Anda di halaman 1dari 13

Aliadamayanti93

Love your Health right now!


Menu
Skip to content
 Beranda
 ASUHAN PERSALINAN NORMAL(APN)2011

Program Meningkatkan Status Kesehatan


Reproduksi pada PUS,WUS,MENOPAUSE
Posted on 26 April 2013 by aliadamayanti
Dalam pelayanan kesehatan reproduksi , program kesehatan ibu dan anak lebih di tujukan kepada
upaya pergerakan pihak penerima layanan ( demam dan side) melalui pemberdayaan setiap
keluarga dalam peningkatan pengetahuan sikap dan prilaku sehat dalam reproduksi , yang pada
balitanya akan mempercepat penurunan tingkat kematian ibu dan bayi. Pelayanan terutama di
tujukan kepada kelompok rentan dan tidak terjangkau , kurang gizi , kehamilan dengan sanitasi
maupun fasilitasi kesehatan yang kurang memadai , sasaran pelayanan kita adalah mencakup
remaja sebelum menikah (catin) ,pasangan sebelum hamil , pelayanan selama hamil , waktu
melahirkan dan sesudah melahirkan , termasuk pelayanan kontrasepsi dan kesehatan reproduksi
(BKKBN, 2006).

Kesehatan reproduksi di defenisikan sebagai keadaan sejahtera fisik , mental dan social secara
utuh , yang tidak semata-mata bebas dari penyakit dan kecacatan dan semua hal yang berkaitan
dengan system reproduksi , serta fungsi dan prosesnya (UNFPA,2001).

Kesehatan reproduksi adalah kemampuan sesorang untuk dapat memanfaatkan alat reproduksi
dengan mengukur kesuburannya dapat menjalani kehamilannya dan persalinan serta aman
mendapatkan bayi tanpa resiko apa pun ( well health mother baby ) dan selanjutnya
mengembalikan kesehatan dalam batas normal (Manuaba ,1999).

Ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat luas , sesuai dengan defenisi yang tertera
di atas , karena mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Dalam uraian
tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih rinci di gunakan pendekatan siklus haid (
life cycle appooach) , sehingga di peroleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat di
laksanakan .

Untuk kepentingan Indonesia saat ini , secara nasional telah di sepakati ada empat komponen
proritas kesehatan reproduksi , yaitu : Kesehatan ibu dan bayi baru lahir, keluarga berencana,
kesehatan reproduksi remaja, pencegahan dan penanganan penyakit menular seksual, termasuk
HIV/AIDS.
Pelayanan yang mencakup empat komponen prioritas di atas di sebut pelayanan kesehatan
reproduksi esensial (PKRE). Jika PKRE di tambah dengan pelayanan kesehatan reproduksi bagi
usia lanjut maka pelayanan yang di berikan di sebut pelayanan kesehatan reproduksi
komprenhensif (PKRK).

Karena terdiri atas beberapa komponen,maka pelayanan kesehatan reproduksi diupayakan agar
dapat diberikan secara terpadu,berkualitas dan memperhatikan hak reproduksi perorangan. Ini
berarti bahwa pelayanan kesehatan reproduksi bukanlah suatu pelayanan yang baru mampu
sendiri,tetapi merupakan kombinasi berbagai pelayanan secara terpadu dan berkualitas termasuk
dalam aspek komunikasi,informasi dan edukasi (KIE).

A. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Pada PUS ( Pasangan Usia Subur )

Pasangan Usia subur adalah pasangan yang sudah menikah,pasangan suami istri dimana kedua-
duanya masih hidup dengan batas umur 15 – 49 tahun. (www.Google.com).
Pasangan usia subur (Pus) adalah pasangan suami istri berumur 15-49 tahun dari secara
operasional termasuk pula pasangan suami istri yang istrinya berumur kurang dari 15 tahun dan
telah haid atau istrinya berumur 50 tahun tetapi masih hamil. (Hartono,2004).

1. Pelayanan Kesehatan pada Catin.

Pelayanannya berupa:

a. Pemeriksaan kesehatan kedua catin, agar salah satu/kedua catin tersebut menderita penyakit
dapat diketahui sebelumnya.

b. Apabila ternyata sakit agar segera berobat,sehingga pada saat pernikahan kedua catin benar-
benar dalam keadaan sehat.

c. Penjelasan tentang kesehatan dalam perkawinan, terutama yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, masa nifas dan KB. Misalnya anemia pada waktu hamil yang berdampak pada ibu
dan bayinya.

d. Pemberiaan imunisasi TT pada catin perempuan untuk mencegah tetanus pada bayi yang akan
dilahirkannya.

e. Memberikan pengetahuan bagaimana sikap seorang PUS ini harus sesuai dengan kodratnya,
tidak sama dengan sebelum dia menikah, atau masih gadis. Dia harus mampu melayani
suaminya, bukan kebutuhan bathiniah saja tapi rohaniah dan yang laennya juga.

f. Apabila seorang wanita datang untuk memakai KB maka bidannya harus menanyakan apakah
suaminya setuju dengan ia memakai KB. Bila perlu si wanita tadi datang bersama suaminya, jadi
suaminya juga ikut dalam menentukan kontrasepsi yang baik dan aman untuk istrinya.
Jadwal Pemberian Imunisai Pada Wus,Ibu Hamil Dan Pada Calon Pengantin Wanita

Vaksinasi Pemberian imunisasi Selang waktu pemberian minimal Masa perlindungan Dosis

TT WUS,

BUMIL,

Catin T1 0,5 cc

T2 4 minggu setelah T1 3 tahun 0,5 cc

T3 6 bulan setelah T2 5 tahun 0,5 cc

T4 1 tahun setelah T3 10 tahun 0,5 cc

T5 1 tahun setelah t4 Seumur hidup 0,5 cc

2. Pelayanan Keluarga Berencana

Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan keluarga berencana (KB) diarahkan untuk
menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB bertujuan menunda,
menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup.

Kehamilan yang diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan lebih
menjamin keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Dengan demikian pelayanan KB sangat
berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau
tidak tepat waktu.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebagai berikut;

a. Prioritaskan pelayanan KB diberikan terutama kepada pasangan usia subur yang istrinya
mempunyai keadaan “4 terlalu” yaitu : terlalu muda(< dari 20 thn), terlalu banyak anak (lebih
dari 3 orang), terlalu dekat jarak kehamilan( dari 35 thn).

b. Tanggung jawab dalam kesetaraan ber-KB merupakan tanggung jawab bersama antara suami
dan istri. Sayangnya pada saat ini hanya 1,1% suami yang beradaptasi aktif dalam ber –KB,
padahal tersedia juga alat/metode kontrasepsi untuk pria.

c. Setiap Metode kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kelemahan masing-masing.setiap klien


berhak untuk mendapatkan informasi mengenai hal ini,sehingga dapat mempertrimbangkan
metode yang paling cocok bagi dirinya.
d. Pelaksana pelayanan KB wajib memberikan nasehat tentang metode yang paling cocok sesuai
dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada klien akan lebih mudah
menentukan pilihan.

e. Klien juga harus diberi informasi tentang kontraindikasi pemakaian berbagai metode
kontrasepsi. Pelaksana pelayanan KB perlu melakukan skrining atau penyaringan melalui
pemeriksaan fisik terhadap klien untuk memastikan bahwa tidak terdapat kontra indikasi dalam
pemakaian metode yang akan dipilih. Khusus untuk tindakan operatif diperlukan surat
pernyataan setuju (Informed concent) dari klien.

B. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Pada WUS ( Wanita Usia Subur )

WUS (Wanita Usia Subur) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan
baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria.
Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan
95% untuk hamil. Pada usia 30-an presentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki
usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40 wanita hanya punya
maksimal 10% kesempatan untuk hamil.

Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Dimana
dalam masa wanita subur ini harus menjaga dan merawat personal hygiene yaitu pemeliharaan
keadaan alat kelaminya dengan rajin membersihkannya. Oleh karena itu WUS dianjurkan untuk
merawat diri. Untuk mengetahui tanda-tanda wanita subur antara lain dengan melihat siklus
haidnya.

1. Siklus Haid

Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur. Satu putaran haid
dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid datang kembali, yang biasanya
berlangsung selama 28-30 hari. Oleh karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama
untuk menandai seorang wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon
seks perempuan yaitu estrogen dan progesteron.

Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat
dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi
lendir leher rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode
kalender) dan indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.

2. Pembekalan pengetahuan untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita

a. Personal Hygiene, misalnya :

– Mandi 2x sehari
– Ganti pakaian dalam setiap hari

– Hindari keadaan lembab di vagina

– Mamakai pembalut yang tidak mengandung zat berbahaya (berbahaya ditandai dengan mudah
rusaknya pembalut jika terkena air)

– Ganti pembalut maksimal tiap 6 jam atau bila sudah penuh oleh darah haid

– Cebok dari arah depan ke belakang

– Hindari penggunaan sabun/cairan pembersih vagina.

b. Gizi

– Hindari 5 P (Pewarna, pengawet, penyedap, pengenyal,

– Konsumsi buah dan sayuran.

c. Perilaku seks

– Hindari perilaku seks bebas diluar nikah.

d. Perkembnagan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja

Pengembangan pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secera fisik , kejiwaan dan
kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta mengatasi berbagai
keadaan yang membingungkannya. Informasi tentang haid dan mimpi basah , serta tentang alat
reproduksi remaja laki – laki dan perempuan perlu di peroleh setiap remaja.

c. Proses reproduksi yang bertanggung jawab

d. Pergaulan yang sehat antara remaja laki – laki dan perempuan serta kewaspadaan terhadap
masalah remaja yang banyak di temukan . Remaja memerlukan informasi tersebut agar selalu
waspada dan berprilaku reproduksi sehat dalam bergaul dengan lawan jenisnya.

e. Persiapan pranikah. Informasi tentang hal ini di perlukan agar calon pengantin lebih siap
secara mental dan emosional dalam memasuki kehidupan berkeluarga .

f. Kehamilan dan persalinan , serta cara pencegahannya, remaja perlu mendapat informasi
tentang hal ini sebagai persiapan bagi remaja pria dan wanita dalam memasuki kehidupan
berkeluarga di masa depan.
3. Pelayanan kesehatan dengan deteksi dini kanker sistem reproduksi

Kanker system reproduksi meliputi kanker leher rahim , payudara , indung telur , rahim , dan alat
kelamin perempuan .

Ciri-ciri yang perlu di curigai akan adanya kanker leher rahim :

a. Adanya cairan vagina abnormal ( duh vagina )

b. Perdarahan di waktu haid atau haid dengan perdarahan hebat

c. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual

d. Paritas tinggi dan di atas 30 tahun

Pemeriksaan pap smear :

Cara termudah untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim adalah melalui pemeriksaan pap
smear yaitu pemeriksaan yang di lakukan dengan mengambil usapan sel dan lender leher rahim
untuk mengetahui apakah ada perubahan pada sel secara mikroskopis .

Untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim , di anjurkan kepada para wanita untuk
melakukan pemeriksaan papsmear secara teratur , paling tidak sekali setiap tahun :

a. Pada umur berapapun pada usia subur

b. Telah berhubungan seks lebih dari 1 tahun

c. Ada atau tidak ada cairan vagina yang mencurigakan

4. Pemeriksaan untuk mendeteksi kanker payudara

Berikut adalah cara sederhana untuk menentukan tumor payudara sedini mungkin. Cara ini
dikenal dengan istilah yang merupakan singkatan dari SADARI ( periksa payudara sendiri).
Pemeriksaan terdiri dari atas 7 langkah berikut:

– Memperhatikan payudara melalui kaca, sementara kedua lengan lurus kebawah

– Memperhatikan payudara di depan kaca sementara kedua lengan diangkat lurus ke atas.

– Perhatikan apakah ada tarikan pada permukaan kulit


– Memijat daerah sekitar puting dengan perlahan untuk melihat apakah ada cairan abnormal
yang keluar

– Berbaring dengan lengan kanan dibawah kepala sementara punggung kanan diganjal dengan
bantal kecil, kemudian seluruh permukaan payudara kanan di raba dengan tiga pucuk jari tengah
tangan kiri yang di harapkan.

– Ketiga jari tersebut di gerakkan memutar dengan tekanan lembut tapi mantap, dimulai
dipinggir kemudian ke tengah (puting) dan kembali lagi dari pinggir dengan mengikuti putaran
jarum jam.

– Melakukan hal yang sama untuk payudara kiri

– Memperhatikan secara khusus seperempat bagian payudara sebelah luar atas, baik kanan
maupun kiri. Bagian tersebut paling sering mengandung tumor.

– Pemeriksaan ini dianjurkan untuk di lakukan secara teratur sekali sebulan setelah haid

C. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Pada Klimakterium / Monopause

Kata menopause berasal dari bahasa yunani yang berarti ”bulan” dan ”penghentian sementara”
(Wirakusumah,Emma.S, 2004).

Menopause atau mati haid adalah masa dimana seorang perempuan mendapatkan haid atau
datang bulan atau menstruasi terakhir secara alami dan tidak lagi haid selama 12 bulan berturut-
turut (Departemen Kesehatan RI, 2005).

Umumnya terjadi menopause mulai terjadi pada permpuan berusia sekitar 45-55 tahun
(Departemen Kesehatan RI, 2005).

1. Patofisiologi menopause

Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi
folikel yang cukup, produksi estrogen pun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir
dengan terjadi menopause. Oleh karena itu, menopause diartikan sebagai haid alami terakhir, hal
ini tidak terjadi bila wanita menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause.
Perdarahan terus terjadi selama wanita masih menggunakan pil kontrasepsi secara siklik dan
wanita tersebut tidak mengalami keluhan klimakterik. Untuk menentukan diagnosis menopause,
pil kontrasepsi harus segera dihentikan dan satu bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH
dan estradiol.

Bila pada usia menopause ditemukan kadar FSH dan estradiol bervariasi (tinggi atau rendah),
maka setelah memasuki usia menopause akan selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>40
mlU/ml). Kadar estradiol pada awal menopause dijumpai rendah hanya pada sebagian wanita,
sedangkan pada sebagian wanita lain, apalagi wanita gemuk, kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini
terjadi akibat proses aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam jaringan lemak. Diagnosis
menopause merupakan diagnosis retropektif, bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan, dan
dijumpai kadar FSH darah >40 mlU/ml dan kadar estradiol <30 pg/ml, telah dapat dikatakan
wanita tersebut telah mengalami menopause (Baziad, 2003).

2. Gejala-gejala menopause

a. Gejala jangka pendek

Gejala ini sering dijumpai, menimbulkan distress dan menyebabkan banyak wanita yang
sebelumnya sehat mencari anjuran medis. Gejala-gejala sering salah diagnosis. Pada beberapa
wanita, gejala-gejala menopause mungkin sangat mengganggu kualitas hidup dan sebaiknya
tidak diabaikan dalam setiap pembahasan mengenai resiko dan manfaat FSH.

1. Gejala Vasomotor

– Kulit memerah dan panas tiba-tiba

– Palpitasi

– Pening

– Rasa lemah dan ingin pingsan.

2. Gejala Psikologis

– Mood murung

– Ansietas

– Iritabilitas dan mood berubah-ubah

– Labilitas emosi

– Merasa tidak berdaya

– Gangguan daya ingat

– Konsentrasi berkurang
– Sulit mengambil keputusan

– Merasa tidak bahagia.

b. Gejala jangka menengah

1) Atrofi Urogenital

– Kekeringan vagina menyebabkan dispareuni, yang kemudian akan menurunkan libido

– PH vagina meningkat dan vagina rentan mengalami infeksi oleh bakteri, karena

terjadi penurunan kolonisasi oleh laktobasil

– Insiden disuria, frekuensi, urgensi, dan inkotinensia meningkat seiring bertambahnya usia, dan
terjadi atrofi dan berkurangnya jaringan kolagen di sekitar leherkandung kemih.

2) Perubahan Kulit

– Pada pasca menopause terjadi penyusutan generalisata kolagen dari lapisan dermis kulit

– Wanita sering mengeluh kulit yang tipis, dan kering disertai kerontokan rambut dan kerapuhan
kuku.

– Sering terjadi keluhan nyeri sendi dan otot yang generalisata dan hal ini juga disebabkan oleh
berkurangnya kolagen.

3) Gejala jangka panjang

– Osteoporosis

– Penyakit kardiovaskuler.

3. Upaya dalam mengatasi gejala-gejala menopause

a. Terapi non-hormonal

1) Arus panas (hot flush)

Dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B kompleks untuk menekan stress dengan
menormalkan sistem saraf tubuh. Meningkatkan konsumsi makanan tinggi fitoestrogen seperti
kacang-kacangan terutama kedelai dan olahannya (tahu, tempe, susu kedelai), dan pepaya.
Makan sumber vitamin E yang tidak saja dapat memperlancar oksigen tapi juga mencegah
pengendapan kolesterol di arteri sehingga peredaran darah menjadi lancar.

2) Kulit kering dan keriput

Makanlah makanan alami bersifat membangun dan tidak merusak, terutama buah-buahan dan
sayuran. Tingkatkan asupan vitamin E yang terdapat di biji-bijian terutama biji-bijian yang sudah
berkecambah. Vitamin E diyakini dapat menyerap dan menghancurkan pigmen tanda-tanda
penuaan yang timbul pada kulit. Perbanyak minum air putih dan hindari merokok.

3) Pening atau sakit kepala

Cobalah untuk bersantai, beristirahat atau melakukan meditasi. Hindari hal-hal yang
menyebabkan ketegangan, depresi atau stress. Hindari alkohol dan kopi.

4) Pengerutan vagina

Menggunakan krim estrogen atau gel khusus vagina, melakukan hubungan seks secara teratur.

5) Infeksi saluran kemih

Banyak mengkonsumsi air putih. Jika kantung kemih dalam keadaan penuh, pembilasan akan
sering terjadi sehingga bakteri akan terbawa keluar. Mencuci bersih alat kelamin setelah buang
air kecil untuk mencegah masuknya bakteri.

6) Insomnia (sulit tidur)

Menjalani gaya hidup yang positif dan hilangkan pikiran negatif. Melakukan aktivitas fisik di
siang hari. Aktivitas fisik secara teratur dapat membuat tidur lebih nyenyak. Jangan membiarkan
perut dalam kondisi kelaparan.

7) Gangguan psikis dan emosi

Memperbanyak makanan sumber fitoestrogen dan vitamin B6, misalnya kedelai dan produknya
seperti tempe, tahu, dan susu kedelai. Vitamin B6 penting untuk memperlancar kerja sistem saraf
dan menurunkan tingkat stress. Meningkatkan asupan kalsium menurut Gay Gaer Luce dapat
mengurangi kesedihan dengan mempengaruhi fungsi sistem saraf. Perasaan marah dan depresi
bisa diakibatkan oleh ketidakseimbangan natrium dan kalium dalam cairan tubuh. Oleh karena
itu kurangi garam dan tingkatkan asupan kalium, misalnya jeruk atau pisang. Menghargai dan
mencintai diri sendiri dengan cara menerima apa adanya.

8) Osteoporosis
Meningkatkan asupan kalsium bisa dari susu atau ikan, misalnya ikan teri. Meningkatkan asupan
vitamin D dari susu dan paparan sinar matahari pagi (jam 08.00-09.00). Meningkatkan asupan
estrogen alami (fitoestrogen) dengan banyak mengkonsumsi produk kedelai seperti susu kedelai,
tempe dan tahu. Meningkatkan aktivitas fisik (Wirakusumah,Emma.S, 2004).

b. Terapi hormonal

Gejala-gejala menopause dan osteoporosis bisa dibantu dengan menggunakan terapi penyulihan
atau penggantian hormon (HRT = Hormone Replacement Therapy) yang dilakukan dengan
memasukkan hormon-hormon seksual di dalam tablet atau beberapa bentuk lainnya. HRT tidak
sesuai bagi setiap perempuan dan adanya beberapa kondisi medis, seperti kanker payudara. HRT
perlu waktu lama untuk persiapan sehingga bisa sesuai dengan setiap individu. Salah satu
kerugian HRT adalah bahwa kebanyakan persiapan HRT menyebabkan sedikit perdarahan
bulanan pada perempuan yang secara normal sudah berhenti menstruasi tetapi persiapan HRT
sekarang tersedia bagi perempuan tua dimana tidak ada perdarahan bulanan yang dialaminya
(Nash Barbara, 2006).

c. Pelayanan kesehatan yang dapat di lakukan berupa :

– Memeberikan penjelasan tentang perubahan – perubahan yang terjadi

– Memberikan nasehat tentang nutrisi dan diet untuk kesehatan sendiri

– Menganjurkan pengkonsumsian makanan vegetarian sehingga tidak mengganggu fungsi alat


pencernaan nya , orang tua memerlukan banyak serat dalam makanannya.

– Menghindari perubahan kejiwaan dengan keharmonisan keluarga dan saling pengertian

– Kemungkinan pemberian terapi hormonal dengan lebih dahulu berkonsultasi dengan dokter
ahli.

– Melakukan pemeriksaan deteksi dini penyakit seperti pap-smear,sadari , dll

REFERENSI :

– Prawirahardjo.(2006)Ilmu Kandungan,Jakarta ,Ybp,Sp

– Manuaba ,Ib,G (1998) Ilmu Kebidanan ,Penyakit Kandungan Dan Kb Untuk Pendidikan Bidan
, Jakarta ,Egc

– Manuaba ,Ibg(2002) Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita , Jakarta ,Arcan


– Alisacrebbie (2005) Kb Dan Kesehatan Reproduksi , Jakarta ,Egc

– Bkkbn (2006)Pelatihan Keterampilan Kip,Kb Dan Kesehatan Reproduksi , Jakarta ,Bkkbn

– Kesehatan Reproduksi Untuk Petugas Kesehatan (2001) , Depkes Ri

Report this ad

Report this ad

Bagikan ini:

 Twitter
 Facebook2

Terkait
Aktif Suami dalam SATGAS GSI)dalam "Tak Berkategori"
Pengertian Partus Prematurus, Artikel, Makalah, Penyebab Partus Prematurusdalam "Tak Berkategori"
HIV - AIDS PADA KEHAMILANdalam "Tak Berkategori"

Navigasi pos
cegah kanker serviks →
2 thoughts on “Program Meningkatkan Status
Kesehatan Reproduksi pada
PUS,WUS,MENOPAUSE”
1. genaalvionita berkata:
27 April 2013 pukul 08.06
(y)

Balas

o aliadamayanti berkata:

27 April 2013 pukul 16.26

thank’s ..
Balas

Tinggalkan Balasan

S S R K J S M
Mei »
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30
April 2013

aliadamayanti
terus berusaha untuk meraih masa depan ^_^

Tampilkan Profil Lengkap →


The Big DayMei 13th, 1993
The big day is here.

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.


 Ikuti

Anda mungkin juga menyukai