Primer Hipertention Gagal Jantung Akut Infeksi Streptococus beta Hemoliticus - Infark miokard biasanya disebabkan oleh
- Faktor keturunan - Serangan jantung mendadak menyebabkan faringitis. Kemudian infeksi tidak trombus arteri koroner.
- Lifestyle & Pola makan - Gangguan katup jantung diobati secara baik mencebabkan infeksi
- Stress - Infeksi/peradangan otot jantung - Trombus arteri koroner disebabkan karena
berulang, yang merupakan factor resiko
- Pekerjaan - Hipertensi yang tidak terkontrol rupturnya plak atau diseksi plak atherosklerosis
Secunder Hipertention - Lain2: emboli paru, gangguan irama terjadinya demam rheumatic. Demam rheumatic
yg tidak di obati dengan baik akan menjadi - Vasokonstriksi & spasme arteri
- Gangguan ginjal, sis. endokrin, kekakuan jantung, hipertensi pulmonal
aorta Gagal Jantung Kronik penyakit jantung rheumatic.
- 65% disebabkan PJK
- Kadiomiopati non-iskemik: idiopatik,
hipertensi, penyakit jantung katup,
kelenjar gondok, keracuna/dicetus obat
Et causa
3 Etiologi - PJ Koroner – heart attack
- PJ Katup – semilunar, intraventrikuler
- PJ Hipertensi – hipertrofi, gambaran EKG
lead 5 & 6 naik
- PJ Paru: brokhitis paru, emfisema paru,
asma bronkiale
- PJ Tiroid
- PJ krn Infeksi: virus, bakteri, myocarditis,
pericarditis, myopathy
- PJB: ASD, VSD, TOF, PDA
- PJ Cardiomyopathy
Etiologi: primer & sekunder
Klinik: dilatasi, restriksi, hipertrofi
- PJ Aritmia
4 Manifestasi Umumnya asimptomatik - Nafas pendek (Adanya 2 kriteria mayor. Atau 1 kriteria mayor - Nyeri dada > 30 MENIT
Klinis - Gejala muncul bersamaan dengan - Lemah/tak berenergi dan 2 kriteria minor) - Keringat dingin
progresifitas penyakit - Susah tidur saat malam krn sulit Mayor : - Lemah
Gejala umum bernafas - Polyarthritis (nyeri sendi keseluruhan) - Berdebar-debar
- Sakit kepala hilang timbul - Bersin
- Carditis, pericarditis, valvulitis (radang jantung - Bisa pingsan, sinkop
- Tengkuk terasa pegal - Kencing malam hari
- Gangguan retina - Pusing/susah mengingat sesuatu keseluruhan) - Tidak berkuranG dengan istirahat
- Gelisah - Bengkak di tungkai - Nodul subcutan (terdapat di daerah persendian, - Kulit terlihat pucat
- Berjalan tdk mantap - Perut buncit dengan kurang nafsu padat terasa tidak nyeri)
- Mual/muntah makan - Eritema Marginatum (macula yg berwarna
- Nokturia/azetoma merah, pucat pada bagian tengah, timbul di
- Hemiplagia daerah badan, pantat, anggota gerak proksimal)
- Muka merah
- Chorea (gerakan tidak disadai. Biasanya
- Epistaksis
- Edema & pembengkakan bilateral)
Minor :
- Sel peradangan (leukositosis)
- Demam
- Interval PR memanjang
- Pernah Demam Rheumatic
- Athralgia
- TD = sistol >140, diastole >90 - Vital Sign - Auskultasi bunyi jantung (Murmur) - Tampak stress, keringat dingin, wajah ketakutan
- Palpasi denyut nadi tinggi - Pemeriksaan jantung lengkap - Tanda-tanda inflamasi (Leukositosis)
- Auskultasi bunyi jantung: bruit & bising - JVP - Kombinasi nyeri dada substernal >30 menit dan
- Demam (suhu meningkat)
jantung banyak keringat dicurigai kuat adanya STEMI(ST
- Terlihat ada nodus2
- Pemeriksaan thorax Elevasi Miokard infark)
- Pemeriksaan batas-batas jantung
- Simple movement test (mendeteksi inflamasi - Sekitar seperempat pasien infark Anterior ->
pada cetral nervus system) manifestasi hiperaktivitas saraf simpatis
(takikardia&/atau hipotensi)
Hasil
- Hampir setengah pasien infark Inferior ->
5 Pemeriksaan
manifestasi hiperaktivitas saraf parasimpatis
Fisik
(bradikardia&/atauhipotensi)
- Urinalisis: proteinuria - EKG - EKG : ditemukan ST elevasi pada pericarditis. Elektrokardiogram (EKG) Gambaran yang khas:
- CBC: test HB &HT - Echocardiogram Atrial flutter atau atrial takikardia.
- Elektrolit darah:Na , kreatinin, glukosa - Rontgen dada Pemanjangan interval PR - Gelombang Q yang besar -> disebabkan oleh
darah, ureum jaringan yang mati
- Lab : kultur, ASTO, DNAse,
- Lipid profile: total kolesterol, LDL, HDL - Elevasi segmen ST -> karena injuri otot
- Pencitraan : foto thorax, Echocardiogram,
- EKG - Gambaran ST Elevasi minimal 2 lead, ST Elevasi >
- Foto thorax Kateterisasi jantung 1 kotak kecil
Hasil - Echocardiography - Gelombang T -> karena iskemia
6 Pemeriksaan
Penunjang
- Olahraga
20/10 mmHg Kalo udah kena katup, kekambuhan semakin - Angka kematian kira-kira 10-20% pada usia
- semua kematian CVS 35% tinggi, resiko timbulnya kelainan jantung dibawah 50 tahun
- 50% kematian stroke meningkat. - Dan angka kematian pada usia lanjut 20%
- 25% kematian PJK - (mortalitas serangan akut naik dengan
- 50% kematian jantung kongestif meningkatnya umur)
- 25% kematian premature - Resiko kematian tergantung pada beberapa
11 Prognosis
Pemberian obat anti hipertensi faktor :
- Insiden stroke 30% - 40% - Usia
- Insiden infark myocard 20% - 25% - Riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya
- Insiden gagal jantung >50% - Luasnya infark dll
No. PJB Sianotik (TOF) PJB Sianotik (TGA) PJB Asianotik (ASD) PJB Asianotik (VSD) PJB Asianotik (PDA)
1 Keluhan Utama Bayi sejak lahir terlihat biru Bayi sejak lahir terlihat biru Asymptomatic Asymptomatic Asymptomatic
TOF adalah 10% dari kasus congenital heart - Timbul dari 20-30 per 100.000 bayi Diklasifikasikan berdasar - United States statistics: VSDs (PDA) in US children born at term
disease 3-6 penderita dari 10.000 kelahiran lahir beberapa penyebab/ASD affect 2-7% of live births is between 0.02% and 0.006% of
dan mengakibatkan cyanotic CHD - Biasanya meninggal pada minggu classification; - Sex>> female: male = live births. children who are born
pertama kehidupan 56%:44%, tapi jika
prematurely (20% in premature
- Ostium secundum: 75% of abnormalities of
ectomesenchymal tissue infants > 32 weeks' gestation up to
all ASD cases
migration terjadi akan lebih 60% in those < 28 weeks'
- Sinus venosus: The least
banyak di laki- laki gestation), children with a history
common of the three, sinus
- Race>> Asian,5% US, 30% of perinatal asphyxia, and,
venosus (SV) ASD is seen in
Japan possibly, children born at high
5-10% of all ASDs.
altitude. In addition, up to 30% of
- Ostium primum: The second
low birth weight infants (< 2500 g)
2 Prevalensi most common type of ASD
develop a patent ductus arteriosus
accounts for 15-20% of all
(PDA). Siblings also have an
ASDs
increased incidence. Perinatal
asphyxia usually only delays the
Sex >> female: male= 2:1
closure of the ductus, and, over
Age >>age of 40 years, 90% time, the ductus typically closes
of untreated patients have without specific therapy.
symptoms of exertional
dyspnea, fatigue,
palpitation, sustained
arrhythmia, or even
evidence of heart failure.
Faktor endogen Faktor endogen Diklasifikasikan berdasar The following pathologic - GENETICS: In infants born at
- Kelainan genetic - Kelainan genetic beberapa penyebab/ASD classification allows comparison term who have a persistent
- Riwayat keluarga penderita penyakit jantung - Riwayat keluarga penderita penyakit classification; of similar defects: patent ductus arteriosus (PDA),
Faktor eksogen jantung
the recurrence rate among
- Paparan lingkungan Faktor eksogen - Ostium secundum:** A - Subarterial VSDs can be
- Pengguna obat2an - Paparan lingkungan siblings is 5%.
3 Etiologi defect in the fossa ovalis— classified as abnormalities of
- Ibu yang mempunyai riwayat DM tipe 1 atau - Pengguna obat2an ectomesenchymal tissue - Chromosomal abnormalities
in the center (or middle)
2 dan hipertensi - Ibu yang mempunyai riwayat DM migration - Prematurity
part of the atrial septum
tipe 1 atau 2 dan hipertensi - Perimembranous VSDs can be - Other causes include low birth
- Sinus venosus: **A defect in
classified as abnormalities of weight (LBW)
the posterior aspect of the
intracardiac blood flow - Prostaglandins
septum, near the superior - Muscular VSDs can be classified - high altitude and low
vena cava or inferior vena as abnormalities in cell death atmospheric oxygen tension
cava, and frequently - Type III inflow VSDs can be - hypoxia
classified as abnormalities of
associated with anomalous
the extracellular matrix and
return of the right upper or defects in the endocardial
lower pulmonary veins to cushion
the right atrium or vena - Maternal diabetes
cava - Genetic risk factors: jika orang
- Ostium primum: **A defect tua dengan cardiac/ non
in the anteroinferior aspect cardiac defek maka risiko
terjadi VSD besar, dan juga
of the septum, a form of
pada kembar identik.
atrioventricular septal - Genotype-phenotype
(endocardial cushion) defect correlation
- Coronary sinus ASD:
**Coronary sinus defect is
characterized by unroofed
coronary sinus and
persistent left superior vena
cava that drains into the left
atrium. A dilated coronary
sinus often suggests this
defect. This can result is
desaturation due to right-
to-left shunt into the left
atrium. The diagnosis can be
made by injecting contrast
agent into left upper
extremity; coronary sinus
opacification precedes right
atrial opacification.
- BB turun - BB turun Skin may be pink and nice or Skin may be pink and nice or skin may be pink and nice or dusky
- Nafsu makan berkurang - Nafsu makan berkurang dusky dusky
- Takhipnea - Takhipnea
4 Manifestasi Klinis - Sianosis di bibir dan di kuku pada saat lahir - Sianosis di bibir dan di kuku pada
- Setelah 3-6 bulan kuku kaki & tangan saat lahir
clubbing - Setelah 3-6 bulan kuku kaki &
tangan clubbing
5 Hasil Pemeriksaan - Sianosis di bibir dan di kuku pada saat lahir - Sianosis di bibir dan di kuku pada S1 is typically split, S2 is often Small VSDs typically produce Most children with a small PDA
Fisik - Setelah 3-6 bulan kuku kaki & tangan saat lahir widely split and fixed, murmurs ranging from a grade 1 have normal heart sounds and
clubbing - Setelah 3-6 bulan kuku kaki & murmur, parasternal heave or to 2/6 high-pitched, short systolic peripheral pulses. A grade 1 to
- Auskultasi: terdengar bising murmur di area tangan clubbing lift. murmur, to a grade 3 to 4/6 3/6 continuous murmur is heard
pulmonal & garis sternal kiri - Auskultasi: terdengar bising
holosystolic murmur 2nd heart best in the upper left sternal
- Adanya squatting position (bila sudah murmur di area pulmonal & mitral
berjalan) - Adanya squatting position (bila sound (S2) is normally split and border. The murmur extends
- BB turun sudah berjalan) has normal intensity. from systole to beyond the 2nd
- Nafsu makan berkurang - BB turun heart sound (S2) into diastole and
- Takhipnea - Nafsu makan berkurang typically has a different pitch in
- Takhipnea systole and diastole. A grade 1 to
4/6 continuous murmur is
characteristic
- Pemeriksaan darah lengkap: HB & HT utk - Pemeriksaan darah lengkap: HB & - Chest x-ray (cardiomegaly - Chest x-ray (If the VSD is large, - Chest x-ray
menunjukkan nilai proporsi dari derajat HT utk menunjukkan nilai proporsi with dilation of the right chest x-ray shows cardiomegaly - ECG
sianosis dari derajat sianosis atrium and right ventricle, a and increased pulmonary - Echocardiography
- Gas darah arteri (GDA): menunjukkan tingkat - Gas darah arteri (GDA): prominent main pulmonary vascular markings. )
kejenuhan oksigen menunjukkan tingkat kejenuhan artery segment, and - ECG (shows right ventricular
- Oximetry: berguna utk pasien dgn kulit oksigen increased pulmonary hypertrophy or combined
hitam & pasien dgn anemia yg tingkat - Oximetry: berguna utk pasien dgn vascular markings.) ventricular hypertrophy and,
sianosisnya tdk jelas kulit hitam & pasien dgn anemia yg - ECG (ECG may show right occasionally, left atrial
- Echocardiography: gambaran VSD dan ASD tingkat sianosisnya tdk jelas axis deviation, right enlargement. ECG and chest x-
- Chest radiography: gambaran TOF seperti - Echocardiography: gambaran VSD ventricular hypertrophy, or ray are typically normal if the
sepatu boot dan ASD right bundle branch block VSD is small.)
- MRI: menunjukkan konstituen dari aorta, - Chest radiography: gambaran TOF (with rSR′ pattern in V1) - Echocardiography (Two-
Hasil Pemeriksaan hipertrofi RV, mengukur intracardiac, seperti sepatu boot - Echocardiography dimensional echocardiography
6
Penunjang gradient, aliran darah - MRI: menunjukkan konstituen dari (semuanya ini dikonfirmasi with color flow and Doppler
- EKG aorta, hipertrofi RV, mengukur oleh 2-dimensional studies establishes the
- Cardiac catheterization intracardiac, gradient, aliran darah echocardiography with color diagnosis and can provide
- Angiography - EKG flow and Doppler studies. important anatomic and
- Cardiac catheterization Jadi bisa dilihat tempat hemodynamic information,
- Angiography atrial yang defek tadi including the defect's location
alirannya pasti akan and size and right ventricular
bercampur) pressure.)
- Electrocardiography (with
moderate or large left-to-right
shunts with volume overload in
the LV, LV hypertrophy is the
rule.)
Pengobatan - Inotropic agent: utk meningkatkan sumber ini tidak memberi obat - Diuretics Prostaglandin synthesis inhibitor
Terapi dan Tata - Analgesic: utk mengurangi sesak nafas dan kontraktilitas myocard (e.g digoxin, sebagai anjuran, bahkan jika - Angiotensin-converting therapy (eg, indomethacin ,
7
Laksana memastikan agar pasien tetap nyaman (e.g lanoxin) pasien dengan signifikan enzyme (ACE) inhibitors ibuprofen)
morphine sulfate: duramorph, astramorph, - Loop diuretics: utk meningkatkan volume - Cardiac glycosides
MS contin) pengeluaran air (e.g furosemide) berlebih/overload/atrial - For HF, medical therapy (eg,
- Alpha-adrenegics agonist: utk peningkatan - Prostaglandins: utk merilekskan aritmia barulah obat diberikan diuretics, digoxin, ACE
vasokontriksi, meningkatkan cardiac output, otot halus di ductus arteriosus itupun tetap butuh operasi inhibitors)
meningkatkan TD (e.g phenylephrine) (alprostadil IV, prostin VR) karena obatny untuk
aritmianya saja atau volume
yang berlebihan tadi
- Pemberian O2 - Pemberian O2 - Observation - Sometimes surgical - Sometimes transcatheter
- Meletakkan pasien dengan posisi - Meletakkan pasien dengan posisi - Transcatheter closure repair/Surgical closure occlusion device
8 Emergency Care
jongkok/menungging (squatting position) jongkok/menungging (squatting - Surgical repair - Transcatheter closure - Surgical repair
position)
- Aortic stenosis - Tricuspid atresia - Atrial Septal Defect, - Patent Ductus Arteriosus - Acute Pericarditis
- Pediatric acute repiratorydistress syndrome - Truncus arteriosus Coronary Sinus - Pulmonary Stenosis, - Aortopulmonary Septal Defect
- Pediatric apnea - TOF with pulmonary atresia - Atrial Septal Defect, Ostium Infundibular - Coarctation of the Aorta
- Pediatric bronchiolitis - TOF with absent pulmonary valve Primum - Coronary Artery Fistula
- Pediatric pneumonia - Pulmonary atresia with intact - Atrial Septal Defect, Ostium - Pediatric Acute Respiratory
- Pneumothorax ventricular septum Secundum Distress Syndrome
- Sicle cell anemia - Atrial Septal Defect, Patent - Pediatric Sinus of Valsalva
- Pulmonic valvular stenosi Foramen Ovale Aneurysm
- Atrial Septal Defect, Sinus - Pediatric Tachycardia
9 DD Venosus - Pediatric Tetralogy of Fallot
- Atrioventricular Septal With Absent Pulmonary Valve
Defect, Partial and - Pulmonic Valvular Stenosis
Intermediate - Sickle Cell Anemia
- Partial Anomalous
Pulmonary Venous
Connection
- Pulmonary Stenosis,
Infundibular
- Pulmonary Stenosis, Valvar
- Hindari paparan sinar-x/radiasi pada masa - Hindari paparan sinar-x/radiasi Pemberian pengarahan adalah Pemberian pengarahan adalah Pemberian pengarahan adalah
kehamilan pada masa kehamilan keadaan penting untuk segera keadaan penting untuk segera keadaan penting untuk segera
- Hindari paparan asap rokok & kendaraan - Hindari paparan asap rokok & dilakukan perbaikan terhadap dilakukan perbaikan terhadap dilakukan perbaikan terhadap
(gunakan masker saat di luar ruangan) kendaraan (gunakan masker saat di
jantung pasien supaya jantung pasien supaya jantung pasien supaya
10 Edukasi - Meghindari konsumsi obat2 tertentu luar ruangan)
- Menghentikan anak menangis jika sedang - Meghindari konsumsi obat2 meningkatkan angka harapan meningkatkan angka harapan meningkatkan angka harapan
menangis tertentu hidup pasien sebelum derajat hidup pasien sebelum derajat hidup pasien sebelum derajat
- Menghentikan anak menangis jika defek semakin meningkat dan defek semakin meningkat dan defek semakin meningkat dan
sedang menangis hindari aktifitas berat hindari aktifitas berat hindari aktifitas berat
- Pembedahan jantung secara dini tidak di - Pembedahan jantung secara dini - Setelah operasi bedah Jika defek makin besar bisa jadi Bergantung besar defek. Jika
indikasikan untuk seluruh bayi penderita tergantung pada usia pasien perbaikan biasanya angka sianosis. Children with small VSDs prematur, maka bergantung juga
11 Prognosis
TOF. Tanpa pembedahan indikasi morbiditas rendah. are asymptomatic and have terhadap sequel prematurnya dan
prognosisnya sudah buruk - Pasien tanpa operasi
- Progress utk penderita tergantung dari perbaikan jantung yang excellent long-term prognoses biasanya terkena bronkopulmonal
keparahan ventrikel kanan bertahan hingga 40/50 thn dysplasia, morbiditas juga
tidak sampai 50%. Many infants improve, showing
dipengaruhi berat ringan si bayi,
evidence of a gradual decrease in
(+As many as 20% of neonates
the magnitude of the left-to-right
with respiratory distress syndrome
shunt between the ages of 6 and
have patent ductus arteriosus
24 months.
(PDA).
- - Atheriosklerosis
- Spasme arteri coroner
- Anemia berat
- Arthritis
- Aorta insufisiensi
Faktor pencetus serangan
- Emosi
- Stress
- Beban stimulasi tambahan: makan dalam
3 Etiologi
jumlah banyak/pada cuaca dingin
- Banyak merokok
- Kerja fisik terlalu berat
Faktor Resiko
- Dapat diubah: hyperlipidemia, rokok,
hipertensi, stress, obesitas, kurang
aktivitas, DM, pemakaian kontrasepsi
oral.
- Tdk dpt diubah: usia, jenis kelamin, ras
- Pusing - Nyeri dada lebih berat
- Mual - Dapat disertai keluhan sesak nafas
4 Manifestasi Klinis
- Muntah - Mual sampai muntah
- Cepat capek - Keringat dingin
- Nafas terengah engah
biasanya tidak menunjukkan kelainan Inspeksi
tapi auskultasi didapatkan ada murmur
- Abnormal: ada penonjolan setempat yang
(jarang), cardiomegali (jarang)
lebar di daerah pericardium, diantara
sternum & apex cordis
- Normal: pulsasi akan terlihat mudah pada
orang dewasa agak lurus
Palpasi
Perkusi
Auskultasi Normal
Uji Latih
Laboratorium