PENDAHULUAN
Kelainan kulit terdiri atas plak dan skuama yang berminyak dan agak
kekuningan, batasnya tidak tegas. Kelainan kulit dapat disertai rasa gatal walaupun
jarang. Dermatitis seboroik yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-
skuama yang halus, awalnya bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit
kepala dengan skuama- skuama yang halus dan kasar (Malak et al, 2016)
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Hilmi
Tgl Lahir : 09 November 2005
Usia : 10 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : : Plawan Girimulyo, Ngargoyoso
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 23 Juni 2016
No Rm : 373350
B. KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan gatal-gatal pada kulit kepala.
G. ANAMNESIS SITEMIK
Neuro : Sensasi nyeri baik, gemetaran (-), Susah tidur (-)
Kardio : Nyeri dada (-), berdebar-debar (-)
Pulmo : Sesak nafas (-), Batuk (-)
Abdomen : Mual (-), Muntah (-), diare (-)
Urologi : BAK dan BAB lancar
Muskulo : Nyeri otot (-), Nyeri sendi (-)
H. PEMERIKSAAN FISIK
Kamis, 23 Juni 2016
A. Status Generalis
Kesadaran : compos mentis
Kesadaran umum : tidak tampak sakit
TTV Nadi : 85 x/m
RR : 24 x/m
t : 37,5 C
TD : 110/60 mmHg
Lokasi : Kulit kepala
Efloresensi : tampak plak dan skuama putih berminyak pada kulit
kepala.
B. Status Dermatologi
A. Terapi
Lamodex tube No III
Ligadet 7%
Mfla cream 3X1
Rydian 1X1
Sampo ketokonazole 2%
C. DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis seboroik
2. Psoriasis
D. DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis seboroik
E. PROGNOSIS
1. Quo ad Vitam : ad bonam
2. Quo ad Sanam : ad bonam
3. Quo ad Fungsionam : ad bonam
4. Quo ad Cosmeticum : dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Dermatitis seboroik adalah dermatosis papulo skuamos yang kronis.
Penyakit ini umumnya pada bayi dan orang dewasa, dan seringkali
berhubungan dengan peningkatan produksi sebum pada kulit kepala, wajah,
maupun pada badan yang dapat memproduksi sebum (seborrhea) (Ranita,
2015)
B. ETIOLOGI
Dermatitis seboroik disebabkan oleh jamur pityrosporum ovale
(malassezia), maupun dapat dengan peningkatan aktivitas dari kelenjar
sebasea (Siregar, 2013).
C. EPIDEMIOLOGI
Kejadian dermatitis seboroik terbagi menjadi dua, yang pertama pada
bayi di usia tiga bulan pertama dan dewasa. Penyakit ini lebih sering pada
orang dewasa. Prevalensi dermatitis seboroik adalah sekitar 1-3% pada
populasi umum di Amerika Serikat, dan 3-5% pada orang dewasa muda
(Siregar, 2013).
D. PATOGENESIS
Jamur Pityorosum ovale ditemukan berlebih pada dermatitis seboroik.
E. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis dari lesi dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada
kulit kepala, pelipis. Lesi kulit nampak dengan warna kuning sampai merah
(eritema), sisik tebal dan berminyak. Didapati keluhan gatal pada lesi,
terutama pada bagian kulit kepala dan pada bagian telinga.
Pada daerah kepala biasanya diawali dengan munculnya ketombe,
Gambaran lesi selanjutnya dengan folikular, dan perifolikular eritema secara
bertahap meluas dan membentuk patch dengan tepi yang tegas, dan lesi.
Bentuk skuama pada dermatitis seboroik yang ringan biasanya hanya nampak
bercak kecil dan berskuama halus dan terdapat ketombe pada daerah kepala.
Rambut yang memiliki lesi cenderung akan rontok, mulai dari bagian vertex
dan frontal. Pada keadaan yang telah memberat, seluruh kepala akan tertutup
oleh krusta-krusta kotor dan berbau tak sedap (James et al, 2010).
F. DIAGNOSIS BANDING
A. Psoriasis
Psoriasis berbeda dengan dermatitis seboroik karena terdapat
skuama kasar dan berlapis-lapis. Tempat predileksi nya juga berbeda.
Perbedaanya skuama lebih tebal dan putih, kelainan kulit juga pada
perbatasan wajah.
B. Pitiriasis rosea
Kelainan kulit simetris dan terbatas pada tubuh dan bagian
proksimal anggota badan.skuamanya halus dan tidak berminyak. Sumbu
panjang lesi sejajar dengan garis kulit (Siregar, 2013)
G. TATALAKSANA
Pengobatan sistemik:
a. Kortikosteroid
Digunakan prednison dengan dosis 20-30 mg sehari. Jika ada
perbaikan dosis diturunkan pelan-pelan.
b. Antijamur
Bila terdapat malassezia furfur dapat diberikan ketokonazole 200mg
perhari.
c. Isotrenotin
Obat ini digunakan untuk pengobatan dermatitis seboroik dengan dosis
0,05-0,1 mg setisp hari selama beberapa bulan (Knodelkel et al, 2011)
Pengobatan topikal
a. Antijamur
Biasanya diberikan ketokonazole 2% dalam sampo dan krim.
b. Kortikosteroid
Misalnya hidrokortison 1% untuk dermatitis seboroik pada bayi dan
daerah wajah. Pada inflamasi yang lebih parah dapat dipakai
kortikosteroid yang lebih kuat, misalnya betametason valerat.
(Knodelkel et al, 2014)
H. KOMPLIKASI
Dermatitis seboroik yang meluas sampai menyerang saluran telinga
luar bisa menyebabkan otitis eksterna.
I. PROGNOSIS
Prognosis umumnya baik. Biasanya penyakit dermatitis seboroik
berlangsung selama bertahun-tahun. Penyakit ini juga dapat kambuh kembali.
Lesi dapat meluas akibat dari pengobatan topikal yang tidak benar dan
paparan sinar matahari (Burns et al, 2010).
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, dapat didiagnosis bahwa pasien menderita penyakit dermatitis
seboroik. Diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien pertama
kali datang ke poli pada hari kamis tanggal 23 juni 2016. Berdasarkan anamnesis
pasien datang dengan keluhan gatal-gatal pada bagian kulit kepala. Pada pemeriksaan
kulit didapatkan plak dan skuama halus putih berminyak.
1. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik ini menunjukkan skuama yang berminyak tanpa
berlapis-lapis. Umumnya pada daerah kulit kepala, alis, ketiak, punggung,
dada.
2. Psoriasis
Psoriasis berbeda dengan dermatitis seboroik karena terdapat skuama
kasar dan berlapis-lapis. Tempat predileksi nya juga berbeda. Perbedaanya
skuama lebih tebal dan putih, kelainan kulit juga pada perbatasan wajah.
Umumnya pada daerah siku, lutut, kulit kepala, telapak tangan, telapak
kaki, kuku.
James WD, Berger TG, Elston DM. 2010. Seborrheic dermatitis. Journal clinical
dermatology. 2006(4) P: 202
Khondker L, Choudhury AM, Wahab MA, Khan MSI. 2014. Efficacy of Topikal
Hidrokortison in the Treatment of Seborrheic Dermatitis. Vol.29. No.4.
Journal of Bangladesh College of Physicians and Surgeon. 2014(29)
Malak, S, et al. 2016. Profil dermatitis seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari – Desember 2015.
Jurnal e-Clinic. 2016(4). P. 201-206
Rannita, et al. 2015. Profil Dermatitis Seboroik Dipoli Klinik Kulit dan Kelamin.
Jurnal e-clinic. 2015(3)