Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

OLEH :

NAMA : RIZKY WULANDARI (1404020)

ARIS HARIYADI (1404039)

SYAFIRA ADHLIANY (1404084)

RAMA FERISKA PUTRA (1404116)

KEL/SHIFT :6/2B

DOSEN : DIZA SARTIKA, M.Farm, Apt

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

YAYASAN PERINTIS

PADANG

2018
OBJEK 3 : ANGKA KAPANG

1.1. TUJUAN

1. Mengetahui cara pengenceran untuk pembiakan mikroba


2. Dapat menghitung jumlah koloni pada suatu media
3. Mengetahui persyaratan obat jamu yang baik

1.2. TEORI DASAR

Jamur atau fungi ialah organisme heterotrof yang tidak memiliki klorofil dan
memerlukan senyawa organic sebagai nutrisinya. Fungi mempunyai sifat dimorfisme, yaitu
memiliki dua bentuk pertumbuhan yang bergantung pada kondisi lingkungan. Kedua bentuk
pertumbuhan tersebut adalah kapang (molds) dan khamir (yeast).
Kapang adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri khas
memiliki filament (miselium). Kapang merupakan fungi yang membentuk hifa. Anggota-
anggotanya tersebar dalam filum Glomeromycota, Ascomycota dan Basidiomycota. Kapang
bereproduksi dan menyebar menggunakan spora. Spora kapang terdiri atas dua jenis yaitu spora
seksual dan spora aseksual. Spora aseksual umumnya memiliki ukuran yang kecil (diameternya
1-10μm) dan ringan, sehingga umumnya tersebar secara pasif menggunakan aliran udara.
Apabila terhirup dalam jumlah tertentu, spora kapang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
pada manusia. Kapang termasuk mikroba yang penting dalam mikrobiologi pangan karena selain
berperan penting dalam industri makanan, kapang juga menjadi penyebab kerusakan pangan.
Jumlah dan jenis kapang dalam suatu makanan, dapat menentukan apakah makanan tersebut
layak dikonsumsi atau tidak.
Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang menggunakan
uji fisik,uji kimia, uji mikrobiologi,dan uji organoleptik. Uji mikrobiologi merupakan salah satu
uji yang penting karena selain dapat mengetahui daya tahan simpan suatu makanan juga dapat
digunakan sebagai indicator sanitasi akanan atau indikator produk keamanan makanan. Berbagai
macam uji mikrobiologi dapat dilakukan terhadap pangan,meliputi uji kuantitatif mikroba untuk
menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk
menentukan tingkat keamananya dan uji bakteri indikator untuk nmeningkatkan sanitasi
makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap setiap bahan pangan tidak sama
tergantung dari berbagai faktor seperti jenis dan komposisi bahan pangan cara pengolahan, dan
penyimpanan, cara penaganan dan komsumsinya.
Uji angka kapang adalah pengujian yang dilaksanakan untuk menghitung jumlah kapang
yang ditumbuhkan pada media tertentu, dilakukan dengan prinsip hitung cawan, yang apabila
satu sel mikroorganisme yang masih hidup ditumbuhkan pada media yang sesuai maka sel
tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloninya dpat dilihat langsung dengan mata
pada media yang digunakan setelah dilakukan inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.

Pengujian angka kapang/khamir dapat dilakukan dengan salah satu dari kedua metode
berikut:
1. Teknik cawan tuang (Pour plate)
Metode ini dilakukan dengan menuangkan suspensi sampel yang akan diperiksa
ke dalam cawan petri, kemudian media cair dimasukkan, lalu digoyang-goyangkan agar
merata ketika media memadat. Keuntungan metode ini antara lain: lebih homogen, tidak
membuuhkan keahlian tertentu dan dapat digunakan untuk deteksi mikroba
pada konsentrasi rendah. Kerugiannya, metode ini hanya sesuai untuk mikroba yang
tahan terhadap panas.
2. Teknik sebaran (Spread plate)
Metode ini dilakukan dengan cara menuangkan media terlebih dahulu; setelah
memadat, suspensi sampel yang akan diperiksa dimasukkan lalu diratakan dengan
spreader glass. Metode ini hanya membutuhkan sedikit sampel dan cocok untuk segala
jenis mikroba, namun perlu keahlian khusus dalam perataan sampel agar media tidak
rusak.
Perhitungan angka kapang adalah salah satu cara untuk mengkaji batas mikroba untuk
memperkirakan jumlah koloni aerob variable di dalam semua jenis perbekalan farmasi, mulai
dari bahan baku hingga sediaan jadi dan untuk menyatakan berapa jumlah koloni yang
dikandung oleh suatu sediaan. Cara ini sudah divariasikan sesederhana mungkin, hingga
diperoleh atau dapat menunjukan hasil yang baik selama penyiapan, pelaksanaan, dan
pengujian. Mikroba yang telah disuspensikan dan diberi media diinkubasikan atau ditempatkan
dalam wadah atau tempat pada suhu antara 30-35 °C selama 24-48 jam. Media yang digunakan
untuk penentuan angka kapang ini adalah media PDA.
1.3. ALAT DAN BAHAN
a. Alat:
- Tabung reaksi
- Cawan petri
- Pipet volume
- Lampu spritus

b. Bahan:
- Media PDA
- Aqua steril
- Jamu serbuk “Kuku Bima Herbal”

1.4. PROSEDUR KERJA


a) Buat larutan jamu dengan 5 konsentrasi.
b) Timbang 1g jamu dan tambahkan 10ml aqua steril.
c) Buat pengenceran untuk tiap-tiap konsentrasi, ambil 1ml dari konsentrasi 10−1 dan
tambahkan 9ml aqua steril aduk untuk konsentrasi 10−2. Ambil 1ml dari konsentrasi
10−2 dan tambahkan 9ml aqua steril aduk untuk konsentrasi 10−3 . lakukan sampai
konsentrasi 10−4.
d) Media PDA dimasukkan kedalam cawan petri kira-kira 15ml-20ml tambahkan 1ml dari
setiap konsentrasi sampel, kemudian cawan petri segera digoyang dan diputar sedemikian
rupa sehingga suspense tersebar merata.
e) Setelah media memadat, cawan petri diinkubasi selama 1x24 jam dengan posisi dibalik,
amati apakah ada atau tidak koloni dan hitung jumlah angka kapang nya.
1.5. HASIL
1. Uji angka lempeng total dalam jamu serbuk (jamu Kuku Bima)

No Pengenceran Jumlah koloni Angka Kapang

1. 10-1 120 1200


2. 10-2 102 10.200

3. 10-3 85 85.000

4. 10-4 63 630.000

Perhitungan:

1. (pengenceran 10-1)
Coloni = jumlah koloni x 1
f. pengenceran
= 120 x 1
10-1
=1200 coloni

2. ( pengenceran 10 -2)
Coloni = jumlah koloni x 1
f. pengenceran
= 102 x 1
10-2
= 10.200 coloni
3. ( pengenceran 10 -3)
Coloni = jumlah koloni x 1
f. pengenceran
= 85 x 1
10-3
= 85.000 koloni

4. ( pengenceran 10-4)
Coloni = jumlah koloni x 1
f. pengenceran
= 63 x 1
10-4
= 630.000 koloni

1.6. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini kami melakukan perhitungan jumlah angka lempeng total yang
terdapat dalam jahe serbuk, yang mana sampel digunakan adalah jamu serbuk yaitu jamu Kuku
Bima Herbal.
Prinsipnya yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah dicelupkan
diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan inkubasi pada suhu yang sesuai.
Metode ini digunakan untuk mengetahui jumlah bakteri aerob mesofil yang terdapat dalam jahe
serbuk. Tujuan dilakukannya uji ini yaitu untuk mengetahui cara dan prinsip pengujian angka
kapang dalam sediaan farmasi agar kita bisa mengetahui dan menentukan mutu daya tahan suatu
makanan atau sediaan yang diujikan (dalam hal ini menentukan mutu dari sediaan Jamu yang
beredar).
Setelah dilakukan percobaan diperoleh hasil bahwa pada setiap pengenceran diperoleh
pertumbuhan jamur. Pada pengenceran 10-1 , 10-2 , 10-3 , 10-4 , didapat jumlah koloni berturut-
turut sebanyak 120, 102, 85 dan 63 koloni dan jumlah angka kapang yang diperoleh sebesar
1.200, 10.200, 85.000, 630.000. Jadi, dapat disimpulkan semakin kecil pengenceran, maka
semakin banyak jumlah koloni yang didapat pada media. Serta semakin tinggi tingkat
pengenceran, semakin tinggi pula Angka Kapang yang diperoleh.

1.7. KESIMPULAN
Pengujian angka kapang dilakukan untuk mengetahui kualitas mutu dari sampel jamu
serbuk yang digunakan. Dari hasil yang diperoleh, di dapat total angka kapang yang
diperoleh dari ke-4 pengenceran sebesar 726.400 dengan total koloni sebanyak 370
koloni.
1.8. SARAN
1. Praktikan harus melakukan percobaan dengan keadaan steril dan pengerjaan dilakukan
dengan penuh ketelitian.
2. Pengerjaan harus dilakukan didekat api (Bunsen)
3. Sebaiknya pada saat melakukan pengerjaan, untuk setiap alat yang digunakan disterilkan
terlebih dahulu, seperti pipet volume dan tabung reaksi dan alat-alat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, Ria., Putri R., Epi S.W. dan Miftahur R,. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi.
Padang : STIFI – YP

Hadioetamo, Sri ratna. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Volk and Wheller. 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I edisi V. Jakarta : Erlangga
Lampiran 1. Dokumentasi Sampel Jamu Serbuk dan Pengenceran Bertingkat

Anda mungkin juga menyukai