasuk keadaan sekitar) dimana bangunan akan dibuat
sesuai kebutuhan;
e. Diketahuinya ukuran-ukuran bagian bangunan/konstruksi secara detail, seperti tebal
plesteran; ukuran daun pintu, ukuran balok/kolom, ukuran papan lantai jembatan,
tebal plat beton jembatan/gorong-gorong, Dinding pasangan ½ bata/Batako, dll,
sesuai persyaratan teknis bangunan;
f. Diketahuinya ukuran-ukuran pokok bangunan (panjang, tinggi/kedalaman,
lebar/diameter), termasuk bangunan pelengkap sesuai persyaratan teknis bangunan
(bila ada);
g. Diketahuinya bidang-bidang mana yang terletak dimuka, samping kiri/kanan dan
belakang bangunan sesuai persyaratan teknis bangunan;
h. Diketahuinya perbandingan campuran yang digunakan, misalnya plesteran campuran
1 semen : 4 pasir; pondasi pasangan batu kali camp. 1: 4, beton bertulang campuran 1

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 12


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

semen : 3 pasir : 5 kerikil, pasangan bata/Batako camp 1sm : 5psr dll, sesuai
persyaratan teknis bangunan;
i. Diketahuinya jenis bahan yang digunakan, misalnya Kuda-kuda/gelagar/lantai kayu
kelas II, atap seng/genteng beton, pipa air minum kelas AW dll.

Adapun tahapan atau langkah Penyusunan DED dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Spesifikasi Teknis

Spesifikasi Teknis dan ketentuan teknis lainnya mengacu pada standar yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau instansi
teknis terkait lainnya. Dibuat untuk memberikan informasi lebih lengkap mengenai
persyaratan-persyaratan teknis dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan
pekerjaan/bangunan yang ingin diwujudkan. Spesifikasi Teknis merupakan dokumen
persyaratan teknis/standar bangunan yang secara garis besarnya berisi : uraian
penjelasan dari tiap jenis pekerjaan (lingkup kegiatan), komposisi campuran,
persyaratan material/peralatan, ketentuan/peraturan terkait yang harus diikuti,
metode pelaksanaan, cara pengukuran pekerjaan, dan lain lain.

2) Rancangan/Desain/Design

Berdasarkan hasil Survai kondisi lapangan dimana bangunan akan dibuat, dan
persyaratan/kriteria desain bangunan yang telah ditetapkan maka dipilih alternatif-
alternatif desain/rancangan bangunan yang sesuai. Dalam pemilihan desain ini juga
harus telah mempertimbangkan kemungkinan dampak lingkungan yang muncul
akibat dari pelaksanaan pekerjaan nanti. Bila bangunan yang dikehendaki cukup
kompleks atau kondisi tanah jelek, harus dibuat perhitungan konstruksi untuk
memperoleh ukuran/komposisi suatu konstruksi guna menjamin keamanan
bangunan. Hasil Desain ini kemudian dituangkan dalam Gambar Teknik/Gambar
Perencanaan.

3) Gambar Teknis

Berdasarkan desain/sketsa hasil perhitungan dan spesifikasi teknis, dibuat gambar


teknis bangunan dan pada umumnya dicantumkan juga hal-hal penting yang
berkenaan dengan mutu prasarana tersebut. Semua Desain/Gambar-Gambar Teknik
dan spesifikasi teknis yang dibuat harus diverifikasi kelayakannya oleh LCO dan RMC
(Korkot dan PM/CA). Hasil Verifikasi ini sekurang-kurangnya harus memberikan
jaminan bahwa rencana bangunan dapat bermanfaat bagi warga miskin, rencana
teknis bangunan sesuai standar teknis (bangunan dapat berfungsi optimal, menjamin
keselamatan (kekuatan & keamanan) dan kesehatan warga pengguna, tidak
menimbulkan dampak negatif atas lingkungan dan sosial-budaya setempat serta
mudah dan aman diakses oleh warga pengguna bangunan. Terdapat beberapa
macam gambar rencana yang dibuat pada tahap ini, yaitu :

• Gambar Peta Lokasi, untuk mengetahui lokasi dimana bangunan akan dibangun;
• Gambar Situasi, untuk mengetahui tataletak termasuk mana awal dan akhir
pekerjaan atau menjelaskan keadaan sekitar dimana bangunan akan dibuat;
• Gambar Denah, untuk mengetahui (membaca) ukuran-ukuran pokok (panjang dan
lebar) bangunan termasuk bangunan pelengkap (bila ada);
• Gambar Pandangan/Tampak, untuk mengetahui bidang-bidang mana yang terletak
dimuka, sampaing kiri/kanan dan belakang bangunan;

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 13


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

• Gambar Penampang/Potongan, biasanya gambar ini dibuat dalam 2 arah


(memanjang dan melintang). Dari gambar ini dapat diketahui ukuran tinggi, lebar
bangunan/bagian bangunan. Selain itu, pada gambar ini juga dicantumkan
spesifikasi teknis tiap konstruksi seperti perbandingan campuran yang digunakan
(misalnya plesteran campuran 1 semen : 4 pasir), jenis bahan yang digunakan
(misalnya kayu kelas II, atap genteng beton), dll. Untuk lebih memahami hubungan
bagian-bagian struktur yang dianggap sangat penting maka perlu dibuat gambar
lebih detail dari gambar potongan, seperti Detail Sambungan Kuda-kuda, detail
sambungan balok/kolom, detail Pondasi, detail Kusen Pintu/Jendela, dll;

Khusus untuk bangunan yang mempunyai bentuk sama seluruhnya atau sebagian
dapat menggunakan gambar tipikal/prototipe. Format Gambar yang dipakai dapat
dilihat pada Format RKM-5 berikut.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 14


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

NEIGHBORHOOD AND UPGRADING SHELTER


PROJECT PHASE-2
(NUSP-2)
KOTA/KABUPATEN

……………………………
 TEMPATKAN GAMBAR INFRASTRUKTUR HASIL DED DISINI KECAMATAN

……………………………
KELURAHAN
 JENIS GAMBAR : PETA LOKASI, SITUASI, DENAH, TAMPAK/PANDANGAN, ………………………………
PENAMPANG/POTONGAN DAN TIPIKAL DIBUAT OLEH
KETUA TPPI
…………………………………

DIVERIFIKASI DAN DISETUJUI OLEH :

PENDAMPING MASYARAKAT/CA

………………………………
KETUA BKM

…………………………….
JUDUL GAMBAR

……………………………….
SKALA :

1 : …………………..

FORMAT RKM-5

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 15


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

D. Kegiatan Pendukung Penyusunan DED


Kegiatan ini berupa kegiatan yang bertujuan untuk efisiensi biaya, material dan waktu
dalam suatu pembangunan infrastruktur. Selain itu juga bermanfaat untuk pembuatan
jadual pelaksanaan pekerjaan secara tepat dan benar agar sesuai dengan rencana proyek
keseluruhan.

1) Menentukan Lingkup Pekerjaan Konstruksi

Lingkup pekerjaan konstruksi/proyek adalah keseluruhan pekerjaan/kegiatan


konstruksi yang harus dilakukan untuk menghasilkan bangunan yang memenuhi
persyaratan mutu sesuai standar teknis bangunan yang telah ditetapkan. Kemudian
dari setiap pekerjaan tersebut perlu diketahui Kuantitas/Volumenya, Metode
Pelaksanaannya dan Urutan pelaksanaannya.

2) Menentukan/Mengidentifikasi Jenis Pekerjaan Konstruksi

Jenis pekerjaan konstruksi dapat diketahui dari gambar perencanaan infrastruktur


yang berisikan informasi mengenai gambar denah, potongan, detail setiap bagian
konstruksi dan spesifikasi teknisnya.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada tahap ini meliputi : lingkup aktivitas dari
setiap jenis pekerjaan, satuan pengukurannya, batasan/syarat teknis kekuatannya
seperti komposisi campurannya, dimensi, persyaratan material/peralatan,
ketentuan/peraturan terkait yang harus diikuti dalam pelaksanaannya. Hasil
identifikasi ini selanjutnya dapat dibuat dalam bentuk tabel, seperti contoh tabel
berikut untuk Pekerjaan Pembuatan Jalan Sirtu.
Tabel 1 : Contoh Data Identifikasi Pekerjaan

No Item Pekerjaan Satuan

1 Pekerjaan penyiapan tanah dasar/badan jalan m²


2 Penimbunan badan jalan m³
3 Lapispondasi bawah kelas C (sirtu) m³
4 Galian tanah parit m³
5 Pekerjaan beton m³
6 Pekerjaan pasangan batu kali m²

Catatan :

 Perlu dipahami/diketahui cakupan lingkup aktivitas didalam setiap jenis


pekerjaan, sehingga tidak terjadi pengulangan kegiatan/tumpang tindih
pembiayaan. Misalnya Pekerjaan Galian Tanah. Pekerjaan Galian tanah ini
mencakup kegiatan : membersihkan lokasi pekerjaan, memasang
patok/bouwplank, mendatangkan tenaga kerja/peralatan kerja, melaksanakan
penggalian tanah, membuang tanah bekas galian dan pengamanan pekerjaan.
Dengan demikian, dalam daftar Hasil Identifikasi Pekerjaan tidak ada item
pekerjaan pembuangan tanah bekas galian tetapi kegiatan tersebut telah
diperhitungkan pada pembiayaan pekerjaan Galian Tanah (tidak akan terjadi
tumpang tindih pembiayaan).

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 16


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

 Pekerjaan pembersihan lapangan harus dicantumkan sebagai item pekerjaan


tersendiri. Pembiayaannya diharapkan merupakan kontribusi masyarakat.
 Pengadaan kantor/direksi keet, barak tenaga kerja, gudang material dll, harus
disediakan melalui swadaya masyarakat.

3) Menentukan Kuantitas/Volume Jenis Pekerjaan

Langkah-langkah perhitungan Kuantitas/Volume Pekerjaan :

(1). Persiapkan gambar rencana detail yang telah dibuat;


(2). Persiapkan formulir perhitungan Kuantias/Volume Pekerjaan.
(3). Buat daftar inventarisasi jenis-jenis (item) pekerjaan/kegiatan yang akan
dilaksanakan sesuai yang tercantum pada gambar rencana detail, termasuk
satuan atau unitnya. Jenis (item) pekerjaan disusun berdasarkan urutan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, seperti pada Tabel 2;
(4). Lakukan perhitungan kuantitas/volume pekerjaan
Volume pekerjaan adalah besaran pekerjaan yang dihitung menurut satuan
pengukuran pekerjaannya. Ketentuan perhitungan kuantitas/volume tiap item
pekerjaan adalah :

 Kuantitas pekerjaan harus dihitung berdasarkan rumus untuk menghitung


volume/isi (satuan m³, cm³ dll), luasan (m², ha) dan berdasarkan harga satuan
yang lazim dipakai (misalnya per m’).
 Dimensi/ukuran (panjang, lebar, tinggi/tebal) harus sesuai dengan ukuran pada
gambar;
 Perhitungan kuantitas pekerjaan harus mudah dipahami oleh masyarakat. Cara
melakukan perhitungan dapat dibuat format sederhana sebagaimana
diperlihatkan pada Format RKM-6 berikut :

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 17


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-6

PERHITUNGAN KUANTITAS/VOLUME

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Paket Kegiatan : ......................................


Kecamatan : ...................................... Jenis Kegiatan : ......................................
Kelurahan : ...................................... Lokasi : ......................................
BKM : ......................................

Sketsa dan Perhitungan


No Jenis Pekerjaan Satuan Volume/Kuantitas
Volume Pekerjaan

t = 20 cm

L = 2,5 m
1 Lapis Pondasi Bawah m³ Panjang (P) = 200 m 100

Volume = P x L x t

= 200 x 2,5 x 0,2

= 100

2 ...dst

………………………..2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI


Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

Keterangan : Format dibuat untuk setiap paket dan jenis kegiatan

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 18


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

(5). Buat Rekapitulasi Daftar Kuantitas/Volume seluruh Pekerjaan

Daftar Rekapitulasi ini berupa tabel yang mencantumkan : jenis pekerjaan,


volume dan satuan tiap jenis pekerjaan secara keseluruhan proyek, dan harus
diverifikasi oleh PM/CA bidang teknik. Contoh tabel rekapitulasi Daftar
Kuantitas Pekerjaan dapat dilihat pada Format RKM-7 berikut :

FORMAT RKM-7

REKAPITULASI PERHITUNGAN KUANTITAS/VOLUME

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Paket Kegiatan : ......................................

Kecamatan : ...................................... Jenis Kegiatan : ......................................

Kelurahan : ...................................... Lokasi : ......................................

BKM : ......................................

No Jenis Pekerjaan Satuan Volume/Kuantitas

1 Lapis Pondasi Bawah m³ 100

2 .....dst

--------------------2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI


Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 19


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

4) Menentukan Metode/Cara Pelaksanaan Pekerjaan

Metode atau cara kerja adalah cara bagaimana setiap kegiatan/pekerjaan akan
dilaksanakan berdasarkan kondisi lokasi pekerjaan, ketersediaan tenaga kerja dan
peralatan.

Data kondisi lokasi pekerjaan, ketersediaan tenaga kerja dan peralatan dapat
diperoleh dari hasil survai yang telah dilakukan. Berdasarkan kondisi lokasi,
ketersediaan tenaga kerja dan peralatan, dapat ditentukan metode kerja yang akan
dipakai. Misalnya : apakah pelaksanaan kegiatan/pekerjaan akan menggunakan
tenaga manusia (tenaga kerja/manual), atau mekanik atau kombinasi dari tenaga
manusia dan mekanik. Penentuan metode kerja harus mempertimbangkan volume
pekerjaan dan waktu yang tersedia, sehingga metode kerja yang dipilih dapat
meningkatkan efisiensi waktu dan biaya tanpa mengurangi mutu pekerjaan.

Didalam pelaksanaan program NUSP-2, metode kerja secara manual merupakan


prioritas utama dalam pelaksanaan pekerjaan. Penggunaan tenaga kerja harus sesuai
kualifikasi pekerjaan dengan tetap memprioritaskan pencapaian kualitas pekerjaan
yang baik. Pemanfaatan tenaga mekanik dapat dipakai, jika pekerjaan tidak dapat
dilakukan secara manual dengan pertimbangan utama pencapaian mutu pekerjaan.

5) Menentukan Urutan Pekerjaan Konstruksi

Pelaksanaan pembangunan infrastruktur dilakukan berdasarkan logika konstruksi


bangunan, dimana pekerjaan dilakukan secara berurutan agar tercapai mutu
konstruksi sesuai spesifikasi teknis, efisiensi biaya dan waktu.

Untuk mengecek urutan kegiatan pembangunan infrastruktur, maka terhadap setiap


kegiatan dapat dibuat pertanyaan :

 Apakah Kegiatan ini didahului oleh kegiatan sebelumnya ?


 Apakah kegiatan ini diikuti oleh kegiatan berikutnya ?

Pada tabel berikut diberikan contoh lingkup kegiatan yang disusun tidak berurutan
dan berurutan pada Pembuatan Saluran Drainase :
Tabel 2 : Contoh Menentukan Urutan Kegiatan

Kegiatan Tidak Berurutan Kegiatan Berurutan

1) Pembersihan Lapangan 1) Pembersihan Lapangan


2) Pemasangan Bouwplank 2) Pemasangan Bouwplank
3) Urugan Pasir dasar saluran 3) Galian Tanah
4) Galian Tanah 4) Urugan Pasir dasar saluran
5) Urugan kembali bekas galian 5) Pasangan Batu Kali
6) Pasangan Batu Kali 6) Urugan kembali bekas galian
7) Meratakan & pemadatan urugan 7) Meratakan & pemadatan urugan
8) Plesteran dan acian 8) Plesteran dan acian

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 20


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

4.2 Pembuatan/Penyusunan Rencana Anggaran Biaya


Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah kebutuhan biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu bangunan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat. Pada program
NUSP-2, pembiayaan usulan kegiatan infrastruktur yang akan dibangun oleh masyarakat
berasal dari dana NUSP-2/BLM dan Swadaya masyarakat. Dengan demikian, perhitungan RAB
harus mencantumkan besarnya sumber pembiayaan dari NUSP-2/BLM dan Swadaya
masyarakat. Besaran dana Swadaya Masyarakat ditentukan sebesar 6% dari dana BLM.
Dalam pelaksanaan penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) harus memperhatikan
langkah-langkah kegiatan, agar nilai biaya yang diperoleh mendekati nilai biaya pelaksanaan
kegiatan (realistis) dan dapat dipertanggungjawabkan.

A. Manfaat RAB
Manfaat RAB adalah :
• Untuk mengetahui berapa besar rencana biaya yang diperlukan untuk menyelesiakan
kegiatan pembangunan infrastruktur;
• Mengetahui jumlah/volume kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat yang diperlukan
untuk menyelesaikan kegiatan;
• Sebagai pedoman pada saat pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana,
khususnya pada saat melakukan pengadaan tenaga kerja, bahan dan alat, baik
menyangkut jumlah, jenis, maupun harga satuannya masing-masing;
• Untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dibuat didalam dokumen proposal
usulan pelaksanaan kegiatan BKM.

B. Indikator Keluaran
• Tersedianya keseluruhan Perhitungan/Analisa Volume tiap jenis kebutuhan pekerjaan
(tenaga kerja/bahan/alat) sesuai dengan volumenya (termasuk kualitas) dan
menggunakan referensi Analisa Harga (Koefisien) yang dapat dipertanggungjawabkan;
• Tersedianya perhitungan RAB proyek/sub-proyek sesuai dengan volume kebutuhan
(tenaga kerja/bahan/alat) setiap pekerjaan, termasuk administrasi yang diperlukan;
• Dipergunakannya hasil Kesepakatan Swadaya Masyarakat dan Kesepakatan Harga Hasil
Survey sebagai acuan dalam perhitungan RAB proyek/sub-proyek;

C. Hasil/Keluaran Yang Diharapkan


• Masyarakat memperoleh/mengetahui volume/kuantitas kebutuhan tenaga kerja,
bahan, alat termasuk administrasi yang diperlukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan seluruh pembangunan infrastruktur. Hal ini diharapakan
agar pada saat pelaksanaan konstruksi nantinya BKM lebih mudah dan efisien dalam
mengelola/mengalokasian dananya (tidak terjadi pembelanjaan yang berlebih yang
mengakibatkan pemborosan dana);
• Masyarakat mengetahui total nilai biaya kegiatan dari kontribusi swadaya masyarakat
dan total kebutuhan dana dari BLM;
• Adanya integrasi kontribusi swadaya warga dengan dana BLM;

D. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penyusunan RAB


• RAB disusun oleh BKM, dengan pendampingan dari PM/CA;
• RAB harus disusun secara teliti/hati-hati dan benar sehingga diperoleh nilai RAB yang
seimbang dengan biaya pelaksanaan pembangunan prasarana yang telah direncanakan
(RAB realistis). Atau dengan kata lain bahwa RAB yang disusun tidak berlebihan
(pemborosan) atau kekurangan dana (kualitas atau kuantitas pekerjaan tidak dapat
dipenuhi);
i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 21
Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

• Analisa harga satuan pekerjaan menggunakan Permen PU no 11 Tahun 2013;


• RAB bersifat terbuka, artinya siapapun warga boleh mengetahui RAB;
• Dana BLM tidak dapat digunakan untuk membiayai ganti rugi untuk pengadaan
tanah/lahan, tanaman, bangunan dan lain-lain;
• Apabila terjadi kekurangan dana pada tahap pelaksanaan pembangunan, maka harus
diusahakan/ditambah melalui swadaya atau APBD agar memenuhi kualitas/kuantitas
pekerjaan sesuai yang direncanakan;
• Dan sebaliknya apabila terdapat kelebihan dana maka harus digunakan kembali hanya
pada paket kegiatan tersebut dengan cara menambah volume atau menyempurnakan
parasarana yang dibangun tersebut;
• Kontribusi masyarakat dalam bentuk bahan/alat/tenaga kerja (in-kind) harus
dikonversikan menjadi bentuk dana/biaya (uang) guna perhitungan RAB.

E. Langkah-Langkah Kegiatan Penyusunan RAB


1) Survai

a. Survai Harga Satuan Bahan/Alat dan Upah

Tata cara pelaksanaan :

 Ketua TPPI membentuk Tim Pelaksana Survai yang berasal dari anggota TPPI
dan KPP. Jumlah anggota tim survai minimal 3 (tiga) orang;
 Tim Survai melakukan survai harga satuan material/bahan dan alat minimal di
3 (tiga) toko/pemasok;
 Tim survai melakukan survai harga satuan upah tenaga kerja di 3 (tiga)
lokasi/kelompok masyarakat;
 Tim survai mencatat semua informasi yang diperlukan untuk penentuan harga
satuan.
 Tim survai melakukan rekapitulasi hasil survai yang telah dilaksanakan.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 22


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Format RKM-8
DATA SURVAI HARGA SATUAN MATERIAL /BAHAN DAN ALAT

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Toko /Pemasok : ......................................


Kecamatan : ...................................... Alamat Toko /Pemasok : ......................................
Kelurahan : ...................................... Tanggal Survai : ......................................

No. Nama Jenis Satuan Volume Harga (Rp) Spesifikasi


Bahan/Alat

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI


Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

Keterangan :

• Harga satuan yang dimaksud adalah harga satuan untuk pembelian sejumlah volume jenis
bahan/alat bukan harga satuan pembelian eceran;
• Harga sudah termasuk PPN;
• Harga sudah termasuk biaya pengiriman;
• Format dibuat untuk masing-masing toko/pemasok yang disurvai;

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 23


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Format RKM-9
DATA SURVAI HARGA SATUAN UPAH TENAGA KERJA

Kota/Kabupaten : ...................................... Lokasi /Klp. Masy


Kecamatan : ...................................... Yg di Survai : ......................................
Kelurahan : ...................................... Tanggal Survai : ......................................

No. Jenis Tenaga Kerja Satuan Harga (Rp) Keterangan

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI


Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

Keterangan : Format dibuat untuk masing-masing lokasi/kelompok masyarakat yang disurvai

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 24


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-10

REKAPITULASI DATA SURVAI HARGA SATUAN MATERIAL/BAHAN DAN ALAT

Kota/Kabupaten : ...................................... Jenis Kegiatan : ......................................


Kecamatan : ...................................... Lokasi : ......................................
Kelurahan : ...................................... Tanggal Survai : ......................................

Harga Satuan Hasil Survey (Rp)


Harga Satuan
Uraian Jenis
No. Satuan Standar Toko/ Toko/ Toko/
Bahan/Alat
Kota/Kab. (Rp) Pemasok 2 Pemasok 2 Pemasok 3

Toko/Pemasok 1 Toko/Pemasok 2 Toko/Pemasok 3

Nama : ............................... Nama : ............................... Nama : ...............................

Alamat : .............................. Alamat : .............................. Alamat : ..............................

No. Telp : ............................. No. Telp : ............................. No. Telp : .............................

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh


Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI
Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)


Keterangan :
• Harga sudah termasuk PPN
• Harga sudah termasuk biaya pengiriman

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 25


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-11

REKAPITULASI DATA SURVAI HARGA SATUAN UPAH TENAGA KERJA

Kota/Kabupaten : ...................................... Jenis Kegiatan : ......................................


Kecamatan : ...................................... Lokasi : ......................................
Kelurahan : ...................................... Tanggal Survai : ......................................

Harga Satuan Hasil Survey (Rp)


Harga Satuan
Uraian Jenis
No. Satuan Standar Kelp. Kelp. Kelp.
Bahan/Alat
Kota/Kab. (Rp) Masyarakat 1 Masyarakat 2 Masyarakat 3

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh


Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI
Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 26


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Data hasil survai harga satuan material/bahan, alat dan upah tenaga kerja
selanjutnya ditetapkan melalui rembug warga, adapun tata cara pelaksanaan
rembug warga adalah sebagai berikut :

 Ketua TPPI menentukan waktu dan tempat pelaksanaan rembug serta


menyampaikan undangan kepada Lurah, BKM, anggota TPPI, anggota KPP,
Tokoh masyarakat dan pendamping masyarakat/CA
 Rembug dibuka oleh ketua TPPI sekaligus menjelaskan maksud dan tujuan
yang hendak di capai.
 Ketua TPPI selanjutnya menyampaikan laporan hasil survai harga satuan yang
telah dilakukan oleh tim survai, dan membagikannya kepada seluruh peserta
rembug sebagai panduan mengikuti pembahasan dan penyepakatan harga
satuan.
 Pembahasan dan penyepakatan harga satuan per jenis material/bahan, alat
dan upah dipandu oleh BKM dan pendamping masyarakat/CA untuk
memperlancar jalannya rembug.
 Kesepakatan harga satuan dituangkan dalam berita acara menggunakan
Format RKM-13 dan dibacakan kembali sebelum ditandatangai.
 Acara rembug ditutup oleh ketua TPPI.
 Peserta rembug harus mengisi daftar hadir yang telah disiapkan

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 27


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Format RKM-12

UNDANGAN ACARA

REMBUG WARGA PENETAPAN HARGA SATUAN BAHAN, ALAT DAN UPAH TENAGA KERJA

Kepada Yth.:
Ketua RW/RT..........................................
Bapak/Ibu .................................. (Wakil Tokoh Masyarakat)
Bapak/Ibu .................................. (Warga Penghuni Kawasan Kumuh)
Pengurus dan Anggota Organisasi KPP..…...............
Pengurus dan Anggota Organisasi Keswadayaan Masyarakat/BKM..…...............

Dengan hormat,
Sehubungan dengan telah dilakukannya Survai Bahan, Alat dan Upah Tenaga Kerja oleh TPPI, maka
kami berkenan untuk mengundang Bapak/Ibu untuk menghadiri Acara Rembug Warga yang akan
diadakan pada :
Hari/Tanggal : ............................................................
Waktu : ........................ s.d.............................
Tempat : ............................................................
Acara : Penetapan Harga Satuan Bahan, Alat dan Upah Tenaga Kerja

Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatian dan kehadiran Bapak / Ibu diucapkan terima
kasih.

Hormat kami
Koordinator BKM/Ketua TPPI

( ................................................. )
Nama Lengkap

Tembusan:
(1). Camat (sebagai laporan)
(2). LCO NUSP-2 Kabupaten/Kota (sebagai laporan)
(3). Satker/PPK NUSP-2 Kabupaten/Kota (sebagai laporan)
(4). Tim Pendamping Masyarakat
(5). ....................................................

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 28


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Format RKM-13

BERITA ACARA PENETAPAN HARGA SATUAN


Kota/Kabupaten : ......................................
Kecamatan : ......................................
Kelurahan : ......................................

Pada hari ini …………. Tanggal ……………………… bertempat di ...................... telah dilaksanakan
rembug warga dalam rangka penetapan Harga Satuan untuk pelaksanaan kegiatan
......................................

Berdasarkan hasil Survai harga bahan/material/alat di ….. (sebutkan nama toko/pemasok) dan
Survai upah tenaga kerja di kelompok masyarakat …….(sebutkan nama kelompok masyarakat),
maka rembug warga menetapkan Harga Satuan bahan/material, alat dan upah adalah sebagai
berikut:

Harga Satuan Bahan/Material dan Alat


Harga
Nama Barang Jumlah Nama dan Alamat Toko/
No Volume Satuan Perunit
dan Spesifikasi (Rp) Pemasok
(Rp)
1
2
3
4
5
dst

Harga Satuan Upah


Harga
No Jenis Tenaga Kerja Satuan Keterangan
(Rp)
1
2
3
4
5
dst

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 29


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Demikian Berita Acara Penetapan Harga Satuan ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung
jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

.............................. , tanggal .............., bulan .................., 20....

Mengetahui, Pimpinan Musyawarah,

Kepala Kelurahan …………………… Koordinator BKM/LPM/Ketua TPPI ……………..

( …………………………….. ) ( …………………………….. )

Nama Lengkap Nama Lengkap

Mengetahui dan Menyetujui :

Wakil dan Peserta Rembug Warga Penetapan Harga Satuan

Nama Alamat Tanda Tangan

1. ………………………. ………………………… 1. ……………..

2. ………………………. ………………………… 2. ……………..

3. ………………………. ………………………… 3. ……………..

4. ………………………. ………………………… 4. ……………..

5. ………………………. ………………………… 5. ……………..

6. dst. ………………………… 6. ……………..

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 30


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Format RKM-14

DAFTAR HADIR REMBUG PENETAPAN HARGA SATUAN

Hari/Tanggal : ......................................
Pukul : ......................................
Tempat : ......................................
Acara : ......................................

No Nama Unsur/Perwakilan Tanda Tangan

Mengetahui

Pendamping BKM Ketua TPPI


Masyarakat/Community Advisor

(……………………………….) (……………………………….) (……………………………….)

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 31


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

b. Survai Calon Tenaga Kerja


 Informasi ketersediaan tenaga kerja proyek sangat penting diketahui dalam
perencanaan pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur. Hal ini
terutama karena akan menjadi dasar pemilihan teknologi/metode kerja
pelaksanaan pembangunan fisik. Selain jumlah, kualifikasi tenaga kerja juga
sangat penting diketahui dari hasil survai, terutama untuk memperoleh
kepastian apakah kegiatan pembangunan dapat dilaksanakan oleh tenaga
kerja yang ada dan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah direncanakan.
Pengalaman/keterampilan yang dimiliki calon tenaga kerja (seperti
Mandor/Ketua regu kerja, Tukang dan Pekerja) terutama guna menjamin cara
pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan secara benar sehingga dapat
memenuhi kualitas fisik yang baik.
 Sasaran kegiatan ini adalah untuk memperoleh calon tenaga kerja sesuai
kualifikasi dan kebutuhan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Adapun indikator
keluarannya adalah Jumlah Calon tenaga kerja sesuai kualifikasi dan
kebutuhan pekerjaan (swadaya maupun tenaga kerja yang akan dibayar)
diketahui/tercatat.
 Daftar Calon Tenaga Kerja yang akan terlibat dalam pelaksanaan
pembangunan infrastruktur dikelola oleh BKM yang diperoleh berdasarkan
hasil survai calon tenaga kerja.
 Tenaga kerja yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan diprioritaskan
dan diharapkan sebanyak mungkin dari masyarakat setempat, baik laki-laki
maupun perempuan. Kehadiran tenaga kerja dari luar lokasi/kelurahan
dibatasi, kecuali bilamana berdasarkan hasil survai dilokasi kelurahan tersebut
tidak cukup tersedia tenaga kerja yang dibutuhkan.
 Dengan mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja dan efektifitas
pelaksanaan, maka BKM dapat menggunakan peralatan berat yang didahului
dengan survai dan menyampaikan daftar peralatan berat yang akan
dipergunakan kepada masyarakat melalui rembuk warga.

Tata cara pelaksanaan:

 Survai calon tenaga dapat dilakukan bersamaan dengan survai harga satuan
oleh tim survai yang sama.
 Tim survai mengidentifikasi kebutuhan tenaga terampil atau dengan
kemampuan tertentu yang nantinya akan di biayai oleh BLM/NUSP-2.
 Tim Survai mendatangi secara langsung calon tenaga kerja yang berasal dari
warga penerima manfaat sesuai kebutuhan di atas dan menanyakan
kesediannya menjadi tenaga kerja.
 Pada survai calon tenaga kerja swadaya, tim survai mendata warga pemanfaat
yang berkenan secara sukarela membantu dalam pembangunan infrastruktur
yang direncanakan.
 Tim survai mencatatkan informasi/data yang diperoleh.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 32


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-15

DATA SURVAI CALON TENAGA KERJA

Alokasi Sumber Dana


M/ Tanda
No Nama Umur L/P Alamat
KM BLM/ Tangan
Swadaya
NUSP-2

1.

2.

3.

4.

5.

dst

..................……….......……. 2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh


Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI
Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

Keterangan :
L/P : Laki/Perempuan
M/KM : Mampu/Kurang Mampu
Alokasi Sumber Dana : beri tanda centang (V) pada kolom yang sesuai

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 33


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-16

DAFTAR CALON TENAGA KERJA

Alokasi Sumber Dana


M/ Tanda
No Nama Umur L/P Alamat
KM BLM/ Tangan
Swadaya
NUSP-2

1.

2.

3.

4.

5.

dst

..................……….......……. 2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh


Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI
Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

Keterangan :
L/P : Laki/Perempuan
M/KM : Mampu/Kurang Mampu
Alokasi Sumber Dana : beri tanda centang (V) pada kolom yang sesuai

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 34


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

c. Survai Swadaya Masyarakat


 Swadaya masyarakat merupakan kontribusi masyarakat dalam pembangunan
infrastruktur untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap kondisi wilayahnya
dan rasa memiliki terhadap infrastruktur yang telah dibangun;
 Sasaran dari survai swadaya masyarakat adalah untuk mengetahui dan
meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam kontrisbusinya terhadap
pemenuhan kebutuhan pembangunan infrastruktur di wilayahnya;
 Indikator keluarannya adalah : Diketahuinya siapa, apa saja bentuknya dan
berapa besarnya swadaya yang akan diberikan oleh masyarakat untuk
pelaksanaan kegiatan infrastruktur;
 Jenis dan nilai dari swadaya yang dikontribusikan oleh masyarakat tidak
dibatasi;
 Jenis swadaya masyarakat yang diperhitungkan dalam penyusunan Rencana
Anggaran Biaya (RAB), berupa komponen : Tenaga Kerja, Bahan/Material
Bangunan, Peralatan Kerja, dan Dana Tunai;
 Waktu pelaksanaan survai swadaya masyarakat dapat dilaksanakan bersamaan
dengan survai calon tenaga kerja dan harga satuan upah/bahan/alat;

Tatacara pelaksanaan :

 Ketua TPPI membentuk Tim Pelaksana Survai yang berasal dari anggota TPPI
dan KPP. Jumlah anggota tim survai minimal 3 (tiga) orang
 Tim Survai melakukan survai swadaya masyarakat dengan mendatangi seluruh
warga pemanfaat, terutama warga yang bertempat tinggal di lokasi kegiatan;
 Pastikan bahwa warga yang berkontribusi benar-benar akan berkontribusi;
 Tim survai mencatat semua informasi yang diperlukan.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 35


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-17

DATA SURVAI SWADAYA MASYARAKAT

No Nama L/P Alamat Bentuk Volume/ Tandatangan


Swadaya Satuan
Rusydin L 1………
2
1 Paidi L 2………
3 Jumi P 3………
Dst ……

. .................……….......……. 2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI


Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

Keterangan : L/P : Laki/Perempuan

Catatan :

Bentuk swadaya masyarakat yang berupa uang tunai diarahkan dalam bentuk bahan/material
bangunan dan alat;

Swadaya masyarakat dalam bentuk tenaga kerja telah diidentifikasi dalam survai calon tenaga kerja

Data hasil survai Swadaya Masyarakat selanjutnya ditetapkan melalui rembug


warga, adapun tata cara pelaksanaan rembug warga adalah sebagai berikut :

 Ketua TPPI menentukan waktu dan tempat pelaksanaan rembug serta


menyampaikan undangan kepada Lurah, BKM, anggota TPPI, anggota KPP,
Tokoh masyarakat dan pendamping masyarakat/CA;
 Rembug dibuka oleh ketua TPPI sekaligus menjelaskan maksud dan tujuan
yang hendak di capai;
 Ketua TPPI selanjutnya menyampaikan laporan hasil survai swadaya
masyarakat yang telah dilakukan oleh tim survai, dan membagikannya kepada
seluruh peserta rembug sebagai panduan mengikuti pembahasan dan
penyepakatan swadaya masyarakat;
 Pembahasan dan penyepakatan swadaya masyarakat dipandu oleh BKM dan
pendamping masyarakat/CA untuk memperlancar jalannya rembug;
 Rembug Kesepakatan Kesanggupan Kewadayaan Masyarkat dituangkan dalam
berita acara dan dibacakan kembali sebelum ditandatangani;
 Acara rembug ditutup oleh ketua KPPI;
 Peserta rembug harus mengisi daftar hadir yang telah disiapkan;

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 36


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-18

UNDANGAN ACARA

REMBUG WARGA KESEPAKATAN SWADAYA MASYARAKAT

Kepada Yth.:
Ketua RW/RT..........................................
Bapak/Ibu .................................. (Wakil Tokoh Masyarakat)
Bapak/Ibu .................................. (Warga Penghuni Kawasan Kumuh)
Pengurus dan Anggota Organisasi KPP..…...............
Pengurus dan Anggota Organisasi Keswadayaan Masyarakat/BKM..…...............

Dengan hormat,
Sehubungan dengan telah dilakukannya Survai Swadaya Masyarakat, maka kami berkenan untuk
mengundang Bapak/Ibu untuk menghadiri Acara Rembug Warga yang akan diadakan pada :
Hari/Tanggal : ............................................................
Waktu : ........................ s.d.............................
Tempat : ............................................................
Acara : Kesepakatan Swadaya Masyarakat

Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatian dan kehadiran Bapak / Ibu diucapkan terima
kasih.

Hormat kami
Koordinator BKM/Ketua TPPI

( ................................................. )
Nama Lengkap

Tembusan:
(1). Camat (sebagai laporan)
(2). LCO NUSP-2 Kabupaten/Kota (sebagai laporan)
(3). Satker/PPK NUSP-2 Kabupaten/Kota (sebagai laporan)
(4). Tim Pendamping Masyarakat
(5). ....................................................

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 37


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-19

BERITA ACARA HASIL KESEPAKATAN SWADAYA MASYARAKAT


Kota/Kabupaten : ......................................
Kecamatan : ......................................
Kelurahan : ......................................

Pada hari ini …………. Tanggal ……………………… bertempat di ...................... telah dilaksanakan rembug
warga dalam rangka Rembug Kesepakatan Swadaya Masyarakat untuk pelaksanaan kegiatan :
...................................

Atas nama warga masyarakat penerima manfaat kegiatan, kami sepakat dan sanggup untuk
memberikan swadaya sebagai berikuti :

1. Tenaga Kerja
a. Mandor/Pengawas : ................................. HOK
b. Kepala Tukang : ................................. HOK

c. Pekerja : ................................. HOK

d. ....dst : ................................. HOK

Jml. Total : ................................. Orang

Jml. Perempuan : ................................. Orang

Jml. Laki-laki : ................................. Orang

2.Bahan/Material & Alat


3
a. Batu Kali : ................................. M
b. Semen : ................................. Zak
3
c. Kerikil : ................................. M
3
d. Pasir : ................................. M
e. Benang/Ember/ : ................................. Unit
Linggis/Cangkul,dll
f. ....dst : .................................

3.Bahan/Material & Alat


2
a. Tanah : ................................. M
b. Tanaman : ................................. Btg/Phn
c. Aset lainnya : .................................
4. Administrasi

Administrasi : .................................
5. Konsumsi

Konsumsi : .................................
6. Dana
Rp
Uang Tunai : .................................

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 38


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

.............................. , tanggal .............., bulan .................., 20....

Mengetahui, Pimpinan Musyawarah,

Kepala Kelurahan …………………… Koordinator BKM/LPM/Ketua TPPI ……………..

( …………………………….. ) ( …………………………….. )

Nama Lengkap Nama Lengkap

Mengetahui dan Menyetujui


Wakil dan Peserta Rembug Warga Kesepakatan Swadaya Masyarakat

No Nama Jabatan Alamat Tanda Tangan


1. Ketua RT …..
2. Ketua RW …..
3. dst

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 39


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

2) Perhitungan Volume/Kuantitas Pekerjaan

Lihat hasil perhitungan volume pada sub bab penyusunan DED dan Rekapitulasi
Volume Pekerjaan

3) Perhitungan RAB Pekerjaan

Tahapan proses perhitungan RAB

(1). Siapkan Daftar Harga Satuan upah/bahan/alat yang telah disepakati;


(2). Siapkan Daftar Hasil Kesapakatan Kesanggupan Keswadyaan Masyarakat;
(3). Hitung volume kebutuhan bahan/material, hari kerja tenaga kerja dan peralatan
yang diperlukan (Swadaya dan BLM);
(4). Hitung RAB pekerjaan (Swadaya dan BLM).

Perhitungan volume dan RAB pada poin (3) dan (4) dapat dijelaskan sebagai berikut :

(a). Perhitungan Volume Bahan/Material

Perhitungan ini mencakup 3 tahapan, yaitu :

(1). Perhitungan Volume Kebutuhan Total Pekerjaan;


(2). Perhitungan Volume Kebutuhan Swadaya Masyarakat ;
(3). Perhitungan Volume Kebutuhan BLM.

Masing-masing tahapan dapat diuraikan sebagai berikut :

(1). Perhitungan Volume Total Kebutuhan Pekerjaan

Sebagai dasar perhitungan Volume Kebutuhan Bahan, Tenaga kerja dan


peralatan yang akan digunakan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
pembangunan prasarana adalah Hasil Perhitungan Kuantitas/Volume tiap
item Pekerjaan sebelumnya.

Langkah-langkah Perhitungan Volume Kebutuhan Tenaga Kerja, Bahan dan


Alat untuk seluruh kegiatan :

i. Lakukan perhitungan kebutuhan tenaga kerja/bahan/alat tiap jenis


pekerjaan. Jenis pekerjaan mengacu pada Daftar Kuantitas Pekerjaan yang
telah dibuat sebelumnya.
ii. Buat Rekapitulasi Kebutuhan total Tenaga kerja, bahan dan alat yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan/proyek.

Masing-masing langkah dapat dijelaskan sebagai berikut :

i. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja/bahan/alat tiap jenis pekerjaan.


Cara pelaksanaannya adalah :
 Setiap item pekerjaan perlu diidentifikasi/ditentukan semua
jenis/macam dari :
 Tenaga Kerja yang diperlukan, misalnya mandor, tukang dan
pekerja;
 Material/bahan yang dibutuhkan, misalnya pasir, semen, besi dll;
 Peralatan kerja yang dibutuhkan, misalnya molen, mesin gilas, alat
bantu (cangkul dll) dll.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 40


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

 Tentukan “koefisien” dari setiap jenis/macam Tenaga Kerja,


Material/Bahan dan Peralatan Kerja berdasarkan “koefisien” yang
tercantum pada Analisa Harga Satuan Pekerjaan (Permen PU no 11
Tahun 2013);
 Hasil identifikasi dan koefisien masing-masing tenaga kerja, bahan
dan alat dicatat untuk setiap item pekerjaan yang ada;
 Lakukan perhitungan volume kebutuhan untuk semua item
pekerjaan;
 Prinsip dasar perhitungan volume kebutuhan ini adalah : koefisien
setiap jenis kebutuhan dikalikan volume tiap jenis pekerjaan.
Dengan demikian, kebutuhan untuk masing-masing jenis/macam
Tenaga Kerja, Bahan dan Alat dapat dihitung dengan rumus berikut
:

Volume TK = Koefisien TK x Volume Pekerjaan

Volume Bahan = Koefisien Bahan x Volume Pekerjaan

Volume Alat = Koefisien Alat x Volume Pekerjaan

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 41


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-20 (contoh)

PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL/BAHAN, ALAT DAN TENAGA KERJA

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Paket Kegiatan : Jalan


Kecamatan : ...................................... Jenis Kegiatan : Jalan
Kelurahan : ...................................... Jenis Pekerjaan : Lapis Pondasi Bawah
BKM : ...................................... Lokasi : ...................................

Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Volume
Kebutuhan

A. TENAGA KERJA
0,01 (dipakai dari 100 m³ (diambil
Analisa Harga dari FORMAT
1 (koefisien x
1. Mandor HOK Satuan Pekerjaan RKM-H)
volume)
Permen PU no 11
Tahun 2013)
2. Tukang HOK 0,02 100 2
3. Pekerja, dst HOK 0,05 100 5
JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA KERJA 8
B. BAHAN
1. ......... 100
2. ......... 100
3. ........., dst 100
JUMLAH KEBUTUHAN BAHAN
C. ALAT
1. ......... 100
2. ......... 100
3. ........., dst 100
JUMLAH KEBUTUHAN ALAT

…………………………2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI


Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

Keterangan : FORMAT dibuat untuk setiap jenis pekerjaan

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 42


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Beberapa hal yang perlu dipahami berkaitan dengan penggunaan


koefisien

 Koefisien selalu dinyatakan dalam bentuk angka bulat (1, 2, dst) atau
angka pecahan (0,002 atau 0,03 dst);
 Angka koefisien dapat berbeda-beda untuk setiap jenis tenaga kerja,
bahan, alat serta untuk tiap jenis pekerjaan;
 Angka koefisien mengacu pada sumber yang diterbitkan secara resmi
oleh pemerintah, yaitu Permen PU no 11 Tahun 2013;
 Yang dimaksud koefisien tenaga kerja adalah banyaknya volume
pekerjaan yang mampu dikerjakan/diselesaikan oleh seorang tenaga
kerja dalam satu satuan waktu tertentu atau banyaknya tenaga kerja
yang diperlukan untuk menyelesaikan satu satuan pengukuran
pekerjaan dalam satu satuan waktu tertentu. Satuan yang digunakan
adalah Hari Orang Kerja (HOK). Satu HOK biasanya sama dengan 7
atau 8 jam kerja;

Sebagai contoh: misalnya untuk pekerjaan 1 m³ pasangan pondasi batu


kali campuran 1 semen : 4 pasir. Koefisien Tenaga Kerja adalah :
 0,18 untuk Mandor/Kepala Kelompok
 0,12untuk Kepala Tukang Batu
 1,20 untuk Tukang Batu
 3,60 untuk Pekerja
Pengertiannya : 0,18 mandor + 0,12 kepala tukang + 1,2 tukang batu +
3,60 pekerja, bekerja bersama dalam 1 hari dapat menyelesaikan 1 m³
pasangan pondasi batu kali.

 Yang dimaksud dengan koefisien bahan/material adalah


banyak/jumlahnya bahan/material yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu satuan pengukuran pekerjaan. Satuan yang
digunakan adalah sama dengan satuan pengukuran bahan,misalnya
pasir dinyatakan dalam m³, semen dinyatakan zak dst.

Sebagai contoh: misalnya untuk pekerjaan 1 m³ pasangan pondasi batu


kali campuran 1 semen : 4 pasir. Koefisien Bahan adalah :
 1,20 m³ untuk Batu Kali
 0,522 m³ untuk Pasir Pasangan
 2,86 zak untuk Semen

 Yang dimaksud dengan koefisien alat/peralatan adalah banyaknya


volume pekerjaan yang mampu dihasilkan oleh suatu peralatan
dalam satu satuan waktu tertentu atau banyaknya suatu peralatan
yang diperlukan untuk melaksanakan/menyelesaikan pekerjaan
dalam satu satuan waktu tertentu. Satuan yang digunakan adalah
jam atau hari untuk peralatan berat, seperti excavator, mesin gilas

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 43


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

dll. Sedangkan untuk peralatan bantu seperti cangkul, pacul dll


dinyatakan dalam satuan buah atau set.

Sebagai contoh: misalnya untuk pemadatan pekerjaan lapis pondasi


sirtu per m³ dengan menggunakan alat mesin gilas. Koefisien alat
mesin gilas adalah 0,083 per m³.

ii. Buat Rekapitulasi Kebutuhan Total tenaga kerja, bahan dan alat yang
dipergunakan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan

Prinsip perhitungannya adalah Jumlah Total masing-masing kebutuhan


tiap jenis/macam Tenaga Kerja, Bahan dan Alat yang dibutuhkan pada
tiap jenis pekerjaan dijumlahkan untuk seluruh jenis pekerjaan yang
ada.

Hasil perhitungan ini dibuat dalam satu daftar Rekapitulasi Kebutuhan


Tenaga Kerja, Bahan dan Alat.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 44


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-21 (contoh)

REKAPITIULASI KEBUTUHAN MATERIAL/BAHAN, ALAT DAN TENAGA KERJA

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Paket Kegiatan : Jalan


Kecamatan : ...................................... Lokasi : ......................................
Kelurahan : ......................................
BKM : ......................................

No Uraian Satuan Volume

A. TENAGA KERJA

Jumlah mandor dari paket


pekerjaan Jalan
(kebutuhan mandor pada
1. Mandor HOK jenis pekerjaan Persiapan +
Lapis Pondasi Bawah +
Pemadatan +…dst/dari
FORMAT RKM-19).

2. Tukang HOK
3. Pekerja, dst HOK
JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA KERJA
B. BAHAN
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH KEBUTUHAN BAHAN
C. ALAT
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH KEBUTUHAN ALAT
…………………………..2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI


Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

Keterangan : FORMAT dibuat untuk rekap setiap paket pekerjaan

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 45


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

(2). Perhitungan Volume Kebutuhan Swadaya Masyarakat


 Jenis swadaya masyarakat berdasarkan hasil rembug/musyawarah
Kesepakatan Kesanggupan Keswadayaan Masyarakat;
 Jenis swadaya masyarakat yang diperhitungkan dalam penyusunan RAB ini
berupa komponen: tenaga Kerja, bahan/material bangunan, peralatan
kerja dan dana tunai yang telah dikonversikan berupa komponen tenaga
kerja, bahan/material dan peralatan kerja;
 Perhitungan volume kebutuhan swadaya masyarakat dihitung dengan
menjumlahkan volume tiap jenis bentuk swadaya yang sama, misalnya
tenaga kerja mandor, bahan semen, alat cangkul dll yang ada pada daftar
swadaya masyarakat.
 Satuan untuk tiap jenis tenaga kerja (mandor, tukang, pekerja) dalam HOK.
Volume tenaga kerja dihitung berdasarkan kesepakatan awal antara tenaga
kerja dengan BKM. Kesepakatan ini tidak perlu diformatkan,tapi perlu
diarsipkan.

Contoh:

 Paket Pekerjaan Jalan memerlukan pekerja 50 HOK dan waktu selama 7


hari;
 Berdasarkan survai tenaga kerja swadaya, terdapat 10 orang pekerja;
 Tiga (3) orang pekerja bersedia bekerja satu (1) hari penuh (7-8
jam),tapi hanya selama 2 hari. Berarti jumlah pekerja dihitung = (8 jam :
8jam) x (2 hari : 7 hari) x 3 orang = 0,86 pekerja;
 Tujuh (7) orang pekerja dalam satu (1) hari hanya bersedia bekerja
selama 4 jam sampai pekerjaan selesai (selama 7 hari). Jumlah pekerja
dihitung = (4 jam : 8 jam) x (7 hari: 7 hari) x 7 orang = 3,5 pekerja;
 Total pekerja yang tersedia dari swadaya masyarakat adalah 4,36
pekerja untuk pekerjaan jalan dari jenis pekerjaan lapis pondasi bawah.

 Untuk memudahkan proses perhitungannya dapat menggunakan Formulir


Perhitungan Rekapitulasi Volume Swadaya Masyarakat (Format RKM-22);
 Hasil akhir dari seluruh kegiatan perhitungan swadaya ini adalah
diperolehnya gambaran tentang besarnya rencana swadaya masyarakat
yang akan diberikan dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 46


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-22

REKAPITIULASI KEBUTUHAN MATERIAL/BAHAN, ALAT DAN TENAGA KERJA

SWADAYA MASYARAKAT

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Paket Kegiatan : ......................................


Kecamatan : ...................................... Lokasi : ......................................
Kelurahan : ......................................
BKM : ......................................

No Uraian Satuan Volume

A. TENAGA KERJA
1. Mandor HOK
2. Tukang HOK
3. Pekerja, ds HOK
JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA KERJA
B. BAHAN
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH KEBUTUHAN BAHAN
C. ALAT
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH KEBUTUJAN ALAT

………………………..2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI


Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 47


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

(3). Perhitungan Volume Kebutuhan BLM

Volume kebutuhan BLM dihitung dengan cara : Kebutuhan Total Pekerjaan


dikurangi Kebutuhan Swadaya Masyarakat untuk masing-masing komponen
tenaga kerja, bahan dan alat yang sesuai.

FORMAT RKM-23

REKAPITIULASI KEBUTUHAN MATERIAL/BAHAN, ALAT DAN TENAGA KERJA

BLM

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Paket Kegiatan : ......................................


Kecamatan : ...................................... Lokasi : ......................................
Kelurahan : ......................................
BKM : ......................................

No Uraian Satuan Volume

A. TENAGA KERJA
1. Mandor HOK
2. Tukang HOK
3. Pekerja, ds HOK
JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA KERJA
B. BAHAN
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH KEBUTUHAN BAHAN
C. ALAT
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH HARGA ALAT

………………………2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI


Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 48


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

(b). Perhitungan Rencana Anggaran Biaya

Perhitungan RAB disini adalah mencakup perhitungan RAB Infrastruktur yang


dirinci untuk masing-masing sumber dana, yaitu Swadaya Masyarakat dan BLM.
Proses perhitungan RAB mencakup 3 langkah, yaitu :

(1). Analisa Harga Satuan Pekerjaan;


(2). Analisa Harga Satuan Pekerjaan swadaya masyarakat;
(3). Analisa Harga Satuan Pekerjaan BLM;
(4). Rekapitulasi RAB (Swadaya dan BLM);
(5). Perhitungan RAB Swadaya Masyarakat;
(6). Perhitungan RAB BLM.

Prinsip dasar perhitungan RAB :

RAB = VOLUME x HARGA SATUAN

Perlu Diperhatikan : Setiap jenis infrastruktur (jalan lingkungan, jalan setapak,


drainase, persampahan,air limbah, air minum dan penerangan jalan umum),
harus memiliki RAB Swadaya dan BLM. Misal: pembangunan jalan lingkungan
dan drainase, RAB Swadaya dan BLM harus dibuat masing-masing untuk jalan
lingkungan dan drainase.

Setiap langkah perhitungan RAB dapat dijelaskan sebagai berikut :

(1). Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)

Analisa harga satuan pekerjaan dibutuhkan untuk mengetahui harga satuan


setiap jenis pekerjaan per satuan volume, luas, panjang dll (sesuai analisa
harga satuan pekerjaan Permen PU no 11 tahun 2013) yang terdiri dari
komponen tenaga kerja (mandor,tukang dan pekerja), bahan dan alat.

Cara perhitungan :

 Tentukan “koefisien” komponen tenaga kerja, bahan dan alat berdasakan


jenis pekerjaan sesuai AHSP (Analisa Harga Satuan Pekerjaan Permen PU
No 11 Tahun 2013);
 Isi Harga Satuan berdasarkan hasil kesepakatan;
 Jumlah Harga = koefisien x harga satuan;
 Harga Satuan Pekerjaan = Jumlahkan seluruh Jumlah Komponen.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 49


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-24

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Paket Kegiatan : ......................................


Kecamatan : ...................................... Jenis Kegiatan : ......................................
Kelurahan : ...................................... Lokasi : ......................................
BKM : ......................................

Harga Satuan Jumlah Harga


No Uraian Kode Satuan Koefisien
(Rp) (Rp)

A. TENAGA KERJA
1. Mandor HOK
2. Tukang HOK
3. Pekerja, ds HOK
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA
B. BAHAN
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH HARGA BAHAN
C. ALAT
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH HARGA ALAT

D HARGA SATUAN PEKERJAAN (A+B+C)

…………………..2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI


Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

Keterangan : FORMAT dibuat untuk setiap jenis pekerjaan

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 50


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

(2). Analisa Harga Satuan Pekerjaan Swadaya Masyarakat

Secara prinsip perhitungan, analisa ini sama dengan AHSP secara keseluruhan.
Perbedaannya pada Harga Satuan Upah Tenaga Kerja, dimana Harga Satuan
swadaya masyarakat berdasarkan kesepakatan antara BKM dan tenaga kerja
(warga) yang berkontribusi berupa swadaya tenaga.

FORMAT RKM-25

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN SWADAYA MASYARAKAT

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Paket Kegiatan : ......................................


Kecamatan : ...................................... Jenis Kegiatan : ......................................
Kelurahan : ...................................... Jenis Pekerjaan : ......................................
BKM : ...................................... Lokasi : ......................................

Harga Satuan Jumlah Harga


No Uraian Kode Satuan Koefisien
(Rp) (Rp)

A. TENAGA KERJA
1. Mandor HOK
2. Tukang HOK
3. Pekerja, ds HOK
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA
B. BAHAN
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH HARGA BAHAN
C. ALAT
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH HARGA ALAT

D HARGA SATUAN PEKERJAAN (A+B+C)

……………………2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI


Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

Keterangan : FORMAT dibuat untuk setiap jenis pekerjaan


i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 51
Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

(3). Analisa Harga Satuan Pekerjaan BLM

Harga Satuan untuk tenaga kerja, bahan dan alat berdasarkan hasil survai
yang telah disepakati.

FORMAT RKM-26

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BLM

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Paket Kegiatan : ......................................


Kecamatan : ...................................... Jenis Kegiatan : ......................................
Kelurahan : ...................................... Jenis Pekerjaan : ......................................
BKM : ...................................... Lokasi : ......................................

Harga Satuan Jumlah Harga


No Uraian Kode Satuan Koefisien
(Rp) (Rp)

A. TENAGA KERJA
1. Mandor HOK
2. Tukang HOK
3. Pekerja, ds HOK
JUMLAH HARGA TENAGA KERJA
B. BAHAN
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH HARGA BAHAN
C. ALAT
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH HARGA ALAT

D HARGA SATUAN PEKERJAAN (A+B+C)

…………………2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI


Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

Keterangan : FORMAT dibuat untuk setiap jenis pekerjaan

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 52


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

(4). Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Perhitungan RAB dapat memakai Format RKM-27, dengan penjelasan sebagai


berikut :

 Kolom No : diisi nomor jenis pekerjaan;


 Kolom Jenis Pekerjaan : diisi Jenis Pekerjaan sesuai Format RKM-6 (misal :
Pekerjaan Tanah) dan kegiatan pekerjaan (galian tanah, mengangkut tanah,
urugan kembali dll) serta Pekerjaan Lain-Lain yang didalamnya
dicantumkan biaya Administrasi sebesar1,5% dari jumlah biaya
keseluruhan;
 Kolom Satuan dan Volume diisi sesuai Format RKM-7;
 Kolom Harga Satuan diisi sesuai Format RKM-24;
 Kolom Jumlah diisi hasil perkalian Volume dan Harga Satuan.

(5). Rencana Anggaran Biaya (RAB) Swadaya Masyarakat


 Harga Satuan sesuai AHSP Swadaya Masyarakat (Format RKM-25).
 Volume kegiatan pekerjaan dihitung berdasarkan jumlah ketersediaan
tenaga kerja swadaya.

Misal : untuk mengerjakan 100 m³ jenis Pekerjaan Tanah dibutuhkan 50


HOK. Sedangkan ketersediaan tenaga kerja swadaya hanya 10 HOK,
maka volume kegiatan pekerjaan untuk swadaya masyarakat = (10 HOK
: 50 HOK) x 100 m³ = 20 m³;

 Format RAB Swadaya Masyarakat seperti pada Format RKM-28.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 53


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-27

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Paket Kegiatan : ......................................


Kecamatan : ...................................... Lokasi : ......................................
Kelurahan : ......................................
BKM : ......................................

Harga Satuan
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Jumlah (Rp)
(Rp)

A. PEK. PERSIAPAN
1. ....................
2. ........., dst
JUMLAH HARGA PEK. PERSIAPAN
B. PEKERJAAN TANAH
1. .........
2. ........., dst
JUMLAH HARGA PEKERJAAN TANAH
C. PEK. PONDASI BATU BELAH
1. .........
2. ........., dst
JUMLAH HARGA PEK. PONDASI BATU BELAH
D. ..................
1. .........
2. ........., dst
JUMLAH HARGA ...................
JUMLAH HARGA PEKERJAAN
E. LAIN-LAIN
1. Administrasi 1,5% % 1,5
1,5% x Jumlah
Harga Pekerjaan
JUMLAH HARGA LAIN-LAIN
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

..................……….......……. 2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI

Community Advisory

(……………………………..) (………………………..) (……………………………..)

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 54


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-28

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) SWADAYA MASYARAKAT

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Paket Kegiatan : ......................................


Kecamatan : ...................................... Lokasi : ......................................
Kelurahan : ......................................
BKM : ......................................

Harga Satuan
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Jumlah (Rp)
(Rp)

A. PEK. PERSIAPAN
1. ....................
2. ....................
3. ........., dst
JUMLAH HARGA PEK. PERSIAPAN
B. PEKERJAAN TANAH
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH HARGA PEKERJAAN TANAH
C. PEK. PONDASI BATU BELAH
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH HARGA PEK. PONDASI BATU BELAH
D. ..................
1. .........
2. .........
3. ........., dst
JUMLAH HARGA ...................
RENCANA ANGGARAN BIAYA SWADAYA MASYARAKAT

..................……….......……. 2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI

Community Advisory

(……………………………..) (………………………..) (……………………………..)

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 55


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

(6). Rencana Anggaran Biaya (RAB) BLM


 Volume RAB BLM dihitung dengan cara Volume Rekapitulasi RAB dikurangi
Volume RAB Swadaya Masyarakat. Sedangkan Harga Satuan sesuai harga
satuan pada Format RKM-26;
 Jumlah RAB BLM ditambah dengan 1,5% dari jumlah biaya keseluruhan,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Format RKM-29

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 56


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-29

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) BLM

Kota/Kabupaten : ...................................... Nama Paket Kegiatan : ......................................


Kecamatan : ...................................... Lokasi : ......................................
Kelurahan : ......................................
BKM : ......................................

Harga Satuan
No Jenis Pekerjaan Satuan Volume Jumlah (Rp)
(Rp)

A. PEK. PERSIAPAN
1. ....................
2. ........., dst
JUMLAH HARGA PEK. PERSIAPAN
B. PEKERJAAN TANAH
1. .........
2. ........., dst
JUMLAH HARGA PEKERJAAN TANAH
C. PEK. PONDASI BATU BELAH
1. .........
3. ........., dst
JUMLAH HARGA PEK. PONDASI BATU BELAH
D. ..................
1. .........
2. ........., dst
JUMLAH HARGA ...................
JUMLAH HARGA PEKERJAAN
E. LAIN-LAIN
1. Administrasi 1,5% % 1,5 1,5 x Jumlah
Harga Pekerjaan
JUMLAH HARGA LAIN-LAIN
RENCANA ANGGARAN BIAYA BLM

..................……….......……. 2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI

Community Advisory

(……………………………..) (………………………..) (……………………………..)

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 57


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

5. PEMBUATAN JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Secara sederhana Jadual Pelaksanaan Pekerjaan adalah formulir yang menggambarkan rencana
waktu pelaksanaan dari semua jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembangunan suatu
prasarana. Jadual Pelaksanaan Pekerjaan pada dasarnya memberikan gambaran tentang rencana
waktu dan urut-urutan pelaksanaan dari semua jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pembangunan infrastruktur.

Rencana jadwal pelaksanaan ini perlu dibuat, karena :

 Waktu pemanfaatan atau pencairan dana telah ditetapkan batas waktunya;


 Agar dapat diatur penggunaan (waktu dan jumlah) sumberdaya yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan prasarana seperti dana, tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan;
 Agar semua jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembangunan prasarana dapat
berjalan secara teratur dan terarah menuju terwujudnya bangunan/prasarana yang akan
dibuat;
 Untuk memenuhi persyaratan pelaksanaan pembangunan prasarana yang diajukan dalam
proposal pelaksanaan kegiatan;

Sasaran kegiatan ini adalah diketahuinya jangka waktu pelaksanaan proyek/keseluruhan


pekerjaan yang paling realistis dan tidak melampaui batasan yang telah ditetapkan oleh
program. Indikator keluarannya adalah :

 Adanya rencana waktu pelaksanaan tiap pekerjaan sesuai dengan volume pekerjaan yang
akan dilaksanakan (tidak terlampau lama atau cepat);
 Adanya jadwal pelaksanaan proyek (keseluruhan pekerjaan) yang tidak melampaui batas
waktu yang ditetapkan dalam master schedule program;

Adapun Rencana Jadual Pelaksanaan Pekerjaan ini berisi :

a. Jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan;


b. Volume dari setiap jenis kegiatan yang harus dibuat;
c. Waktu pelaksanaan dari setiap jenis kegiatan (Durasi);
d. Bobot Kegiatan, yaitu suatu ukuran untuk mengetahui besarnya nilai suatu jenis kegiatan
terhadap keseluruhan kegiatan (proyek), yang dinyatakan dalam satuan prosen (%). Secara
sederhana bobot ini bisa diartikan, makin besar bobot suatu kegiatan maka makin besar pula
nilai pekerjaan tersebut. Nilai pekerjaan ini bisa berupa nilai biaya atau waktunya;

Bentuk Jadual pelaksanaan kegiatan dapat digunakan bentuk jadual yang sangat sederhana dan
paling umum dipakai, yaitu berbentuk bagan balok (barchart). Prinsipnya kegiatan yang akan
dilakukan digambarkan dalam bentuk balok pada skala waktu. Adapun langkah-langkah
pembuatannya adalah sebagai berikut :

1. Tentukan/Identifikasi semua jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan;


2. Buat urut-urutan pelaksanaan semua jenis kegiatan tersebut;
3. Tentukan Volume tiap jenis kegiatan (termasuk satuannya);
4. Tentukan/perkirakan ”lamanya waktu setiap jenis kegiatan (biasa disebut juga durasi)”.
Satuan durasi ini dapat dinyatakan dalam hari, minggu, dst;
5. Tentukan Bobot masing-masing jenis kegiatan;
6. Gambarkan ”waktu pelaksanaan” dari tiap jenis kegiatan dalam bentuk bagan balok pada
skala waktu.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 58


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan jadual pelaksanaan pekerjaan.

Urut-Urutan Kegiatan

Dalam penyusunan Jadual Pekerjaan, cara penulisan urutan kegiatan lazimnya disusun/ditulis
dari atas kebawah, sehingga secara sederhana susunan tersebut dapat memberikan gambaran
bahwa suatu kegiatan dilaksanakan setelah selesai kegiatan sebelumnya (kegiatan nomor
diatasnya) kemudian dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya (kegiatan nomor dibawahnya).

Secara detail penjelasan bagaimana menentukan urut-urutan pekerjaan konstruksi dapat dilihat
pada penjelasan menentukan lingkup pekerjaan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya.

Waktu Pelaksanaan kegiatan

Waktu pelaksanaan kegiatan (Durasi) adalah jumlah waktu (satuannya boleh hari, minggu dan
seterusnya) yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan.

Untuk menentukan waktu pelaksanaan dari suatu jenis kegiatan maka harus diketahui terlebih
dahulu volume kegiatan yang akan dibuat (volume rencana), kemudian tentukan metode kerja
apa yang akan dipakai.

Peranan Metode kerja cukup penting karena akan mempengaruhi durasi pekerjaan. Kemampuan
kerja (produktivitas) antara tenaga manusia (metode padat karya) dengan peralatan (metode
mekanis) akan sangat berbeda. Metode mana yang akan digunakan, ini sangat tergantung pada
kondisi yang ada dilapangan (seperti ketersediaan tenaga kerja atau peralatan), apakah
memungkinkan bila menggunakan peralatan besar, bisa dipilih tenaga kerja atau peralatan atau
kombinasi antara keduanya (t. kerja dan peralatan).

Oleh karena kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat umumnya adalah kegiatan yang
sederhana, maka penentuan waktu tiap jenis kegiatan disarankan untuk dapat dilakukan dengan
cara perkiraan, dan sebaiknya dilakukan oleh orang yang mempunyai pengalaman seperti tukang
atau mandor bangunan agar taksiran waktunya lebih mendekati kenyataan dilapangan (lebih
realistis).

Untuk menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk setiap jenis kegiatan (durasi), dengan
cara perkiraan maka dapat dilakukan dengan memperkirakan langsung durasi setiap item
pekerjaan. Atau dapat dilakukan dengan langkah-langkah pendekatan perhitungan sederhana
sebagai berikut :

a. Perlu di ketahui volume dari tiap jenis kegiatan, volume kegiatan yang besar tentu akan
memerlukan waktu penyelesaian yang lebih lama dibandingkan dengan volume yang lebih
sedikit (dalam kondisi jumlah tenaga kerja/alat yang tetap/sama);
b. Perlu ditentukan metode kerja yang akan digunakan, apakah dengan tenaga kerja atau
peralatan. Dari Metode kerja yang dipilih, selanjutnya perlu diketahui
produktivitas/kemampuan kerja dari setiap tenaga kerja atau peralatan yang akan digunakan.
Kemampuan Kerja disini dapat diartikan sebagai “jumlah volume pekerjaan yang dapat
dihasilkan oleh seorang tenaga kerja atau satu unit peralatan persatuan waktu tertentu.
Satuan waktu tertentu ini bisa dipakai satuan hari atau jam kerja.

Sebagai contoh, misalnya kemampuan seorang tenaga kerja untuk menggali tanah adalah 3
meterkubik per hari (6 jam kerja) atau kemampuan alat excavator untuk menggali adalah 3
meterkubik perjam (18 m3 perhari). InFORMATasi untuk memperoleh nilai produktivitas
tenaga kerja tiap jenis pekerjaan dapat langsung ditanyakan pada masyarakat

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 59


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

(tukang/mandor) setempat, sedangkan untuk peralatan dapat diperoleh dari pemilik


peralatan atau pengalaman masyarakat atau dari instansi teknis setempat, dll.

c. Perlu ditentukan berapa jumlah tenaga kerja (tukang) atau peralatan yang akan digunakan
(tersedia). Dari jumlah tenaga kerja atau peralatan ini dapat diketahui berapa volume
pekerjaan yang akan dihasilkan secara berkelompok dalam satu satuan waktu tertentu
(produktivitas kelompok). Misalnya 4 orang tenaga kerja melakukan pekerjaan galian, maka
dalam satu hari, volume galian yang bisa dihasilkan adalah 12 m3 (4 org x 3 m3), begitu juga
dengan penggunaan peralatan seperti excavator, dll.
d. Berdasarkan informasi ketiga hal tersebut, maka Durasi tiap pekerjaan dapat dihitung dengan
cara Volume Kegiatan di bagi jumlah produktivitas kelompok kerja atau peralatan yang akan
dipergunakan;
e. Lakukan langkah sesuai cara poin d diatas untuk semua jenis kegiatan proyek;

Hal yang perlu diperhatikan adalah : Satuan Waktu (durasi) untuk semua jenis kegiatan harus
dibuat sama, apakah hari atau minggu.

Bobot Kegiatan

Manfaat dengan diketahuinya bobot tiap kegiatan ini, dapat dibuat prioritas pilihan terhadap
kegiatan yang bobotnya besar untuk dijadikan sebagai fokus atau pusat perhatian pengendalian
supaya pelaksanaan kegiatan nantinya tidak terlambat, kualitas bangunan baik dan biaya yang
digunakan efisien (pengendalian perjenis kegiatan). Manfaat berikutnya adalah pada tahap
pelaksanaan pembangunan infrastruktur, dapat digunakan sebagai acuan untuk mengukur kemajuan
(atau progres) kegiatan dilapangan.

Cara menentukan bobot tiap kegiatan pada pekerjaan konstruksi/infrastruktur lazimnya dihitung
dengan mengacu pada jumlah biaya kegiatan, yaitu biaya kegiatan dibagi jumlah total biaya,
kemudian hasil tersebut dikalikan dengan 100 (angka 100 digunakan karena satuan bobot adalah
prosen/per seratus). Dan Jumlah keseluruhan bobot kegiatan (proyek) harus sama dengan 100 %.

Catatan : Penting untuk diperhatikan bahwa bila pendekatan waktu digunakan sebagai acuan
perhitungan bobot kegiatan maka “perkiraan waktu setiap kegiatan (durasi)” agar dibuat oleh orang
yang cukup paham seperti tukang/mandor sehingga durasi lebih realistis dan dapat menghasilkan
bobot yang juga realistis.

Menggambarkan Bagan Balok

Menggambarkan Bagan Balok atau diagram batang pada prinsipnya adalah menggambarkan durasi
setiap kegiatan secara horizontal/mendatar pada skala waktu untuk tiap jenis kegiatan. Langkah ini
dilakukan mulai dari kegiatan pertama kemudian diikuti oleh kegiatan berikutnya sampai kegiatan
terakhir.

Untuk menggambarkan bagan balok dari setiap jenis kegiatan, maka terdapat beberapa hal yang
perlu dipahami :

“Skala Waktu” adalah semua kolom-kolom satuan waktu yang ada pada kolom jadwal pelaksanaan.
Setiap kolom mewakili satu satuan waktu. Sedangkan Jumlah kolom ini dibuat sesuai jumlah satuan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan semua jenis kegiatan proyek . Misalnya, suatu proyek
akan dilaksanakan selama 4 minggu dengan menggunakan satuan waktu minggu maka jumlah kolom
mingguan dibuat 4 kolom, masing-masing kolom secara berutan ke kanan mewakili Minggu I,
Minggu II, Minggu III dan Minggu IV.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 60


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

“Durasi” atau lamanya waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis kegiatan, digambarkan sebagai
panjang balok yang dibuat.

“Waktu Memulai” setiap jenis kegiatan atau kapan suatu jenis kegiatan dapat dimulai
pelaksanaannya adalah merupakan titik awal membuat bagan balok kegiatan tersebut;

“Waktu Selesai” suatu kegiatan atau kapan berakhirnya pelaksanaan suatu jenis kegiatan adalah
merupakan ujung akhir dari bagan balok kegiatan tersebut

“Cara Penggambaran”

 Berdasarkan urut-urutan kegiatan yang telah dibuat sebelumnya, maka waktu memulai suatu
kegiatan pada dasarnya adalah sama dengan waktu berakhirnya kegiatan sebelumnya atau
memulai suatu penggambaran balok suatu kegiatan adalah sejajar akhir/ujung balok kegiatan
sebelumnya (lihat contoh , Pekerjaan Pasangan Bouwplank dengan pekerjaan Galian Tanah), atau
 Oleh karena suatu proyek terdiri dari banyak jenis kegiatan, sedangkan waktu pelaksanaan
proyek sangat terbatas atau ada percepatan penyelesaian, maka kadang-kadang waktu memulai
suatu kegiatan tidak harus menunggu selesainya seluruh kegiatan sebelumnya (biasa disebut
pelaksanaan bertahap), tetapi dapat dimulai menjelang berakhirnya kegiatan sebelumnya.
Apabila kondisi seperti ini dipilih maka penggambaran baloknya akan terlihat seperti berlapis
(lihat contoh , Pekerjaan Galian dengan Urugan Pasir).

Contoh :

skala waktu

Minggu Ke
No Jenis Pekerjaan
I II III IV

1 Pasangan Bouwplank

2 Galian Tanah

3 Urugan Pasir dasar saluran

4 Pasangan batu kali

Waktu mulai
pekerjaan Durasi
Waktu selesai
pekerjaan

6. RENCANA PENGADAAN BARANG


Pengadaan barang (jika ada) melalui mekanisme yang telah diatur dalam buku Petunjuk Teknis
Pengadaan Barang. Rencana Pengadaan Barang harus dicantumkan dalam dokumen RKM dengan
format seperti yang ditunjukkan pada Format RKM-30 berikut :

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 61


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-30

DAFTAR RENCANA PENGADAAN

Kota/Kabupaten : ...................................... BKM : ......................................


Kecamatan : ...................................... Nama Paket Kegiatan : ......................................
Kelurahan : ...................................... Volume : ......................................

Jumlah Nama
Uraian Jenis/ltem Volume & Metode Waktu
Biaya Toko/Pemasok
NO Pengadaan Satuan Pengadaan Pelaksanaan
(Rp X 1000,·) Alamat/No.Telp.

..................……….......……. 2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh


Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI
Community Advisory

(……………………………………..) (……………………………………..) (……………………………………..)

7. PENYUSUNAN RENCANA OPERASI DAN PEMELIHARAAN

7.1 Tujuan Kegiatan


a. Agar infrastruktur yang dibangun tetap berfungsi sesuai dengan kualitas dan umur
pelayanan yang direncanakan.
b. Menjamin terlaksananya kegiatan pemeliharaan secara tepat waktu dan tepat sasaran,
serta penghematan terhadap biaya pemeliharaan yang dibutuhkan.
c. Memberikan peluang kepada masyarakat/kelompok/lembaga masyarakat untuk
mengoperasikan dan mengoptimalkan keberadaan infrastruktur yang telah dibangun oleh
masyarakat sebagai sumberdaya serta untuk meningkatkan kapasitas masyarakat melalui
kegiatan pelatihan teknis maupun non-teknis.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 62


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

7.2 Hasil Yang Diharapkan


a. Diterapkannya prinsip-prinsip program NUSP-2 dalam pelaksanaan pembangunan secara
partisipatif di masyarakat.
b. Jaminan berfungsinya infrastruktur yang telah dibangun secara berkelanjutan, guna
meningkatkan kualitas hidup dan tingkat perekonomian masyarakat.
c. Tumbuhnya kemampuan masyarakat didalam pengelolaan sumber-sumber pembiayaan
untuk pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur.
d. Meningkatnya fungsi kelembagaan masyarakat di tingkat kelurahan dalam pengelolaan
hasil kegiatan/pembangunan.
e. Tumbuhnya rasa memiliki terhadap hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.

7.3 Tata Kelola Pengoperasian dan Pemeliharaan Infrastruktur

A. Ketentuan Umum
a. Pembangunan infrastruktur dilokasi permukiman kumuh untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat harus didukung dengan penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan yang
realistis agar menghasilkan efektivitas dan pelayanan yang berkelanjutan.
b. Penyelenggaraan kegiatan operasi dan pemeliharaan mengacu pada jenis dan
kegunaan sarana yang dibangun.
c. Operasi dan pemeliharaan infrastruktur harus terorganisasi dengan baik dan
ditunjang dengan tertib administrasi untuk menciptakan pelayanan yang
berkelanjutan.
d. Pengelolaan infrastruktur harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat pengguna
dalam wadah kelembagaan dan pengambilan keputusan agar menghasilkan
partisipasi yang lebih tinggi dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan.
e. Kemudahan teknologi dan ketersediaan material didalam perencanaan pembangunan
sarana ditujukan untuk membantu masyarakat agar mudah melaksanakan kegiatan
operasi dan pemeliharaan.

B. Pengorganisasian Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur


Pembentukan kelompok masyarakat (KPP) melalui rembug warga tingkat
RT/RW/Lingkungan yang akan mengatur penyelenggaraan kegiatan operasi dan
pemeliharaan sarana yang dibangun.

Tugas dan tanggungjawab KPP adalah :

 Menjaga agar kualitas dan kuantitas pelayanan sarana terbangun mampu melayani
seluruh sasaran pelayanan atau pemanfaat, sesuai perencanaan.
 Melakukan pemantauan/pemeriksaan sarana secara rutin untuk mengetahui kondisi
infrastruktur, mengetahui kerusakan sedini mungkin agar dapat disusun rencana
perawatan/perbaikan yang diperlukan.
 Mengorganisasi pembayaran iuran dan menyetor serta melaporkan hasil
pengumpulan iuran bulanan masyarakat kepada masyarakat melalui pertemuan KPP
dengan warga.
 Mengadakan pertemuan secara berkala dengan para pengguna/pemakai sarana.
 Melakukan pemeliharaan sarana secara rutin dan rehabilitasi secara tepat waktu
yang menjadi tanggung jawab pengelolaannya.
 Melaporkan penyelenggaraan kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana secara
berkala kepada warga masyarakat dan KSM melalui forum musyawarah/rembug
warga di tingkat RT/RW/Lingkungan.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 63


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

7.4 Pendanaan

A. Penjelasan
Sumber pendanaan untuk penyelenggaraan kegiatan operasi dan pemeliharaan
infrastruktur yang dibangun berasal dari masyarakat pemanfaat berupa iuran dengan
besaran sesuai dengan kesepakatan bersama berdasarkan kebutuhan biaya operasi dan
pemeliharaan serta rencana pengembangan sarana.

Khusus untuk infrastruktur air minum, persampahan dan air limbah rumah tangga, biaya
untuk pengembangan dapat dimasukkan dalam porsi iuran pemakaian sarana atau
swadaya masyarakat dalam bentuk biaya untuk mendapatkan layanan atau
penyambungan. Struktur biaya untuk mendapatkan layanan harus memperhatikan
keterjangkauan masyarakat miskin, agar mereka juga mempunyai kesempatan yang
sama dalam mendapatkan akses air minum, persampahan dan air limbah yang layak.

B. Biaya Operasi dan Pemeliharaan Sarana


Komponen biaya operasi dan pemeliharaan infrastruktur terdiri dari :
a. Biaya operasional (beban daya listrik, ongkos pengurasan, dan lain-lain)
b. Biaya pemeliharaan (biaya untuk penggantian komponen yang rusak, perbaikan
sarana, dan honorarium pengelola)
c. Biaya penyusutan/penurunan nilai peralatan/sarana.
d. Biaya yang harus ditanggung per KK dihitung berdasarkan Kebutuhan biaya operasi
dan pemeliharaan sarana yang dibangun.

7.5 Rencana Pemanfaatan dan Pemeliharaan Infrastruktur


Rencana pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur dibuat oleh BKM dengan maksud agar
infrastruktur yang telah dibangun dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya berikut larangan
kegiatan yang tidak diperbolehkan serta untuk mengetahui kegiatan pemeliharaan untuk
setiap bagian konstruksi maupun keseluruhan konstruksi dari infrastruktur.

8. PENETAPAN RENCANA KONTRIBUSI MASYARAKAT


Kontribusi masyarakat didalam program NUSP-2 dikumpulkan oleh masyarakat sesuai dengan
hasil “Kesepakatan Kesanggupan Keswadayaan Masyarakat” yang telah dipersiapkan sebelumnya
dan ditujukan untuk menunjang pelaksanaan program yang direncanakan.Bentuk kontribusi
masyarakat berupa : (i) kontribusi uang tunai/in-cash, dan (ii) kontribusi natura atau in-kind.
Adapun besaran kontribusi masyarakat ditentukan minimal sebesar 6% dari dari nilai BLM.

8.1 Kontribusi Uang Tunai (In-Cash)


Konstribusi in-cash dilakukan oleh BKM dengan cara menarik dana sumbangan pada setiap
Kepala Keluarga (KK) yang bersedia untuk menyumbang dengan nilai sesuai kemampuan
ekonomi/finansial masyarakat. Namun demikian, untuk memudahkan perhitungan swadaya
masyarakat, kontribusi in-cash dari warga dirupakan dalam bentuk kontribusi natura (alat
dan bahan)

8.2 Kontribusi Natura (In-Kind)


Bentuk kontribusi in-kind dari masyarakat berupa bantuan tenaga kerja, bahan/material dan
peralatan. Disamping itu, komitmen warga masyarakat untuk sanggup melakukan kerja bakti
secara bergiliran membantu saat proses pelaksanaan konstruksi sampai selesai.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 64


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

9. PENGAMANAN DAMPAK SOSIAL DAN LINGKUNGAN (SAFEGUARDS)


Di dalam perjanjian pinjaman antara Pemerintah Indonesia dan pihak Donor (ADB) disepakati
adanya kewajiban bagi pihak pemerintah Indonesia untuk menerapkan aspek pengamanan sosial
dan lingkungan pada saat pelaksanaan program NUSP-2.

Terdapat dua hal besar upaya pengamanan yang harus dilakukan yaitu terkait dengan sosial dan
lingkungan. Upaya tersebut meliputi upaya pencegahan, penanganan, penyelesaian masalah dan
pemulihan kondisi akibat dampak negatif terhadap sosial dan lingkungan akibat
kegiatan/pembangunan prasarana yang didanai oleh program. Upaya pengamanan tersebut
dilakukan secara sistematis dan terpadu pada saat perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

9.1 Sasaran
Sasaran dari pembuatan Pengamanan Dampak Sosial dan Lingkungan ini antara lain :

 Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut mencegah, menghindari dan


meminimalkan dampak negatif terhadap kondisi sosial dan lingkungan dari rencana
pembangunan prasarana yang akan dilaksanakan;
 Meningkatkan kesadaran dan komitmen seluruh pelaku (perangkat pemerintah, kelompok
peduli, konsultan dan pendamping masyarakat) terhadap pentingnya pengamanan sosial
dan lingkungan dalam setiap tahapan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di
masyarakat.

9.2 Prinsip-Prinsip Pengamanan Sosial dan Lingkungan


Dalam program NUSP-2, prinsip pengamanan sosial dan lingkungan terhadap
keberlangsungan pelaksanaan kegiatan, meliputi :

a. Program NUSP-2 tidak akan membiayai kegiatan apapun yang dapat mengakibatkan
dampak negatif yang serius dan tidak dapat diperbaiki/dipulihkan, seperti tecantum pada
Daftar Kegiatan Terlarang (Negative List). Bila diperkirakan kegiatan akan menimbulkan
dampak negatif, maka perlu dipastikan adanya upaya mitigasi yang dapat meminimalkan
dampak negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan, persiapan maupun tahap
pelaksanaan;
b. Program NUSP-2 tidak akan membiayai kegiatan yang karena kondisi lokal tertentu tidak
memungkinkan terjadinya konsultasi publik yang memadai dengan masyarakat, baik yang
terkena dampak maupun penerima manfaat;
c. Usulan kegiatan harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
menghindari potensi terjadinya konflik sosial, persengketaan tanah, menghilangkan
kearifan lokal, dan juga menghindari wilayah-wilayah yang dilindungi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah/kementerian terkait;
d. Setiap keputusan, laporan, dan perencanaan yang berkaitan dengan kerangka
pengamanan harus dikonsultasikan dan disebarluaskan terutama kepada warga yang
berpotensi terkena dampak. Khusus bagi masyarakat terkena dampak harus diberikan
kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan serta menyampaikan aspirasi
termasuk keberatan atas rencana kegiatan yang berpotensi dapat menimbulkan dampak
negatif bagi mereka.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 65


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

9.3 Pengamanan Sosial

A. Komponen Pengamanan Sosial


Mengenali komponen pengamanan sosial adalah bagian paling penting untuk
memahami upaya pencegahan terhadap munculnya dampak sosial di masyarakat.
Berikut ini adalah beberapa komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak
sosial di masyarakat:

a. Penyediaan Lahan;
b. Pengadaan Kayu;
c. Perlakuan Terhadap Masyarakat Adat;
d. Penggusuran;
e. Permukiman Kembali;

B. Upaya Pencegahan dan Penanganan Dampak Sosial


Seperti yang telah diuraikan di atas, ada 5 komponen pengamanan sosial yang wajib
diperhatikan dalam pelaksanaan program. Berupaya melakukan pengamanan sosial
berarti berupaya untuk penanganan dan sekaligus solusinya terhadap dampak sosial
yang telah terjadi. Berikut ini adalah berapa tindakan yang perlu dilakukan.

1) Upaya Pencegahan Dampak Sosial

Berdasarkan pengalaman pelaksanaan program, dari lima komponen yang ada, tiga
diantaranya adalah yang sering terjadi di lapangan, yaitu penyediaan lahan,
perlakukan terhadap masyarakat adat dan penggunaan kayu legal. Sementara itu, dua
komponen lainnya, yaitu penggusuran penduduk dan pemukiman tidak dilakukan
pada program NUSP-2. Panduan ini akan menjelaskan upaya pencegahan dampak
pada tiga komponen tersebut.

(a). Penyediaan Lahan

Pada program NUSP-2, dana BLM tidak boleh dipergunakan untuk penyediaan
lahan. Penyediaan lahan dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota/Kabupaten, baik
secara hibah dari warga maupun melauli pengadaan lahan oleh pemerinrah
Kota/Kabupaten. Untuk mencegah munculnya dampak sosial pada komponen
ini, diharuskan melaksanakan hal-hal berikut ini :

1. Pada saat sosialisasi awal dan pemetaan swadaya, masyarakat diinformasikan


bahwa setiap usulan pembangunan prasarana harus memastikan bahwa
tapak (site) yang akan dipergunakan memiliki status lahan yang jelas;
2. Pada saat pembuatan proposal atau penulisan usulan, formulir mengenai
pernyataan status perolehan lahan harus lengkap diisi dengan jelas, tertib
secara administrasi, dan ditandatangani pemilik lahan, kepala kelurahan dan
BKM;
3. Konsultan dan Fasilitator melakukan pengecekan kepada pihak terkait
mengenai kebenaran kepemilikan dan status penyediaan lahan, seperti yang
tertera di proposal;
4. Jika didapati hal-hal yang tidak sesuai, perlu dilakukan musyawarah dengan
LCO, Satker, kepala kelurahan dan BKM;
5. Ketidakjelasan pemilik dan status penyediaan lahan dapat menggugurkan
usulan kegiatan yang diajukan.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 66


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Penyediaan lahan dengan cara ganti rugi harus dihindari, dan digantikan dengan
alternatif lain. Dana BLM tidak diperbolehkan untuk membiayai ganti rugi atau
kompensasi apapun. Jika tidak ada alternatif, usulan kegiatan harus digugurkan.

(b). Perlakukan Terhadap Masyarakat Adat

Secara umum, keberadaan masyarakat adat terbatas pada lokasi-lokasi tertentu


saja. Seperti misalnya, Suku Badui di Banten, Dayak di Kalimantan, Naga di Jawa
Barat, Bajoe di Sulawesi. Masyarakat di lokasi ini memiliki adat dan budaya yang
telah berlangsung lama, bahkan ada yang telah ratusan tahun. Masuknya
program hendaknya mempertimbangkan nilai-nilai tertentu yang dijunjung oleh
adat suku ini, sehingga terhindar dari kemungkinan munculnya konflik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh BKM adalah:

 BKM harus memahami adat dan budaya suku ini;


 BKM harus dapat dengan mengomunikasikan program kepada tokoh-tokoh
masyarakat dan penduduk setempat;
 BKM juga harus memahami kebutuhan dasar yang diperlukan oleh
masyarakat asli ini;
 BKM harus mendorong masyarakat untuk memberi perhatian yang lebih
kepada perempuan miskin untuk berpartisipasi.

(c). Pengadaan Kayu

Kayu adalah bagian yang dapat dimanfaatkan dalam pembangunan jenis


infrastruktur tertentu, untuk mendapatkan kayu tersebut perlu
mempertimbangkan hal-hal seperti di bawah ini:

 Kayu yang digunakan wajib dibeli di toko penjual yang memiliki SK-SHH (Surat
Keterangan Sahnya Hasil Hutan);
 Dilarang memanfaatkan kayu yang berasal dari sumber yang patut dicurigai
sebagai kayu ilegal;
 Pada situasi tertentu, diperkenankan menggunakan kayu yang berasal dari
lahan penduduk sendiri sebagai bagian dari swadaya, atau dengan melakukan
ganti rugi sesuai kesepakatan masyarakat dalam musyawarah.

2) Upaya Penanganan Dampak Sosial

(a). Penyediaan Lahan

Jika ada infrastruktur yang terlanjut dibangun di atas lahan yang belum jelas
status legalitasnya, maka diperlukan upaya-upaya berikut ini:

 BKM mengadakan musyawarah untuk menyepakati langkah-langkah yang


perlu dilakukan. Bila diperlukan dapat membentuk tim khusus untuk
menangani masalah ini;
 BKM mencari informasi kepada pihak terkait mengenai pemilik lahan yang
sebenarnya;
 BKM mengajukan permohonan pemanfaatan lahan yang dimaksudkan kepada
pihak pemilik lahan;
 BKM memantau proses permohonan pemanfaatan lahan itu pada pihak
terkait, dan melaporkan hasilnya pada BKM;
i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 67
Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

 Hasil persetujuan terhadap izin pemanfaatan lahan diumumkan


dimusyawarah yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait;
 BKM mendokumentasikannya secara tertib administrasi hasil persetujuan/izin
pemanfaatan lahan tersebut sebagai syarat kelengkapan usulan kegiatan;
 Hasil dokumentasi tersebut wajib digandakan dan dilaporkan kepada LCO,
Satker, korkot dan PM/CA.

(b). Pengadaan Kayu

Apabila pembangunan infrastruktur terlanjur menggunakan kayu ilegal, maka hal


yang perlu dilakukan adalah:

 Menegaskan kepada masyarakat agar tidak terulang lagi pengunaan kayu


ilegal tersebut, dan mengantisipasinya untuk tidak terjadi di lokasi yang lain;
 Mensosialisasikan kembali mengenai pelarangan terhadap penggunaan kayu
ilegal;
 Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai syarat-syarat kayu legal
dan tempat-tempat penjualan kayu yang memiliki SK-SHH.

(c). Perlakuan Terhadap Masyarakat adat

Apabila terjadi protes terhadap program atau muncul perselisihan diantara


masyarakat, lakukan hal-hal berikut ini:

 Mengadakan pertemuan dengan masyarakat yang melakukan protes untuk


saling berdialog/bermusyawarah untuk menjernihkan duduk persoalannya;
 Memfasilitasi kelompok masyarakat yang berselisih/konflik hingga terjadi
saling pengertian diantara kedua belah pihak;
 Menyusun berita acara pertemuan dan memuat hal-hal yang telah disepakati.

9.4 Pengamanan Lingkungan

A. Prinsip Dasar Pengamanan Lingkungan


Program NUSP-2 diklasifikasikan dalam kategori B, hal ini berarti bahwa :

 Potensi dampak negatif yang muncul akibat pelaksanaan program tidak begitu
signifikan; bersifat lokal; kebanyakan dapat diperbaiki;
 Langkah mitigasi/pencegahan dampak sudah dirancang dan disiapkan dalam
kebanyakan kasus.

Berkaitan dengan hal tersebut maka pada saat pelaksanaan pendampingan kegiatan
dimasyarakat, konsultan (RMC, terutama Korkot dan PM/CA) harus menjamin bahwa
prinsip dasar pengamanan lingkungan harus menjadi perhatian utama.

Prinsip-prinsip dasar pengamanan lingkungan program NUSP-2 adalah:

 Usulan kegiatan harus menghindari atau meminimalkan dampak lingkungan negatif,


dan harus mencari desain dan material alternatif untuk meminimalkan dampak
lingkungan negatif;
 Usulan kegiatan harus menghindari wilayah-wilayah yang dilindungi yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan;
 Setiap usulan kegiatan yang akan memiliki dampak lingkungan harus dilengkapi
dengan rencana pengelolaan lingkungan sebagai langkah mitigasi dampak.
i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 68
Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

B. Tahapan Pengamanan Lingkungan


Tahapan Pengamanan Lingkungan dapat dilakukan sebagai berikut :

 BKM dengan pendampingan oleh Korkot dan PM/CA melakukan penapisan awal
berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
 Penapisan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah usulan kegiatan termasuk
kategori :
 Kegiatan yang membutuhkan AMDAL (Permen LH no. 11/2006);
 Kegiatan yang membutuhkan UKL dan UPL (Permen PU No 10/PRT/M/2008;
 Kegiatan yang cukup dengan Pedoman Operasional Baku (POB), dimana praktek yang
baik akan cukup untuk melindungi lingkungan. POB untuk jenis kegiatan ini dapat
mengacu pada POB yang dikeluarkan oleh Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU;
 Kegiatan yang tidak membutuhkan studi lingkungan, dimana pembangunan
infrastruktur tidak akan ada buangan polutan yang menimbulkan gangguan terhadap
tanah atau air.
 BKM dengan pendampingan Korkot dan PM/CA melakukan identifikasi potensi
dampak negatif terhadap lingkungan pada setiap usulan kegiatan. Secara umum
identifikasi potensi dampak negatif berdasarkan tahapan kegiatan dan jenis usulan
kegiatan.
 BKM didampingi Korkot dan PM/CA membuat Upaya Pencegahan dan Penanganan
Dampak Lingkungan untuk setiap jenis kegiatan infrastruktur. Upaya pengamanan
lingkungan harus dipikirkan sebagai upaya komprehensif dalam melakukan
pencegahan/pengurangan serta penanganan terhadap resiko dampak lingkungan
yang akan terjadi, upaya tersebut biasa disebut sebagai mitigasi dampak.

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 69


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-31

PENILAIAN TERHADAP DAFTAR KEGIATAN TERLARANG (NEGATIF LIST)

Apakah usulan kegiatan termasuk dalam salah satu kegiatan yang dilarang untuk dibiayai dari dana
NUSP-2 ?

NO BUTIR/ITEM YA TIDAK

1 Pembangunan atau Rahabilitasi gedung Kantor Pemerintah atau kantor BKM


2 Pembangunan atau Rahabilitasi Rumah Ibadah, termasuk infrastruktur lainnya
yang secara langsung berada didalam lokasi rumah ibadah
3 Pembebasan Lahan
4 Kegiatan yang berkaitan dengan politik praktis (kampanye, demonstrasi,
sumbangan politik, dll)
5 Kegiatan Militer atau semi-militer (pembelian/perdagangan senjata dan
sejenisnya)
Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatif terhadap lingkungan, meliputi :

 Membangun didalam dan atau berbatasan langsung dengan area yang


dilindungi seperti : Kawasan Hutan Lindung, Kawasan Bergambut, Kawasan
pantai berhutan bakau (Mangrove), Kawasan Resapan Air, Cagar Alam, Suaka
Marga Satwa, Hutan Wisata, Daerah Pengungsian Satwa, Taman Nasional,
Taman Wisata Alam, Cagar Budaya & Ilmu Pengetahuan, Lokasi Situs Purbakala,
lokasi peninggalan sejarah;
 Penggunaan bahan bangunan yang mengandung asbes; .
 Kegiatan produksi dan pengolahan yang menghasilkan emisi atau effluent cair
dan gas kecuali kegiatan dalam skala kecil dan kegiatan-kegiatan yang telah
direview dan diberikan sertifikat oleh Bappedalda berdasarkan standar kontrol
polusi air dan udara;
 Memanfaatkan dan atau menghasilkan bahan-bahan limbah berbahaya,
termasuk pestisida dan herbisida, dan produk terkait lainnya;
 Memproduksi, memproses, pengolahan, penyimpanan atau penjualan produk
6 tembakau atau produk yang mengandung tembakau;
 Memproduksi atau menggunakan bahan yang membahayakan ozon;
 Memproduksi, menyimpan dan pengangkutan cairan, gas atau emisi yang
berbahaya (termasuk kategori limbah berbahaya- B3);
 Kegiatan yang terkait dengan pengelolaan, pengadaan kayu dan peralatan
perkayuan. Pengadaan Kayu diatas 3M3 per kegiatan harus memiliki
SKSHH/FAKO;
 Pembangunan MCK, Kakus/Jamban tanpa Septictank dan resapan;
 Bangunan/fasilitas Persampahan yang belum terintegrasi dengan sistem
persampahan kota yang sudah ada;
 Drainase yang belum terintegarasi dengan sistem drainase kota yang telah ada
atau drainase tanpa pembuangan akhir;.
 Jaringan Listrik (termasuk lampu penerangan) yang pengelolaan O&Pnya bukan
oleh masyarakat;
 Berdampak negatif terhadap penduduk asli;
 Berdampak negatif terhadap kelestarian budaya lokal;

7 Reservoir (Tandon Air) dengan kapasitas ˃10.000 m³


8 TPS berkapasitas ˃ 6 m³ atau berukuran ˃ 16 m²

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 70


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

NO BUTIR/ITEM YA TIDAK

9 Drainase dengan lebar > 3 m


10 Jalan dengan lebar > 6 m
11 Pengambilan air tanah ≥ 5 liter/detik
12 Deposito atau yang berkaitan dengan usaha memupuk bunga Bank
Kegiatan yang memanfaatkan BLM sebagai jaminan atau agunan atau garansi,
13 baik yang berhubungan dengan lembaga keuangan dan perbankan atau pihak
ketiga lainnya

14 Kegiatan yang bertentangan dengan hukum, nilai agama, tata susila dan
kemanusiaan serta tidak sejalan dengan Visi, Misi, Tujuan dan nilai-nilai NUSP-2

................……….......……. 2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI

Community Advisory

(……………………………..) (………………………..) (……………………………..)

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 71


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-32

AMDAL DAN UKL-UPL

Apakah usulan kegiatan memerlukan studi AMDAL atau UKL-UPL?

Sektor Kegiatan AMDAL UKL-UPL Ya Tidak


Pembangunan/Peningkatan
jalan dengan kegiatan
pengadaan tanah :

a.Kota Metropolitan

-panjang atau ≥ 5 km 1 s/d < 5 km


Jalan
-pengadaan tanah ≥ 5 Ha 1 s/d < 5 Ha

b.Kota Sedang

-panjang atau ≥ 10 km 3 s/d < 10 km

-pengadaan tanah ≥ 10 Ha 5 s/d < 10 Ha

Pembangunan saluran
primer dan sekunder :
Drainase
a.Kota Metropolitan ≥ 5 km
< 5 km
b.Kota Sedang ≥ 10 km

Pengambilan air :

a.Sungai, danau 50 s/d < 250 l/dt

b. Mata Air 2,5 s/d < 250 l/dt

Pengambilan air tanah dalam


untuk kebutuhan : ≥ 250 l/dt

a. Pelayanan masyarakat oleh 2,5 s/d < 50 l/dt


penyelenggara SPAM

b. Kegiatan lain dengan 1,0 s/d < 50 l/dt


Air Minum tujuan komersial

Pembangunan jaringan pipa


≥ 500 Ha 100 s/d <500 Ha
distribusi (luas layanan)

Pembangunan jaringan pipa


transmisi (panjang) :
≥ 10 km
a. Kota besar 5 s/d < 10 km

b. Kota sedang 8 s/d < 10 km

Pembangunan instalasi
> 50 s/d < 100 l/dt
pengolahan air (debit)

Pembangunan transport ≥ 1.000


Persampahan < 1.000 ton/hari
station (kapasitas) ton/hari

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 72


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

Sektor Kegiatan AMDAL UKL-UPL Ya Tidak


Pembangunan Instalasi
Pengolahan Sampah Terpadu ≥ 500 ton/hari < 500 ton/hari
(kapasitas)

Pembangunan Incinerator
≥ 500 ton/hari < 500 ton/hari
(kapasitas)

Pembangunan instalasi 50 s/d < 100


≥ 100 ton/hari
pebuatan kompos (kapasitas) ton/hari

Pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT) termasuk fasilitas
penunjang:
≥ 2 Ha < 2 Ha
- Luas atau
≥ 11 m³/hari < 11 m³/hari
- Kapasitas

Pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Limbah :
Air Limbah
Domestik - Luas atau ≥ 3 Ha < 3 Ha

- Beban organik ≥ 2,4 ton/hari < 2,4 ton/hari

Pembangunan sistem
perpipaan air limbah
(sewerage/off-site sanitation
system) :

-Luas layanan atau ≥ 500 Ha < 500 Ha


≥ 16.000
- Debit air limbah < 16.000 m³/hari
m³/hari

................……….......……. 2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI

Community Advisory

(……………………………..) (………………………..) (……………………………..)

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 73


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

FORMAT RKM-33

DAFTAR UJI IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN

POTENSI/SUMBER DAMPAK PEMANTAUAN


No UPAYA PENANGGULANGAN/ MITIGASI PENYELESAIAN
NEGATIF
(50%) (100%)

................……….......……. 2015

Diverifikasi Oleh Mengetahui Disiapkan Oleh

Pendamping Masyarakat/ BKM Ketua TPPI

Community Advisory

(……………………………..) (………………………..) (……………………………..)

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 74


Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

10. PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KEGIATAN MASYARAKAT (RKM)


Rencana Kegiatan Masyarakat/RKM (Community Action Plan/CAP) merupakan dokumen
perencanaan pembangunan infrastruktur yang disusun secara partisipatif untuk meningkatkan
kualitas lingkungan permukiman kumuh. Selain itu, RKM merupakan salah satu prasyarat utama
dalam rangka pencairan dan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk pembangunan
infrastruktur di tingkat Kelurahan. Adapun isi dari dokumen RKM meliputi :

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Uraian singkat mengenai program NUSP-2, proses pemilihan lokasi kegiatan dan jenis
infrastruktur yang akan dibangun.

1.2 Maksud
Uraian singkat mengenai maksud dari pembangunan infrastruktur di lokasi kegiatan.

I.3 Tujuan
Uraian singkat mengenai tujuan dari pembangunan infrastruktur di lokasi kegiatan

1.4 Dampak Pembangunan Infrastruktur


Uraian singkat mengenai dampak pembangunan infrastruktur. Sejauhmana
pembangunan infrastruktur dapat mengurangi tingkat kekumuhan di lokasi kegiatan.

1.5 Keterintegrasian Infrastruktur


Uraian singkat tentang keterintegrasian infrastruktur yang akan dibangun dengan sistem
jaringan infrastruktur skala kota.

2. PROFIL LOKASI KEGIATAN


Bentuk uraian dapat berupa tabulasi yang berisikan aspek :
a. Administratif : Provinsi, Kota/Kabupaten, Kelurahan, RW/RT/Lingkungan;
b. Karakteristik Fisik : Luas Kumuh, jenis kawasan, jenis lingkungan kawasan, tipologi,
kepemilikan lahan dan kesesuaian dengan RTRW;
c. Kependudukan;
d. Infrastruktur : jalan lingkungan, jalan setapak, drainase lingkungan, penyediaan air
minum, persampahan, air limbah rumah tangga dan penerangan jalan umum.
e. Peta deliniasi kawasan kumuh yang menggambarkan tata letak bangunan dan jaringan
infrastruktur;
f. Peta deliniasi kawasan kumuh yang memuat posisi usulan kegiatan.

3. RENCANA KERJA MASYARAKAT


Bentuk uraian dapat berupa tabulasi yang memuat :
a. Wilayah administratif;
b. Lokasi kegiatan;
c. Nama BKM;
d. Nama Paket Pekerjaan;
e. Tipe dan Konstruksi Infrastruktur;
f. Volume Pekerjaan;
g. Jangka Waktu Pelaksanaan;
h. Rencana Anggaran Biaya (RAB) : Rekapitulasi RAB, RAB Swadaya Masyarakat dan RAB
BLM;
i. Luas Penanganan Kumuh;
i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 75
Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2)

j. Jumlah Penerima Manfaat;


k. Status Tanah di lokasi Kegiatan.

4. PERANCANGAN TEKNIS RINCI (DED)


Uraian singkat mengenai perancangan sederhana dan Gambar DED

5. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

5.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (Format RKM-26)

5.2 Rencana Anggaran Biaya Swadaya Masyarakat (Format RKM-27)

5.3 Rencana Anggaran Biaya BLM (Format RKM-28)

6. RENCANA PENGADAAN BARANG


Berisi rencana pengadaan barang (jika ada)

7. RENCANA JADUAL PEKERJAAN


Berisi rencana jadual pekerjaan, termasuk kurva-S.

8. OPERASI DAN PEMELIHARAAN


Uraian singkat mengenai operasi dan pemeliharaan infrastruktur yang akan dibangun

9. PENGAMANAN DAMPAK LINGKUNGAN


Penjelasan mengenai dampak lingkungan terkait dengan adanya pembangunan
infrastruktur.

10. PENUTUP

11. LAMPIRAN
a. PERNYATAAN HIBAH / IJIN PAKAI/IJIN DILALUI/GANTIRUGI (Format RKM-4)
b. DAFTAR CALON TENAGA KERJA (Format RKM-16)
c. BERITA ACARA HASIL KESEPAKATAN SWADAYA MASYARAKAT (Format RKM-19)
d. DAFTAR HADIR REMBUG KESEPAKATAN KESANGGUPAN KESWADAYAAN MASYARAKAT
(Format RKM-18)
e. REKAPITULASI DATA SURVAI HARGA SATUAN MATERIAL/BAHAN DAN ALAT (Format RKM-
10)
f. REKAPITULASI DATA SURVEY HARGA SATUAN UPAH TENAGA KERJA (Format RKM-11)
g. BERITA ACARA PENETAPAN HARGA SATUAN (Format RKM-13)
h. DAFTAR HADIR REMBUG PENETAPAN HARGA SATUAN (Format RKM-14)
i. REKAPITULASI PERHITUNGAN KUANTITAS/VOLUME PEKERJAAN (Format RKM-7)
j. DAFTAR RENCANA PENGADAAN (Format RKM-30)

i. PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RKM 76

Anda mungkin juga menyukai