Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin berkembangnya teknologi informasi menjadikan pemakaian
dari perangkat pengolahan dan penyimpanan data yang terus bertambah
sehingga hal ini harus dipikirkan dalam menempatkan perangkat-perangkat
tersebut dalam suatu tempat yang khusus sehingga mudah dalam proses
monitoring dan maintenace. Perangkat pengolahan dan penyimpanan data ini
biasanya disimpan dan dikelola dalam sebuah tempat yang dikenal dengan
data center.
Politeknik Negeri Subang merupakan perguruan tinggi negeri yang
terletak di kabupaten Subang, provinsi Jawa Barat. Sebagai sebuah perguruan
tinggi Politeknik Negeri Subang tentu harus mengelola banyak data mulai
dari data staff, mahasiswa, dosen dan data-data penting. Penyimpanan data
yang sedang berjalan di Politeknik Negeri Subang belum terintegrasi dengan
data center melainkan masih berjalan manual berupa penyimpanan data
dalam harddisk di pc masing-masing.
Salah satu standarisasi yang disarankan untuk perancangan ruang
server atau data center adalah dengan menggunakan TIA-942 yang
dikeluarkan oleh Telecommunications Industry Association (TIA) yang
bekerjasama dengan Asosiasi Industri Elektronika (EIA), suatu organisasi
terpisah yang diakui oleh ANSI (American National Standard Institute). Hal
ini menjadikan sangat dibutuhkannya sebuah ruangan khusus dalam
menempatkan perangkat pengolahan data tersebut yang dapat membuat
semua data di Politeknik Negeri Subang terintegrasi, sehingga sangat
dianjurkan untuk membuat sebuah data center yang memiliki standarisasi
sehingga perangkat pengolahan data dapat berkerja dengan maksimal.
Dalam perancangan data center ini penulis menerapkan green
computing yang akan digunakan oleh ruangan data center di Kampus Cibogo
Politeknik Negeri Subang. Sehingga untuk mendapatkan ruang server yang
memiliki standarisasi pada Politeknik Negeri Subang penulis mengambil
judul penelitian yaitu “Perancangan Desain Ruangan Green Data Center
Politeknik Negeri Subang Untuk Kampus Cibogo Menggunakan Standar TIA
- 942”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah penulis bahas diatas, maka
dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
1. Bagaimana rancangan data center Politeknik Negeri Subang sesuai
dengan kriteria dan standar TIA – 942?
2. Bagaimana rancangan data center yang memenuhi aspek green
computing Politeknik Negeri Subang?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk membuat rancangan data center Politeknik Negeri Subang sesuai
dengan kriteria dan standar TIA – 942.
2. Untuk mengetahui rancangan data center yang memenuhi aspek green
computing di Politeknik Negeri Subang
1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Ruang lingkup dan Batasan masalah dalam perancangan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk membuat rancangan data center Politeknik Negeri Subang sesuai
dengan kriteria dan standar TIA – 942.
2. Untuk mengetahui rancangan data center yang memenuhi aspek green
computing di Politeknik Negeri Subang.

1.5 Sistematika Pelaporan


Tugas akhir ini terdiri dari V (lima) Bab yang diuraikan dalam berbagai
sub-bab. Berikut merupakan sistematika penulisan dari laporan TA, antara
lain :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini merupakan gambaran umum dan pembahasan yang
berisikan latar belakang permasalahan, perumusan masalah,
tujuan penelitian, ruang lingkup dan batasan masalah, serta
sistematika pelaporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisikan landasan teori. Isi Tinjauan Pustaka ini
menguraikan pengertian data, pengertian data center, pengertian
standar TIA-942, pengertian green data center.

BAB III METODA PENYELESAIAN


Bab ini menguraikan secara rinci metode yang akan digunakan.
Perancangan Data Center menggunakan metode PPDIOO dan
standar TIA-942.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL


Bab ini berisikan hasil dan pembahasannya. Pembahasannya
berupa tampilan rancangan ruangan data center sesuai standar
TIA-942 yang memenuhhi aspek green computing di Politeknik
Negeri Subang.

.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dicapai untuk
menjawab tujuan dari Tugas Akhir. Saran dibuat berdasarkan
pengalaman penulis ditujukan kepada para mahasiswa/peneliti
dalam bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau
mengembangkan penelitian yang sudah dilaksanakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Data Center


Data center merupakan suatu tempat yang digunakan untuk
menempatkan server, media penyimpanan dan komponen lainnya yang
terkait dengan komunikasi data dan informasi. Fasilitas ini biasanya juga
mencakup catu daya cadangan, koneksi komunikasi data, pencegah bahaya
kebakaran, pengontrol lingkungan serta piranti keamanan fisik. (Varasteh &
Maziaar, 2015).
Data center saat ini menjadi salah satu komponen penting dalam dunia
bisnis yang ada saat ini. Sebagai inti dari layanan bisnis, data center
diharapkan mampu memberikan pelayanan yang optimal, sekalipun dalam
keadaan terjadinya sebuah bencana sehingga bisnis dalam perusahaan
tersebut tetap bertahan dan keuntungan bagi perusahaan akan terus mengalir.
Adapun servis utama yang secara umum diberikan oleh data center adalah
sebagai berikut:
1. Business Continuance Infrastructure (Infrastruktur yang Menjamin
Kelangsungan Bisnis)
Faktor-faktor yang mendukung kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu
kondisi kritis terhadap data center. Faktor-faktor tersebut meliputi kriteria
pemilihan lokasi data center, kuantifikasi ruang data center, laying-out
ruang dan instalasi data center, sistem elektrik yang dibutuhkan,
pengaturan infrastruktur jaringan yang scalable, pengaturan sistem
pendingan dan fire suppression.
2. DC Security Infrastructure (Infrastruktur Keamanan Data Center)
Terdiri dari sistem pengamanan non-fisik dan fisik pada data center. Fitur
sistem pengamanan fisik meliputi akses administrator ke data center
berupa kunci akses memasuki ruangan (kartu akses maupun biometrik)
dan segenap petugas keamanan yang mengawasi keadaan data center (baik
di luar maupun di dalam), pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada
seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci
gembok tertentu. Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian
software atau sistem yang berjalan pada perangkat tersebut, antara lain
dengan memasang beberapa perangkat lunak keamanan seperti access
control list, firewalls, IDSs dan host IDSs, fitur-fitur keamanan pada Layer
2 (datalink layer) dan Layer 3 (network layer) disertai dengan manajemen
keamanan. (Yulianti & Nanda, 2008)

2.2 Standar TIA – 942


Standar data center TIA-942 diterbitkan pada bulan April 2005 oleh
TIA (Telecommunication Industry Association). Tujuan dari hadirnya
standar ini adalah untuk menetapkan standar pedoman bagi berbagai
rancangan dan elemen pembangunan data center baik skala kecil sampai
besar. Standar ini memberikan persyaratan dan panduan untuk desain serta
instalasi data center. Standar ini diperuntukan kepada para desainer data
center yang membutuhkan pemahaman yang komprehensif dari desain data
center termasuk fasilitas perencanaan, sistem kabel, dan desain jaringan.
Komite teknik TIA pada tahun 2014 telah merilis sebuah addendum kedua
standar TIA-942. Adendum tersebut berjudul “Telecommunications
Infrastructure Standard for Data Centers Addendum 2-Additional Guidelines
for Data centers”. Adendum tersebut menetapkan persyaratan terbaru untuk
suhu dan kelembaban di data center. Di Indonesia sendiri sudah terdapat
Rancangan Pedoman Teknis Pembangunan Data center, yaitu Rancangan
Peraturan Menteri (RPM) Komunikasi dan Informatika tentang Pusat Data,
namun RPM ini masih mengacu pada Standar TIA 942.
Gambar 2. 1 Topologi Data Center Sesuai Standar TIA-942
Gambar 2.1 menunjukan bahwa topologi standar data center yang dikeluarkan
oleh TIA 942. Dalam topologi diatas setidaknya data center memiliki 4
elemen utama yang perlu diperhatikan, yaitu jalur akses (pintu utama), ruang
telekomunikasi, ruangan utama dan beberapa ruangan distribusi atau ruangan
operasional. (TIA, 2005)

2.3 Green Data Center


Isu pemanasan global (global warming) yang semakin meluas di dunia
memaksa produsen elektronik untuk menciptakan produk hemat energi.
Slogan Go Green senantiasa menjadi target produsen agar produknya dapat
diterima masyarakat. Sesungguhnya dari semua perangkat dalam data center
yang paling besar mengonsumsi energi adalahmesin pendingin udara / air
conditioner (AC). Hal ini dikarenakan sistem kerja AC menggunakan tenaga
piston yang membutuhkandaya listrik besar dalam operasinya. Produsen
server tidak mau ketinggalan dengan menciptakan server hemat energi
dengan memproduksi server yang berbentuk blade (keping). Dengan
dukungan dari teknologi virtual machine, pemakaian blade server menjadi
lebih efisien. Green data center melakukan prioritas penggunaan perangkat
hemat energi, yakni :
1. Menggunakan perangkat UPS yang memiliki efisiensi energi sebesar
97%.
2. Mengadopsi sistem pendingin terbaik.
3. Menonaktifkan peralatan TI yang sudah dalam kondisi idle di dalam
ruangan data center. (Irianto, 2014)

2.4 Server
Server merupakan perangakat paling utama di dalam data center.
Sesuai dengan fungsinya, secara garis besar terbagi menjadi dua jenis yakni
server aplikasi yang hanya berisi aplikasi dan server database yang hanya
berisikan data saja. Namun ada juga server yang memiliki fungsi keduanya,
yakni sebagai server aplikasi juga merangkapsebagai server penyimpanan
data. Hal ini tergantung dari kemampuan server. (Irianto, 2014)

2.5 Switch Hub


Switch hub merupakan perangkat dasar dalam membangun sebuah
jaringan LAN (Local Area Network) data center. Switch hub berfungsi
sebagai pengatur komunikasi dan serta meneruskan data antar host di dalam
satu segmen LAN yang sama. Di dalam sebuah data center bisa dijumpai
lebih dari satu switch hub, bahkan diantaranya memiliki jumlah port yang
banyak sebagai core switch. Masing-masing switch hub menangani beberapa
unit kerjatergantung jenis switch yang digunakan. (Irianto, 2014)

2.6 Metode Pengembangan Sistem


Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah
metode PPDIOO Network Lifecycle merupakan bentuk metode analisis
hingga pengembangan instalasi dan infrastruktur jaringan data center yang
dikembangkan oleh Cisco. Yang meliputi tahapan sebagai berikut :
1. Prepare
Tahapan prepare berfungsi untuk menetapkan kebutuhan
organisasi/institusi, strategi pengembangan jaringan,mengusulkan sebuah
konsep arsitektur tingkat tinggi dengan mengidentifikasi pemanfaatan
teknologi yang dapat memberikan dukungan rancangan hingga
implementasi arsitektur terbaik.

2. Plan
Mengidentifikasi kebutuhan awal jaringan berdasarkan tujuan, fasilitas,
kebutuhan pengguna, dan sebagainya. Tahap “Plan” ini meliputi
karakteristik area dan menilai jaringan yang ada, dan melakukan “GAP
Analysis” untuk menentukan apakah infrastruktur system yang ada, area,
dan lingkungan operasional dapat mendukung sistem yang
diusulkan.

3. Design
Membahas tentang detail logis perancangan infrastruktur yang sesuai
dengan mekanisme sistem, merancang mekanisme sistem yang akan
berjalan sesuai kebutuhan dan hasil analisis. Kebutuhan awal tahap
perencanaan serta menggabungkan spesifikasi untuk mendukung
ketersediaan, keandalan, keamanan, skalabilitas, dan kinerja. Spesifikasi
desain merupakan dasar untuk kegiatan pelaksanaan (implementasi).
Sebuah desain harus selaras dengan tujuanbisnis dan persyaratan teknis
yang dapat meningkatkan kinerja jaringan.

4. Implement
Tahapan implement adalah tahapan penerapan dari tahapan sebelunnya
yang telah direncanakan sesuai dengan analisis dan design yang sudah
dilakukan pada langkah sebelumnya. Tahap pertama dalam langkah ini
ialah pengetesan untuk memastikan bahwa sistem telah siap untuk
terapkan, sekaligus jugan memberikan penilaian gagal atau berhasilnya
sistem untuk digunakan setelah berhasil melalui tahapan pengetesan
sebelumnya. Kemudian untuk Implementasi sistem atau jaringan yang
baru ditambahakan atau baru dibuat jangan mengganggu sistem atau
jaringan yang telah ada sebelumnya atau telah berjalan dengan baik,
apalagi sampai menambahakan titik kerentanan dari sistem atau jaringan
yang telah ada.

5. Operate
Tahapan operate merupakan tahapan dilakasanakannya uji coba dari
sistem yang akan dilakasanakan secara realtime. Apakah yang telah sesuai
dengan ranccangan yang dibuat sebelumnya. Sepanjang tahapan
pengoperasian, harus terus dilakukan monitoring sistem secara proaktif
untuk melihat hal-hal penting dari kesehatan jaringan dan sistem untuk
peningkatan kualitas pelayanan, mengurangi gangguan, mengurangi
pemadaman, menjaga kehandalan, dan ketersediaan dengan menyediakan
standar oprasional kerja yang efektif dan efisien serta alat operasional
untuk yang berhubungan dengan pengatasan masalah, yang nantinya
bertujuan untuk mengurangi downtime dari sistem yang merupakan hal
yang mahal dalam proses bisnis.

6. Optimize
Tahapan optimaze memerlukan tanggapan proaktif dari management
jaringan dan sistem yang memiliki tujuan untuk menyelesaikan dan
mengidentifikasi masalah baru serta meminimalisasi kemungkinan
terjadinya masalah dikemudian hari yang akan mengakibatkan kerusakan
dari sistem yang berpengaru pada kinerja atau oprasional dari organisasi
dalam tahapan ini diperlukan pula reaksi atas koreksi dan masalah
diperlukan apabila lama dalam penanganan permasalahan dalam tahapan
ini maka tidak akan dapat memprediksi serta mengurangi kegagalan dari
sistem dan jaringan pada tahapan PPDIOO, dalam tahapan ini pula dapat
terjadi perubahan dari sistem dan jaringan menjadi sistem dan jaringan
baru apabila dirasa memang merupakan hal yang penting dilakukan untuk
menunjan kegiatan operasional dari organisasi.

2.7 Penelitian Sebelumnya


Landasan dan acuan baik berupa teori-teori maupun temuan-temuan
melalui hasil berbagai penelitian yang ada sebelumnya merupakan hal yang
dirasa sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Fokus
penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai acuan adalah terkait masalah
data center. Untuk dapat memahami masalah ini, dapat dilihat pada tabel 2.1.
mengenai penelitian sebelumnya.
Tabel 2. 1 Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti Judul Masalah Hasil

1
2

3
BAB III
METODA PENYELESAIAN
PPDIOO Network Lifecycle adalah bentuk metode analisis hingga
pengembangan instalasi dan infrastruktur jaringan data center yang dikembangkan
oleh Cisco dalam materi Designing for Cisco Internetwork Solutions (DESGN)
yang menjabarkan secara terus menerus siklus hidup layanan. Langkah-langkah
yang terdapat dalam metode PPDIOO ini adalah prepare, plan, design, implement,
operate dan optimize (Teare, 2007). Adapun bagan dari metode yang digunakan
dapat dilihat pada gambar 3.1

Prepare

Optimize Plan

Operate Design

Implement

Gambar 3. 1 Bagan Metoda Penyelesaian Masalah


Berdasarkan pada bagan metoda penyelesaian masalah, langkah pertama
yakni melakukan prepare yang berfungsi menetapkan kebutuhan instansi,
mengusulkan pemanfaatan green computing pada data center dan memberikan
rancangan mengenai ruangan data center. Tahap kedua berupa plan yang berupa
identifikasi kebutuhan data center. Tahap ketiga adalah design yang berfungsi
sebagai pembahasan mengenai detail perancangan data center. Penulis membatasi
pembahasan hanya sampai tahapan design dengan mengikuti standar TIA-942
berupa penentuan lokasi, sistem pendingin, raised floor, sistem pengamanan dan
sistem kelistrikan. Hal ini dikarenakan belum adanya ruangan yang akan digunakan
sebagai data center di Politeknik Negeri Subang. Berdasarkan tinjauan pustaka dan
analisis sistem yang berjalan di Politeknik Negeri Subang, penulis memiliki
kesimpulan bahwa penyimpanan data yang ada masih belum terintegrasi dengan
data center melainkan masih penyimpanan manual dalam harddisk di pc masing-
masing.
Setelah menganalisa sistem yang sedang berjalan di Politeknik Negeri
Subang, dilanjutkan dengan tahap perancangan. Pada tahap ini, penulis merancang
berdasarkan flowchart yang sesuai dengan standar TIA-942 yang meliputi
pemilihan lokasi, evaluasi infrastruktur bangunan, desain ruangan, pengaturan
peralatan dan pelabelan.
Setelah perancangan selesai, dilanjutkan dengan tahap melakukan cetak
blueprint yang telah dirancang sesuai dengan standar TIA-942 dan meliputi aspek
green computing.
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN HASIL
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai