Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Gizi Seimbang bagi balita


Sub Pokok Bahasan :-
Sasaran : An. X
Hari/Tanggal : .................. 2018
Waktu : ..................
Tempat : Rumah An. X
Penyuluh Petugas : Suharna

1. Tujuan Instruksional Umum


Diharapkan ibu dapat mengetahui dan memahani makanan yang tepat dan gizi
seimbang apa saja yang dibutuhkan untuk anaknya agar kebutuhan gizi anak
terpenuhi untuk masa pertumbuhan dan perkembangannya.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah memberikan penyuluhan diharapkan ibu dapat:
a. Menjelaskan dan memahami pengertian gizi pada ibu
b. Menjelaskan dan mengerti prinsip gizi bagi balita
c. Menjelaskan dan memahami kebutuhan gizi balita
d. Menjelaskan dan mengetahui apa saja menu seimbang untuk balita dan
pengelolaan gizi balita
e. Menjelaskan dan memahami makanan apa saja yang harus dihindari
3. Materi
a. Pengertian gizi
b. Prinsip gizi bagi balita
c. Kebutuhan gizi balita
d. Menu seimbang untuk balita dan pengelolaan gizi balita
e. Makanan yang harus dihindari
4. Metode
Ceramah dan diskusi.
5. Media
Leaflet.

6. Strategi Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar


a. Pembukaan : 3 menit.
b. Penyampain materi : 15 menit.
c. Diskusi Tanya jawab : 5 menit.
d. Evaluasi : 5 menit.
e. Penutup : 2 menit.

7. Evaluasi
a. Apa pengertian dari gizi?
b. Sebutkan beberapa prinsip gizi bagi balita!
c. Apa saja kebutuhan gizi bagi balita?
d. Apa saja menu seimbang untuk balita dan bagaimana cara pengelolaan gizi
balita?
e. Apa saja makanan yang harus dihindari dari balita?

8. Sumber
Proverawati, A. & Wati, EK. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi
Kesehatan Edisi: 2. Yogyakarta: Nuha Medika

9. Lampiran materi
a. Pengertian gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi (Proverawati dan Wati, 2011).
b. Prinsip gizi bagi balita
Proverawati dan Wati (2011) menjelaskan bahwa secara harfiah, balita
atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga usia satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena
faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi dibawah usia satu tahun berbeda
dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuan yang membedakannya.
Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas
menyusui sampai dengan pra sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan
dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mulai berkembang
sehingga jenis makanan dan cara pemberiaanya juga harus disesuaikan
dengan keadaannya.
Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia
lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan
anak usia lebih dari tiga tahun sampai dengan lima tahun dikenal dengan
usia “pra sekolah”. Batita sering disebut sebagai konsumen pasif, sedangkan
usia pra sekolah lebih dikenal dengan konsumen aktif. Anak dibawah lima
tahun merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang
peasat namun kelompok ini merupakan kelompok tersering yang menderita
kekurangan gizi.
Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau sedang
hamil muda dapat berpengaruh pada pertumbuhan semasa balita. Bila gizi
buruk maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh
pada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.
c. Pengelompokkan zat gizi
Zat gizi dikelompokkan dalam 6 kelompok utama, yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Fungsi umum zat gizi dalam tubuh
adalah sebagai berikut:
1) Sumber energi
2) Pertumbuhan dan mempertahankan jaringan tubuh
3) Mengatur proses metabolisme dalam tubuh.
d. Kebutuhan gizi balita
Untuk pertumbuhan dan perkembangan, balita memerlukan enam zat
gizi utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Zat
gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Agar balita dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, maka makanan
yang dimakannya tidak boleh sekedar mengenyangkan perut saja. Makanan
yang dikonsumsi balita seharusnya:
1) Beragam jenisnya.
2) Jumlah atau porsinya cukup (tidak kurang atau berlebihan).
3) Higienis dan aman (bersih dari kotoran an bibit penyakit serta tidak
mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan).
4) Makan dilakukan secara teratur.
5) Makan dilakukan dengan cara yang baik.
Keenam zat gizi utama digunakan oleh tubuh anak untuk menurut
Proverawati dan Wati (2011) adalah sebagai berikut:
1) Menghasilkan tenaga yang digunakan oleh anak untuk melakukan
berbagai kegiatan, seperti belajar, berolahraga, bermain dan aktivitas lain
(disebut zat tenaga). Zat makanan yang merupakan sumber tenaga utama
adalah karbohidrat dan lemak. Makanan yang banyak mengandung
karbohidrat adalah beras, jagung, singkong, ubi jalar, kentang talas,
gandum dan sagu. Makanan yang banyak mengandung lemak adalah
lemak hewan (gajih), mentega, minyak goreng, kelapa dan keju.
2) Membangun jaringan tubuh dan mengganti jaringan tubuh yang aus/
rusak (disebut zat pembangun). Zat makanan yang merupakan zat
pembangun adalah protein. Makanan yang banyak mengandung protein
yaitu tahu, tempe, oncom, kacang-kacangan, telur daging, ikan, udang
dan kerang.
3) Mengatur kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam tubuh (disebut zat
pengatur). Zat makanan yang merupakan zat pengatur adalah vitamin,
mineral dan air. Makanan yang banyak mengandung vitamin, mineral
dan air adalah sayur-sayuran dan buah-buahan.
Jika makanan anak beragam, maka zat gizi yang tidak terkandung atau
kurang dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi yang berasal
dari makanan jenis lain. Agar makanan yang dimakan anak beraneka ragam,
maka kita harus selalu ingat bahwa makanan yang dimakan anak harus
mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Ketiga zat ini
dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
e. Menu seimbang untuk balita dan pengelolaan gizi balita
Balita membutuhkan lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat. Menu
seimbang dalam pengelolaan gizi untuk balita menurut Proverawati dan
Wati (2011 ) yaitu:
1) Gula dan garam
Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum
orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Cermati makanan untuk
balita karena makanan orang dewasa belum tentu cocok untuknya.
Kadang makanan ibu terlalu banyak garam atau gula atau bahkan
mengandung bahan pengawet atau pewarna buatan.
2) Porsi makanan
Porsi makanan anak balita juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka
membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah
lebih gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering.
3) Kebutuhan energi dan nutrisi
Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta
vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi balita setiap hari. Lakukan
pengaturan agar semua sumber gizi tersebut ada dalam menu sehari.
4) Susu pertumbuhan
Susu merupakan salah satu sumber kalsium, sehingga penting juga
dikonsumsi oleh balita. Sedikitnya balita butuh 350 ml atau 12 oz per
hari. Susu pertumbuhan merupakan susu lengkap gizi yang mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia 12 bulan ke atas.
Proverawati dan Wati (2011) menjelaskan bahwa, menu seimbang
yaitu gizi yang harus terpenuhi untuk menjaga keseimbangan gizi tubuh
yaitu:
1) Karbohidrat seperti nasi, roti, sereal, kentang atau mie. Selain sebagai
menu utama, karbohidrat bisa di olah sebagai makanan selingan atau
bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang yang lezat.
2) Buah dan sayur seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat dan wortel. Jenis
sayuran beragam mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari baik
dalam bentuk segar atau diolah menjadi jus.
3) Susu dan produk olahan susu. Pastikan balita mendapatkan asuoan
kalsium yang cukup dari konsumsi susunya.
4) Protein seperti ikan, susu, daging, telur dan kacang-kacanngan. Tunda
pemberiannya apabila timbul alergi atau dapat diganti dengan sumber
protein lain.
5) Lemak dan gula seperti yang terdapat dalam minyak, santan, mentega,
roti dan kue juga mengandung omega 3 dan 6 yang untuk perkembangan
otak. Pastikan balita mendapatkan kadar lemak esensial dan gula yang
cukup bagi pertumbuhannya. Naum perlu diperhatikan lemak dan gula
tidak digunakan sebagai.
f. Makanan yang harus dihindari
Proverawati dan Wati (2014) menjelaskan beberapa makanan perlu
perhatian ekstra untuk dihindari, diantaranya:
1) Makanan yang terlalu berminyak, junk food dan makanan yang
berpengawet seharusnya dihindari. Gunakan bahan makanan segar untuk
menu makanan keluarga terutama untuk balita.
2) Penggunaan garam bila memang diperlukan sebainya digunakan dalam
jumlah yang sedikit. Dan pilih garam beryodium yang baik untuk
kesehatan. Bila membeli makanan dalam kemasan, perhatikan juga
kandungan garamnya.
3) Aneka jajanan dipinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan
kandungan gizinya. Ibu bisa membuat sendiri jajanan sehingga balita
tidak tergiur untuk jajan diluar rumah.
4) Konsumsi telur dan kerang seringkali menimbulkan alergi bahkan
keracunan bila ibu tidak jeli memilih yang segar atau salah mengolahnya.
Biasakan mengolah telur sampai matang untuk menghindari bakteri yang
dapat mengganggu pencernaan.
5) Konsumsi kacang-kacangan juga dapat menjadi pencetus alergi.
Sehingga sebaiknya jangan memberikan kacang bila balita belum
terampil mengunyah karena dapat tersedak.

Anda mungkin juga menyukai