Buku PPGD Agus Untuk Mahasiswa1 PDF
Buku PPGD Agus Untuk Mahasiswa1 PDF
HAND BOOK
UNTUK KADER KESEHATAN
BLITAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Alah SWT atas karunia yang
tak terhingga sehingga kita masih diberikan kekutan fisik dan iman kita
sehingga kita mampu menunaikan kewajiban-kewajiban kita sebagai
tenaga medis untuk kemaslahatan umat.
Berjuanglah terus tanpa mengenal kata lelah dan putus asa karena
Allah melihat kita , pekerjaan kita dan niat tulus kita.Yakinlah akan janji
Allah pasti akan tiba saatnya.
Mei 2012
Penyebab kegawatan
· Terganggunya jalan nafas, antara lain sumbatan jalan nafas oleh benda
asing, asma berat, spasme laryngeal, trauma muka yang mengganggu
jalan nafas dan lain-lain
· Pasien trauma selain gawat darurat seperti luka robek ringan, luka
bakar ringan, fraktur tulang tanpa perdarahan
Pasien tidak gawat dan tidak akut : pasien diluar kriteria pasien gawat
dan pasien akut
1. Persiapan,antara lain
a. Fase pra rumah sakit, harus ada koordinasi yang baikantara dokter di
rumah sakit dengan petugas lapangan sehingga rumah sakit dapat
mempersiapkan diri. Pada fase ini dititikberatkan pada stabilisasi
pasien yang menyangkut penjagaan jalan nafas, kontrol perdarahan dan
syok, immobilisasi pasien dan transportasi pasien.
2. Triage
3. Survei primer
4. Resusitasi
5. Tambahan terhadap survey primer dan resusitasi
6. Survei sekunder
7. Tambahan terhadap survey sekunder
8. Pemantauan dan re-evaluasi
9. Penanganan definitive
Jika kita berkunjung ke UGD atau IRD suatu rumah sakit sering kita
jumpai istilah tiage (baca : trias) yang berasal dari bahasa Perancis.
Macam-macam korban :
Prinsip-prinsip triage :
Tingkat prioritas :
Perencanaan triage
Pemimpin triage
Hanya melakukan :
• Primary survey
• Menentukan prioritas
• Menentukan pertolongan yang harus diberikan
Tim triage
• Bertanggung jawab
• Mencegah kerusakan berlanjut atau semakin parah
• Pilah dan pilih korban
• Memberi perlindungan kepada korban.
Perhatian :
Perhatian !
Jenis-jenis obat :
Epinephrin
Sulfas Atropin
Dopamin
Magnesium Sulfat
Morfin
Kortikosteroid
Natrium bikarbonat
Furosemide
Diazepam
Prosedur
Metode AVPU :
· Respon terhadap cahaya / reflek pupil : ada / tidak, cepat atau lambat
Simetris / anisokor
Penilaian ini dipakai lebih lanjut. Respon yang diberikan pada penderita
adalah respon nyeri berupa :
- kalau GCS tinggi membuat harapan yang lebih baik, berikan nilai tinggi
agar upaya medik menjadi maksimal.
2 : Gelisah, agitasi
GCS 3 = koma
Tindakan :
3. Jika tidak ada respon berarti pasien tidak sadar. Aktifkan sistem
emergensi dengan cara meminta tolong dibawakan alat-alat
4. Gunakan manuver chin lift untuk membuka jalan nafas korban yang
tidak mengalami cedera kepala dan leher. Jika diperkirakan ada
trauma leher maka gunakan tehnik jaw thrust. Untuk lebih jelas lihat
kembali pengelolaan jalan nafas.Periksa pernafasan dengan
menggunakan tehnik LLF (Look, Listen, Feel) dengan tetap
mempertahankan terbukanya jalan nafas selama 10 detik. Teknik LLF
dapat dilihat di pengelolaan jalan nafas.
5.Jika yakin tidak ada pernafasan maka segera beri nafas buatan dua
kali pernafasan dengan tetap menjamin terbukanya jalan nafas. Bisa
dengan mulut ke mulut/hidung atau dengan menggunakan sungkup
muka. Satu kali pernafasan selama satu detik sampai dada tampak
mengembang. Jika dada tidak mengembang kemungkinan pemberian
nafas buatan tidak adekuat atau jalan nafas tersumbat.
9. Jika nadi tidak teraba segera lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
dengan perbandingan kompresi dada (pijat jantung luar) 30 dan
ventilasi (nafas buatan) 2. Kecepatan kompresi dada adalah 100
kali/menit. Kompresi dada merupakan tindakan yang berirama
berupa penekanan telapak tangan pada tulang sternum sepertiga
bagian bawah dengan tujuan memompa jantung dari luar sehingga
aliran darah terbentuk dan dapat mengalirkan oksigen ke otak dan
jaringan tubuh. Usahakan mengurangi penghentian kompresi dada
selama RJP.
3. Untuk pijat jantung gunakan penekanan dua atau tiga jari. Bisa
menggunakan ibu jari tangan kanan dan kiri menekan dada dengan
kedua tangan melingkari punggung dan dada bayi. Bisa juga dengan
menggunakan jari telunjuk, jari tengah dan atau jari manis langsung
menekan dada.
1. Tenggelam
2. Hipotermi
Jika korban tidak bernafas, segera beri pernafasan buatan. Jika nadi
tidak ada segera lakukan kompresi dada. Jangan menunggu suhu
tubuh menjadi hangat. Untuk mencegah hilangnya panas tubuh
Posisi ini digunakan untuk korban yang tidak sadar yang telah
bernafas normal dan sirkulasi aman. Posisi ini dibuat untuk menjaga
jalan nafas tetap terbuka dan mengurangi risiko sumbatan jalan nafas
dan aspirasi. Caranya korban diletakkan miring pada salah satu sisi
tubuh dengan tangan yang dibawah berada di depan badan.
Terapi Cairan
Jenis-jenis cairan :
Cairan parenteral
Kristaloid :
Koloid :
Transfusi darah :
Diagnosis :
1.Syok hipovolemik
2.Syok kardiogenik
4. Syok septik
Diagnosis : fase dini tanda klinis hangat, vasodilatasi; fase lanjut tanda
klinis dingin, vasokontriksi.
5. Syok anafilaksis
1. Posisi syok
Posisi syok
Terapi Oksigen
Pengertian : Memberikan tambahan oksigen kepada pasien agar
kebutuhan oksigennya terpenuhi
Indikasi :
Catatan :
Untuk keselamatan
Cara menutup luka tembus dada : sehelai plastik tipis berbentuk segi
empat diplester 3 sisinya, sedangkan satu sisi yang tidak diplester
menjadi katup satu arah. Cara ini digunakan pada pasien yang dicurigai
menderita tension pneumothoraks. Jika penderita melakukan inspirasi,
maka udara yang tadinya masuk ke dalam rongga paru akan keluar
melalui katup searah tersebut. Jika penderita melakukan ekspirasi maka
katup searah akan menutup sehingga menghalangi udara luar masuk ke
rongga dada melalui luka tembus dada.
Jika ada patah tulang iga dan emfisema subkutis harus waspada akan
adanya tensionpnemothoraks
Hasil :
- Jika air terhisap masuk berarti tidak ada pnemothoraks. Jarum segera
dicabut sebelum air habis.
Emfisema sub kutis teraba seperti plastik tipis yang diremas. Paling
sering disebabkan oleh pnemothorak. Cara mengatasi emfisema
subkutis dengan menginsisi sampai lapisan sub kutan daerah yang
dirasa terdapat emfisema, kemudian diurut-urut ke arah lubang insisi.
Kalau perlu pasang thorak drain.
Tindakan
Pemeriksaan pernafasan :
Look -Lihat
- gerak dada
- gerak dada
Listen -Dengar
Feel -Rasakan
Palpasi -Raba
Perkusi - Ketuk
Rontgen dada
Menilai pernafasan
Diberikan bila nafas abnormal, tidak usah menunggu sampai apnea dulu
Cara ini diberikan pada pasien trakeostomi. Caranya sama dengan mulut
ke mulut hanya saja lubang tempat masuknya udara adalah lubang
trakeostomi
Ambu bag terdiri dari bag yang berfungsi untuk memompa oksigen
udara bebas, valve/pipa berkatup dan masker yang menutupi mulut dan
hidung penderita. Penggunaan ambu bag atau bagging sungkup
memerlukan keterampilan tersendiri. Penolong seorang diri dalam
menggunakan amb bag harus dapat mempertahankan terbukanya jalan
nafas dengan mengangkat rahang bawah, menekan sungkup ke muka
korban dengan kuat dan memompa udara dengan memeras bagging.
Penolong harus dapat melihat dengan jelas pergerakan dada korban
pada setiap pernafasan.
Ambu bag sangat efektif bila dilakukan oleh dua orang penolong yang
berpengalaman. Salah seorang penolong membuka jalan nafas dan
menempelkan sungkup wajah korban dan penolong lain memeras
bagging. Kedua penolong harus memperhatikan pengembangan dada
korban
Untuk kondisi yang mana penderita mengalami henti nafas dan henti
jantung, dilakukan resusitasi jantung-paru-otak.
Cara ini dilakukan bila pengelolaan jalan nafas tanpa alat tidak berhasil
dengan sempurna dan fasilitas tersedia.
e. Proteksi servikal
Tindakan
Ingat! Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya
dilakukan maneuver jaw thrust dengan hati-hati dan mencegah gerakan
leher.
Dilakukan bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing pada
rongga mulut belakang atau hipofaring seperti gumpalan darah,
muntahan, benda asing lainnya sehingga hembusan nafas hilang.
Cara melakukannya :
• Abdominal thrust
• Chest thrust
• Back blow
• Pasien sadar, ajak bicara. Bicara jelas dan lancar berarti jalan nafas
bebas
• Beri oksigen bila ada 6 liter/menit
• Jaga tulang leher : baringkan penderita di tempat datar, wajah ke
depan, posisi leher netral
• Nilai apakah ada suara nafas tambahan.
Lakukan teknik chin lift atau jaw thrust untuk membuka jalan nafas.
Ingat tempatkan korban pada tempat yang datar! Kepala dan leher
korban jangan terganjal!
Chin Lift
Head Tilt
Dlilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, Ingat! Tidak boleh
dilakukan pada pasien dugaan fraktur servikal.
Jaw thrust
Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga
barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi atas
Caranya : kepalkan sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut di
atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum, genggam kepala itu
dengan kuat, beri tekanan ke atas kea rah diafragma dengan gerakan
yang cepat, jika tidk berhasil dapat dilakukan tindakan dengan menekan
perut pada tepi meja atau belakang kursi
Chest Thrust (untuk bayi, anak yang gemuk dan wanita hamil)
Bila penderita sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan tulang dada
dengan jari telunjuk atau jari tengah kira-kira satu jari di bawah garis
imajinasi antara kedua putting susu pasien). Bila penderita sadar,
tidurkan terlentang, lakukan chest thrust, tarik lidah apakah ada benda
asing, beri nafas buatan
simultan)
Pernafasan (breathing)
Perdarahan (circulation)
• cek kesadaran
• Adakah cedera kepala?
• Adakah cedera leher?
• perhatikan cedera pada tulang belakang
Pustaka:
http://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/triage.html