Anda di halaman 1dari 20

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN-PPM UNUD

PERIODE XV TAHUN 2017

DESA/KELURAHAN : DESA BANTIRAN

KECAMATAN : PUPUAN

KABUPATEN/KOTA : TABANAN

NAMA MAHASISWA : SONIA ASHA HASARI

FAK/PS : PERTANIAN/AGROEKOTEKNOLOGI

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN


KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Dengan selesainya kegiatan KKN-PPM Unud periode XV di Desa Bantiran, Kecamatan


Pupuan, Kabupaten Tabanan, maka saya :

Nama Mahasiswa : Sonia Asha Hasari


No. Mahasiswa : 1305105031
Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan KK dampingan selama di lokasi KKN-PPM


Unud periode XV tahun 2017 di Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan, Kabupaten
Tabanan.

Tabanan, 25 Agustus 2017


Mengetahui/Menyetujui Mengetahui/Menyetujui

(Dr. Ir. P K Diah Kencana, MS) (I Made Prapta Wisana)


DPL Desa Bantiran KK Dampingan

Mengetahui/Menyetujui

()
Kepala Desa Bantiran

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
hikmat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Program Pendampingan
Keluarga” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Program ini merupakan salah satu kegiatan wajib untuk setiap mahasiswa
peserta KKN-PPM Unud yang bersifat individu untuk mendampingi salah satu
keluarga, dalam golongan keluarga RTM (Rumah Tangga Miskin) untuk memecahkan
persoalan dan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh mereka.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yaitu,
Dr. Ir. P K Diah Kencana, MS. selaku Dosen Pembimbing Lapangan di Desa Bantiran
yang telah memberi bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan laporan ini.
Kemudian, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak I Made Prapta
Wisana beserta keluarga atas waktu, kesempatan, pengalaman, dan kehangatan yang
telah diberikan kepada penulis selama melaksanakan program ini. Tak lupa penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dalam
proses pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa didalam laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak guna menyempurnakan isi dari laporan ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih.

Tabanan, 25 Agustus 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ........................... 1
1.1 Profil Kluarga Dampingan ......................................................................... 2
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ................................................................. 3
1.2.1 Pendapatan Keluarga ........................................................................ 3
1.2.2 Pengeluaran Keluarga ....................................................................... 3
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ............................... 6
2.1 Permasalahan Keluarga ............................................................................. 6
2.1.1 Permasalahan Perekonomian ............................................................ 6
2.1.2 Permasalahan Kesehatan .................................................................. 7
2.1.3 Permasalahan Pendidikan ................................................................. 7
2.2 Permasalahan Prioritas .............................................................................. 7
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ............................................. 8
3.1 Program ..................................................................................................... 8
3.1.1 Permasalahan Ekonomi .................................................................... 8
3.1.2 Permasalahan Kesehatan .................................................................. 8
3.1.3 Permasalahan Pendidikan ................................................................. 8
3.2 Jadwal Kegiatan ......................................................................................... 9
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN
KELUARGA ........................................................................................................ 13
4.1 Waktu ........................................................................................................ 13
4.2 Lokasi ........................................................................................................ 13
4.3 Pelaksanaan ............................................................................................... 13
4.4 Dampak dan Hasil ..................................................................................... 13
4.5 Kendala ...................................................................................................... 14
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 15
5.1 Simpulan .................................................................................................... 15
5.2 Rekomendasi ............................................................................................. 15

iv
BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Program Keluarga Dampingan merupakan salah satu program wajib bersifat


non–tema yang diadakan pada Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan
Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Udayana. Program ini merupakan salah satu
kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN-PPM yang
bersifat individu untuk mendampingi salah satu keluarga dalam golongan keluarga
RTM (Rumah Tangga Miskin) yang tersebar di beberapa dusun. Program ini bertujuan
untuk menggali potensi yang dimiliki keluarga RTM tersebut dengan melihat dan
menganalisa permasalahan yang dihadapi serta menyelesaikan permasalahannya. Di sini
mahasiswa akan berperan dalam mengidentifikasi masalah dan memecahkan atau
mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi oleh keluarga dampingan
melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki.

Pelaksanaan Program Keluarga Dampingan dilaksanakan di beberapa keluarga


yang terdapat di Banjar Bantiran Kaja, Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan, Kabupaten
Tabanan dengan mengambil beberapa KK yang dikategorikan miskin/kurang
mampu/pra-sejahtera. Pada KKN-PPM XV 2017, penulis mendapatkan kesempatan
untuk mendampingi satu KK yang bertempat tinggal di Banjar Bantiran Kaja, dimana
pemilihan KK dampingan ini atas rekomendasi dari perbekel dan kelian dusun agar KK
dampingan lebih tepat sasaran, sehingga tujuan dari KK dampingan dapat tercapai.
Keluarga yang penulis dampingi yaitu keluarga I Made Prapta Wisana yang merupakan
kepala keluarga dari keluarga sangat sederhana.

1.1 Profil Keluarga Dampingan


Adapun Profil keluarga dampingan yang penulis dampingi adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Data Keluarga Dampingan
No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket

1. Ni Wayan Narti Cerai 80 tahun Tamat SD Petani Ibu


Mati

1
2. I Made Prapta Menikah 45 tahun Tamat SD Petani Kepala
Wisana Keluarga
3. Ni Made Artini Menikah 42 tahun Tamat SD Petani Istri
Wati
4. Ni Komang Jati Belum 11 tahun Masih SD Siswa Anak
Wahyuni Menikah

Keluarga Bapak I Made Prapta Wisana atau yang sering dipanggil dengan Pak
Made Prapta, merupakan salah satu keluarga yang tergolong kurang mampu/pra-
sejahtera yang bertempat tinggal di Banjar Bantiran Kaja, Desa Bantiran. Bapak Made
Prapta tinggal bersama ibu, istri dan seorang anak. Pak Made Prapta memiliki banyak
peliharaan berupa 1 ekor anjing, 2 ekor kucing, 4 ekor ayam dan 5 ekor kelinci. Mereka
tinggal di atas lahan seluas ±1 are yang terdiri dari 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu
dan lahan kecil untuk menjemur gabah. Rumah yang ditempati merupakan rumah milik
sendiri yang berdiri ditanah milik sendiri. Kondisi rumah dari Bapak Made Prapta masih
terbilang kurang layak untuk di huni, dikarenakan tidak memiliki kamar mandi, masih
bertembokkan batu bata, tidak memiliki plafon, beberapa genteng yang bocor dan
kondisi dapur yang masih menggunakan tungku kayu bakar untuk memasak.
Bapak Made Prapta bekerja sebagai buruh panggilan di kebun kopi mulai dari
persiapan lahan, sanitasi lahan serta panen kopi pada saat musim panen (Juli-Agustus).
Apabila musim panen Bapak Made Prapta bekerja mulai dari pukul 08.00-17.00 wita,
sedangkan jika tidak musim panen Bapak Made Prapta hanya bekerja menjadi buruh
panggilan. Istri dari Bapak Made Prapta yaitu Ibu Artini bekerja sebagai buruh tani
sawah pada saat panen dengan bayaran bersih berupa gabah sebanyak 1/2 sampai 1kg.
Terkadang Ibu Artini juga bekerja sebagai buruh pengrajin tas maupun baju rajut
dengan bayaran yang sangat murah. Bapak Made Prapta dan Ibu Artini memiliki satu
orang anak perempuan yang saat ini sedang sekolah di SD Negeri 3 Bantiran.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Bapak Made Prapta merupakan keluarga yang tergolong berekonomi
rendah, karena penghasilan yang saya anggap sangat kurang. Bapak Made Prapta
bekerja sebagai buruh panggilan di kebun kopi selama bulan Agustus hingga

2
September, kurang lebih sebanyak 30 kali untuk menggarap kebun kopi pemilik yang
ada di Desa Bantiran. Bayaran sekali panggil sebanyak Rp. 70.000,- dengan pekerjaan
berupa persiapan lahan, sanitasi gulma, pemanenan, dan masih banyak lagi. Selain
bulan panen kebun kopi tersebut, Bapak Made Prapta sehari-hari hanya menunggu
panggilan pekerjaan dari orang-orang yang mungkin membutuhkan tenaga kerjanya.
Perkiraan dalam 2 bulan masa panen kopi, Bapak Made Prapta mendapatkan
penghasilan sebanyak Rp. 2.100.000,- Disisi lain, Ibu Artini bekerja sebagai buruh
panen sawah selama musim panen dengan bayaran berupa 1 kali kerja mendapatkan
kurang lebih 1kg gabah.

1.1.1 Pengeluaran Keluarga


Keluarga Bapak Made Prapta tergolong dalam keluarga yang sederhana,
pemenuhan kebutuhannya terbatas pada pemenuhan kebutuhan pokok ataupun
kebutuhan primer saja, seperti : untuk konsumsi, kesehatan, kerohanian, pendidikan,
dan sosial.
A. Kebutuhan Sehari-Hari
Kebutuhan pokok keluarga Bapak Made Prapta yaitu memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Pengeluaran sehari-hari digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi berupa lauk pauk dan sayur mayur. Untuk keperluan makan sehari-
hari, keluarga Bapak Made Prapta menghabiskan uang kurang lebih Rp 10.000.
Selain memenuhi kebutuhan konsumsi di dapur, Bapak Made Prapta juga
mengelurkan biaya untuk keperluan mandi (MCK) seperti sabun mandi, pasta
gigi, shampoo, sabun cuci piring, dan detergen dengan anggaran kurang lebih
Rp. 20.000. Biaya perbulan yang dikeluarkan oleh keluarga pak Cangkir yaitu
biaya listrik dengan jumlah ± Rp. 30.000. Adapun perincian untuk kebutuhan
sehari-hari keluarga Bapak Cangkir dalam sebulan adalah sebagai berikut :
Keperluan konsumsi (Rp 10.000,- x 30 hari) = Rp. 300.000,-
Keperluan MCK = Rp. 20.000,-
Keperluan listrik = Rp. 30.000,- +
Rp. 350.000,-
B. Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi semua manusia untuk
melanjutkan hidup dan melaksanakan aktivitas sehari-harinya. Keluarga Bapak

3
Made Prapta tidak memiliki riwayat penyakit yang begitu serius, tetapi Ibu
Artini dan Mbah Narti pernah terjatuh yang mengakibatkan bagian dari
tubuhnya sakit hingga sekarang. Sedangkan anaknya, Mang Jati sesekali
mengalami sakit-sakit yang tidak terlalu parah seperti batuk dan pilek yang
sering tejadi pada anak-anak. Apabila Mbah, Ibu dan Mang Jati sedang sakit
mereka biasanya memakai obat tradisional Bali berupa lolok dan boreh. Mereka
terlalu takut untuk pergi ke dokter maupun rumah sakit padahal memiliki kartu
jaminan kesehatan.
C. Kerohanian
Bapak Made Prapta merupakan orang Bali dan memiliki keluarga yang
menganut agama Hindu. Keperluan kerohanian untuk sehari-hari tidak terlalu
mejadi beban untuk keluarga Bapak Made Prapta, karena seperti canang dan
segehan dapat dibuat dengan sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang
didapat dari kebun. Namun untuk dupa dan wewangian biasanya Bapak Made
Prapta membeli di warung. Pada hari raya Galungan, Kuningan, dan hari raya
lainnya, keluarga Bapak Made Prapta mengelurkan biaya sesuai kemampuan
untuk membeli perlengkapan yang dibutuhkan seperti sesajen, buah-buahan,
banten dan keperluan lainnya. Pengeluaran kerohanian tidak terlalu banyak dan
tidak terlalu dipaksakan oleh keluarga Bapak Made Prapta karena disesuaikan
dengan keuangan keluarga yang seadanya.
D. Pendidikan
Pengeluaran keluarga Bapak Made Prapta untuk bidang pendidikan saat ini yaitu
untuk biaya pendidikan anaknya yang bernama Ni Komang Jati Wahyuni yang
bersekolah di SD Negeri 3 Bantiran. Biaya pendidikan yang dikelurkan yaitu
untuk uang jajan, alat-alat tulis, dan pembelian buku LKS. Uang jajan untuk
Mang Jati yaitu sebesar Rp. 5.000,-/hari, biaya pembelian LKS setiap pergantian
tahun yaitu sebesar Rp. 70.000,-. Pembeliian alat-alat tulis untuk setiap semester
diberi anggaran sebesar Rp. 60.000/semester.
- Pembelian alat tulis dan buku LKS : Rp. 130.000,00/tahun
- Uang jajan : Rp. 140.000,00/bulan

4
E. Sosial
Kegiatan sosial yang biasanya dilaksanakan keluarga Bapak Made Prapta yaitu
seperti apabila terdapat warga desa atau sanak keluarga yang memiliki upacara
agama serta apabila terdapat warga desa yang sedang berduka, biasanya yang
diberikan tidak hanya uang, terkadang juga memberikan barang berupa beras,
gula, kain, dan juga tenaga sesuai situasi dan kondisi yang ada pada
keluarganya. Uang yang diberikan pun secara suka rela tanpa paksaan.

5
BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH


2.1 Permasalahan Keluarga

Selama 5 minggu melakukan pendampingan terhadap keluarga Bapak Made


Prapta, saya mengidentifikasi beberapa permasalahan yang ada dalam keluarga tersebut
dengan beberapa metode seperti wawancara dan pengamatan langsung dengan
mengikuti kegiatan keluarga Bapak Made Prapta sehari-hari. Beberapa masalah yang
dihadapi oleh keluarga ini adalah sebagai berikut :
2.1.1 Permasalahan Perekonomian
Perekonomian keluarga Bapak Made Prapta saat ini masih tergolong kurang
mampu. Hal itu dapat dilihat dari penghasilan Bapak Made Prapta yang masih dibawah
rata-rata. Ditambah Ibu Artini hanya mendapatkan hasil berupa gabah dari kerjanya
sebagai buruh sawah untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga ini. Dengan pekerjaan
yang tidak menentu penghasilan setiap bulannya, kadang Bapak Made Prapta
meminimalisir pengeluaran makan keluarganya. Ditambah lagi dengan pengeluaran
yang semakin hari semakin besar pula. Dimana semakin berkembangnya zaman, maka
semakin tinggi pula harga barang primer maupun sekunder yang menyebabkan
pengluaran Bapak Made Prapta akan bertambah. Dengan usia yang sudah beranjak tua,
Bapak Made Prapta kesusahan untuk mencari pekerjaan tetap lainnya. Disisi lain, Ibu
Artini sudah disibukkan dengan pekerjaannya sebagai buruh tani sehingga untuk
mengambil pekerjaan lainnya akan melelahkan secara fisik Ibu Artini. Terkadang ketika
keluarga Bapak Made Prapta sedang tidak punya uang, maka mereka akan meminta
hasil kebun saudaranya untuk dijadikan lauk pauk.
2.1.2 Permasalahan Kesehatan
Permasalahan kesehatan yang dialami oleh keluarga Bapak Made Prapta yang
cukup serius adalah pada saat Mbah Narti dan Ibu Artini jatuh. Keluarga Bapak Made
Prapta sangat takut untuk pergi ke dokter. Mereka lebih mempercayai obat tradisional
Bali seperti loloh maupun boreh. Kemudian untuk anak dari Bapak Made Prapta yaitu
Mang Jati hanya memiliki penyakit ringan seperti pilek dan batuk. Tetapi, dikarenakan
orang tuanya takut pergi ke dokter, maka Mang Jati juga mengikutinya.

6
2.1.3 Permasalahan Pendidikan
Permasalahan yang dialami oleh anak dari Bapak Made Prapta adalah perihal
bahasa. Mang Jati kesulitan dalam pelajaran Bahasa Inggris. Untuk yang lainnya tidak
ada masalah pendidikan yang cukup berarti.
2.2 Permasalahan Prioritas
Masalah prioritas yang benar-benar menjadi masalah utama bagi keluarga Bapak
Made Prapta adalah masalah ekonomi dimana dengan pekerjaan sebagai buruh tani
musiman menyebabkan tidak adanya uang tambahan yang masuk namun pengeluaran
sehari-hari semakin akan bertambah. Dengan penghasilan yang tidak menentu,
kebutuhan papan seperti rumah yang dapat dikatakan kurang layak pun belum dapat
dijangkau untuk diperbaiki. Belum lagi biaya sehari-hari lainnya seperti pemenuhan
makan serta pendidikan untuk Mang Jati yang akan mendatang juga harus dipikirkan
mulai dari sekarang. Hal itu kemudian membuat rasa kepercayaan diri dari anggota
keluarganya juga menurun, sehingga menjadikan mereka sebagai pribadi yang pemalu,
kurang percaya pada dirinya serta takut untuk bercita-cita.

7
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program
Setelah mengetahui masalah yang dihadapi oleh keluarga Bapak Made Prapta,
terdapat beberapa solusi yang saya pikirkan untuk membantu memecahkan
permasalahan. Adapun solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut, yaitu :
3.1.1 Solusi Permasalahan Ekonomi
Solusi yang dapat saya sarankan kepada keluarga Bapak Made Prapta untuk
dapat meningkatkan perekonomian keluarga dengan penghasilan menjadi buruh tani
panggilan yaitu mengatur pengeluaran dengan tepat. Dari penghasilan saat musim panen
yang didapat oleh Bapak Made Prapta agar ditabung sebagiannya untuk biaya
mendatang apabila sedang tidak musim panen. Sedangkan untuk Ibu Artini saya dapat
sarankan untuk membuka lapak didepan rumahnya untuk menjual perlengkapan
sembahyang seperti porosan dan tis, karena dapat dibuat sewaktu-waktu dan yang
dibutuhkan banyak orang. Selanjutnya saya menyarankan kepada Ibu Artini untuk
menjual jajanan Bali yang biasa digunakan dalam upacara-upacara hari raya di Bali.
Selanjutnya ketika permasalahan ekonomi dapat teratasi, hal itu bisa menaikkan
kepercayaan diri dari anggota keluarga lain untuk menjadi pribadi yang tidak pemalu,
tidak terlalu rendah diri, serta memiliki cita-cita tinggi.
3.1.2 Solusi Permasalahan Kesehatan
Solusi yang dapat saya sarankan kepada keluarga Bapak Made Prapta untuk
mengatasi masalah kesehatan yaitu dengan beristirahat yang cukup, mengkonsumsi
makanan sehat, selalu menjaga kebersihan diri dan sekitar rumah. Kemudian, saya
memberi saran untuk memanfaatkan kartu jaminan kesehatan yang dimilikinya supaya
dapat berguna. Saya juga meyakinkan keluarga mereka untuk tidak takut pergi ke dokter
ataupun tempat sejenis untuk berobat, sehingga mereka lebih percaya diri untuk pergi ke
dokter.
3.1.3 Solusi Permasalahan Pendidikan
Solusi yang dapat saya sarankan kepada Mang Jati adalah meluangkan waktu
untuk belajar bahasa Inggris, mengingat pentingnya bahasa Inggris untuk kemajuan
pendidikannya juga. Saya juga membawakan beberapa contoh buku bahasa inggris yang

8
dapat dijadikan bahan belajarnya sehari-hari. Kemudian setiap pergi ke rumahnya, saya
selalu mengajak dia mengobrol bahasa Inggris sehari-hari.
3.2 Jadwal Kegiatan
Nama KK Dampingan : I Made Prapta Wisana
Desa : Desa Bantiran
Banjar : Bantiran Kaja
No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan JOK
1. Selasa, 25 Juli 13.00 – 14.00 Melakukan kunjungan ke 1 x 1 = jam
2017 WITA KK dampingan bersama
Bapak Kepala Dusun
Bantiran Kaja
2. Rabu, 26 Juli 13.00 – 16.00 Melakukan kunjungan ke 1 x 3 = jam
2016 WITA KK dampingan untuk lebih
mengenal dan mengetahui
latar belakang KK
Sabtu, 6 16.00 – 20.00 Melakukan kunjungan KK 1 x 4 = 4
Agustus 2016 WITA dampingan dan mengajar jam
tari, menghitung, serta
membuat canang
3. Minggu, 7 15.00 – 20.00 Melakukan kunjungan KK 1 x 5 = 5
Agustus 2016 WITA dampingan dan membantu jam
menjemur kopi sekaligus
mengajar adik berhitung
serta membuat jajan
4. Senin, 8 07.00 – 11.00 Membantu KK Dampingan 1 x 4 = 4
Agustus 2016 WITA menggiling kopi jam
Senin, 8 15.00 – 17.00 Melakukan kunjungan KK 1 x 2 = 2
Agustus 2016 WITA dampingan untuk jam
mengajari Anita
5. Selasa, 09 13.00 – 15.00 Melakukan kunjungan KK 1 x 3 = 3
Agustus 2016 WITA dampingan untuk jam
mengajari Anita

9
6. Rabu, 10 13.00 – 18.00 Melakukan kunjungan KK 1 x 5 = 5
Agustus 2016 WITA dampingan untuk jam
mengajari Anita menari
dan berhitung
7. Kamis, 11 08.00 – 11.00 Membantu pak Cangkir 1 x 3 = 3
Agustus 2016 WITA menjemur cengkeh jam
Kamis, 11 13.00 – 17.00 Melakukan kunjungan KK 1 x 4 = 4
Agustus 2016 WITA dampingan untuk jam
membantu Anita membuat
tugas serta mejejaitan
8. Jumat, 12 14.00 – 16.00 Melakukan kunjungan KK 1 x 2 = 2
Agustus 2016 WITA dampingan untuk jam
mengajarkan Anita
berhitung
9. Sabtu, 13 08.00 – 10.00 Melakukan kunjungan KK 1 x 2 = 2
Agustus 2016 WITA dampingan untuk jam
membantu memetik kopi di
kebun
Sabtu, 13 13.00 – 16.00 Melakukan kunjungan KK 1 x 3 = 3
Agustus 2016 WITA dampingan untuk mengajar jam
Anita berhitung dan
membuat jajan
10. Minggu, 14 14.00 – 19.00 Mengajarkan Anita 1 x 5 = 5
Agustus 2016 WITA perkalian dan membantu jam
nenek mejejaitan
11. Senin, 15 11.00 – 15.00 Membantu bu Polih 1 x 4 = 4
Agustus 2016 WITA membuat jajan untuk dijual jam
dan mengajar perkalian

12. Selasa, 16 16.00 – 19.00 Membantu bu Polih 1 x 3 = 3


Agustus 2016 WITA membuat pesanan jajan jam
dan mengajar Anita

10
perkalian

13. Rabu, 17 12.00 – 14.00 Mengajar Anita 1 x 2 = 2


Agustus 2016 WITA perhitungan dan menemani jam
dirumah
14. Kamis, 18 13.00 – 18.00 Membantu mejaitan dan 1 x 5 = 5
Agustus 2016 WITA membuat prakarya dengan jam
Anita
15. Jumat, 19 13.00 – 15.00 Membantu Pak Cangkir di 1 x 2 = 2
Agustus 2016 WITA kebun jam

Jumat, 19 19.00 – 20.00 Menemani Anita dirumah 1 x 1 = 1


Agustus 2016 WITA jam
16. Sabtu, 20 08.00 – 11.00 Membantu bu Polih 1 x 3 = 3
Agustus 2016 WITA membuat jajan dan jam
mengepik cengkeh
Sabtu, 20 16.00 – 19.00 Mengajar Anita PR dan 1 x 3 = 3
Agustus 2016 WITA pengurangan jam
17. Minggu, 21 08.00 – 12.00 Membantu bu Polih 1 x 4 = 4
Agustus 2016 WITA membuat canang dan jajan jam
Minggu, 21 13.00 – 19.00 Menemani Anita dan 1 x 6 = 6
Agustus 2016 WITA mengajarkan pengurangan jam
dan perkalian
18. Senin, 22 13.00 – 17.00 Mengajar Anita membuat 1 x 4 = 4
Agustus 2016 WITA prakarya dan perkalian jam
19. Selasa, 23 09.00 – 11.00 Membuat jajan untuk 1 x 3 = 3
Agustus 2016 WITA dijual jam

Selasa, 23 14.00 – 16.00 Mengajar Anita 1 x 2 = 2

11
Agustus 2016 WITA pengurangan dan perkalian jam
19. Rabu, 24 13.00 – 16.00 Mengajarkan Anita 1 x 3 = 3
Agustus 2016 WITA pengurangan dan perkalian jam

20. Kamis, 25 17.00 – 20.00 Membantu mejejaitan dan 1 x 3 = 3


Agustus 2016 WITA mengaar Anita membuat jam
prakarya

12
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Waktu
Adapun waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini adalah
termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh
setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam
kegiatan. Pelaksanaan KKN PPM yang berlangsung selama 5 minggu, maka penulis
dalam melaksanakan program ini melakukan kunjungan ke KK Dampingan sebanyak 20
kali dalam 5 minggu dengan total waktu kunjungan selama 93 jam.
4.2 Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah
sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud
adalah Desa Jelijih Punggang, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Sedangkan
secara spesifik lokasi KK Dampingan dari pelaksanaan KK Dampingan terhadap
keluarga Bapak I Nengah Cangkir adalah di Dusun/Banjar Jelijih, Desa Jelijih
Punggang, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.
4.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KK dampingan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN-PPm XIII di Desa Jelijih Pungggang.
Kegiatan KK dampingan dilaksanakan mulai tanggal 05 Agustus 2016 hingga tanggal
25 Agustus 2016. Setiap kunjungan diisi dengan berdiskusi tentang permasalahan yang
dimiliki oleh keluarga, membantu di kebun, membuat jajan, mengajar cucu, dan
mejejaitan.
4.4 Dampak dan Hasil
Dengan solusi yang telah diberikan penulis, hasil yang diharapkan adalah
semakin meningkatnya kemampuan keluarga pak Cangkir untuk mengelola keuangan
dengan lebih baik dan menyadari akan pentingnya kesehatan untuk masa depan. Mampu
memotivasi Anita untuk rajin belajar agar dapat meraih prestasi dan mencapai cita-
citanya menjadi seorang guru. Apabila solusi yang diberikan oleh penulis dilaksanakan
dengan baik, maka hal ini akan berdampak positif kepada keluarga pak Cangkir untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga yang bertempat tinggal di Dusun Jelijih, Desa
Jelijih Punggang, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.

13
4.5 Kendala

Tidak terdapat kendala yang berarti dalam melakukan kegiatan pendampingan


keluarga dengan keluarga Bapak I Nengah Cangkir, karena saat saya berkunjung bu
Polih selalu ada dirumah sehingga memudahkan dalam mencari informasi tentang
permasalahan keluarga yang dihadapi. Keluarga pak Cangkir juga merupakan keluarga
yang sangat ramah sehingga proses pemberian solusi dapat berjalan dengan lancar.

14
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan

Dari hasil pendampingan selama 20 kali dalam jangka waktu + 3 minggu yang
telah penulis lakukan, maka penulis dapat menyimpulkan masalah yang dialami oleh
Keluarga Dampingan I Nengah Cangkir yaitu kesulitan dalam perekonomi yang yang
masih kurang, masalah kesehatan dan pendidikan. Semakin berkembangnya zaman
harga kebutuhan pokok sudah mulai mengalami peningkatan sehingga akan membebani
keluarga pak Cangkir, selain itu pak Cangkir juga masih memiliki tanggung jawab
untuk membiayai sekolah cucunya. Penyakit asma yang di derita oleh bu Polih dan
Anita tidak terlalu membebani keluarga karena sudah terdapat jaminan kesehatan
masyarakat Bali Mandara (JKBM). Adapun solusi dari permasalahan yang dihadapi
yaitu mengelola keuangan dengan lebih baik dan sebagian penghasilan pada musim
panen ditabung setengahnya untuk keperluan mendadak.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan oleh penulis dalam
keluarga pak Cangkir, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan anata lain:
1. Disarankan keluarga dampingan pada saat mendapat penghasilan panen
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung sebagai biaya untuk
kehidupan sehari-hari saat tidak musim panen.
2. Agar usaha jajan sirat dan matahari yang digeluti oleh bu Polih dapat dikembangkan
lagi untuk dijual ke pasar atau toko jajan, serta pembuatan brownies kukus dari
ampas kelapa dapat dijalankan.
3. Dengan menerapkan solusi yang telah diberikan oleh penulis, diharapkan masalah
perekonomian keluarga pak Cangkir dapat berkurang dan keluarga pak Cangkir
dapat menjadi sejahtera.
4. Bagi masyarakat diharapkan dapat mengutamakan pendidikan agar tetap berlanjut
hingga minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) agar lebih mudah mencari
pekerjaan.

15
LAMPIRAN

Gambar 1 dan 2. Membantu bapak Cangkir di kebun memetik kopi

Gambar 3dan 4. Membantu bu Polih mejejaitan dan mengajar Anita perhitungan

Gambar 5. Foto bersama keluarga bapak I Nengah Cangkir

16

Anda mungkin juga menyukai