112016166
STASE RADIOLOGI
Ileus adalah gangguan atau hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda
adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan.
Terdapat dua jenis ileus yakni ileus obstruktif dan ileus paralitik. Ileus obstruktif
atau ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa
disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan/hambatan mekanik yang
disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan
atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrosis
segmen usus tersebut sedangkan ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan
di mana usus gagal atau tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk
menyalurkan isinya akibat kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltik usus
tanpa adanya obstruksi mekanik. 1,2,3
Terdapat sekitar 20% akut abdomen disebabkan olehnya adanya obstruksi
usus dan dari data tersebut 80% disebabkan oleh adanya obstruksi usus halus.
Terdapat faktor resiko yang dapat menyebabkan obstruksi usus antara lain 16 %
disebabkan oleh adanya tumor pada colorektal, insiden obstruksi usus pada post
operasi adalah 60%, adhesi hernia strangulata 20%, keganasan 5% dan volvulus pada
5%.4
BAB II
ISI
2.1.Ileus Paralitik
2.1.1.Defenisi
Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal atau
tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus
paralitik ini bukan suatu penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai
penyakit primer, tindakan (operasi) yang berhubungan dengan rongga perut, toksin
dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus.1,4
Gerakan peristaltik merupakan suatu aktivitas otot polos usus yang
terkoordinasi dengan baik diatur oleh neuron inhibitory dan neuron exitatory dari
sistim enteric motor neuron. Kontraksi otot polos usus ini dipengaruhi dan
dimodulasi oleh berbagai faktor seperti sistim saraf simpatik – parasimpatik,
neurotransmiter (adrenergik, kolinergik, serotonergik,dopaminergik, hormon
intestinal, keseimbangan elektrolit dan sebagainya. Ileus paralitik hampir selalu
dijumpai pada pasien pasca operasi abdomen. Keadaan ini biasanya hanya
berlangsung antara 24-72 jam. Beratnya ileus paralitik pasca operasi bergantung
pada lamanya operasi/narkosis, seringnya manipulasi usus dan lamanya usus
berkontak dengan udara luar.4
Pencemaran peritoneum oleh asam lambung, isi kolon, enzim pankreas,
darah, dan urin akan menimbulkan paralisis usus. Kelainan retroperitoneal seperti
hematoma retroperitoneal, terlebih lagi bila disertai fraktur vertebra sering
menimbulkan ileus paralitik yang berat. Demikian pula kelainan pada rongga dada
seperti pneumonia paru bagian bawah, empiema, dan infark miokard dapat
disertaiparalisis usus. Gangguan elektrolit terutama hipokalemia, hiponatremia,
hipomagnesemia atau hipermagnesemia memberikan gejala paralisis usus. 5
2.1.2. Etiologi
Penyebab ileus paralitik : 5
1.Neurologik:
- Pasca operasi
2.Metabolik :
3. Obat-obatan
- Narkotik
- Antikolinergik
- Katekolamin
- Fenotiasin
- Antihistamin
4. Infeksi
- Pneumonia
- Empiema
- Urosepsis
- Peritonitis
- Infeksi sistemik berat lain
5. Iskemia usus
2.1.5. Penatalaksanaan
Pengelolaan ileus paralitik bersifat konservatif dan suportif. Tindakannya berupa
dekompresi, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengobati kausa atau
penyakit primer dan pemberian nutrisi yang adekuat. Beberapa obat-obatan jenis
penyekat simpatik (simpatolitik) atau obat parasimpatomimetik pernah dicoba,
ternyata hasilnya tidak konsisten. Untuk dekompresi dilakukan pemasangan pipa
nasogastrik (bila perlu dipasang juga rectal tube). Pemberian cairan, koreksi
gangguan elektrolit dan nutrisi parenteral hendaknya diberikan sesuai dengan
kebutuhan dan prinsip pemberian nutrisi parenteral. Beberapa obat yang dapat
dicoba yaitu metoklopramid bermanfaat untuk gastroparesis, sisaprid bermanfaat
untuk ileus paralitik pasca-operasi, dan klonidin dilaporkan bermanfaat untuk
mengatasi ileus paralitik karena obat-obatan. Neostigmin sering diberikan pada pasn
ileus paralitik pasca operasi. Bila bising usu sudah mulai ada dapat dilakukan test
feeding, bila tidak ada retensi,dapat dimulai dengan diit cair kemudian disesuaikan
sejalan dengan toleransi ususnya.8
2.1.6. Prognosis
Prognosis ileus paralitik baik bila penyakit primernya dapat diatasi.
Gambar 1.Gambaran multiple air fluid level yang panjang ileus obstruktif foto
polos abdomen posisi supine.
Sumber: www. Radiopaedia.org
2. Ileus Obstruktif
2.2.1.Definisi
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi
lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya
sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding
usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen
usus yang menyebabkan nekrosis segmen usus tersebut.5
2.2.2.Etiologi
1. Hernia inkarserata : usus masuk dan terjepit di dalam pintu hernia. Pada anak
dapat dikelola secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Namun,
jika percobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam, harus
diadakan herniotomi segera. Dalam pmeriksaan penunjang harusd ditambah
dengan melakukan permeriksaan USG abdomen.3,9
Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya jumlahnya puluhan
hingga ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di mana-mana di usus halus, tetapi
biasanya di ileum terminal yang merupakan tempat lumen paling sempit. Obstruksi
umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan
puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian obat cacing.
Segmen usus yang penuh dengan cacing berisiko tinggi untuk mengalami volvulus,
strangulasi, dan perforasi.11
d. Volvulus
Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang abnormal dari
segmen usus sepanjang aksis longitudinal usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap
aksis radii mesenterii sehingga pasase makanan terganggu. Pada usus halus agak
jarang ditemukan kasusnya. Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum dan
mudah mengalami strangulasi. Gambaran klinisnya berupa gambaran ileus obstruksi
tinggi dengan atau tanpa gejala dan tanda strangulasi. 12 gsmbar 2e dan 2f
e. Tumor
Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus, kecuali jika ia
menimbulkan invaginasi. Proses keganasan, terutama karsinoma ovarium dan
karsinoma kolon, dapat menyebabkan obstruksi usus. Hal ini terutama disebabkan
oleh kumpulan metastasis di peritoneum atau di mesenterium yang menekan
usus.Dalam hal ini jika ada terdapat tumor perlu dilakukan pemeriksaan CT scan.
Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul dari saluran
empedu ke duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke
traktus gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus,
umumnya pada bagian ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan
obstruksi.
2.2.3.Patogenesis
Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang
berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang menyeluruh
menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik),
dapat terjadi perforasi. Dilatasi dan dilatasi usus oleh karena obstruksi menyebabkan
perubahan ekologi, kuman tumbuh berlebihan sehingga potensial untuk terjadi
translokasi kuman. Gangguan vaskularisasi menyebabkan mortalitas yang tinggi, air
dan elektrolit dapat lolos dari tubuh karena muntah. Dapat terjadi syok hipovolemik,
absorbsi dari toksin pada usus yang mengalami strangulasi.4
Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan
atau ruptur. Dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi. Dinding sekum
merupakan bagian kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila terlalu
tegang. Gejala dan tanda obstruksi usus halus atau usus besar tergantung kompetensi
valvula Bauhini. Bila terjadi insufisiensi katup, timbul refluks dari kolon ke ileum
terminal sehingga ileum turut membesar.1,2
Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus halus
karena pada obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak pernah terjadi
strangulasi. Kolon merupakan alat penyimpanan feses sehingga secara relatif fungsi
kolon sebagai alat penyerap sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan cairan dan
elektrolit berjalan lambat pada obstruksi kolon distal.5
2.2.4.Manifestasi Klinis
1. Obstruksi sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya
disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus
bagian oral dari obstruksi, maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan usus meliputi
nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada obstruksi usus halus proksimal akan
timbul gejala muntah yang banyak, yang jarang menjadi muntah fekal walaupun
obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen sering
dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas. Semakin distal sumbatan,
maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen.
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi
akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam.
Distensi abdomen dapat dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan
semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang meningkat dan
“metallic sound” dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di
daerah distal.5
2.2.5.Pemeriksaan Fisik
Gejala umum berupa syok,oliguri dan gangguan elektrolit. Selanjutnya ditemukan
meteorismus dan kelebihan cairan diusus, hiperperistaltis berkala berupa kolik yang
disertai mual dan muntah. Kolik tersebut terlihat pada inspeksi perut sebagai gerakan
usus atau kejang usus dan pada auskultasi sewaktu serangan kolik, hiperperistaltis
kedengaran jelas sebagai bunyi nada tinggi. Penderita tampak gelisah dan menggeliat
sewaktu kolik dan setelah satu dua kali defekasi tidak ada lagi flatus atau defekasi.
Pemeriksaan dengan meraba dinding perut bertujuan untuk mencari adanya nyeri
tumpul dan pembengkakan atau massa yang abnormal. Gejala permulaan pada
obstruksi kolon adalah perubahan kebiasaan buang air besar terutama berupa
obstipasi dan kembung yang kadang disertai kolik pada perut bagian bawah. Pada
inspeksi diperhatikan pembesaran perut yang tidak pada tempatnya misalnya
pembesaran setempat karena peristaltis yang hebat sehingga terlihat gelombang usus
ataupun kontur usus pada dinding perut. Biasanya distensi terjadi pada sekum dan
kolon bagian proksimal karena bagian ini mudah membesar. 4,5,6
Dengan stetoskop, diperiksa suara normal dari usus yang berfungsi (bising usus).
Pada penyakit ini, bising usus mungkin terdengar sangat keras dan bernada tinggi,
4,5,6
atau tidak terdengar sama sekali. Nilai laboratorium pada awalnya normal,
kemudian akan terjadi hemokonsentrasi,leukositosis, dan gangguan elektrolit. Pada
pemeriksaan radiologis, dengan posisi tegak,terlentang dan lateral dekubitus
menunjukkan gambaran anak tangga dari usus kecil yang mengalami dilatasi dengan
air fluid level. Pemberian kontras akan menunjukkan adanya obstruksi mekanis dan
letaknya. Pada ileus obstruktif letak rendah jangan lupa untuk melakukan
pemeriksaan rektosigmoidoskopi dan kolon (dengan colok dubur dan barium inloop)
untuk mencari penyebabnya. Periksa pula kemungkinan terjadi hernia. 4,5,6 Pada saat
sekarang ini radiologi memainkan peranan penting dalam mendiagnosis secara awal
ileus obstruktifus secara dini.5,6
a. Gambaran Radiologi
Untuk menegakkan diagnosa secara radiologis pada ileus obstruktif dilakukan foto
abdomen 3 posisi. Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan foto abdomen ini antara
lain :13
1. Ileus obstruksi letak tinggi :
- Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan paling distal di ileocecal junction)
dankolaps usus di bagian distal sumbatan.
- Coil spring appearance(gambar 2a)
- Herring bone appearance (gambar 2a)
- Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign). gambar 2c dan
2d
2.2.7.Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi
untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan.
Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu
penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama jika disebabkan
oleh perlengketan. Penderita penyumbatan usus harus di rawat di rumah sakit.14
1. Persiapan
Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah
aspirasi dan mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan,
kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan
keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan
laparatomi. Pada obstruksi parsial atau karsinomatosis abdomen dengan
pemantauan dan konservatif.
2. Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ
vital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan
adalah pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila :
- Strangulasi
- Obstruksi lengkap
- Hernia inkarserata
2.2.8. Komplikasi
Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum yang
berakhir dengan perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran rongga perut dengan
akibat peritonitis umum.
Pada perforasi ileum, maka feses cair dan kuman-kuman segera
mengkontaminir peritoneum dan setelah melewati masa inkubasi (rata-rata 6-8 jam)
baru menimbulkan gejala peritonitis. Tetapi ileum sebenarnya memiliki sifat
”protective mechanism” yaitu sifat bila suatu segmen ileum mengalami perforasi
maka akan segera segemen tadi kaan berkontraksi sedemikian rupa sehingga
menutup lubang perforasi.Sifat ini berlangsung selama 1-4 jam tergantung keadaan
umum dan juga keadaan usus itu sendiri. Misalkan penderita dengan keadaan umum
jelek (KP,kakeksia) maka sifat ini berlangsung 1 jam atau kurang bahakan tak ada
sama sekali. Juga pada usus yang sakit misalkan pada tifus abdominalis maka
mekanisme ini juga akan berkurang.Secara ringkas disimpulkan bila ileum
mengalami perforasi maka gejala peritonitis timbul sesudah 8-12 jam kemudian.
Penderita harus diobservasi ketat selama minimal 24 jam pertama pada kasus trauma
tumpul abdomen.
2.2.9. Prognosis
Gambar 2a. Gambaran coil spring dan herring bone ileus obstruktif letak tinggi foto
polos abdomen posisi supine
(2b)
Gambar 2b. Gambaran coil spring dan herring bone ileus obstruktif letak rendah foto
polos abdomen posisi supine
(2c) (2d)
Gambar 2c dan 2d. Gambaran multiple air fluid level yang pendek ileus obstruktif
(2e) (2f)
Gambar 2e. Volvulus sigmoid (adanya gambaran coffe bean apperance) dan 2f.
Volvulus caecum
(2g)