Di Susun Oleh:
1-B S1 Keperawatan
2017-2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Berkat limpahan karunianya,
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Kalimat Efektif”.
Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tuga mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah
wawasan tentang pegetahuan anatomi fisiologi sistem perkemihan.
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Utuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Maka dari itu kita harus dapat memahami bagaimana penggunaan kalimat
dalam bahasa indonesia yang baik dan benar. Salah satunya kita disarankan
untuk dapat membuat kalimat efektif dengan mengikuti kaidah-kaidah yang
berlaku dalam kalimat tersebut.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
2. Apa saja unsur-unsur kalimat efektif ?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif ?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat efektif.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur kalimat efektif.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif.
4. Untuk mengetahui syarat yang mendasari kalimat efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-
kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau
pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit.
Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan
keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim,
1994:86).
3
4
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang
diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b)
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan
(tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau
benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau
perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri,
atau jati diri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan
tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa
kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat
juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:
a. Kuda meringkik.
b. Ibu sedang tidur siang.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P.
katameringkik pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda.
Kelompok katasedang tidur siang pada kalimat (b) memberitahukan
melakukan apa ibu,cantik jelita pada kalimat
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada
kata-kata menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku
atau bendanya.
a. Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
b. Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c. Bandung yang terkenal kota kembang.
Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat
normal, yaitu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik,
namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P.
3. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada
umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di
5
belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib
hadirnya O, seperi pad contoh di bawah ini.
a. Nurul menimang …
b. Arsitek merancang …
4. Pelengkap (pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.
letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti
itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga
sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun,
antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di bawah ini:
a. Ketua MPR membacakan Pancasila.
S P O
5. Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi
menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di
tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa
preporsisional, adverbia, atau klausa.
pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut dan sebagainya.
Contoh :
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang
kuliah. (salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(benar)
2) Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh:
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah
kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua, gantilah ungkapan penghubung
intra kalimat menjadi ungkapan penghubung antar kalimat, sebagai berikut:
a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama Atau Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda
motor Suzuki Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda akan tetapi, dia
membeli sepeda motor Suzuki.
4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Contoh:
Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu
Perbaikannya adalah sebagai berikut.
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu
7
2. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan
nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau
bentuk pertama menggunakan verbal, bentuk kedua juga menggunakan bentuk
verbal.
Contoh:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki
predikat tidak sama bentuk nya, yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian, dan
pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau di ubah menjadi predikat yang nominal,
sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, pemasangan penerangan, pengijuian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.
3. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang
perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada
penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam
kalimat.
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh :
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanan ialah Presiden mengharapkan.
2) Memuat urutan kata yang bertahap. Contoh :
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
8
Seharusnya :
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
3) Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh :
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh :
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5) Mempergunakan partikel penekanan (penekanan)
Contoh :
Saudaralah yang bertanggung jawab.
4. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.
5. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda, dan teapt dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut :
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat diatas memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal,
mahasiswa atau perguruan tinggi.
6. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah pernyataan dalam kalimat itu sehingga
informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara
berfikir yang tidak simetris.
Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertela-tele.
Misalnya :
10
A. Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili
gagasan atau perasaan pembicara atau penulis untuk sanggup dalam
menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atu
pembicaran seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. Suatu
kalimat dapat dikatakan efektif apa bila kalimat tersebut dapat
menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai
dengan maksud di pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaiannya
harus syarat sebagai kalimat efektif, pilihan katanya tepat, ejaannya benar
dan lain sebagainya.
Kalimat efektif terdiri dari unsur-unsur meliputi Subjek (S),
Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (pel), Keterangan (Ket). Selain itu
suatu kalimat efektif memiliki ciri-ciri seperti kesepadanan, keparalela,
ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan.
Kalimat efektif juga harus memnuhi syarat-syarat Secara tepat
dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis, Sanggung
menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
11
12
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, kedepannya
semoga penulis dapat lebih detail dan fokus dalam pembuatan makalah
dan lebih banyak menggunakan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. Amran Tahun. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Cetakan 9.
Jakarta: Akamedika Pressindo
Keraf, Gorsy. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Cetakan
10. Jakarta: Nusa Indah
Elma, Ufima. 2013. Makalah Bahasa Indonesia Kalimat Efektif. Tersedia
https://www.scribd.com/document/362252014/Makalah-Bahasa-Indonesia-
Efektif [25 Oktober 2017]