Anda di halaman 1dari 12

BAB I

LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar abdominal
(Gallagher, Mundy, 2009).
Seksio sesarea merupakan suatu persalinan buatan di mana janin dilahirkan
melalui insisi dinding perut dan dinding rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di
atas 500 gram.
Operasi Caesar telah menjadi bagian kebudayaan manusia sejak zaman dahulu,
namun dulu operasi Caesar masih banyak kendala diantaranya ialah kelainan atau
gangguan yang menjadi indikasi untuk melakukan pembedahan dan lamanya
persalinan berlangsung (Sarwono, 2010).
Ibu yang mengalami operasi caesar dengan adanya luka diperut sehingga harus
dirawat dengan baik untuk mencegah kemungkinan timbulnya infeksi, ibu juga harus
membatasi pergerakan tubuhnya karena ada luka operasi sehingga proses pemulihan
luka pengeluaran cairan atau bekuan darah kotor dari rahim ibu ikut terpengaruh
(Hamidah 2011 dalam Umarah 2011).
Jumlah operasi caesar di dunia ini telah meningkat tajam dalam 20 tahun terakhir
WHO memperkirakan angka persalinan dengan operasi adalah sekitar 10% sampai
15% dari semua proses persalinan di Negara-negara berkembang, dibandingkan
dengan Amerika sekitar 23% dan kanada 21% pada tahun 2003. Sedangkan di Inggris
angka kejadianya relative stabil yaitu antara 11-12%, di Italia pada tahun 1980
sebesar 3,2%-14,5%, pada tahun 1987 meningkat menjadi 17,5%. Di Indonesia
terjadi peningkatan operasi caesar di mana tahun 2003 sebesar 47,22%, tahun 2004
sebesar 45,19%, tahun 2005 sebesar 47,13%, tahun 2006 sebesar 46,87%,tahun 2008
sebesar 53,22% (Mukaromah, 2012).Berdasarkan data yang diperoleh di Indonesia
terjadi peningkatan angka bedah caesar disertai kejadian infeksi luka pasca bedah
Caesar. Sekitar 90% dari mordibitas pasca operasi di sebabkan oleh infeksi luka
operasi.
Komplikasi operasi yang tidak dapat dihindari adalah adanya nyeri pasca operasi
(Brunner & Suddarth, 2008).
Nyeri merupakan manifestasi tubuh untuk melindungi diri. Nyeri sendiri diartikan
sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan yang bersifat subyektif. (Muttaqin, 2008).
Nyeri pasca operasi yaitu nyeri akut yang berlangsung kurang dari 6 bulan dengan
skala nyeri berat dengan sebab dan lokasi yang telah diketahui, yaitu didaerah operasi
(Potter & Perry, 2012).
Nyeri akut pasca operasi merupakan nyeri yang terdapat pada pasien bedah karena
penyakit, prosedur bedah atau kombinasinya. Nyeri pasca bedah merupakan komponen
yang tidak menyenangkan dan tidak terelakkan dari pengalaman pasca operasi (Rumlus,
2009).
Nyeri pasca bedah harus diatasi, karena kenyamanan merupakan kebutuhan dasar
manusia. Jika nyeri tidak ditangani secara adekuat, selain menimbulkan ketidaknyamanan
juga dapat mempengaruhi sistem pulmonari, kardiovaskuler, gastrointestinal, endokrin,
imunologik dan stres serta dapat menyebabkan depresi dan ketidakmampuan.
Ketidakmampuan ini mulai dari membatasi keikutsertaan dalam aktivitas sampai tidak
mampu untuk memenuhi kebutuhan pribadi (Smeltzer dan Bare, 2008).
Menurut Brunner dan Suddarth (2008) strategi penatalaksanaan nyeri mencakup
pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Pendekatan secara farmakologis
dilakukan melalui kolaborasi dengan dokter. Obat-obatan yang sering digunakan antara
lain golongan analgesik non narkotika seperti asetaminofen dan asam asetilsalisilat,
golongan Nonsteroid Anti Inflammation Drugs(NSAID) seperti ibuprofen, piroksikam,
dan ketorolak, golongan analgesik narkotika seperti meperidin, morfin sulfat, dan
butofanol, golongan adjuvan seperti amitripilin, diazepam, dan klorpromazin. Pendekatan
secara non farmakologis dilakukan dengan cara teknik relaksasi, imajinasi terbimbing,
stimulasi, distraksi, teori es dan panas. Penanganan nyeri non farmakologis dengan teknik
relaksasi merupakan salah satu bentuk tindakan keperawatan mandiri.
Meskipun demikian, pelaksanaan manejemen nyeri non-farmakologi dengan teknik
relaksasi di lapangan belum sepenuhnya dilakukan oleh perawat dalam mengatasi nyeri.
Kebanyakan
perawat melaksanakan program terapi hasil dari kolaborasi dengan dokter, diantaranya
adalah pemberian analgesik yang memang mudah dan cepat dalam pelaksanaanya
dibandingkan dengan penggunaan intervensi manajemen nyeri non-farmakologi dengan
teknik relaksasi. Jika dengan manajemen nyeri non-farmakologi belum juga berkurang
atau hilang maka barulah diberikan analgesik (Brunner & Suddarth, 2008). Banyak
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri pasca operasi sectio caesarea meliputi,
relaksasi, akupresur, kompres dingin atau hangat, terapi musik, hidroterapi dan masase.
Sensasi rasa sakit bisa dikurangi dengan penanganan nyeri. Perawatan farmakologis dan
non-farmakologis dapat digunakan. Teknik Relaksasi Benson adalah cara non-
farmakologis yang sesuai untuk mengurangi rasa sakit. Sehingga penulis tertarik untuk
menganalisis jurnal yang berjudul “Benson Relaxation Technique in Reducing Pain
Intensity in Women After Cesarean Section”
Berdasarkan hasil pengamatan di ruang bugenvil RSUD Dr. Soedirman Kebumen dalam
satu minggu terakhir terdapat 8 pasien yang menjalani tindakan cesar, dan semuanya
mengalami nyeri. Dalam pengamatan yang dilakukan selama satu minggu terakhir bidan
di ruangan bougenvil lebih sering menggunakan obat penurun nyeri, dan sesekali
menggunakan teknik relaksasi napas dalam saja untuk mengurangi nyeri pada pasien
yang menjalani cesar, di ruang bugenvil belum menggunakan teknik relaksasi benson .
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisa jurnal yang berjudul “Benson Relaxation Technique in Reducing
Pain Intensity in Women After Cesarean Section” Untuk mengetahui keefektifan terapi
benson pada ibu post sectio caesarea
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami penerapan tekhnik relaksasi benson.
b. Mahasiswa juga mampu mempraktekkan di ruangan tentang teknik relaksasi
benson
c. Mahasiswa juga dapat menjadikan ini sebagai bahan acuan atau referensi baru
dalam pelajaran maternitas.
d. Mahasiswa juga mampu menerapakan bagaimana cara menurunkan intensitas
skala nyeri pada ibu post sectio caesarea
BAB II
TINJAUAN TEORI
Jurnal terlampir

BAB III
PEMBAHASAN

A. Nama Peneliti
a) Tetti Solehati Faculty of Nursing, Padjadjaran University, Bandung, Indonesia
b) Yeni Rustina Faculty of Nursing, University of Indonesia, Jakarta, Indonesia
Latar belakang semua peneliti dalam jurnal ini berasal dari bidang Ilmu keperawatan
dimana perawat adalah pemberi pelayanan kebutuhan dasar yang salah satunya adalah
pengurangan nyeri.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di rumah sakit Cibabat Cimahi kelompok intervensi dan rumah
sakit Sartika Asih sebagai kelompok kontrol. Pada jurnal ini pengambilan data dilakukan
dalam periode bulan April sampai Juni 2008. Tempat dilakukan penelitian sudah sesuai.
C. Tujuan Penelitian
Peneliti sudah mencantumkan tujuan penelitian dalam jurnal ini. Tujuan dalam jurnal ini
sudah sesuai dengan latar belakang dalam jurnal ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
Teknik Relaksasi Benson dalam mengurangi intensitas nyeri pada wanita setelah operasi
caesar.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah quasi ekprerimen yang memberikan
intervensi dengan desain pre dan post.
2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel, Instrumen Penelitian
a) Populasi pada penelitian ini terdapat 60 responden ibu dengan post sectio
caesarea.
b) Sampel yang digunakan yaitu ibu post sectio caesarea dengan quota sampling
yang memenuhi kriteria inklusi berturut-turut ditugaskan ke kelompok
eksperimen 30 ibu post sectio caesarea dan kelompok kontrol 30 ibu post sectio
caesarea mendapat perawatan rutin dari petugas kesehatan.
c) Instrumen yang digunakan pada penelitian ini skala analog visual yang mengukur
hasil tingkat keparahan nyeri diukur dengan Instrumen tersebut diterapkan
sebelum dan sesudah intervensi. Alat ukur yang digunakan sudah sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu alat ukur dengan observasi yang sudah baku dan
diperuntukkan untuk mengukur skala nyeri.
3. Cara Pengambilan Data
cara pengambilan data dengan penelitian prospektif, tidak buta, acak, dua kelompok
studi paralel dilakukan di rumah sakit Cibabat Cimahi sebagai kelompok intervensi
dan rumah sakit Sartika Asih sebagai kelompok kontrol. Ibu post sectio caesarea
dengan quota sampling yang memenuhi kriteria inklusi berturut-turut ditugaskan ke
kelompok eksperimen (n = 30) atau kelompok kontrol (n = 30). Perempuan dalam
kelompok eksperimen menerima teknik relaksasi Benson dan mereka yang berada
dalam kelompok kontrol mendapat perawatan rutin dari petugas kesehatan. Hasil
tingkat keparahan nyeri diukur dengan skala analog visual. Instrumen tersebut
diterapkan sebelum dan sesudah intervensi. Kelompok eksperimen diberi intervensi
Relaksasi Benson dua jam setelah operasi, Setelah efek anestesi hilang dan ibu sadar.
Sebelum intervensi, peserta pun ikut dilatih bagaimana menggunakan skala analog
visual (VAS berkisar 0-10); Skor nyeri pasien diukur sebelum intervensi.Kemudian,
relaksasi Benson dilakukan untuk peserta mereka disarankan untuk mengambil
tertentu bentuk ekspresi dalam nama Tuhan atau kata itu memiliki rasa menenangkan
bagi para peserta, berulang kali diucapkan dengan ritme reguler disarankan untuk
menarik napas dalam-dalam melalui hidung dan buang napas dengan bibir sambil
mengucapkan nama Tuhan atau katayang memiliki rasa menenangkan. Setelah
intervensi, pasien 'skor nyeri diukur. Metode relaksasi Benson dan dilanjutkan setelah
operasi selama 10 menit sampai 4 hari (84 jam): maka hari kedua,ketiga, dan keempat
setiap 12 jam jam 6 pagi dan 6 sore. Dalam kelompok kontrol, relaksasi Benson tidak
dilakukan dan perawatan rutin saat prosedur kamar dilakukan
E. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dalam jurnal ini disajikan dalam bentuk narasi yang rinci yang mudah
dipahami dengan rincian sebagai berikut, rata-rata skor nyeri sebelum intervensi pada CG
adalah 4,43 cm. Hal ini menurun menjadi 4,40 cm (1 menit), 4,27 cm (12 jam), 4,10 cm
(24 jam), 4,00 cm (36 h), 3,93 cm (48 jam), 3,83 cm (60 jam), 3,67 cm (72 h) dan 3,51
cm (84 jam). Sementara itu, IG adalah 4,97 cm. Hal ini menurun menjadi 4,90 cm (1
menit), 4,23 cm (12 jam), 3,57 cm (24 jam), 3,03 cm (36 h), 2,77 cm (48 jam), 2,73 cm
(60 jam), 2,67 cm (72 h) dan 2,63 cm (84 jam). Studi ini menemukan perbedaan yang
signifikan membandingkan intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi di CG dan IG
(P = 0,001), namun nyeri berkurang pada IG lebih dari CG. Kesimpulannya Relaksasi
Benson dapat mengurangi intensitas nyeri pada wanita setelah operasi caesar.
F. Korelasi Antara Jurnal dan Teori
Menurut Brunner dan Suddarth (2008) strategi penatalaksanaan nyeri mencakup
pendekatan farmakologis dan non farmakologis.. Pendekatan secara non farmakologis
dilakukan dengan cara teknik relaksasi, imajinasi terbimbing, stimulasi, distraksi, teori es
dan panas. Penanganan nyeri non farmakologis dengan teknik relaksasi merupakan salah
satu bentuk tindakan keperawatan mandiri hal ini sejalan dengan hasil penelitian dengan
tehnik relaksasi terapi benson pada ibu post sectio caesarea dapat mengurangi intensitas
nyeri yang dirasakan setelah menjalani operasi caesar
G. Korelasi Antara Isi Jurnal dengan Realita klinis yang
Di ruang bugenvil RSUD Dr. Soedirman Kebumen dalam satu minggu terakhir terdapat
8 pasien yang menjalani tindakan cesar, dan semuanya mengalami nyeri. Dalam
pengamatan yang dilakukan selama satu minggu terakhir bidan di ruangan bougenvil
lebih sering menggunakan obat penurun nyeri, dan sesekali menggunakan teknik
relaksasi napas dalam saja untuk mengurangi nyeri pada pasien yang menjalani cesar, di
ruang bugenvil belum menggunakan teknik relaksasi benson .
H. Analisa SWOT Penerapan Jurnal di Klinik
Strength:
1) Teknik relaksasi benson dipelajari dan mudah diterapkan.
2) Teknik relaksasi benson tidak memerlukan terapis khusus.
3) Teknik relaksasi benson alat atau media lain untuk diterapkan, Sehingga tidak
memerlukan biaya tambahan.
4) Teknik relaksasi benson sudah terbukti dalam mengurangi nyeri.
5) Teknik relaksasi benson tidak memiliki efek samping yang membahayakan pasien.
6) Dalam jurnal ini sudah mencantumkan SOP teknik relaksasi benson.
7) Pemberi asuhan di ruang bugenvil RSUD Dr. Soedirman Kebumen sangat terbuka
dengan ilmu atau intervensi baru.
8) di ruang bougenvil RSUD Dr. Soedirman Kebumen belum menerapkan teknik
relaksasi benson.
9) di ruang bougenvil RSUD Dr. Soedirman Kebumen banyak terdapat pasien yang
menjalani cesar.
Weakness :
1) di ruang bougenvil RSUD Dr. Soedirman Kebumen lebih sering menggunakan obat
untuk mengurangi nyeri pada pasien yang menjalani cesar.
Opportunity :
RSUD Dr. Soedirman Kebumen merupakan rumah sakit memberikan kesempatan
pada mahasiswa atau perawat untuk menerapkan asuhan keperawatan atau intervensi
yang berbasis pada Evidence Based yang terapeutik sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan dan hospitalisai akan berkurang.
Threat:
1) RSUD Dr. Soedirman Kebumen dengan visi menjadi rumah sakit yang modern
mungkin tidak akan menggunakan teknik relaksasi yang hanya melalui komunikasi
saja.
I. Analisa PICO
Patient : ibu melahirkan dengan tindakan cesar
Intervensi : teknik relaksasi benson
Comparation: dalam jurnal ini tidak ada pembanding
Outcome : hasil dari penelitian ini adalah ada pengaruh teknik relaksasi benson dalam
mengurangi intensitas nyeri pada wanita setelah operasi caesar
J. Implikasi Keperawatan
Hasil dari Jurnal ini dapat diterapkan dalam bidang ilmu keperawatan khususnya
keperawatan maternitas di ruang bougenvil RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Sebelum
diterapkan harus ada sosialisasikan tentang SOP teknik relaksasi benson kepada pemberi
asuhan yang ada di ruangan agar semua dapat melakukan teknik relaksasi benson.
K. Manfaat Jurnal
1. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan intervensi yang dapat diberikan untuk mengurangi
intensitas nyeri pada ibu melahirkan dengan tindakan cesar.
2. Bagi RSUD Dr. Soedirman Kebumen
Jurnal ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menerapkan asuhan keperawatan
yang terapeutik untuk mengurangi intensitas nyeri pada ibu melahirkan dengan
tindakan cesar.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian dalam jurnal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh teknik relaksasi
benson dalam mengurangi intensitas nyeri pada wanita setelah operasi caesar.
Berdasarkan hasil analisa jurnal ini teknik benson ini dapat diterapkan di ruang
bougenvil RSUD Dr. Soedirman Kebumen, namun diharapkan ada kepala ruang
terlebih dahulu mensosialisaikan SOP teknik relaksasi benson kepada staf yang ada
di ruangan .
B. SARAN
a. Perawat
1. Dengan adanya jurnal keperawatan ini diharapkan perawat dapat menggunakan
teknik relaksasi benson untuk mengurangi intensitas nyeri pada wanita setelah
operasi caesar
2. Memberikan pelayanan keperawatan yang terapeutik pada semua pasien .
b. Mahasiswa/ Praktikan
3. Dengan adanya analisis jurnal ini mahasiswa atau praktikan mempelajari salah
satu terapi nonfarmakologis teknik relaksasi benson untuk mengurangi intensitas
nyeri pada wanita setelah operasi caesar
c. RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Diharapkan RSUD Dr. Soedirman Kebumen mensosialisasikan teknik relaksasi


benson untuk mengurangi intensitas nyeri pada wanita setelah operasi caesar. Agar
angka kesakitan akibat tindakan cesar berkurang dan hospitalisasi berkurang
sehingga dapat mengurangi beban biaya yang harus ditanggung oleh pasien.
Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai