.1 Pengertian Umum............................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................................ 1
1.3 Lingkup Operasional.......................................................................................... 2
2. PEKERJAAN PERSIAPAN..................................................................................................... 7
5. PENJAJARAN PIPA................................................................................................... 18
.15 Tujuan dan Ruang Linkup.............................................................................18
5.2 Singkatan dan Definisi....................................................................................18
5.3 Referensi.............................................................................................................. 19
5.4 Ketentuan Umum............................................................................................. 19
5. Prosedur Penjajaran Pipa.............................................................................20
5.6 Inspeksi................................................................................................................ 21
6. PEKERJAAN PENGGALIAN............................................................................................... 21
Hal -
7. PEKERJAAN PENYAMBUNGAN PIPA............................................................................25
0.1 Umum................................................................................................................... 55
10.2 Cleaning / Pembersihan................................................................................55
10.3 Pengujian............................................................................................................. 55
10.4 Purging atau Pembilasan..............................................................................55
1. Lingkup Pekerjaan........................................................................................... 58
1.2 Standar................................................................................................................. 59
1.3 Cara Pelaksanaan............................................................................................. 59
Hal -
Penyambungan Pipa PE................................................................................99
2.14 Prosedur Pekerjaan Cathodic Protection.............................................102
12.5 Prosedur Pembuangan Kondensat.........................................................116
12.6 Prosedur Pekerjaan Cleaning, Flushing dan Hydrostatic
Test..................................................................................................................... 118
12.7 Prosedur Pekerjaan Pengecatan, Pelapisan (Coating) dan
Pembungkusan Pipa (Wrapping)...........................................................124
12.8 Prosedur NDT (Non Destructive Testing) Radiography
and Discontinuity......................................................................................... 130
2.19 Prosedur Pemberian Odoran....................................................................141
12.0 Prosedur Aktivitas Commisioning..........................................................142
12. Prosedur Pemasangan Meteran Gas Kota............................................146
DAFTAR TABEL
Tabel III-1 : Terkait dengan kriteria perlindungan pipa pada jalurnya. Nilai
resiko ditentukan dari kedalaman pipa dan tanda petunjuk
yang menunjukkan posisi pipa............................................................................................ 70
DAFTAR GAMBAR
Gambar III-1 : Konfigurasi penyambungan dengan fittings electrofusion untuk
diameter ≤ 180 mm.................................................................................................................. 18
Hal -
Gambar III-9 : Diagram Dual Pressure........................................................................................................... 28
Hal -
DOKUMEN TENDER PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA WILAYAH
JAMBI
SOP
NO : JM-PS-00-PM-01-D
1. UMUM
Semua dokumen (Disain basis, Spesifikasi Teknis, RAB, SOP) saling mengikat dan
merupakan satu kesatuan dari dokumen ini dengan prioritas sebagai berikut :
2. Dalam hal jumlah / Kuantitas yang menentukan adalah RAB dan gambar.
2. Dengan adanya SOP, bisa diketahui dengan jelas ruang lingkup pekerjaan
dari tiap-tiap jenis pekerjaan, sehingga keraguan/kesimpang-siuran
penafsiran dari petugas-petugas yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
tersebut bisa dihilangkan, atau paling tidak bisa dikurangi.
Pekerjaan fisik yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Barang dan Jasa dalam
kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan borongan tersebut adalah :
i) Pekerjaan Persiapan
x) Pekerjaan Khusus
1.3.2 Perijinan
American National Standard Institute (ANSI) B.31.8 and 845222 the Latest
Edition.
Binamarga / PU.
AISC.
ACI.
ASME.
Spesifikasi Instrument.
1.3.6 Mutu
Semua jenis material dan peralatan yang akan atau harus disupply oleh
Penyedia barang/ jasa harus sesuai dengan mutu/kualitas yang telah
ditentukan dan mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.
i) Rencana Kerja
a) Manager Lapangan
e) Tenaga Keamanan
1.3.8 Pelaporan
1) Laporan Harian
2) Laporan Mingguan
3) Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat setiap akhir bulan pelaporan. Laporan ini berisi
progress phisik pekerjaan sampai dengan bulan bersangkutan dan
perkiraan progress phisik pada bulan berikutnya termasuk juga S-Curve.
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Definisi kata-kata yang digunakan dalam Prosedur ini adalah sebagai berikut :
PIPA POLYETHYLENE (PE) Adalah pipa yang berbahan dasar resin yang
mempunyai kepadatan dan berat molekul yang
tinggi, mempunyai sifat lentur, daya tekan mekanis
yang tinggi serta memiliki daya tahan kimiawi.
TITIK IKAT (BM) Adalah marker terbuat dari beton yang memiliki
nilai referensi tertentu baik secara horizontal
TITIK IKAT SEMENTARA (TBM) Adalah marker sementara terbuat dari kayu atau
penanda lain yang memiliki nilai referensi tertentu
baik secara horizontal (koordinat, x, y) maupun
vertikal (elevasi, z) sebagai acuan pada pelaksanaan
survei.
2.1.3 Referensi
Referensi harus dilakukan merujuk kepada kode, standard dan spesifikasi edisi
yang terbaru sebagai berikut :
ASME B31.8 Gas Transmission and Distribution Piping System
IGE/TD/3 1992. Recommendation on Transmission and Distribution Practice;
Distribution Mains. The Institution of Gas Engineers, London UK.
Keputusan Menteri Pertambangandan Energi Nomor 300.K/38/M.PE/1997
tentang Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi.
d) Titikikat (BM) harus digunakan untuk menetapkan datum plane yang sama
seperti pada survey awal. BM harus digunakan sebagai referensi pengukuran
untuk area dalam radius 5 km.
e) Titik ikat sementara (TBM) harus dipasang pada semua lokasi perlintasan.
f) Baik TM maupun TBM harus diletakkan pada tempat yang aman untuk
menghindari kerusakan akibat akitivitas konstruksi.
h) Titiklokasi yang disurvei seperti pada semua persilangan dan garis tengah
lokasi yang direncanakan untuk crossover, tee, valve utama, sambungan
stasiun dan fasilitas pipa lainnya, harus diberip atok.
i) Jika pipa akan dipasang pada jalur yang berupa jalan umum, jalur pipa harus
diidentifikasi dengan menggunakan garis pembatas, garis timbul atau penanda
jalur pipa.
j) Semua utilitas yang ada di bawah tanah pada area konstruksi harus diketahui
sebelum proyek dimulai. Pemilik utilitas tersebut harus dihubungi secara
langsung untuk menentukan lokasinya.
2.1.5.2 Pekerjaan mengenai survey kelayakan di sepanjang rencana jalur pipa harus
meliputi:
a) Data yang relevan dari survey rute sebelumny atermasuk survey dan
dokumentasiMengenai perubahan rute dari posisi sebelumnya.
b) Memastikan bahwa area jalur pipa untuk konstruksi sudah bebas dan bersih
dari gangguan termasu kpenyelesaian perizinan dari pihak yang terkait.
d) Hasil survey verifikasi ini harus dibuat dalam bentuk laporan yang berisikan
foto, gamba rekonstruksi, dandokumenter kait yang terdokumentasi dengan
baik.
d) Semua perlintasan dengan sungai, jalan atau rel harus diberi tanda dan dibuat
gambar potongan melintangnya.
2.1.7 Tie – In
b) Jika penyambungan baru akan dibuat dengan cara pemasangan tee fitting pada
pipa terpasang (bukan hot tapping), profil pipa terpasang harus diketahui
untuk mengetahui jarak aman atau sekitar 15 meter dari tee yang
direncanakan untuk dipasang, untuk mengetahui elevasi yang pasti dari pipa
terpasang.
b) Patok harus ditempatkan pula pada semua titik pertengahan seperti pagar,
perlintasan pipa, perlintasan kabel telepon, perlintasan jalur listrik,
perlintasan saluran air, dsb.
c) Setiap patok harus diberi tanda nomor titik lokasi yang memadai dengan
menggunakan tinta penanda warna merah dan ditancapkan kedalam tanah
minimum 20 cm.
d) Semua hasil survey harus di gambar mengacu pada dokumen PGN Gambar
Rencana dan Gambar As Built Pemasangan Pipa Gas Distribusi.
d) Sebelum pelaksanaan survei, alat-alat yang akan digunakan harus diuji dan
dikalibrasi agar kualitasnya baik, sesuai dan akurasinya terjamin.
a) Direksi Kit
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan Direksi Kit/Site Office yang
digunakan sebagai kantor lapangan. Direksi Kit harus ditempatkan pada
lokasi yang sedemikian rupa di lokasi proyek sehingga mobilisasi tenaga,
material dan peralatan mudah dilaksanakan selama masa konstruksi.
Selain menyediakan Direksi Kit, kontraktor agar menyediakan gudang
tertutup untuk kebutuhan penyimpanan material, peralatan serta barang-
barang lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Ukuran
gudang adalah sedemikian rupa sehingga cukup untuk menyimpan
semua barang-barang kebutuhan proyek sesuai kebutuhan proyek.
Setelah semua pekerjaan telah selesai dikerjakan, maka direksi kit dan
bangunan lainnya harus dibongkar dan boleh dimiliki oleh Kontraktor.
2.5 Pengamanan
Direksi Pelaksana.
Rambu-rambu pengaman dimaksudkan sebagai tanda peringatan kepada
masyarakat agar berhati-hati karena ada pemasangan pipa gas. Rambu-
rambu ini harus dipasang di tempat yang mudah di lihat dan jarak yang
cukup dari tempat pekerjaan.
Standard rambu ada di standard drawing.
b) Pemadam Kebakaran
Selain kebutuhan pengamanan seperti dijelaskan diatas, Kontraktor agar
menyediakan semua peralatan maupun perlengkapan pemadam
kebakaran guna mencegah kemungkinan timbulnya kebakaran disekitar
lokasi pekerjaan. Penyedian tersebut harus memenuhi persyaratan atau
ketentuan yang berlaku mengenai Pemadam Kebakaran. Selain
menyediakan peralatan dan perlengkapan, Kontraktor harus dapat
menggunakannya bahkan bila diperlukan harus mempekerjakan seorang
ahli atau operator pemadam kebakaran.
Semua material yang akan dipakai pada proyek ini harus diajukan terlebih
dahulu kepada Pengguna jasa, dalam hal ini diwakili oleh Direksi Pengawas,
untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum material tersebut didatangkan
ke proyek tersebut.
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
Definisi kata – kata yang digunakan dalam prosedur ini adalah sebagai berikut :
4.3 Referensi
Referensi harus dilakukan merujuk pada kode, standar dan spesifikasi edisi yang
terbaru sebagai berikut :
4. Lokasi lubang percobaan didesain agar cukup memberi tuang gerak untuk :
5. Setelah utilitas dan semua data yang diperlukan diketahui dan dicatat, lubang
diberi barikade dan rambu pengaman.
5. PENJAJARAN PIPA
1. Tujuan
Definisi kata – kata yang digunakan dalam prosedur ini adalah sebagai berikut :
5.3 Referensi
Referensi harus dilakukan merujuk pada kode, standar dan spesifikasi edisi yang
IGE/TD/6, 1989, Handling, Transport and Storage Of Steel Pipe, Bends, Tees,
Valves, Fitting, Parts 1, 2 and 3.
3. Pipa yang akan diangkut dan diajarkan harus sesuai dengan peruntukan
daitinjau dari lokas,ketebalan dan jenis coating.
3. Hanya sabuk pegangan dan pengangkut pipa yang disetujui dan yang tidak
menyebabkan kerusakan pada bavel uang harus digunakan untuk
mengangkut pipa.
7. Trusk khusus harus dilengkapi dengan cradles yang diberi lapisan untuk
mengangkut pipa.
8. Sabuk pengikat dengan lebar yang disetujui harus terbuat dari nilon atau
material lain yang tidak akan merusak coating.
9. Kelebihan panjang pipa terhadap panjang bak pada truk khusus tidak boleh
lebih dari 2m.
10. Pipa tidak boleh ditumpuk lebih dari 4 lapis atau lebih tinggi dari 3m, kecuali
ada persetujuan dari EMPLOYER.
11. Antar tier harus dipisahkan oleh bantalan karet yang sesuai.
14. Pipa harus diletakan di atas bantalan yang terbuat dari material yang tidak
merusak coating pipa dengan ketinggian minimum 15cm dari permukaan
tanah.
15. Dalam hal tersebyt terdapat perbedaan antara alignment sheet dengan aktual
penjajaran di lapangan, alignment sheet harus ditinjau kembali untuk
mendapat persetujuan dariEMPLOYER.
16. Setiap perubahan harus dicatat sesuai dengan prosedur perubahan catatan
dilapangan.
5.6 Inspeksi
6. PEKERJAAN PENGGALIAN
ii) Penggalian dapat dilakukan bila ijin penggalian sudah diperoleh baik dari
Instansi Pemerintah maupun swasta/pribadi yang menguasai lokasi
tersebut.
iv) Kondisi dibawah tanah agar diusahakan diketahui seperti letak instalasi
listrik, air, telepon atau gas sehingga pada saat melakukan penggalian
dapat dihindari adanya kecelakaan kerja dan kerusakan pada instalasi
tersebut.
Pekerjaan ini diatur dan ditentukan didalam SPESIFIKASI UMUM UNTUK SIPIL
DAN STRUKTUR.
c. Pada tahap penggalian 100 (seratus) meter berikutnya, tanah bekas galian
tersebut diurug/ditimbun kedalam lubang galian sebelumnya yang sudah
terpasang instalasinya seperti tersebut diatas.
d. Apabila karena sesuatu dan lain hal terpaksa ada lubang galian
penyambungan/pengetesan dimana tidak ada kegiatan pekerjaan (misalnya
menunggu material, alat-alat bantu, jadwal pemadaman, alat pengetesan),
maka lubang tersebut harus diberi pengaman yang rapat serta memadai dan
diberi rambu yang jelas.
h. Lebar galian :
i. Dasar Galian
Dasar galian harus benar-benar rata dan bebas dari segala macam
kotoran seperti batu-batuan, akar, kayu, sampah dan sebagainya. Pada
dasar galian harus diurug pasir sedalam 10 cm sebagai alas/bedding pipa
sesuai standard drawing.
Direksi Pengawas akan memeriksa lubang galian dan bila tidak memenuhi
syarat yang ditentukan seperti kedalaman, lebar atau kebersihannya kurang,
maka Kontraktor wajib memperbaiki galian tersebut.
Type galian berdasarkan jumlah pipa dalam galian ada di dalam standard
drawing.
a. Di Bawah Tanah
Bila pipa gas bersimpangan atau sejajar dengan utilitas lain, maka pipa
harus dipasang dengan jarak 200 mm dari utilitas tersebut sesuai standar
drawing. Jadi dimungkinkan kedalaman tanah yang digali melebihi
ketentuan pada pasal 4.2. Untuk kondisi seperti ini Penyedia barang dan
jasa harus memperhatikan hal tersebut.
b. Di Atas Tanah
Bila di atas jalur penggalian terdapat tiang-tiang listrik, telepon atau sarana
lainnya, maka Kontraktor agar mengamankannya dengan mengadakan dan
memasang penyangga atau memindahkan untuk sementara atas seijin
instansi yang berwenang dengan catatan akan segera diperbaiki seperti
keadaan semula bila pemasangan pipa telah dilaksanakan.
c. Saluran Air
Dokumen ini mengatur metoda penyambungan, jenis fittings, jenis mesin dan
prosedur penyambungan pipa CS dan PE untuk aplikasi gas.
7.2 Standar
1. Standar yang digunakan untuk pipa CS merujuk kepada kode, standar dan
spesifikasi edisi yang terbaru, yaitu :
7.3 Umum
Welding Bevel
b) Welding Performance
Root
Hot Pass
Weld Repair
Repair tidak boleh dilakukan atas defect yang terjadi pada welding
kecuali telah diketahui dan disetujui oleh EMPLOYER. Repair pada
rood bead hanya diijinkan sebanyak 1kali. Filler dan cap weld paling
banyak diperbolehkan untuk repair maksimum 1 kali, dengan
menggunakan WPS yang repair. Selanjutnya apabila terjadi defect
sekali lag, maka tidak diperkenankan dilakukan repair, melainkan
harus dilakukan Cut-out (C/O).
Pup Piece
d) Welding Record
2. Penyambungan Pipa PE
Penyambungan fusi harus dilakukan dengan perkakas dan prosedur yang
telah disetujui oleh Proyek dan mengikuti salah satu metode berikut :
2. Fase Pemanasan
1. Badan mesin
2. Penyerut (Facer/milling)
3. Pemanas (Heater)
1. Pemipaan
2. Fitting
Ketentuan lain:
b.
a. Coupler Electrofusion c. Tee electrofusion
f. Reducer electrofusion
Gambar III-1 : Konfigurasi penyambungan dengan fittings electrofusion untuk diameter ≤
180 mm
a) Pastikan ruang akses yang tersedia untuk penyambung cukup. Pada galian,
minimum jarak sekeliling adalah 150 mm. Untuk pipa yang lebih besar
dibutuhkan jarak yang lebih besar;
d) Periksa ujung konektor dari mesin electrofusion besih dan tidak rusak;
e) Periksa apakah pipa dan fitting memiliki SDR yang sama dan pressure
nominal (PN) yang sama;
a) Ujung pipa yang akan disambung harus dipotong rata dan bersih dari
geram/kotoran. Gunakan pipe cutter untuk mendapatkan hasil potongan
yang baik;
b) Ujung pipa harus dibersihkan dari kotoran. Gunakan bahan kain yang bersih
dan tidak menempel pada pipa;
(Dmax-Dmin)/OD <=1.5%
b) Setelah pipa masuk secara benar ke fitting, tandai kedalaman pipa dan
letakan pada pipe clamps;
c) Pipe clamps harus selalu digunakan untuk mengamankan ujung pipa
sehingga ketika proses siklus fusion tidak bergerak keluar dari fitting;
d) Periksa kelurusan ujung pipa dan fitting;
a) Periksa tombol reset pada posisi yang benar dan kabel power mesin
electrofusion terhubung dengan generator set;
b) Hubungkan leads kabel ke terminal fitting dan periksa apakah telah
terpasang secara penuh;
c) Lakukan scanning pada bar code fitting dengan menggunakan scanner atau
pen scanner;
d) Periksa waktu pengelesan yang terbaca pada layar mesin electrofusion sesuai
dengan yang tertera pada fitting;
e) Tekan tombol start dan periksa siklus pemanasan berjalan sesuai tampilan
pada layar;
a) Apabila siklus fusion telah selesai, periksa apakah seluruh waktu fusion telah
sepenuhnya selesai dan tidak ada tanda kesalahan (error) pada layar mesin;
b) Periksa tanda yang diberikan pada pipa dan fitting dari terjadinya
pergerakan berlebih;
c) Pastikan sambungan tetap pada pipe clamps sampai waktu pendinginan
(cooling time) seperti yang tertera pada fitting tercapai;
d) Periksa indikator cairnya material pada fitting terjadi. Jika salah satu atau
keduannya tidak tidak terjadi, maka pipa harus dipotong dan lakukan
pengelasan ulang;
e) Periksa dari tanda adannya material yang cair diluar fitting, jika terjadi
potong pipa dan lakukan pengelasan ulang;
a) Permukaan pipa yang akan dilas dengan tapping saddles harus dibersihkan.
Gunakan bahan kain yang bersih dan tidak menempel pada pipa;
b) Letakkan tapping saddle pada lokasi di pipa yang telah dibersihkan. Tandai
disekeliling tapping saddle dengan jarak dilebihkan 10 mm dari ujung dasar
tapping saddle;
c) Dengan menggunakan pipe scrapper, buang permukaan pipa yang telah
ditandai dengan kedalaman antara 0.2 – 0.4 mm secara seragam. Bersihkan
permukaan pipa dari bekas material. Permukaan pipa jangan disentuh
setelah proses selesai.
a) Buka fitting dari plastik pembungkus dan letakkan diatas permukaan pipa
yang telah disiapkan. Pastikan kedua permukaan pipa dan saddle
bersentuhan secara penuh;
b) Kencangkan fitting pada pipa sesuai konstruksi tapping saddle yang
digunakan;
c) Hubungkan leads kabel mesin electrofusion ke terminal fitting.
d) Lakukan scanning pada bar codefitting dengan menggunakan scanner atau
pen scanner;
e) Periksa waktu pengelesan yang terbaca pada layar mesin electrofusion sesuai
dengan yang tertera pada fitting;
f) Tekan tombol start dan periksa siklus pemanasan berjalan sesuai tampilan
pada layar;
g) Setelah proses selesai, pastikan waktu pendinginan tercapai sesuai yang
tertera pada fitting. Pastikan fitting tetap dalam keadaan terpasang dengan
alat pengencang;
h) Pipa dapat dilubangi dengan internal cutter pada tapping saddle minimal 10
menit setelah proses pendinginan selesai dan proses pemeriksaan visual
dengan hasil baik;
7.5.2 Definisi
h) Temperatur pelat pemanas : R temperature pada semua titik lokasi pada pelat
pemanas yaitu 230°C (+10°C, -5°C);
i) Waktu mengangkat pelat pemanas t3 (plate removal time) : maksimum
waktu yang diizinkan untuk memisahkan pelat pemanas dari kedua ujung
pipa sampai kedua ujung pipa ditekanan kembali;
Jenis mesin yang digunakan adalah fully automatic machine. Yaitu mesin yang
memiliki kemampuan menggerakan pelat pemanas secara otomatis dan
semua parameter proses dikontrol oleh mikroprosesor. Tekanan fusion secara
otomatis dihitung dan direkam oleh mesin.
Tekanan (Bar)
P1 + Pt P5 + Pt
h
1 2 3 4 5
P2
t1 t2 t3 t4 t5 Waktu (t)
Keterangan:
Tekanan (Bar)
P1 + Pt P5 + Pt
h
1 2 3 4 5 6 7
P6
P2
t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 Waktu (t)
7.5.8 Persiapan
a) Permukaan alat penyerut harus diperiksa setiap hari dari kotoran atau
gemuk yang menempel. Bersihkan jika diperlukan;
b) Apabila mata pisau penyerut dalam kondisi rusak atau tumpul, segera
gantikan dengan yang baru;
c) Pelat pamanas harus dibersihkan dengan air yang bersih sebelum dilakukan
pengelasan. Pelat pemanas harus dalam kondisi dingin dan tidak tersambung
ke sumber tegangan pada tahap ini;
d) Gunakan kain yang tidak menempel untuk membersihkan pelat pemanas. Air
tidak dapat membersihkan gemuk atau oli yang menempel pada pemanas,
untuk itu diperlukan kain yang tidak menempel dan isopropanol diperlukan
untuk membersihkannya;
e) Sebelum diklem pada mesin butt fusion, ujung pipa harus dibersihkan
dengan bahan kain yang tidak menempel;
7.5.10 Penyerutan
Tekan pipa ke pelat pemanas dengan tekanan (P1 + Pt) sesuai metode
penyambungan yang dipilih;
Catatan: Bead awal disekeliling pipa harus seragam dan lebar bead sama
seperti pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.
Setelah pembentukan awal bead, tekanan pada mesin harus dilepas sehingga
tekanan yang terbaca di gauge antara nol dan tekanan drag. Hal ini untuk
mengatur terbentuknya bead selama waktu pemanasan (soak time). Pada tahap
ini terjadi penetrasi panas pada daerah yang akan disambung sehingga mencapai
temperatur yang diinginkan. Periksa klem tidak bergerak. Ujung pipa harus selalu
berkontak dengan pelat pemanas;
a) Segera setelah pelat diangkat, kedua ujung pipa didekatkan secara perlahan
dan tekanan kemudian dinaikkan sampai mencapai tekanan yang
disyaratkan sesuai jenis metoda penyambungan yang dipilih;
7.5.15 Pendinginan
a) Setelah waktu pendinginan telah tercapai, bead pada bagian luar (dan bead
pada bagian dalam jika diperlukan) dapat dibuang menggunakan alat
debeading. Pembuangan bead jangan sampai merusak dinding pipa;
b) Setelah dibuang, bead harus diperiksa dari ketidaksempurnaan sepanjang
sambungan. Test lebih lanjut dapat dilakukan dengan cara twisting bead
pada beberapa titik sepanjang sambung. Lihat apakah terjadi spilitting.
c) Apabila terjadi kegagalan atau split maka sambungan harus dipotong dan
dilakukan penyambungan ulang. Apabila kegagalan yang sama terjadi, maka
semua sambungan baru dihentikan sampai pemeriksaan mesin diselesaikan
dan sambungan percobaan baru dibuat dan di uji;
Material yang ada harus dilakukan pengetesan sesuai standar yang ditetapkan.
Lampiran 1
Lampiran 2
(mm) (mm) (Mpa) (mm) (detik) (MPa) (detik) (MPa) (menit) (menit) (menit) mm mm
(mm (mm) (Mpa) (mm) (detik) (MPa) (detik) (MPa) (menit) (menit) (menit) mm mm
Tegangan Waktu
Waktu Waktu Waktu
Ketebalan Tegangan Ukuran Waktu Tegangan fusion dan pendinginan Waktu
Diameter pelepasan pendinginan pendinginan
SDR (minimum Pembentukan bead pemanasan Pemanasan pendinginan di klem pendinginan
Luar pelat tanpa di tanpa di
) Bead awal (soak time) (minimum) (10 menit (setelah 10 di klem
pemanas klem klem
pertama) menit)
Tegangan Waktu
Waktu Waktu Waktu
Ketebalan Tegangan Ukuran Waktu Tegangan fusion dan pendinginan Waktu
Diameter pelepasan pendinginan pendinginan
SDR (minimum Pembentukan bead pemanasan Pemanasan pendinginan di klem pendinginan
Luar pelat tanpa di tanpa di
) Bead awal (soak time) (minimum) (10 menit (setelah 10 di klem
pemanas klem klem
pertama) menit)
Tegangan Waktu
Waktu Waktu Waktu
Ketebalan Tegangan Ukuran Waktu Tegangan fusion dan pendinginan Waktu
Diameter pelepasan pendinginan pendinginan
SDR (minimum Pembentukan bead pemanasan Pemanasan pendinginan di klem pendinginan
Luar pelat tanpa di tanpa di
) Bead awal (soak time) (minimum) (10 menit (setelah 10 di klem
pemanas klem klem
pertama) menit)
Tegangan Waktu
Waktu Waktu Waktu
Ketebalan Tegangan Ukuran Waktu Tegangan fusion dan pendinginan Waktu
Diameter pelepasan pendinginan pendinginan
SDR (minimum Pembentukan bead pemanasan Pemanasan pendinginan di klem pendinginan
Luar pelat tanpa di tanpa di
) Bead awal (soak time) (minimum) (10 menit (setelah 10 di klem
pemanas klem klem
pertama) menit)
b) Penurunan pipa hanya diperbolehkan dengan cara dan alat yang telah
disetujui oleh Direksi Pengawas.
Ujung-ujung pipa yang telah tersambung dan sudah terletak di dalam lubang
galian, harus ditutup dengan plug atau cap atau cara lain yang disetujui oleh
Proyek, untuk menghindari masuknya kotoran-kotoran yang berupa batu,
kayu, sampah dan juga air serta binatang. Tutup tersebut baru boleh dilepas
apabila pekerjaan akan dilaksanakan.
Pemasangan Valve
Valve (kerangan) yang akan dipasang pada saluran pipa ini adalah Ball Valve
yang penempatannya seperti terlihat dalam gambar rencana atau ditetapkan
oleh Pemberi Tugas.
Pengeboran
Penyeberangan dengan jalan pengeboran harus dilakukan dengan
menggunakan “ Mechanical Auger “ atau alat lain yang disetujui oleh Pemberi
Tugas. Dalam pelaksanaan pengeboran ini harus digunakan pipa selubung
Bila dalam pengeboran terjadi rongga diantara lubang bor dengan pipa,
maka rongga tersebut harus diisi dengan adukan semen dengan komposisi I
Semen: 3 Pasir dan disemprotkan kedalam rongga tersebut sehingga rongga
tersebut terjamin penuh.
Bahan urugan yang dipakai adalah tanah urug bekas galian yang bebas dari
pecahan-pecahan batu, bahan-bahan tajam, gumpalan tanah, sampah dan sisa
logam lainnya, Pengurugan galian yang berisi air harus dikeringkan dengan
memompa air tersebut keluar. Pasir yang dipergunakan harus disetujui lebih
dahulu oleh Direksi Pengawas sebelum material tersebut dipakai.
Jenis material urugan yang dipakai diatas tanah urug tersebut diatas, adalah
sesuai yang disebutkan dalam standard drawing.
a) Semua pengurugan harus dipadatkan lapis demi lapis dari dasar sampai
ke permukaan lubang galian. Hanya alat-alat yang tidak mengakibatkan
kerusakan pada pipa yang boleh digunakan. Pemadatan pengurugan
lubang galian paling sedikit sama dengan kepadatan tanah di sekitar
lubang tersebut.
b) Dibawah permukaan jalan, sayap jalan atau tempat-tempat yang
ditentukan oleh Pemberi Tugas, Pemborong harus menggunakan material
yang ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum, dan dipadatkan secara
mekanis lapis demi lapis. Sedangkan ketebalan lapisan tersebut tidak
boleh lebih dari 200 cm.
c) Pembersihan
10.1 Umum
10.3 Pengujian
a) Pembilasan Langsung
Pembilasan harus tidak dilaksanakan pada pipa induk yang
bercabang kecuali bila setiap percabangan dapat diisolir dan
dibilas sendiri.
Panjang maksimum pipa induk tanpa percabangan yang boleh
dibilas langsung dapat dilihat pada tabel Dibawah ini.
Laju minimum pembilasan ditentukan pada tabel dibawah ini. Hal ini
dapat dipantau dengan memasang pengukur aliran (Flow Meter).
Pengisian pipa dengan nitrogen selesai bila pada ujung pipa yang
lain kandungan oxigennya kurang dari 3 (tiga) % yang dapat dibaca
dengan oxygen detector. Apabila hasil pemeriksaan sambungan dan
test dinyatakan gagal oleh Proyek, maka Kontraktor harus
mengulangi test tersebut dari awal sampai hasilnya dinyatakan baik
oleh Pemberi Tugas. Biaya yang diakibatkan oleh hal tersebut diatas,
seluruhnya menjadi beban Penyedia Barang Jasa/ Kontraktor.
Ukuran Nominal Pipa (mm) Panjang Max. Pipa Pipa Induk (M)
Sampai dengan 63 mm Tidak Dibatasi
Laju Minimum
Ukuran Nominal Pipa Ukuran Nominal Pipa Pembilasan m3/jam
(mm) Lihat Catatan-1 Vent (mm) (standard) Lihat Catatan
-2
Pembilasan Langsung atau Tidak Langsung
50 25 4.25
80 25 11
100 25 17
150 50 38
200 50 68
250 50 106
3000 80 153
Hanya Untuk Pembilasan Tidak Langsung
400 80 273
450 100 345
600 150 613
Catatan:
1. Untuk ukuran nominal pipa besar dari 200 mm pada pembilasan Langsung,
Direksi Pengawas atau yang berwenang harus memberikan pertimbangan.
Semua permukaan luar pipa galvanis untuk perumahan di atas laut harus
dilakukan pengecatan.
Untuk semua jenis material cat yang akan dipakai dalam proyek ini, Penyedia
Barang/jasa harus mengajukan contoh masing-masing material lengkap
dengan spesifikasinya, untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
yang diwakili oleh Direksi Pengawas.
11.2 Standar
Kontraktor harus membuat dan memasang Marker Post pada jarak tertentu,
dan pada tempat-tempat khusus lainnya yang akan ditentukan oleh Direksi
Pengawas seperti posisi Valve, pencabangan dan sebagainya. Bentuk dan
ukuran Marker Post dapat dilihat pada gambar Standar Marker Post.
Pekerjaan crossing adalah crossing jalan raya, jalan keluar/masuk gedung atau
bangunan, rel kereta api dan sungai. Pelaksanaan atau cara melakukan
crossing adalah open cut dan atau pengeboran (boring) dengan mesin bor.
Pemilihan cara pelaksanaan adalah berdasarkan izin yang diberikan oleh
instansi berwenang dan alasan teknis.
Crossing Jalan
Crossing Sungai
12.5 Batako
cm, tebal 5 cm dengan jarak dari ujung ke ujung 20 cm sepanjang jalur pipa,
batako pengaman hanya dipasang diatas jaringan pipa induk dan ruas pipa
transmisi.
Bila kedalaman ruas pipa transmisi dan pipa induk kurang dari 1500 mm dari
permukaan (oleh karena satu dan lain hal), maka Penyedia Barang dan
Jasa/Kontraktor HARUS/WAJIB memasang pelat beton pengaman.
Pelat Beton Pengaman berukuran 20x40 cm, tebal 5 cm dipasang dengan jarak
dari ujung ke ujung 20 cm diatas jaringan pipa induk dan ruas pipa transmisi.
b) As-built Drawing
As-built drawing harus dibuat yang menunjukkan keadaan yang sebenarnya
dari setiap pekerjaan yang telah dilaksanakan.
c) Dokumentasi
Foto dibuat berukuran kartu pos, berwarna dan rangkap tiga serta
dimasukkan kedalam album ukuran besar. Foto-foto tersebut harus
menggambarkan:
Uraian kegiatan dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan
Peristiwa-peristiwa yang khusus
Gambar pelaksanaan di setiap progress termin
Dan lain-lain
12.8.1 Tujuan
Prosedur ini menjamin bahwa situasi darurat di lokasi konstruksi gas kota
secara tepat direspon dan ditangani dengan cara yang aman dan efisien. Selain
itu juga menggarisbesari dan mengkordinasi respon yang dibutuhkan untuk
mengkontrol atau meminimasi dampak, yang mungkin dapat mengakibatkan :
Kehidupan manusia
Kontrol jumlah pekerja di area konstruksi
Lingkungan, Properti, atau Aset
Citra Perusahaan
Prosedur ini diaplikasikan untuk semua situasi darurat yang berlaku di lokasi
konstruksi gas kota. Semua personel dan kontraktor mematuhi prosedur ini
selama keadaan darurat.
12.8.3 Definisi
Pihak yang bertugas atau Kordinator Komisioning atau Supervisor Pipa Gas
Comisioning atau Supervisor Kompresor, bertanggung jawab dan
mengkordinasi situasi darurat dan menyediakan petunjuk efektif kepada Tim
Respon Darurat. Selain itu mereka juga memberi petunjuk kepada tim
penyelamat pada situasi darurat dan memberi penjelasan singkat mengenai
operasi sistem transmisi gas.
1. Tingkat 1 – “Situasi dapat dikontrol oleh ERT di tempat kerja dan bahayanya
tidak mempengaruhi keselamatan fasilitas sekitar, publik, dan lingkungan.“
Pada lingkup tertentu membutuhkan minimal keterlibatan tim penyelamat
Jika keadaan darurat di tempat kerja, alarm area kerja harus dibunyikan dan
semua personel harus keluar menuju muster point yang ditetapkan :
12.8.15 Kebakaran
2. Semua orang segera menuju Muster Point atau area aman (di venting
point) dan bersiap menunggu instruksi lebih lanjut dari ETL.
Ketika terjadi kebocoran gas/ledakan pada tempat kerja, orang yang menemukan
kebocoran/ledakan harus mengikuti langkah-langkah berikut :
Odorant merupakan senyawa kimia mudah terbakar, berbau tajam dan dalam
konsentrasi tertentu dapat membahayakan kesehatan dan juga
mengkontaminasi lingkungan.
A. Gempa Bumi
Jika kejadian di atas terjadi di area proyek gas kota, di bawah ini adalah
prosedurnya :
B. Banjir
Jika kejadian di atas terjadi di area proyek gas kota maka prosedurnya bisa
dilihat di bawah:
Semua orang menuju tempat yang tinggi
- Proses evakuasi
12.8.21 Cedera
1. Perlengkapan :
12.9.1 Tujuan
12.9.2 Lingkup
Prosedur ini mencakup pengendalian mutu dari segi safety terhadap pelaksanaan
konstruksi.
12.9.6 Perencanaan
12.9.9 Komunikasi
Pastikan semua pemancar radio yang dipergunakan harus diperiksa dan disetujui
petugas berwenang dan hanya boleh menggunakan frekuensi yang telah
ditentukan dan semua personil yang menggunakan pemancar radio telah
mengetahui semua instruksi yang dikeluarkan.
3. Periksa penggalian yang ada pekerja dan bahan galian lain didalamnya harus
diletakkan sekurang-kurangnya 0.6 m dari tepi penggalian.
4. Pastikan pekerja tidak boleh berjalan dekat ujung galian untuk menghindari
longsor dan terpeleset.
3. Periksa semua suplai listrik harus disesuaikan dan harus mendapat ijin.
12.9.14 Pengelasan
2. Periksa ijin petugas keamanan setempat dan Surat Ijin Kerja Aman.
3. Pastikan Juru las yang berpengalaman dan ahli serta bersertifikasi dan punya
bukti kualifikasi yang masih berlaku serta mengerti WPS dan PQR.
3. Periksa mesin las dan potong busur listrik apakah sudah dibumikan dengan
kabelnya.
4. Perika ampere listrik yang digunakan sesuai dengan WPS dan PQR yang
ditetapkan.
1. Periksa semua peralatan, penghantar listrik dan kabel harus sesuai dengan
tujuan penggunaan, diisolasi dan dirawat secara benar.
3. Bedakan kabel untuk keperluan sinyal dengan kabel yang digunakan untuk
listrik tegangan menengah atau tinggi.
4. Periksa peralatan listrik yang tidak terpakai hendaknya dilepas dari koneksi-
koneksi listrik.
5. Periksa peralatan listrik yang akan digunakan agar lulus uji kelayakan.
12.10 Prosedur Tanggap Darurat Distribusi Gas Bumi Melalui Perpipaan (Emergency
Response Procedure)
12.10.1 Pendahuluan
Gas alam bersifat stabil, tidak korosif dan tidak terpolimerisasi. Namun, ketika
terlepas ke udara,maka akan mudah untuk bercampur dan membentuk suasana
yang mudah terbakar. Jika dicampur dengan beberapa agen pengoksidasi kuat
a. Dengan bunyi
Kebocoran mungkin bisa membuat bunyian yang bisa didengar seperti
siulan atau yang lebih besar dari itu. Jika mendengar bunyi seperti itu
tinggalkan tempat dan panggil operator segera uantuk memperbaikinya.
b. Dengan pengamatan
Gas bumi didalam perpipaan adalah sangat kering. Pelepasan gas ke
udara akan secara cepat membuat kering tanah disekitarnya dimana gas
bumi didalam perpipaan yang tertanam didalam tanah terindikasikan
bocor. Jika terlihat adanya tanah sekitarnya kering atau tanaman didekat
lokasi perpipaan gas bumi mati, maka hal tersebut mengindikasikan
adanya kebocoran. Selain itu aliran gas bumi yang keluar dari perpipaan,
yang diolesi oleh sabun pada area pipa yang dicurigai ada kebocoran,
akan menimbulkan gelembung. Jika melihat tanda-tanda tadi maka
tinggalkan area tersebut dan laporkan pada petugas segera.
c. Dengan bau
Walaupun gas bumi tidak berbau, namun biasanya operator
pendistribusi gas bumi akan menambahkan odoran sebagai indicator
adanya gas bumi. Jika tercium bau gas bumi, maka segera tinggalkan
tempat tersebut dan laporkan pada petugas.
4. Pemadaman
5. Pertolongan Pertama
12.11.1 Pendahuluan
Pengoperasian dalam selang waktu panjang pada jaringan pipa gas bumi
memiliki resiko terhadap keselamatan dan kesehatan bagi pekerja dan
lingkungan, oleh karena itu bentuk kegiatan memprediksikan secara semi
kualitatif tingkat resikonya menjadi salah satu hal yang penting. Prediksi semi
kualitatif nilai resiko membantu manajemen operasional dalam merancang
tindakan seperlunya dalam menurunkan tingkat resiko keberadaan jaringan
tersebut.
Prediksi ini merupakan upaya sederhana menentukan tingkat resiko jaringan
perpipaan fluida khususnya fluida bertekanan dan mudah terbakar seperti
jaringan perpipaan gas bumi untuk distribusi gas kota. Banyak metode lain yang
bisa diterapkan dalam menentukan kelayakan perpipaan terkait dengan
kehandalan pengoperasian jaringan tersebut, selain menggunakan perhitungan
semi kualitatif dengan menggunakan piranti lunak, dapat juga dilakukan metode
lain seperti Risk Register yang secara simultan dilanjutkan dengan Hazard
Identification dan Risk Assessment; Hazard Operability Studies (Hazops); dan
beberapa pendekatan lainnya yang umum digunakan dalam menganalisa resiko.
Salah satu metode yang biasa dipakai untuk menentukan tingkat resiko jaringan
perpipaan yang dibangun berdasarkan lesson learn jaringan perpipaan yang
dikodifikasikan dalam bentuk Pipeline Risk Base Inspection. Hasil prediksi tingkat
resiko perpipaan yang diharapkan berupa suatu nilai dari sebaran nilai resiko
yang menunjukkan tingkat kepastian dalam rentang 80 – 90% dan prediksi
parameter yang mempengaruhi nilai tingkat resiko tersebut. Sebagai catatan nilai
resiko yang diperoleh merupakan kuantifikasi nilai probabilitas dan konsekuensi
suatu kecelakaan yang mungkin terjadi. Upaya langsung dalam menurunkan nilai
resiko berdasarkan prediksi parameter yang mempengaruhi nilai tingkat resiko,
dapat dilakukan dengan menambahkan peralatan, atau memodifikasikan
tindakan preventif baik berupa perbaikan standard operation procedure (SOP),
telaah safety berbasis Dokumen standard an regulasi seperti API RP dan
seterusnya, yang kesemuanya mengacu pada prinsip as low as reasonable
practices (ALARP). Sehingga berdasarkan tindakan yang dikembangkan dari
prediksi parameter yang paling sensitif pada nilai resiko tersebut kondisi aman
pada instalasi perpipaan dapat dicapai dengan baik.
Tabel dibawah ini berisikan kriteria kelebihan tekanan pada pipa. Nilai
resiko ditentukan dari kehandalan desain dan sistem proteksi yang
dilakukan.
Kriteria Nilai
Desain didokumentasi dengan pengkodean yang mudah dikenali. Pipa
1
beroperasi pada desain parameter yang asli.
Desain didokumentasi dengan pengkodean yang mudah dikenali. Pipa
beroperasi pada desain parameter yang orisinal. Pipa tersambungkan 2
pada conector threaded.
Tabel III-1 : Terkait dengan kriteria perlindungan pipa pada jalurnya. Nilai resiko
ditentukan dari kedalaman pipa dan tanda petunjuk yang menunjukkan posisi pipa.
Tabel III-2 : Terkait dengan kriteria dari kemungkinan kerusakan yang terjadi akibat
pihak ketiga, dalam hal ini masyarakat beserta rutinitas kegiatannya
Inspeksi Eksternal
Kriteria Nilai
Survey dilakukan secara rutin, daerah patroli dan inspeksi GVI
dilakukan lebih dari 1 kali pertahun pada seluruh panjang pipa.
Koreksi dan perbaikan dilakukan sesuai kebutuhan 1
Survey dilakukan dan inspeksi GVI dilakukan 2-5 kali pertahun pada
seluruh panjang pipa. Koreksi dan perbaikan dilakukan sesuai
kebutuhan 2
Survey dilakukan dan inspeksi GVI dilakukan 2-5 kali pertahun pada
sebagian panjang pipa. Koreksi dan perbaikan dilakukan sesuai
kebutuhan 3
Sabotase
Kriteria Nilai
Situasi stabil. Tidak pernah terjadi sabotase di wilayah tersebut 1
Situasi stabil. Pernah terjadi sabotase pada masa lalu. 3
Penduduk/militer di wilayah tersebut mengganggu keberadaan pipa. 4
Penduduk/militer di wilayah tersebut mengganggu keberadaan pipa.
5
Terjadi sabotase
Financial (Finansial)
Keterangan
Konsekuensi Biaya Sangat Tinggi – kegiatan terhenti sangat lama,
5
perbaikan besar, berbiaya melebihi $ 50 ribu
Konsekuensi Biaya Tinggi – kegiatan usaha secara keseluruhan
terhenti sementara, perbaikan lama, berbiaya dalam kisaran $10 ribu 4
- $ 50 ribu
Konsekuensi Biaya Medium – Kegiatan usaha terhenti sebagian,
3
perbaikan memakan waktu pendek, $5 ribu - $ 10 ribu
Konsekuensi Biaya Rendah – Kegiatan usaha terhenti dalam satuan 2
unit kerja, perbaikan berbiaya antara $1000 -$ 5 ribu, perbaikan
dilakukan terrencana
Konsekuensi Biaya dapat diabaikan - tidak ada penghentian kegiatan
1
usaha; dapat diperbaiki secara cepat dan berbiaya kurang dari $1000
Pedoman Tata Kerja (PTK) Pengoperasian dan Pemeliharaan Pipa Distribusi Gas
Bumi ini merupakan acuan untuk pengoperasian dan pemeliharaan Pipa
Distribusi Gas Bumi, yaitu sebagai berikut :
b. Menjaga keberadaan Pipa Distribusi Gas Bumi yang merupakan aset negara
sehingga dapat memberikan manfaat yang optimum.
yang berkelanjutan.
Jenis kegiatan yang tercakup dalam PTK ini adalah kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan Pipa Distribusi Gas Bumi yang akan dioperasikan oleh Operator di
Kota Jambi, dengan berpedoman pada acuan regulasi, standar dan spesifikasi
teknis baik nasional maupun internasional dalam bidang permigasan.
12.12.3 Referensi
1. Hukum
PTK Pengoperasian dan Pemeliharaan Pipa Distribusi Gas Bumi ini disusun
berdasarkan referensi hukum sebagai berikut:
2. Referensi Teknis
PTK Pengoperasian dan Pemeliharaan Pipa Distribusi Gas Bumi ini disusun
dengan mempertimbangkan referensi teknis sebagai berikut:
Bumi.
h. Standar atau kode (code) lain yang diakui secara nasional dan
internasional.
DEFINISI
1. Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan suhu atmosfir berupa fasa gas yang diperoleh dari
proses penambangan Minyak dan Gas Bumi.
2. Gas, sebagaimana dijelaskan dalam definisi ini adalah setiap gas atau
campuran gas yang dipergunakan untuk bahan bakar domestik atau
industri dan ditransmisikan atau didistribusikan kepada pemakai
melalui jalur system perpipaan
6. Pipa Penyalur adalah pipa gas bumi yang meliputi pipa transmisi gas,
pipa distribusi gas, Pipa Induk gas, Pipa Servis Gas, Pipa Penyimpan Gas
Bumi :
d. Pipa Induk Gas atau Pipa Induk Distribusi adalah pipa yang
dipasang ditempat umum untuk menyalurkan gas ke saluran servis
atau kepipa induk lainnya.
e. Pipa Servis Gas adalah perpipaan yang dipasang antara pipa induk,
pipa penyalur, atau sumber penyediaan sumber gas lainnya .
9. Standar yang berlaku adalah standar, kode, bagian kode atau praktek
rekayasa lainnya yang secara umum, diakui dan diterima sebagai acuan
untuk merancang, membuat, mengoperasikan dan memelihara Pipa
Distribusi Gas Bumi.
Secara garis besar fungsi dari Pipa Distribusi Gas Bumi adalah mengalirkan gas
bumi ke konsumen. Untuk menjamin sistem Pipa Distribusi Gas Bumi beroperasi
dengan baik dan aman, maka harus memperhatikan ketentuan yang berlaku,
memiliki sistem integritas, serta adanya program kerja yang terpadu dan
terencana, meliputi kegiatan pengoperasian, pemeriksaan, pemeliharaan dan
kontrol korosi.
2. Analisis Risiko
Analisa resiko adalah rangkaian kegiatan yang terdokumentasi untuk
mengkaji risiko pekerjaan dan cara untuk menurunkan risiko tersebut
sampai pada tingkatan terendah yang memungkinkan secara praktis.
Untuk menjamin pengoperasian Pipa Distribusi Gas Bumi yang aman,
maka perlu dilakukan analisis risiko secara berkala atau secara khusus
bila ada perubahan/hal-hal khusus yang dapat mempengaruhi tingkat
risiko.
Untuk itu dapat dilakukan prosedur analisa resiko secara terjadwal dan
tidak terjadwal. Analisa terjadwal, bisa didasarkan pada salah satu dari
dua prinsip pemeriksaan, yaitu Pemeriksaan Berdasarkan Waktu (Time
Based Inspection) atau Pemeriksaan Berdasarkan Risiko (Risk Based
Inspection). Pemilihan prinsip yang digunakan Kontraktor KKS harus
mempertimbangkan faktor teknis dan ekonomis.
12.13.2 Referensi
DIN 16963 Part 1-1990, High Density Polyethylene Fitting Dimension Type 2
Verifikasi Material
Inspeksi Visual
A. QC
d. Kualifikasi Diameter
h. Kualifikasi ketebalan
1. KONDISI CUACA
a. Pekerjaan penyambungan pipa PE harus dihentikan bilamana terjadi
hujan deras.
b. Pastikan pelindung cuaca harus digunakan pada saat pelaksanaan
pekerjaan penyambungan.
2. JARAK AMAN
a. Pastikan bahwa jarak aman (bebas dari benda atau bangunan) disekitar
pipa pada saat akan dilakukan penyambungan tidak boleh kurang dari
16 inci (400 mm).
b. Pastikan bahwa lubang galian harus cukup luas (jarak aman tidak
kurang dari 16 inci disekitar pipa) saat penyambungan dalam galian
pipa ( trench).
12.14.1 Pendahuluan
pipa CS.
Spesifikasi Umum
Sistem proteksi cathodic ini harus didasarkan pada parameter–parameter desain
berikut ini :
a) Tipe sistem proteksi katodis: Sacrificial Anode (Anoda Karbon)
b) Sistem Proteksi Katodis Anoda Karbon dipilih berdasarkan pertimbangan
kepada total arus (current) yang dibutuhkan kecil, tetapi perlu untuk
didistribusikan secara merata pada sistem pemipaan.
c) Kerapatan Arus (Current Density) untuk Coated Steel: 2, 15 mA / m 2 (pada 25
C)
o
a a a
C. Prosedur Pemasangan
(1) Sacrificial Anode (Magnesium Anode)
Posisi perletakan Magnesium Anode harus diupayakan tersebar serata
mungkin sepanjang jalur pipa (bawah tanah) dengan jarak antar
groundbed anoda dan jumlah anoda dalam setiap groundbed ditentukan
sesuai perhitungan kebutuhan arus oleh pipa dan berdasarkan hasil
survei soil resistivity serta perhitungan desain yang disetujui oleh
Direksi Pengawas.
Jarak pemasangan aktual antar groundbed disesuaikan kondisi lapangan,
namun harus diupayakan serata mungkin dan tidak boleh bervariasi
lebih dari 10%. Sebagai contoh, bila desain menentukan jarak antar
groundbed 500 m, maka dalam pelaksanaan di lapangan spasi minimum
adalah 450 m dan spasi maksimum 550 m. Semua anoda yang dihitung
dalam desain harus terpasang. Lokasi dan jumlah groundbed aktual
maupun anoda dalam setiap groundbed harus ditunjukkan dalam As
Build Drawing.
Anoda dipasang secara horizontal, sejajar pipa dengan jarak as minimal
50 cm. Kedalaman anoda minimal sama dengan kedalaman dasar pipa.
Bila dalam satu groundbed terdapat lebih dari satu buah anoda, jarak
antar anoda tersebut minimal 50 cm.
Anoda diletakkan dalam lubang galian yang telah disiapkan, sebelum
pipa diturunkan. Di dalam lubang anoda disiram air hingga sangat basah
dan selanjutnya ditimbun kembali hingga rata dengan lubang galian
pipa. Selama pekerjaan pemasangan, penanganan anoda harus
dilakukan dengan hati-hati, kabel anoda tidak boleh ditarik dan karung
backfill tidak boleh pecah.
Kabel anoda digulung menjadi satu kabel anoda langsung dimasukkan
ke Test Box dan dipasang pada terminal yang tersedia dalam Test Box
dengan menggunakan sepatu kabel.
Selama proses penimbunan, perlu diperhatikan agar kabel dan
sambungan kabel tidak ditimbun dengan batu, melainkan pasir halus,
agar tidak rusak/ putus.
D. Prosedur Pengujian
(1) Pengukuran Potensial Natural
Pengukuran potensial natural dilakukan setelah semua pemasangan
selesai dilakukan, namun kabel anoda dan kabel pipa pada setiap test
box belum dibonding. Pengukuran potensial dilakukan dengan
menggunakan elektroda standar Cu/CuSO4 dan digital multimeter. Ujung
elektroda Cu/CuSO4 ditempelkan ke permukaan tanah (bila tanah kering
maka perlu dibasahi secukupnya) dan kabel elektroda reference
dihubungkan ke terminal negatif (hitam) dari Digital Multimeter.
Multimeter di set pada posisi DC Voltmeter dan selanjutnya kabel dari
terminal positif (merah) dihubungkan ke terminal pada Test Box.
Pengukuran dilakukan baik pada terminal Pipa maupun terminal anoda
magnesium. Bacaan Volt DC menunjukkan potensial natural sebenarnya
dari pipa maupun anoda. Potensial natural pipa akan berkisar -0,5 ~
-0,7 Volt, sedangkan potensial natural anoda magnesium jenis High
Potensial akan berkisar -1,65 ~ -1,75 Volt.
Pengukuran dilakukan pada semua test box dan insulation joint (bagian
pipa yang dibawah tanah maupun diatas tanah).
Test Point
DC Voltmeter V
Cu/CuSO4
Ref. Cell
Underground
(Protected)
Magnesium Anode
Test Point
DC Voltmeter V
Cu/CuSO4
Ref. Cell
Underground
(Protected)
Magnesium Anode
Pengukuran dilakukan pada semua test box dan insulating joint (bagian
pipa yang di bawah tanah maupun di atas tanah). Dalam hal ini, bacaan
potensial pipa di atas tanah harus lebih kurang sama dengan data
potensial natural, dan terdapat perbedaan yang cukup signifikan dengan
pipa yang diproteksi, minimal 150 mV. Bila tidak terdapat perbedaan
yang significan maka dapat dipastikan terjadi kebocoran arus pada
insulating joint.
Pada setiap test box perlu dicoba untuk mengukur potensial pipa
maupun anoda magnesium dalam kondisi tidak dibonding/dijumper
(namun semua test box lain tetap terbonding). Bacaan potensial pipa
pada kondisi tersebut secara kasar menunjukkan sampai/ tidaknya
jangkauan proteksi dari groundbed di sebelah kanan dan kiri dari test
box tersebut. Bila pada kondisi tersebut potensial pipa (tidak dibonding)
sudah mencapai kriteria proteksi -0,85 volt, maka dapat dipastikan
bahwa proteksi katodik sudah menjangkau keseluruhan panjang pipa.
Underground
(Protected)
Magnesium Anode
E. Ketentuan Umum
Beberapa ketentuan ketentuan yang dianjurkan kepada vendor adalah;
Pada kasus pipa yang melintasi daerah rawa-rawa atau dimana pipa
harus dipasang terbenam air, pada situasi ini perlakuan khusus harus
dipertimbangkan, kemungkinan pemasangan anoda atau katoda berjenis
lainnya menurut standar yang dipakai seperti anoda bracelets ataupun
anoda cluster atau katode jenis lainnya dengan bahan yang juga berbeda,
VENDOR/KONTRAKTOR harus mempertimbangkan semua biaya yang
dikeluarkan karena situasi
Anoda atau katoda dipasang secara paralel ke pipa pada titik yang telah
diperhitungkan sesuai dengan ketentuan.
Utilization factor
Electrochemical efficiency
Consumption rate
dan lain-lain
Kabel dari test point dan kabel anode disambung ke pipa menggunakan
cad weld mould.
Kabel tanam langsung yang memiliki isolasi XLPE, dari bahan tembaga
helai dengan proteksi kawat armor ceper/rata.
A=DxL
A = area p
D = diameter pipa
Perkiraan Anode dan spacing untuk pipa CS dari tie-in PT Energasindo Heksa
Karya sampai ke MR/S Ditjen Migas sepanjang 400 m.
CONTOH FORM:
Keterangan :
1. Potensial Proteksi adalah Potensial terukur dalam kondisi semua terminal dihubungkan (dibonding).
Potensial Natural adalah Potensial terukur dalam kondisi semua terminal tidak terhubung
(Test Box lain tetap terhubung).
2. Kriteria Proteksi Katodik : Potensial pipa dalam kondisi terhubung minimum -0,850 V vs Cu/CuSO4
Reference Cell atau lebih negatif.
Pada saat operasi pembuangan kondensat atau impurities ini, intake sistem
distribusi gas pada MR/S Distrik dimatikan untuk sementara demi menghindari
masuknya kondensat atau impurities dalam jumlah besar dan surge tekanan pipa
yang berlebihan pula.
Kondensat yang mungkin lolos dan masuk kedalam sistem distribusi pada MR/S
Distrik difilter, dipisahkan, dan ditampung pada filter separator regulator.
Kondensat pada saat normal operasi adalah dikarenakan kondensat terbawa oleh
aliran gas (liquid carry-over), jumlahnya adalah relatif kecil.
Pada kondisi operasi, gas yang mengalir kedalam pipa distribusi akan banyak
melewati jalur-jalur pipa distribusi pada elevasi yang rendah. Walaupun
kondensat telah melewati pembersihan di MR/S (sebelum masuk kedalam
system jaringan), namun karena adanya perubahan tekanan, akan timbul
kondensasi gas yang terakumulasi ditempat yang rendah. Jika hal ini terjadi
maka akan terjadi hambatan dalam pendistribusian gas ke konsumen. Untuk
menghindari hal tersebut, maka pada lokasi dengan elevasi yang rendah perlu
dipasang “sifon”.
12.15.6 Komunikasi
Pastikan semua pemancar radio yang dipergunakan harus diperiksa dan disetujui
petugas berwenang dan hanya boleh menggunakan frekuensi yang telah
ditentukan dan semua personil yang menggunakan pemancar radio telah
mengetahui semua instruksi yang dikeluarkan.
12.16.1 Tujuan
12.16.2 Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk pembilasan dan pengujian hidro dari rangkaian pipa
yang telah diselesaikan dalam konstruksi sistem perpipaan.
12.16.3 Referensi
12.16.4 Prosedur
A. Umum
1. Setiap Prosedure Hydrotes harus terdiri dari:
a) Hidrostatis flow sheet.
B. Peralatan Tes
1. a) Pompa Hidro uji
c) Katup Gerbang
e) Peremdam tekanan
g) Perekam Temperature
i) Air Tank
2. Kontraktor harus menyiapkan bahan kimia untuk menetralkan pH air jika air
tawarnya tidak memenuhi pesyaratan pada pelaksanaan cleaning pipa mau
pun hydrostatic test, sesuai dengan perosedur yang ditentukan.
4. Kontraktor harus menghitung jumlah dan tipe pompa yang diperlukan, head
pompa yang disediakan harus 20 % lebih besar dari kebutuhan maksimum.
5. Portable tank (jika diperlukan) dengan kapasitas yang cukup sehingga dapat
untuk mensuplai air secara kontinu selama pelaksanaan cleaning.
6. Tempat penampungan air buangan harus mampu menampung air pada saat
cleaning sehingga tidak mencemari lingkungan.
2. Semua titik tertinggi harus dilengkapi dengan katup yang harus menjamin
semua udara dikeluarkan dari system perpipaan, titik rendah harus juga
dilengkapi dengan katup untuk fasilitas pengeringan pada pipa.
3. Sebelum hydro test, semua line harus dibilas dengan air bersih, dari titik
tertinggi sampai ke titik yang rendah. Sebelum pembilasan, internal pipa
harus diperiksa secara visual untuk memastikan bahwa tidak ada bahan
asing yang tidak dapat dihilangkan dengan pembilasan yang tersisa di line.
4. Semua katup bola harus pada posisi terbuka dan katup satu arah
dikalahkan, semua aksesoris instrumen harus dilepas, juga katup relief, dan
juga thermo koneksi.
5. Semua katup blok untuk koneksi line instrumen impuls harus ditutup
sebelum pembilasan.
11. Laporan Flushing harus disiapkan oleh QC inspektur setelah selesai dari
pembilasan tersebut.
1. Semua sistem perpipaan harus diuji sesuai dengan spesifikasi Klien dan edisi
terbaru ANSI B31.8.
3. Sistem perpipaan harus dibagi lagi menjadi sub-sistem untuk pengujian yang
diperlukan. Lembar flow uji hidro harus menunjukkan titik uji yaitu
membatasi lokasi katup blok, dan flensa buta untuk mengisolasi sub-sistem.
4. Flensa Buta harus dipasang untuk peralatan yang dikecualikan dari uji hidro.
Flensa buta dapat dipasang dengan sambungan pipa sementara yang
diperlukan untuk by-pass peralatan.Flensa buta harus dipasang ke pompa.
6. Air segar harus digunakan untuk pengetesan dengan klorida yang telah
ditentukan oleh spesifikasi klein. Untuk mencegah terjebaknya udara atau
uap dalam sistem, ventilasi harus terletak pada titik tertinggi.
7. Semua lubang katup dan sambungan titik lainnya yang tinggi yang berfungsi
sebagai ventilasi harus dibuka selama mengisi dan ditutup hanya ketika air
mulai meluap.
8. Setelah mengisi, sistem pemompaan akan dimatikan dan diputus dari system
secara manual.
9. Sistem perpipaan yang sedang diuji hydro harus support yang memadai
untuk menahan tekanan pengujian dan support sementara harus dipasang
jika diperlukan.
10. Eksternal permukaan dari sistem perpipaan akan tetap kering selama
pemeriksaan sementara untuk memeriksa kebocoran.
11. Tekanan akan dinaikan secara bertahap, sampai dengan tahap desain
pressure dan berhenti untuk memungkinkan menstabilkan tekanan.
Pressure sistem akan berlanjut sampai tekanan yang dibutuhkan tercapai.
12. Tingkat tekanan akan dikurangi ketika sekitar 80 persen dari tekanan uji
yang ditentukan telah dicapai.
13. Pompa harus dimatikan setelah tes tekanan yang dibutuhkan adalah dicapai.
14. Pada saat holding time pada tekanan tes, tekanan pada sistem akan dirilis
jika melebihi tekanan tes karena variasi suhu. Ini harus dilakukan dengan
membuka katup blok untuk melepaskan kelebihan tekanan untuk
mempertahankan tekanan uji.
15. Buka katup blok yang menuju perekam tekanan setelah tekanan sistem
stabil.
4. Semua spandes, flensa buta, dll yang diinstal untuk pengujian harus dilepas
dan perangkat menghilangkan tekanan diganti.
12.17.1 Umum
12.17.2 Referensi
1. Pembersihan Pipa
Untuk menjamin kontak langsung antara pipa dan bahan pembungkusnya,
permukaan pipa harus dibersihkan dari embunan minyak, karat dan kotoran.
Pada prinsipnya pembersihan ini harus dilaksanakan dengan menggunakan
amplas, sikat kawat, brushing (gerinda) atau pneumatic. Bagian yang tidak
dapat disikat dengan alat putar harus disikat dengan sikat kawat yang
menggunakan tangan.
2. Pengecatan Pipa
Untuk pipa yang berada di atas permukaan tanah, harus dilakukan
pengecatan. Pengecatan dilakukan sebanyak 5 (lima) layer/ lapisan. Lapisan
pertama adalah active primer, kedua lead primer, lapisan ketiga Micas A,
lapisan keempat alcyd resin under code, dan yang kelima adalah alcyd resin
finish code.
Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap hasil pengecatan untuk
menjamin kualitas pekerjaan.
Solid Contents : 54 %
Flash Point : 23 °C
INNERWRAP TAPE
SURFACE PREPARATION
OUTERWRAP TAPE
PRIMER
END POINT
START POINT
5. Persyaratan Material
a. Material Coating dan Wrapping untuk Tanah Biasa
Primer
Dasar : Rubber dan Synthetic Resins
Pelarut : Rubber Solvent
Total Solids : Min. 19%
Flash Points : 20 oF (- 6 oF)
Innerwrap
Dasar : Stabilize Polyethylenes
Tebal Pita (total) : Min. 20 mils
Lebar Pita : Min. 6 inch
Dielectric Strength : Min. 1000 Volts/mils
(ASTM D – 1000)
Insulation : 1.000.000 Mega
Resistance : Ohm (ASTM D – 257)
Max. Temperature : 120 oF
Operasi Menerus
Outer Wrap
Dasar : Stabilized Polyethylenes
Tebal Pita (total) : Min. 20 mils
Lebar Pita : Min. 6 inch
Dielectric Strength : Min. 1000 Volts/mils (ASTM D –
1000)
Max Temperature : 120 oF
Operasi Menerus
Kekuatan Tarik : Min. 40 lbs./in width
Warna : Putih
Tape Coating
Dasar : PVC backing dengan bitumen
rubber adhesive
Tebal Pita (total) : Min. 1,65 mm
Lebar Pita : Min. 9 inci
Dielectric Strength : Min. 35 KiloVolt
Insulation : 1.000.000 Mega
Resistance : Ohm (ASTM D-257)
Max Temperature : 120 oF
Operasi Menerus.
Kekuatan Tarik : Min. 150 N/cm
c. Penyimpanan
Semua material coating dan wrapping harus disimpan di tempat yang
teduh, sejuk, dan kering. Jumlah tumpukan gulungan tidak boleh
melebihi jumlah yang direkomendasi oleh pabrik pembuat. Lebar pita
disesuaikan untuk diameter pipa yang akan di wrapping.
6. Pengujian
Sesudah pekerjaan protective wrapping selesai, maka holiday test akan
dilakukan pada hasil pekerjaan wrapping. Kapasitas instrumen pengetesan
tidak boleh melebihi 14.500 Volt, tetapi tidak kurang dari 8.000 Volt dengan
kecepatan jalan – maksimum 30M/menit. Pekerjaan pengetesan harus
mengikuti petunjuk dari NACE RP-02. Semua catatan inspeksi, pengetesan
dan sertifikat material harus diserahkan kepada Pemilik Proyek
Setiap kali suatu cacat ditemukan pada lapisan anti korosi, tempat-tempat
tersebut harus diberi tanda, kemudian diperbaiki dan dilanjutkan dengan
inspeksi ulangan. Perbaikan dilakukan dengan membuang/mengupas
lapisan di tempat yang cacat. Semua pekerjaan perbaikan harus lulus test
dengan holiday detector dan harus mendapat persetujuan Pemilik Proyek.
12.18.1 Lingkup
Prosedur Operasi ini merupakan procedure minimum yang harus dipenuhi oleh
kontraktor untuk pelaksanan pekerjaan NDT untuk pipa transmisi, distribusi gas,
pipa kondensate dan pipa stasiun yang terbuat dari bahan baja atau steel.
12.18.2 Referensi
12.18.3 Umum
1. Persyaratan umum.
Pekerja yang terlibat di-dalam inspeksi radiographic pengelasan, minimum
harus memenuhi persyaratan khusus seperti yang diatur pada API STD 1104.
Ijin untuk setiap individu harus diajukan untuk mendapat persetujuan dari
Pemilik Proyek sebelum pekerjaan mulai.
2. Kepala Radiographic.
Sebagai tambahan untuk persyaratan umum, radiographer yang bertugas
untuk melaksanakan/ mengoperasikan unit radiographic harus mempunyai
sertifikat yang dikeluarkan oleh BATAN. Dengan mengacu pada ASNT SNT-
TC-1A. Tiap- tiap radiographer harus dapat menggunakan radiograph
dengan melakukan setiap prosedur yang biasa dipakai untuk memenuhi
persyaratan/pengujian termasuk untuk keselamatan dirinya. Kualifikasi ini
harus dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut :
pengujian radiographi, tiga copy laporan pengujian dan tiga copy rincian
radiographi prosedur.
3. Pembacaan Radiographi.
Sebagai tambahan dari persyaratan umum, radiographer yang membaca
radiograph harus mempunyai sertifikat yang dikeluarkan oleh BATAN dan
lulus seleksi untuk pembacaan film hasil radiographi.
1. Umum
a. Prosedur
Semua prosedur yang digunakan oleh Kontraktor dalam melaksanakan
inspeksi radiographi hasil pengelasan harus sama atau lebih dari yang
direkomendasikan pada API STD 1104. Bila terjadi salah satu prosedur
menimbulkan perselisihan/ kelainan dengan yang direkomendasikan
pada API STD 1104, maka prosedur yang lebih ketat harus digunakan.
b. Pengajuan Prosedur
Semua prosedur harus diajukan kepada Pemilik Proyek untuk disetujui
dan pekerjaan inspeksi tidak dapat dimulai bila persyaratan prosedur
belum disetujui oleh Pemilik Proyek.
b. Sumber Radiasi
Sumber radiasi harus menggunakan X-ray (kekuatan sumber sekitar 20
curies, jika kurang dari 20 curie harus mendapat persetujuan Pemilik
Proyek). Ukuran efektif pusat spot yang dihasilkan tidak lebih dari 2.5
mm x 2.5 mm (0.1 inch x 0.1 inch).
c. Monitor Pembesar
Ketebalan monitor pembesar yang digunakan adalah 0.125 mm atau
0.25 mm ( 0.005 inch atau 0.010 inch). Monitor harus bersih dan tidak
retak. Jika Kontraktor mengajukan/ mengusulkan type alternatif yang
lain, harus dilakukan pengujian dan disetujui oleh Pemilik Proyek.
Penggunaan monitor pembesar calcium tungstate dan reflective jenis
film buram tidak diijinkan.
d. Film
Film yang digunakan harus Kodak M, Kodak AA atau ekivalen. Sebelum
digunakan nama pabrik film dan klasifikasi yang diperlukan harus
mendapat persetujuan dari Pemilik Proyek.
e. Penyimpanan Film
Kontraktor harus menyimpan semua film ditempat yang bersih dan
kering dimana kondisi lingkungannya tidak merusak yang dapat
mengakibatkan film saling menempel/ menyatu.
g. Density.
Penampakan harus menggunakan single film yang mempunyai density
minimum 1.8 H&D.
h. Jumlah Penyinaran.
Jumlah penyinaran 4 daerah dengan jarak 90 derajat harus dibuat untuk
pemeriksaan radiographi pengelasan secara lengkap.
i. Waktu Penyinaran.
b. Pembaca film yang dapat digunakan untuk melihat film dengan density
diatas 4.0 H&D.
c. Magnifying Glass.
4. Kualitas Radiograph
a.Pemotretan Ulang.
b. Pemrosesan Film.
6. Identifikasi
Sistem identifikasi film harus dibuat secara spesifik oleh Kontraktor.
7. Catatan Radiography.
a. Pemeliharaan Catatan
Pemilik (client)
Nomer Proyek
Tanggal
Posisi Radiography
b. Laporan Harian.
Semua hasil dan catatan radiographi yang telah dibuat kontraktor harus
diserahkan kepada Pemilik Proyek dengan alamat yang jelas dan setelah
pekerjaan selesai akan menjadi milik Pemilik Proyek. Catatan berupa
paket inspeksi harus dibuat setiap hari yang dilengkapi dengan copy
hasil radiographi. Paket inspeksi harus mencantumkan tanggal, unit
radiographi, lokasi kerja dan tempat/ lokasi mulai dan berakhirnya
inspeksi.
1. Keselamatan Radiasi.
1. Umum
Bila pekerjaan coating and wrapping pada jaringan pipa steel/baja telah
dilakukan, maka harus dilakukan uji untuk mengetahui kualitas dari
wrapping, yaitu dengan menggunakan seperangkat peralatan indikator
elektronik yang bekerja atas dasar perbedaan potensial sebagai akibat dari
tegangan/arus baterai yang mengalir dari ”bodi” pipa atau pelat baja yang
terisolasi dengan media (coating and wrapping). Peralatan tersebut mengacu
pada standar ASTM atau NACE Discontinuity (holiday) protective coating.
Holiday Test ini perlu dilakukan mengingat dalam wraping pipa sering
terdapat gelembung udara atau air yang dapat menyebabkan korosi pada
pipa. Jika ikatan wrapping tidak kuat atau terdapat rongga (udara/air)
antara bodi pipa dengan wrapping, maka akan terjadi ”sinyal” sebagai
indikator.
Gambar III-10 : Contoh peralatan Holiday dengan sistem baterai yang terpisah
Gambar III-11 : Contoh peralatan Holiday dengan sistem baterai yang tergabung.
Pada gambar tersebut (terutama pada Gambar III -10) pada bagian ujung
bisa diganti dengan model ”spiral” seperti Gambar III -11 untuk
menyesuaikan dengan diameter/lingkar pipa yang akan ditest.
2. Prosedur
3. Pengajuan prosedur.
Semua prosedur harus diajukan kepada Pemilik Proyek untuk disetujui dan
pekerjaan holiday tidak dapat dimulai bila persyaratan prosedur belum
disetujui oleh Pemilik Proyek.
untuk pekerjaan ini Operator yang ditunjuk dan orang yang bekerja
pada pipa yang akan dilakukan test holiday harus berada pada jarak
aman, minimal 1 (satu) meter pada area tersebut.
- Pipa yang basah (habis terkena hujan atau pada kondisi hujan)
Prosedur ini dibuat sebagai dokumen referensi untuk pemberian ODORAN saat
pengoprasian/pengaliran gas secara normal,. Prosedur ini dibuat secara khusus
untuk proyek Pengadaan dan Pembangunan Fisik Jaringan Pipa Distribusi Gas
bumi di Kota Jambi.
Tiap gas yang didistribusikan kepada pelanggan melalui pipa atau yang
digunakan untuk tujuan domestik, harus dengan mudah diditeksi keberadaannya
jika berada diatmosfeer Untuk itu harus ditambahkan ODORAN pada gas
tersebut. ODORAN tersebut harus ditempatkan/dicampur (mix) sedemikian
rupa bersama gas didalam unit Proses (MR/S). Selain untuk ketentuan tersebut,
ODORAN tidak dipersyaratkan ;
1. Pencampuran
dengan gas dibawah tanah, didalam pipa atau tempat penyimpanan (tidak
ada aliran gas)
2. Pencampuran
dengan gas untuk diproses ulang, sehingga gas tidak bermanfaat sebagai
peringatan
3. Pencampuran
dengan gas untuk operasi jual beli (dalam tangki)
1. Setiap perusahaan
yang mengelola gas kekonsumen melalui pipa harus menggunakan
alat/perlengkapan ODORISASI yang didesain sesuai dengan tipe dan laju
injeksi yang dipergunakan.
a. Jenis
ODORAN yang dimasukan kedalam gas
b. Jumlah
ODORAN yang diinjeksikan
ODORAN ;
2. ODORAN tidak
boleh larut dalam air
3. DORAN harus
bersifat NON-TOKSID (tidak beracun) dan tidak boleh korosive yang dapat
merusak material.
4. Pencampuran
ODORAN den Gas harus menghasilkan bauk yang khas sedemikian rupa,
sehingga bila gas berada diudara pada konsentrasi 1% volume, bau tersebut
dengan mudah terdeteksi oleh daya penciuman normal manusia
5. Konsentrasi
ODORAN harus dilakukan pengujian secara berkala dalam fasilitas
ODORISASI, sehingga memberikan data yang mewakili mengenai kondisi gas
yang mengalir dalam sistem serta dapat mempertahankan bau khas gas yang
konstan dalam sistem jaringan.
Pembersihan pipa distribusi gas dilakukan dengan cara peniupan dengan udara
bertekanan (air blowing) pengunaan cara flushing dengan air tidak
diperkenankan karena kondisi kontur tanah yang memungkinkan air terjebak di
dalam pipa. Sebelum dan setelah pembersihan pipa gassemua ujung terbuka dari
pipa harus ditutup demi menghindari kotoran dan air kembali memasuki system.
Seluruh alat instrument terutama metering dan regulator harus dilepas atau
tidak terpasang pada aktivitas ini.
Peralatan utama:
Kompresor udara
Ball valve (untuk dapat membuka tutup tangki udara tekan dengan cepat)
Kriteria kebersihan berdasarkan inspeksi visual pada ujung pipa.
Test kebocoran dilakukan dengan menekan jaringan pipa distribusi dengan udara
kering. Pelaksanaan dengan menekan secara gradual system jaringan pipa sampai
tekanan mencapai 2.3 barg.
Peralatan utama:
• Kompresor udara
• Pressure gauge
Udara tekan harus dikosongkan dari system jaringan setelah test kebocoran
dilakukan.
12.20.4 Inerting
Tekanan nitrogen didalam pipa dibiarkan sedikit lebih tinggi dari tekanan
atmospheric sekitar 0.3 bar g, untuk menjaka agar udara/oksigen tidak kembali
memasuki system.
Peralatan utama:
Nitrogen
Pressure gauge
Oksigen analyzer.
12.20.6 Gas In
Peralatan utama:
Bilamana ditemukan kebocoran gas pada saat gas in yang ditunjukkan dengan
penurunan tekanan, melalui soap test, gas detektor ataupun timbulnya bau
(odorant), maka harus segera dilakukan perbaikan sistem pada sambungan
dengan langkah sebagai berikut:
Tekanan rendah dalam kontek ini, mengacu pada tekanan inlet ke control
meteran dengan tekanan tidak melebihi 75 mbarg.
• SNI 03-6899.4-2002
Perlu konsultasi dengan pihak pengelola gas untuk menjamin bahwa provisi
yang sesuai dibuat untuk menginstalasi dan melindungi meteran dan
perlengkapan kontrol yang mampu menyediakan suplai gas yang cukup
untuk keperluan sekarang dan akan datang.
Semua meteran harus mempunyai koneksi inlet dan koneksi outlet yang
ditutup atau dilapisi sampai pemasangan untuk mencegah kotoran dan
embun/air.
12.21.4 Ketentuan
1. Meteran
Meteran yang mengacu pada standar ini harus tunduk pada ketentuan yang
relevan pada bagian dari BS.4161 Gas meter sebagai berikut ;
Meteran dari konstruksi pelat diatas 1000 cubic feer (28 cubic
meter)/jam kecepatan
2. Pertimbangan Disain
Alat meter yang diinstalasi pada batas uji tekanan agar dihubungkan
pada inlet dari alat penguji. Penambahan uji batas tekanan dapat
dilakukan pada inlet dan outlet dari meteran dengan pelengkapan
kontrol, terutama dalam instalasi non-domestik.
3. Lokasi Meteran
Meteran tidak diletakan pada lokasi dekat sumber panas, dekat bak
cuci/vestafel (dekat dengan sumber air), dekat dengan bahan kimia atau
bahan lain yang dapat menimbulkan korosi atau yang mudah terbakar.
Perlu diberi penyekat tahan api, material isolasi penghambat arus listrik
diantara lokasi meter dan panel listrik.
Setiap pemasangan baru dari meteran atau mengatur kembali system pipa uji
kekuatannya, perlu dilakukan pengujian. Meter dan pipe work akan diuji secara
terpisah atau bersama-sama. Perlu dilakukan inspeksi/peengecekan ulang
sebelum pengujian dimulai. Angka meteran tidak lebih tinggi dari ukuran P.4 {11
M3/h (400 Ft3/h)}.
• Tutup atau pasang “sil” dengan ukuran yang sesuai pada inlet atau outlet
• Tutup keran lebih kurang 1 menit (sampai tekanan terlihat stabil). Jika
terjadi penurunan tekanan segera dicari letak kesalahan/kebocoran
tekanan.
• Setelah pemasangan tapping valve, buka dan tutup disc sebelum tapping
untuk melihat apakah valve berfungsi semestinya. Hitung jumlah
putaran yang dibutuhkan untuk membuka dan menutup valve dan
dicatat untuk keperluan dimasa mendatang.
• Keran dapat ditutup lebih kurang 1 menit samapai pada kondisi tekanan
stabil.
Tabel tekanan drop maksimum yang dikirim selama periode tes 2 menit
untuk instalasi yang ada (maximum permissible pressure drop during 2
min test period for existing instaltion)
Catatan :
Tabel ini disarankan pada panjang rata-rata pipa kerja dalam instalsi
domestik