Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENINGKATAN PRODUKSI

1. Penyuluhan Bahaya Penggunaan Pestisida Secara Berlebihan


Pestisida merupakan masukan teknologi yang penting dan memberikan kontribusi yang
tinggi terhadap keberhasilan suatu budidaya pertanian yang dapat meningkatkan hasil
produksinya. Berbagai keuntungan dari penggunaan pestisida telah mendorong masyarakat untuk
menggunakan pestisida sampai melebihi batas pemakaian yang dianjurkan. Pestisida dianggap
salah satu cara yang dapat mengatasi masalah penyakit dan hama pada tanaman budidaya yang
paling ampuh sehingga dipakai secara terus-menerus dan dengan dosis yang berlebihan. Tetapi
dewasa ini, telah disadari bahwa terdapat pula dampak negatif yang ditimbulkan akibat
penggunaan pestisida yang tidak tepat, baik terhadap kesehatan maupun terhadap lingkungan
secara keseluruhan. Tidak ada pestisida yang betul-betul aman, namun dengan penggunaan yang
tepat maka dampak negatif yang ditimbulkannya dapat dikurangi. Dampak negatif dari
penggunaan pestisida diperparah oleh rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan
petani tentang penggunaan pestisida secara tepat fungsi pada kegiatan pertanian. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang bahaya penggunaan
pestisida secara berlebihan sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dalam kegiatan
pertanian.
a. Persiapan
Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, kami berusaha mencari pembicara yang sesuai dengan
bidangnya yaitu salah satu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Selanjutnya kami
mencari informasi mengenai sasaran atas kegiatan ini, yang adalah petani lahan basah (sawah)
karena dinilai lebih sering mengaplikasikan pestisida kimia. Kemudian, kami mengunjungi
Pekaseh dan Kelian Subak untuk memberitahukan kegiatan ini. Kunjungan kami bermaksud
untuk meminta petani yang tergabung dalam Subak Yeh Saba sebagai peserta kegiatan. Setelah
itu kami memberitahukan kegiatan kepada pihak desa, sekaligus memberikan surat peminjaman
tempat dan alat. Selain melakukan hal-hal tersebut, kami juga mempersiapkan diri dalam hal
koordinasi pada saat hari H kegiatan. Persiapan penyuluhan juga terdiri dari beberapa bagian
antara lain:
1. Penyusunan rundown kegiatan
2. Pemberitahuan kegiatan pada pihak terkait
3. Persiapan tempat dan alat
4. Briefing kegiatan
b. Pelaksanaan
Kegiatan penyuluhan ini diselenggarakan pada:
Hari, tanggal : Sabtu, 5 Agustus 2017
Waktu : 09.00-12.00 WITA
Tempat : Gedung Serbaguna, Kantor Desa Bantiran
Sebelum acara dimulai kami melakukan persiapan mulai dari pukul 06.00 WITA untuk menata
posisi meja dan kursi, sekaligus mencoba alat yang diperlukan seperti LCD, Proyektor,
Soundsystem, dll. Kemudian, acara dimulai pada pukul 09.00 WITA dimulai dari registrasi
peserta dan pembagian konsumsi. Selanjutnya, penyuluhan disampaikan oleh Dosen Fakultas
Pertanian Universitas Udayana yaitu Bapak Ir. I Ketut Sumiartha, M. Agr. selama kurang lebih 2
jam. Setelah penyampaian materi tersebut, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi. Setelah selesai
sesi diskusi, kami menutup acara secara simbolis dengan penyerahan sertifikat kepada pembicara
diakhiri dengan penyampaian terimakasih dan permohonan maaf kepada semua yang hadir pada
saat itu.

No Tanggal Rincian Kegiatan Alokasi


. Waktu
1. Rabu, 26 Juli 2017 Pertemuan pertama bersama Pekaseh dan 2 jam
Kelian Subak
2. Selasa, 1 Agustus 2017 Pengiriman surat ijin kegiatan, peminjaman 1 jam
tempat dan alat
3. Jumat, 4 Agustus 2017 Briefing kegiatan tentang teknis acara hari H 1 jam
4. Sabtu, 5 Agustus 2017 Penyuluhan penggunaan bahaya pestisida 3 jam
secara berlebihan
c. Hasil

Dari kegiatan penyuluhan yang kami lakukan, dapat diketahui bahwa kesadaran petani lahan
basah (sawah) terhadap pemakaian pestisida secara berlebihan mulai meningkat. Hal itu terlihat
dari antusiasme para petani ketika berlangsungnya sesi diskusi. Petani yang tergabung alam
Subak Yeh Saba ini bahkan sangat detail ketika menanyakan suatu contoh produk pestisida
dengan kandungan senyawa kimia berat dan membandingkannya dengan produk lain yang
memiliki kandungan senyawa kimia lebih ringan. Kemudian sesi diskusi dinilai aktif tidak hanya
antara peserta dan pembicara melainkan antara peserta satu dengan lainnya. Bahkan para petani
yang menjadi peserta sempat juga membandingkan cara budidaya mereka yang berupa organik
dan kimia. Kemudian mereka saling berdiskusi tentang cara budidaya seperti apa yang dapat
meminimalisir dampak pestisida bagi kesehatan maupun lingkungan.

d. Kendala

Kendala yang kami hadapi pada saat kegiatan tersebut adalah salah presepsinya antara Pekaseh
dan Kelian akan waktu berlangsungnya acara sehingga ada peserta yang datang lebih awal dan
akhir.

e. Solusi

Solusi yang kami lakukan saat itu adalah menghubungi pembicara dan menanyakan apakah
beliau bisa datang lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan. Ternyata pembicara memang
berangkat lebih awal dan bisa datang lebih awal dari waktu yang ditentukan.

2. Sosialisasi Jiwa Kewirausahaan serta Penggalian Potensi Daerah

Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia usaha dimasa yang akan datang akan mampu
meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan seseorang yang menggelutinya, dengan
melakukan kegiatan wirausaha dalam berbagai sektor mikro maupun makro seiring dengan mulai
meratanya pengetahuan maupun motivasi di di Desa dan akses-akses lainnya yang mendukung
keinginan dari masyarakat dalam berwirausaha. Desa Bantiran merupakan salah satu desa yang
kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sumber Daya Alam yang melimpah ruah mampu
dijadikan sebagai tempat yang ideal untuk berwirausaha. Mengingat sumber daya yang terdapat
di Desa Bantiran dalam bidang pertanian maupun perkebunan dengan pemanfaatan dan
pengolahan yang baik maka peluang usaha serta potensi yang ada di Desa Bantiran nantinya
akan dapat dikembangan dan mampu bersaing dengan usaha-usaha lainnya. Sesuatu yang baru
dan berbeda adalah nilai tambah yang menjadi salah satu ciri khas ataupun keunggulan dari suatu
desa dimana hal tersebut merupakan suatu potensi yang dapat dikembangan untuk dijadikan
suatu peluang dalam memulai usaha.
Terbatasnya pengetahuan dan teknologi informasi yang dimiliki oleh masyarakat Desa
Bantiran sehingga menyebabkan kurangnya informasi dalam pengembangan ataupun langkah-
langkah dalam potensi yang dimiliki oleh Desa Bantiran. Oleh karena itu, perlu
diselenggarakannya penyuluhan mengenai pentingnya memiliki jiwa wirausaha yang nantinya
dapat menjadi salah satu motivasi dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh Desa
Bantiran.
Salah satu contoh potensi yang dimiliki Desa Bantiran yaitu Bambu Tabah. Bambu tabah
adalah salah satu jenis bambu dari 35 jenis bambu yang banyak tumbuh di Bali, terutama di
daerah Pupuan Tabanan Bali, dilihat dari komposisi kimia rebung bambu tabah cukup tinggi nilai
gizinya, sangat bagus dikembangkan untuk rebungnya, mengingat belum ada yang
membudidayakan bambu rebung dari jenis ini, disamping itu pula permintaan akan rebung untuk
eksport sangat tinggi. Oleh karena itu dengan mengembangkan potensi desa khususnya Bambu
Tabah diharapkan masyarakat desa dapat menjadikan potensi tersebut sebagai salah satu produk
unggulan dari Desa Bantiran.
a. Persiapan
Adapun persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan ini dilaksanakan, kami memberitahukan
kepada pihak desa bahwa akan diselenggarakan kegiatan berupa sosialisasi kemudian kami
mencari pembicara yang sesuai dengan bidangnya yaitu salah satu Dosen dari Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Udayana serta perwakilan dari mahasiswa KKN-PPM Periode
XV Universitas Udayana. Selanjutnya kami mencari informasi mengenai sasaran atas kegiatan
ini, dimana kegiatan ini melibatkan GAPOKTAN, KOPMA, KSP, KUBE, Koperasi serta
kelompok tani. Setelah itu kami memberitahukan kegiatan kepada pihak desa, serta peminjaman
tempat dan alat. Setelah pembicara telah dipastikan dapat menyampaikan materi dan daftar
undangan telah dipastikan serta waktu dan tempat sudah ditentukan, dilanjutkan dengan
pengiriman surat pemberitahuan kegiatan dan surat undangan untuk menghadiri acara sosialisasi
tersebut. Untuk memperlancar kegiatan yang kami selenggarakan kami membentuk tim kerja
untuk bertanggungjawab dalam tugas-tugas pada hari H. Adapun persiapan sosialisasi terdiri dari
beberapa bagian antara lain :
1. Penyusunan rundown kegiatan
2. Persiapan dekorasi meliputi persiapan alat dan tempat
3. Briefing kegiatan
b. Pelaksanaan
Kegiatan sosialisasi ini diselenggarakan pada:
Hari, tanggal : Minggu, 13 Agustus 2017
Waktu : 09.00-12.00 WITA
Tempat : Gedung Serbaguna, Kantor Desa Bantiran
Sebelum acara dimulai kami melakukan persiapan mulai dari pukul 07.00 WITA untuk menata
ruangan yang akan digunakan sekaligus mencoba alat yang diperlukan seperti LCD, Proyektor,
Soundsystem, dll. Kemudian, acara sosialisasi dimulai pukul 09.00 WITA dimulai dari registrasi
peserta dan pembagian konsumsi. Selanjutnya, dilanjutkan dengan pemaparan materi dari
perwakilan mahasiswa KKN PPM XV Universitas Udayana mengenai “Pentingnya Jiwa
Kewirausahaan” serta dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Dosen Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana yaitu Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana, MS. mengenai
“Pelatihan Budidaya Bambu Tabah” Setelah penyampaian materi dari pembicara kemudian acara
dilanjutkan dengan sesi diskusi. Setelah berakhirnya sesi diskusi dilanjutkan dengan makan siang
bersama kemudian acara ditutup dengan ucapan terimakasih dan foto bersama.

No Tanggal Rincian Kegiatan Alokasi


. Waktu
1. Selasa, 08 Agustus Pemberitahuan kepada pihak desa mengenai 1 jam
2017 kegiatan.
2. Jumat, 11 Agustus Pengiriman surat ijin kegiatan, peminjaman 2 jam
2017 tempat dan alat
3. Sabtu, 12 Agustus 2017 Briefing kegiatan tentang teknis acara hari H 1 jam
4. Minggu, 13 Agustus Sosialisasi “Pentingnya Jiwa Kewirausahaan” 3 jam
2017 dan “Pelatihan Budidaya Bambu Tabah”
c. Hasil

Dari kegiatan sosialisasi yang telah diselenggarakan undangan yang datang sangat antusias untuk
mengikuti sosialisasi ini. Dilihat dari sesi diskusi setelah pemaparan materi oleh pembicara
banyak warga yang mengajukan beberapa pertanyaan sehingga sesi diskusi dikatakan aktif dan
materi yang dipaparkan dapat diterima oleh warga. Setelah melalui sesi diskusi diketahui bahwa
yang menjadi kendala yaitu rendahnya tingkat kesadaran warga Desa Bantiran terhadap
pentingnya jiwa kewirausahaan dalam diri serta kurangnya pengetahuan terhadap pengembangan
potensi yang ada. Dimana apabila adanya jiwa kewirausaaan dalam diri, warga dapat memiliki
rasa kepercayaan diri terhadap potensi dari Desa sehingga dapat dikembangkan untuk
mendapatkan peluang serta dapat meningkatkan taraf ekonomi yang dimiliki. Dengan pemaparan
materi yang banyak memberikan motivasi dalam menggali dan mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh Desa Bantiran khususnya dalam kegiatan sosialisasi ini yang berkaiatan dengan
bagaimana cara membangun jiwa wirausaha dan budidaya Bambu Tabah. Oleh karena itu setelah
terselenggarakannya kegiatan sosialisasi ini dapat memberikan dampak yang positif bagi warga
Desa Bantiran dimana hasil dari diskusi dapat dijadikan suatu pembelajaran ataupun bahan acuan
untuk dikemudian hari.

d. Kendala

Adapun kendala yang kami hadapi dalam kegiatan ini yaitu permasalahan teknis dimana LCD
dengan Laptop sedikit mengalami hambatan dikarenakan kabel yang terhubung dalam kondisi
kurang baik.

e. Solusi

Adapun solusi yang kami lakukan yaitu penanggungjawab dari mahasiswa segera memperbaiki
kabel dengan cara memberikan ganjalan kertas untuk sementara waktu.

3. Pelatihan Pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal)

Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter


dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama MOL terdiri dari
beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar
untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah
organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat
diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, dan daun gamal. Sumber glukosa berasal
dari cairan gula merah, dan air kelapa. Semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan
tertentu membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme. Larutan MOL
mengandung unsur mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai
perombak bahan organik, perangsang tumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama dan
penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai pendekomposer pupuk hayati
dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida. Saat ini masih banyak petani yang
menggunakan pupuk kimia dalam meningkatkan hasil produksinya, jika pupuk kimia ini
digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu panjang akan berdampak buruk, karena
merusak struktur, kimia dan biologi tanah.. Karena terbatasnya pengetahuan petani mengenai
cara pembuatan MOL dan pemanfaatan bahan organik yang bisa digunakan sebagai
pendekomposer pupuk hayati dan sebagai pestisida organik. Maka kami pengadakan pelatihan
tentang cara pembutan MOL (Mikro Organisme Lokal). Oleh karena itu perlu di adakan
pelatihan membutan MOL.

a. Persiapan
Sebelum pelatihan ini dilaksanakan kami melalukan survey lokasi untuk melakukan pelatihan
pembuatan MOL dan meberikan surat ijin melaksakan kegiatan. Lokasi yang kami tentukan
untuk pelatihan pembuatan MOL yaitu di Dusun Sleksek dengan Kelompok Tani Teja Menik
Sari. Setelah itu kami berkunjung ke kelompok Tani Teja Manik Sari untuk melihat proses
pembuatan pupuk organik. Selanjutnya kami pempersiapkan alat dan bahan yang digunakan pada
saat pelatihan atara lain: gula merah,air cucian beras,daun gamal dan air kelapa.
b. Pelaksanaan
Kegiatan penyuluhan ini diselenggarakan pada:
Hari, tanggal : Minggu, 20 Agustus 2017
Waktu : 15.00-18.00 WITA
Tempat : Kandang SIMANTRI Kelompok Tani Teja Manik Sari, Dusun Sleksek, Desa
Bantiran
Sebelum acara di mulai kami melakukan persiapan mulai dari pukul 15:00 Wita, untuk
mempersiapkan alat dan bahan yang di gunakan dalam pembutan MOL. Selanjutnya pelatihan di
mulai pada pukul 16:00 WITA, pelatihan ini diberikan oleh mahasiswa KKN PPM UNUD dari
Fakultas Pertanian, selama ± 2 jam, setelah pelaksanaan pelatihan selesai dilanjutkan sharing dan
diskusi dengan para Kelompok Tani Teja Manik Sari.

No Tanggal Rincian Kegiatan Alokasi


. Waktu
1. Jumat, 18 Agustus Berkunjung ke simantri Kelompok Tani Teja 1,5 jam
2017 Manik Sari untuk memberikan sarat ijin
pelaksanaan kegiatan
2. Sabtu, 19 Agustus 2017 Berkunjung ke Kelompok Tani Teja Manik 2 jam
Sari untuk melihat proses pembuatan pupuk
organik
3. Minggu, 20 Agustus Melaksanakan pelatihan pembuatan MOL di 3 jam
2017 Dusun Sleksek dengan Kelompok Tani Teja
Manik Sari
c. Hasil
Hasil dari MOL yang dibuat berupa larutan. Larutan MOL dapat digunakan sebagai dekomposer
karena larutan MOL mengandung bakteri yang berpotensi merombak bahan organik. Akan tetapi
Larutan mol juga mengandung unsur hara mikro dan unsur hara makro. Dengan adanya pelatihan
pembuatan MOL dapat menambah informasi kepada petani agar lebih bisa memanfaatkan bahan-
bahan alami yang mudah di dapat disekitar tempat tinggal,serta dapat menghemat biaya. Dengan
adanya MOL, maka akan memudahkan petani dalam menggunakan pupuk cair yang bersifat
organik dan murah sehingga penggunaan pupuk kimia akan berkurang.
d. Kendala
Kurangnya fasilitas yang memadai yang dimiliki oleh kelompok tani Teja Manik Sari seperti
alat peraga dalam pembuatan MOL sehingga cukup menghambat pelaksanaan pelatihan
pembuatan MOL
e. Solusi
Solusi yang kami lakukan saat itu memberikan peralatan yang di butuhkan saat pelaksanaan
pelatihan agar pelatihan ini bisa berjalan dengan lancar
4. Sosialisasi Manajemen Ternak Ayam Petelor

Telur ayam adalah salah satu sumber protein yang sangat baik untuk dikonsumsi sehari-
hari, usaha bisnis telur ayam juga menjanjikan dan tingkat permintaan perharinya sangat tinggi.
Telur ayam sangat praktis disajikan untuk menjadi lauk makan seperti dengan cara digoreng atau
direbut saja sudah bisa dimakan. Tingginya tingkat permintaan kebutuhan telur adalah tantangan
bagi peternakan- peternakan ayam petelur dan para pelaku ternak ayam petelur sebagai penghasil
untuk bisa menyuplai dan mencukupi kebutuhan tersebut. Dalam penerapan manajemen
peternakan ayam petelur terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu sistem pakan,
sistem perkandangan, sistem sanitasi kandang, sistem sanitasi lingkungan, vaksinasi ternak,
sistem produksi, dll. Ayam petelur memiliki sifat yang sensitif, mudah stres dan mudah terkejut
oleh karena itu dalam manajemen ternak ayam petelur harus diperhatikan. Untuk memberikan
kondisi yang nyaman dan aman sesuai kebutuhan ternak untuk menunjang kebutuhan ternak
ayam petelur. Meningat kondisi di Desa Bantiran yang berada di suhu yang sejuk dan
kebanyakan lokasi peternakan jauh dari pemukiman peluang untuk mendirikan peternakan ayam
petelur sangat memungkinkan untuk dikembangkan.
a. Persiapan
Sebelum melakukan sosialisasi kami melakukan survey ke kandang-kandang Kepala Dusun Desa
Bantiran untuk berdiskusi mengenai peternakan ayam broiler yang dimiliki. Setelah
dilakukannya diskusi salah satu Kepala Dusun Banjar Dinas Temu Sari tertarik untuk
membangun peternakan ayam petelur. Mengingat waktu yang terbilang singkat kami menyusun
proposal yang nantinya akan diserahkan kepada Kepala Dusun agar nantinya apabila ada warga
yang berminat untuk membangun usaha peternakan ayam petelur dapat menjadikan proposal
tersebut sebagai salah satu acuan pembelajaran. Dimana pada proposal kami mengangkat judul
yaitu “Manajement Peternakan Hulu Hingga Hilir Ayam Petelur” yang mencantumkan
bagaimana sistem pakan, sistem perkandangan sistem sanitasi kandang dan lingkungan, hingga
sistem distribusi. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi ringkan bersama Kepala Dusun
menganai peternakan dan potensi peternakan di Desa Bantiran.
b. Pelaksanaan
Kegiatan sosialisasi diselenggarakan pada :
Hari, tanggal : Selasa, 22 Agustus 2017
Waktu : 10.00-15.00 WITA
Tempat : Peternakan Ayam yang dimiliki oleh Kepala Dusun Desa Bantiran
Sebelum kami memulai sosialisasi kekandang ataupun kerumah Kepala Dusun kami
mempersiapkan proposal yang akan diserahkan serta alat tulis yang dibutuhkan. Kemudian
dilanjutkan dengan diskusi dalam bidang peternakan dengan pemilik peternakan ayam.

No. Tanggal Rincian Kegiatan Alokasi


Waktu
1. Rabu, 16 Agustus Survey peternakan 2 jam
2017
2. Selasa, 22 Agustus Sosialisasi “Manajement Peternakan Hulu 5 jam
2017 hingga Hilir Ayam Petelur”
c. Hasil

Dari hasil sosialisasi yang dilaksanakan dapat diketahui bahwa kebanyakan Kepala Dusun
ataupun warga yang memiliki peternakan menerapkan pola Kemitraan dan jenis ternak yaitu
ayam pedaging. Hal tersebut dikarenakan peternak takut mengalami kerugian karena sekitar 20
tahun lalu sudah terjadi gagal panen ayam petelur dikarenakan terserang penyakit dan
produktivitas telurnya menurun sehingga nilai jual telur menurun dipasaran. Oleh karena itu
salah satu Kepala Dusun ingin mengawali ataupun mengatahui gambaran apa saja dan
bagaimana cara memanajemen peternakan ayam petelur agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Beberapa Kepala Dusun masih belum bisa untuk menerapkan peternakan ayam petelur
dikarenakan peternakan ayam petelur membutuhkan lebih banyak biaya pakan bahkan mencapai
dua kali lipat dari harga pakan ayam pedaging. Dalam proposal yang kami serahkan terdapat
beberapa contoh hasil pengamatan yang dilaksanakan di peternakan ayam petelur yang sudah
beroperasi. Jadi dengan dilaksanakan sosialisasi ini diharapkan nantinya dapat menjadi salah satu
sumber pembelajaran untuk kedepannya dalam mendirikan peternakan dengan jenis ayam
petelur.
d. Kendala

Adapun kendala yang kami hadapi yaitu Kepala Dusun dan warga kebanyakan memiliki
peternakan ayam pedaging, akan tetapi proposal yang kami sediakan berupa manajemen ayam
petelur. Pertanyaan dan permasalahan yang ditanyakan berkaitan dengan manajemen
pemeliharaan ayam pedaging.

e. Solusi

Adapun solusi yang dilakukan yaitu kami berusaha memberikan solusi dari permasalahan yang
ditanyakan dilapangan dalam peternakan ayam broiler, terkait dengan proposal yang kami
serahkan dapat digunakan sewaktu ada warga yang tertarik untuk memulai usaha peternakan
ayam petelur.

5. Pembuatan SOP Home Industry Kopi Bubuk di Desa Bantiran

SOP adalah dokumen tertulis yang berisi prosedur kerja secara rinci, bertahap, teratur, dan
sistematis. SOP sangat penting karena perusahaan dapat memastikan bahwa setiap tindakan atau
keputusan yang diambil dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
perusahaan. Manfaat SOP bagi perusahaan adalah sebagai dasar dalam kontrol atas pelaksanaan
penerapan SOP dalam perusahaan. Penerapan SOP dengan baik akan menghasilkan kelancaran
aktivitas operasional perusahaan, kepuasan pelanggan, serta menjaga nama baik dan kualitas
perusahaan sehingga perusahaan dapat bertahan dalam kondisi bisnis yang semakin ketat ini
khususnya persaingan di bidang penjualan barang dagang. Jika sistem penjualan tidak memiliki
sistem yang baik, maka akan merugikan perusahaan bahkan perusahaan dapat mengalami
kemunduran/kebangkrutan. Oleh karena itu, dengan adanya perancangan SOP, diharapkan sistem
penjualan dapat berjalan dengan efektif dan membantu meminimalkan hal-hal yang dapat
merugikan perusahaan serta dapat meningkatkan aktivitas pengendalian internal. Saat ini masih
banyak penjual atau perusahaan yang tidak memenuhi standar SOP yang berlaku seperti
contohnya salah satu usaha perorangan di Banjar Bantiran Kaja, Desa Bantiran yang belum
memnuhi standar SOP dalam bekerja seperti saat melakukan kegiatan menyangrai kopi ibu
Sutama tidak memakai baju panjang dalam bekerja, karena banyak abu dari sisa pembakaran
kayu bakar yang digunakan untuk menyangrai kopi tersebut bisa membahayakan kesehatan,
selain itu juga saat selesai menyangrai tidak ada tempat kusus untuk pendinginan kopi,
pendinginan kopi di lakukan di halaman rumah dengan beralaskan wadah yang terbuat dari
anyaman bambu, ini bisa mengakibtkan adanya kuman atau bakteri yang menempel pada kopi
saat proses pendinginan. Selain itu pada saat kopi sudah selesai di giling kopi di diamkan dengan
beralaskan karung dan di tempatkan di meja tanpa di tutup, selain itu juga banyak kucing yang
ada pada saat penggilingan selesai, ini bisa berdampak buruk karena bisa saja bulu dari kucing
tersebut jatuh ke kopi yang sudah berbentuk bubuk. Untuk pengemasannya juga belum memakai
kemasan kusus melainkan masih memakai kantong plastic untuk pengemasannya hal tersebut
berdampak terhadap hak kepemilikan terhadap produk kopi serbuk Ibu Sutama. Maka dari itu
perlu di lakukan sosialisasai pentingnya standar SOP untuk usaha yang sedang dirintis.

a. Persiapan

Sebelum dilakukan kegiatan sosialisasi hal-hal yang kami lakukan yaitu survey home industri
kopi yang ada di desa bantiran, survey di home industry kopi tersebut apakah sudah mengalami
kemajuan dan melihat standarisasi produksi dari kopi tersebut.

b. Pelaksanaan

Kegiatan sosialisasi diselenggarakan pada :


Hari, tanggal : Rabu, 23 Agustus 2017
Waktu : 10.00-14.00 WITA
Tempat : Home Industry Kopi, Banjar Bantiran Kaja, Desa Bantiran
Kegiatan ini dilakukan hari rabu pada tanggal 23 Agustus 2017 di home industry kopi Banjar
Bantiran Kaja, Desa Bantiran. Sosialisasi dilaksanakan pada pukul 10:00, pelaksaan yang
pertama kita menyangrai kopi di tungku perapian sekitar ± 1 jam setelah itu kopi yang di sangria
di taruh di wadah yang terbuat dari ayaman bambu laku di dinginkan di halaman rumah, setelah
kopi di dinginkan lalu tahap selanjutnya dilakukan pembersihan kopi dari batu dengan cara
mengayak terlebih dahulu sebelum nantinya kopi tersebut di giling menggunakan mesin
penggiling kopi. Dari awal proses penyangraian sampai sudah menjadi kopi serbuk memakan
waktu 4 jam.

No Tanggal Rincian Kegiatan Alokasi


. Waktu
4. Jumat, 18 Agustus Kunjungan dan survey ke industri rumahan 1 jam
2017 kopi bubuk untuk rencana pembuatan SOP
kopi
5. Rabu, 23 Agustus Sosialisasi SOP kopi kepada salah satu home 4 jam
2017 industry di daerah Banjar Bantiran Kaja. Desa
Bantiran
6. Kamis,
K 24 Agustus Pengamatan kembali setelah dilakukan 5 jam
2017
a sosialisasi SOP
c. Hasil

Hasil yang diperoleh dari kegiatan sosialisasi SOP pengolahan kopi bubuk di home industry Bu
Sutama mendapatkan apresiasi yang baik. Hal ini dibuktikan dengan tanya jawab yang dilakukan
oleh Bu Sutama selaku pemiliki home industry yang ingin mengembangkan usaha yang
dimilikinya dengan memiliki label nama produk sendiri. ibu Tama dalam proses produksi sudah
mulai lebih memperhatikan kebersihan dan kondisi lingkungan dalam membuat kopi serbuk,
peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan produksi seperti tempat untuk menaruh
serbuk kopi hasil penggilingan sudah mulai dicuci setiap kali digunakan. Peralatan penggiling
sebelum digunakan dibersihkan terlebih dahulu dan begitu juga setelah digunakan mulai ditutup
dengan menggunakan kain terpal agar tidak terdapat debu dalam mesin penggilingan. Binatang
peliharaan seperti kucing, ayam, dan anjing yang biasa berkeliaran di tempat penggilingan
serbuk mulai dijauhkan sehingga higienisitas serbuk kopi menjadi lebih terjamin.

d. Kendala

Untuk membeli peralatan baru masih terkendala dana dan pembuatan tempat khusus untuk
produksi masih menyatu dengan dapur sehingga aktivitas produksi masih terkontaminasi oleh
lingkungan luar. Para pekerja dalam memproduksi kopi bubuk personal safety masih kurang
terutama dalam menggunakan masker dan sarung tangan sehingga dapat mengganggu kesehatan
dan menurunkan higienisitas produk pada saat pengolahan.

e. Solusi

Untuk personal safety diharapkan menggunakan masker dan sarung tangan pada saat melakukan
produksi kopi bubuk. Ruang produksi sebaiknya tidak dibuat berdekatan dengan areal dapur.
Apabila terkendala dana untuk membuat ruang khusus produksi kopi bubuk dalam skala yang
lebih besar, tempat produksi yang digunakan saat ini lebih dibuat tertutup agar tidak bersentuhan
langsung dengan lingkungan luar ruangan dan seandainya apabila hal tersebut tidak dapat
dilakukan peralatan yang digunakan untuk menggiling yang terletak diluar ruangan peralatan
yang setelah dipakai ditutup dengan menggunakan terpal.

6. Penyusunan Pembukuan Organisasi Gapoktan Buana Mekar Sari di Desa Bantiran

Kegiatan pembukuan dapat memudahkan suatu organisasi dalam melaksanakan peran


ataupun tugasnya pada masyarakat luas. Pembukuan adalah kegiatan catat-mencatat yang
dilakukan secara teratur dan sistematis. Tujuan dari pembukuan adalah agar kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar, serta mendokumentasikan semua kegiatan
telah dilaksanakan. Pembukuan diperlukan ketika suatu organisasi berdiri dibawah sistem
pemerintahan maupun merupakan suatu program bantu dari pusat. Tetapi untuk masyarakat yang
ada dipedesaan dengan tingkat pendidikan yang kurang, sistem pembukuan atau administrasi
dinilai sulit untuk disusun. Maka dari itu, kami membantu GAPOKTAN Buana Mekar Sari yang
ada di Desa Bantiran untuk menyusuun pembukuan mereka supaya organisasi dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
a. Persiapan
Kegiatan penyusunan pembukuan dalam organisasi GAPOKTAN ini berlangsung beberapa
waktu. Hal ini dikarenakan dalam menyusun sebuah pembukuan terkait dengan administrasi dan
pendanaan, kami memerlukan data yang sesuai dengan GAPOKTAN yang ada di Desa Bantiran.
Oleh karena itu, sebelum melakukan penyusunan hal-hal yang kami persiapkan terlebih dahulu
adalah pengumpulan data-data yang benar dan sesuai. Pengumpulan data ini dilakukan dengan
cara survei maupun wawancara terhadap sumber informasi yang memang tau mengenai
GAPOKTAN di Desa Bantiran. Persiapan penyusunan pembukuan ini juga terdiri dari beberapa
kegiatan antara lain:
1. Mencari informasi kepada sumber
2. Mengumpulkan data yang diperlukan
3. Membuat kerangka penyusunan pembukuan
b. Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan mulai dari akhir Juli hingga mendekati akhir Agustus. Pelaksanaan kegiatan
ini adalah mencari informasi tentang GAPOKTAN kepada sumber yang mengetahui seluk beluk
organisasi ini. Kemudian kami mengumpulkan data-data yang telah kami dapatkan untuk
disusun. Selanjutnya kami menyusun pembukuan yang telah disesuaikan dengan contoh
kerangka yang terdapat di internet.
No. Tanggal Rincian Kegiatan Alokasi
Waktu
1. Senin, 7 Agustus 2017 Mencari informasi GAPOKTAN ke 3 jam
Pak Putu Gada
2. Jumat, 18 Agustus 2017 Mencari informasi GAPOKTAN ke 4 jam
Pak Putu Gada
3. Minggu, 20 Agustus 2017 Mengumpulkan data dan membuat 2 jam
penyusunan pembukuan
4. Sabtu, 23 Agustus 2017 Memberikan file mengenai 1 jam
pembukuan, administrasi, AD/ART,
logo, dll kepada Pak Putu Gada
c. Hasil

Dari kegiatan penyusunan pembukuan tersebut, kami sekaligus membantu Bapak Ketua
GAPOKTAN untuk menyusun pembukuan, AD/ART sekaligus pembuatan logo dari organisasi
tersebut. Sehingga saat ini GAPOKTAN di Desa Bantiran telah memiliki pegangan pembukuan
dan administrasi yang berupa pengantar sejarah terbentuknya, keanggotaan, sumber pendanaan
awal, form-form terkait, AD/ART, logo, dll.

d. Kendala

Dalam melakukan penyusunan ini, kami membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini
dikarenakan dalam pengumpulan datanya, kami harus menyesuaikan jadwal bertemu dengan
sumber informasi yang disini hanya berasal dari satu pihak saja yaitu Bapak Ketua
GAPOKTAN, Pak Putu Gada.

e. Solusi

Solusi yang kami lakukan saat itu adalah dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya ketika
sedang menemui sumber informasinya sehingga dapat mengumpulkan data lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai