DM Revisi
DM Revisi
OLEH
- Faktor Genetik
- Infeksi Virus Ketidakseimbangan Gula dalam darah tidak dapat
Kerusakan sel beta
- Pengrusakan Imunologik produksi insulin dibawa masuk dalam sel
Dierisis osmotik Vikositas darah meningkat Syok hiperglikemik Kerusakan pada antibodi
Poliuri → Retensi Urin Aliran darah lambat Koma diabetik Kekebalan tubuh menurun
Iskemik jaringan
Kehilangan eletrolit dalam sel
Risiko Infeksi Neuropati sensori perifer
Ketidakefektifan perfusi
Dehidrasi jaringan perifer
Nekrosis luka
Klien tidak merasa sakit
Risiko syok Kehilangan kalori
Gangrene Kerusakan integritas
Sel kekurangan bahan untuk jaringan
Merangsang hipotalamus
metabolisme Protein dan lemak dibakar BB menurun
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan Ketoasidosis
tubuh
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada pasien DM adalah :
a. Poliuria.
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak
kencing. Kencing yang yang sering dan dalam jumlah yang banyak akan sangat
mengganggu pasien, terutama pada waktu malam hari.
b. Polidipsi.
Akibat volume urie yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan
dehidrasi ekstra sel. Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air
intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti gradien konsentrasi ke plasma yang
hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran ADH
(Anti Diuretic Hormone) dan menimbulkan haus. Rasa haus amat sering dialami
oleh pasien karena banyaknya cairan yang keluar melalui kencing. Keadaan ini
justru sering disalahtafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus adalah udara yang
panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu pasien
minum banyak.
c. Polifagia.
Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolismekan menjadi glukosa
dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, pasien selalu merasa lapar.
d. Penurunan BB dan rasa lemah.
Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relatif singkat harus
menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat yang menyebabkan penurunan
prestasi di sekolah dan lapangan olah raga juga mencolok. Hal ini disebabkan
karena glukosa dalam darah tidak bisa masuk ke dalam sel, sehingga sel
kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan
hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan
otot. Akibatnya pasien kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi
kurus.
e. Gangguan saraf tepi / kesemutan.
Pasien mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu malam,
sehingga mengganggu tidur.
f. Gangguan penglihatan.
Pada fase awal penyakit DM sering dijumpai gangguan penglihatan yang sering
mendorong pasien mengganti kacamatanya, agar dapat melihat dengan baik.
g. Gatal / bisul.
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau daerah
lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Sering pula keluhan
timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini dapat terjadi akibat
yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau peniti.
h. Gangguan ereksi.
Gangguan ini menjadi masalah tersembunyi. Hal ini terkait dengan budaya
masyarakat yang tabu membicarakan masalah seks, apalagi menyangkut
kemampuan atau kejantanan seseorang.
i. Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan,
bahkan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat
badan dan tanda – tanda vital.
b) Head to Toe
1) Kepala Leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah
sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi
mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia,
lensa mata keruh.
2) Sistem integument
Kaji Turgor kulit menurun pada pasien yang sedang mengalami dehidrasi,
kaji pula adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan
suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit
sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas menandakan pasien mengalami diabetes ketoasidosis,
kaji juga adanya batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
4) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis. Hal ini
berhubungan erat dengan adanya komplikasi kronis pada makrovaskuler
5) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.Kelebihan glukosa akan dibuang dalam bentuk urin.
6) Sistem musculoskeletal
Adanya katabolisme lemak, Penyebaran lemak dan, penyebaran masa
otot,berubah. Pasien juga cepat lelah, lemah.
7) Sistem neurologis
Berhubungan dengan komplikasi kronis yaitu pada system neurologis
pasien sering mengalami penurunan sensoris, parasthesia, anastesia,
letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
2) Data Penunjang
Mendukung diagnosa medis, kemungkinan komplikasi, kelainan dan penyakit.
a) Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl).
Biasanya, tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa
meningkat dibawah kondisi stress.
b) Gula darah puasa normal atau diatas normal.
c) Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
d) Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
e) Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan
ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada
terjadinya aterosklerosis
f) Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
dengan jenis kuman.
allowance) normal
Bruit femoral
Pemendekan jarak total yang
ditempuh dalam uji berjalan 6
menit
Pemendekan jarak bebas nyeri
yang ditempuh dalam uji berjalan
6 menit
Perestesia
Warna kulit pucat saat elevasi
Faktor yang Berhubungan:
Kurang pengetahuan tentang
faktor pemberat (mis., merokok,
gaya hidup monoton, trauma,
obesitas, asupan garam,
imobilitas)
Kurang pengetahuan tentang
proses penyakit (mis., diabetes,
hiperlipidemia)
Diabetes mellitus
Hipertensi
Gaya hidup monoton
Merokok
8. Resiko ketidakseimbangan NOC NIC
elektrolit Fluid balance Fluid management
Definisi: Berisiko mengalami Hydration Timbang popok/pembalut
perubahan kadar elektrolit serum Nutritional status: Food and Fluid jika diperlukan
yang dapat mengganggu kesehatan Intake Pertahankan catatan intake
Faktor Resiko Kriteria Hasil: dan output yang akurat
Defisiensi volume cairan Mempertahankan urine ouput sesuai dengan usia dan BB, BJ Monitor status dehidrasi
Diare urine normal, HT normal (kelembaban membrane
Disfungsi endokrin Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal mukosa, nadi adekuat,
Kelebihan volume cairan Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, tekanan darah ortostatik), jika
Gangguan mekanisme regulasi membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan diperlukan
(mis. Diabetes, isipidus, sindrom Monitor vital sign
ketidaktepatan sekresi hormone Monitor masukan makanan/
antidiuretik) cairan dan hitung intake
Disfungsi ginjal kalori harian
Efek samping obat (mis. Kolaborasikan pemberian
Medikasi, drain) cairan IV
Muntah Monitor status nutrisi
Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
Tawarkan snack (jus buah,
buah segar)
Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
memburuk
Atur kemungkinan transfusi
Persiapan untuk transfusi
Hipovolemia Management
Monitor status cairan
termasuk intake dan output
cairan
Pelihara IV line
Monitor tingkat Hb dan
hematokrit
Monitor tanda vital
Monitor respon pasien
terhadap penambahan cairan
Monitor berat badan
Dorong pasien untuk
menambah intake oral
Pemberian cairan IV monitor
adanya tanda dan gejala
kelebihan volume cairan
Monitor adanya tanda gagal
ginjal
9. Keletihan NOC NIC
Definisi : Rasa letih luar biasa dan Endurance Energi management
penurunan kapasitas kerja fisik dan Concentration Observasi adanya
jiwa pada tingkat yang biasanya Energi conservation pembatasan klien dalam
secara terus-menerus. Nutrition status : energy melakukan aktivitas
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil Dorong anak untuk
Gangguan konsentrasi Memverbalisasikan peningkatan energy dan merasa mengungkapkan
Gangguan libido lebih baik perasaan terhadap
Penurunan performa Menjelaskan penggunaan energy untuk mengatasi keterbatasan
Kurang minat terhadap kelelahan Kaji adanya faktor yang
sekitar Kecemasan menurun menyebabkan kelelahan
Mengantuk Glukosa darah adekuat Monitor nutrisi dan
Peningkatan kebutuhan Kualitas hidup meningkat sumber energy yang
istirahat Istirahat cukup adekuat
Lesu berlebihan
Decroli E dan Karimi J.2008.Profil Ulkus Diabetik Pada Penderita Rawat Inap diBagian
Penyakit Dalam RSUP Dr M. Djamil Padang.Volume: 58
Nanda Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta :
EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Mediaction Jogja
( ) ( )
NIP : NIM :
MENGETAHUI
PEMBIMBING AKADEMIK
( )
NIP :