Anda di halaman 1dari 3

LO 5 MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI DAN MENJELASKAN

PERAWATAN SETELAH PERAWATAN KEGANASAN

Menjaga kebersihan rongga mulut selama dan setelah epngobatana kanker


dapat menurukan komplikasi yang terjadi. Panduan dalam perawatan rongga
mulut setiap hari selama pengobatan adalah:

1. Sikat gigi
o Membersihkan gigi dan gusi 2-3x sehari menggnukan sikat gigi yang
lembut
o Jika bulu sikatnya keras, direndam dalam air panas 15-30 mnt
o Memilih pastas gigi yang mengandung fluor
2. Kumur
o 3-4x setiap setelah sikat gigi
o Hindari berkumur dengan bahan yg mengandung alkohol
o Obat kumur antibakteri untuk permasalahan pd gusi
3. Perawatan bibir
o Menggunakan perawatan bibir utk mencecgah bibir kering dan pecah
4. Perawatan gigi
o Dilakukan kondultasi dengan dokter gigi mengenai perawatana gigi
yang dibutuhkani
o Sebaiknya dilakukan evaluasi yang teratur setiap 6blan sekali

Pasca radioterapi, dianjurkan control berkala ke dokter gigi setiap 3-6


bulan, mempertahankan kebersihan mulut, merawat lesi, mencegah infeksi.

Komplikasi akut radioterapi dapat berupa:

1. Xerostomia
Air liur diperlukan untuk proses mengecap, mengunyah dan
menelan. Hal ini membantu dalam mencegah infeksi dan gigi berlubang
dengan cara menetralkan asam danmembersihkan gigi dan gusi.
Pengobatan kanker dapat menganggu produksi air liur sehingga air liur
yang keluar jumlahnya sedikit. Hal ini mengaibatkan kebersihan mulut
menurun. Keadaan asam pada rongga mulut tidak dapat dinetralisir, gigi
berlubang akibat penumpukan kotoran, dan dapat menyebabkan ganguan
pada gusi.
Gejala yang dialami pasien, antara lain adalah rasa haus yang
meningkat, perubahan dalam proses mengecap dan mengunyah, rasa
seperti terbakar terutama dilidah, bibir, atau daerah sudut bibir pecah-
pecah. Penanganan untuk mengatasi mulut kering ini adalah:
 Minum air dingin dengan frekuensi yang lebih sering.
 Makan permen atau permen karet yang bebas gula.
 Kumur-kumur 4-6x dengan larutan garam dan natrium bikarbonat.
 Jika pasien kontrol ke dokter gigi biasanya akan diberikan obat
kumur yang mengandung antibakteri, obat-obatan yang dapat
merangsang produksi air liur.
2. Karies
Dampak dari radioterapi yang lainnya adalah karies radiasi. Selain
karies radiasi yang disebabkan oleh radioterapi, karies juga bisa
disebabkan lkarena xerostomia. Karies merupakan dampak berkelanjutan
dari xerostomia.
Untuk menanggulangi hal ini dapat diaplikasikan flourude pada gii
pasien.
3. Mukosistis
Reaksi akut pads mukosa terjadi dalam bentuk kematian sel yang
sedang mengadakan mitosis dalam epithelium mukosa mulut dan faring.
Mula- mula terjadi eritema pada mukosa dengan pembentukan eksudat
fibronous. Bila radiasi diberikan dalam dosis tinggi dan waktu yang
singkat, maka akan terjadi ulserasi dengan membrane fibronous. Mukositis
awanya terjadi pada satu tempat, tetapi bila radiasi sudah mencapai dosis
tinggi, maka mukositis dapat terjadi pada sseluruh mukosa. Faring,
palatum lunak, dasar mulut dan bagian lateral lidah merupakan daerah
yang sensitive terhadap radiasi.
Mukositis menimbulkan rasa sakit yang keparahannya
berhubungan dengan keadaan nutrisi pasien, dalam hal ini dilakukan
perawatan secara konservatif agar epithelium dapat bergenerasi. Pasien
dianjurkan untuk diet makanan lunak, menghindari iritan misalnya
makanan pedas, merokok, selalu menjaga kebersihan rongga mulut,
menggunakan obat kumur air garam fisiologis. Zat anti inflamasi dan
analgesic dapat digunakan untuk meringankan rasa sakit. Lamanya
mukositis tergantung pada intensitas dosis rasdioterapi, biasanya akan
sembuh 3 minggu pasca radioterapi.
4. Infeksi
Infeksi bacterial akut selama radioterapi jarang terjadi. Radiasi
yang diebrikan ketika radioterapi akan mengubah keseimbangan flora
normal rongga mulut sehingga akan menyebabkan pertumbuhan jamur
dalam rongga mulut akan meningkat. Infeksi sekunder candida species
dapat terjadi mengikuti mukositis dan xerostomia. Keadaan ini dapat
berakibat meningkatnya rasa sakit dan eritema yang meluas pada mukosa
yang bermanifestasi sebagai plak putih (trush). Untuk mencegah hal ini,
dianjurkan menggunakan obat kumur antiseptic terutama yang
mengandung chlorhexidine.
5. Kepekaan gigi
Peningkatan kepekaan gigi biasanya terjadi selama dan pasca
radioterapi. Aplikasi topical fluoride mungkin dapat bermanfaat untuk
mengurangi gejala.

Carl,W. 1986. Oral and Dental Care of Patients Receiving Radiation Therapy for
Tumours in and around The Oral Cavity In Cancer and The Oral Cavity.
William Carl dan Kumao Sako (Editor). Ed, Ke-1. Quintessence, Chicago.
Hal. 167-81.

Little, J. Falace, D. Miller C, dkk. 1997. Oral Cancer in Dental Management of


The Medically Compromised Patient. Ed, Ke-5. Mostby, Boston. Hal.
529-42

Anda mungkin juga menyukai