Anda di halaman 1dari 7

Macam macam alat kontrasepsi dan Efek sampingnya

Posted on Maret 3, 2013 by miskuriamdkep

Macam macam alat kontrasepsi dan Efek sampingnya


MENGENAL LEBIH DALAM ANEKA ALAT KONTRASEPSI. Kontrasepsi memang
bukan barang aneh. Tapi sudah tahukah Anda plus-minusnya? Nah, dengan mengenalnya
secara lebih baik, Anda tak perlu bingung lagi untuk memilih.

Hampir semua pasangan suami-istri memerlukan perencanaan kehamilan dan sekaligus


membatasi jumlah anak. Karena itu, kontrasepsi dibutuhkan. Alasan penggunaan kontrasepsi
bisa macam-macam, dari menunda kehamilan, menjarangkan jarak kehamilan, sampai
menyetop kehamilan.

“Masing-masing pasangan punya alasan. Mungkin karena urusan sekolah, pekerjaan, usia,
kesehatan dan segala macam. Bisa juga karena sudah memiliki anak dan hendak menunda
kehamilan berikutnya. Atau, ya, ingin berhenti karena anak sudah banyak,” jelas dr. Andon
Hestiantoro, Sp.OG, dari RSUPN Cipto Mangunkusumo.

Seperti kita tahu, ada begitu banyak alat kontrasepsi. Secara garis besar, kontrasepsi itu
dibagi dalam tiga bagian besar. Yaitu kontrasepsi mekanik, hormonal, dan kontrasepsi
mantap.

KONTRASEPSI MEKANIK

Dinamakan mekanik karena sifatnya sebagai pelindung. Maksudnya, kontrasepsi ini


mencegah bertemunya sperma dan sel telur dalam rahim. Nah, ada beberapa kontrasepsi yang
termasuk dalam golongan mekanik ini, yaitu kondom dan diafragma.

* Kondom

Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang. Setiap akan digunakan direndam dulu.
Kemudian terbuat dari linen. Kini kondom terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis.
Bentuknya seperti kantong.

Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam
vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Terlebih jika dipakai bersama dengan
spermisida (pembunuh sperma). “Rata-rata, dari 100 pasangan dalam setahun, sekitar 4
wanita yang hamil,” ujar Andon.

Kondom harganya murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter, tidak perlu pengawasan
dan juga bisa mencegah penularan penyakit kelamin. Tapi tidak selalu cocok terutama jika
pemakai alergi terhadap bahan karet. Dan mungkin saja terjadi kebocoran, karena bahannya
yang sangat tipis.

* Diafragma
Kontrasepsi wanita yang mirip kondom. Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim.
Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina,
semacam sekat yang dapat mencegah masuknya sperma ke dalam rahim.

Diafragma digunakan jika akan berhubungan seksual. Setelah itu bisa dilepas lagi atau tetap
pada tempatnya. Karena bahannya lebih tebal dari kondom, kontrasepsi ini tidak mungkin
bocor.

* Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral. Berbentuk alat
kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes
Loop). Ada pula yang terbuat dari logam tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper
Seven) dan mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload).

“Yang paling terkenal Copper T dan Multiload. Kontrasepsi tersebut jadi pilihan karena
kenyamanannya. Modifikasi terbaru Copper T, yaitu Nova T memiliki keunggulan lebih
lembut,” jelas Andon.

Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda
asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur
yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun,
tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi.

Sebagai pemakai, Anda bisa memeriksa sendiri keberadaan alat tersebut. Caranya dengan
meraba benang alat kontrasepsi tersebut di mulut rahim. Seandainya Anda sudah melakukan
pemasangan kontrasepsi ini, jangan lupa melakukan pemeriksaan ulang. Apakah itu 2 minggu
sekali, 1-2 bulan sekali, atau setiap enam bulan sampai satu tahun setelah pemasangan.
Pemakaian kontrasepsi tanpa bahan aktif Copper dapat terus berlangsung sampai menjelang
menopause. Sedangkan kontrasepsi dengan bahan aktif Copper, 3-4 tahun harus diganti.

Yang perlu diingat kontrasepsi ini bukanlah alat yang sempurna. Masih ada kekurangannya.
Misalnya, kehamilan bisa tetap terjadi, perdarahan, atau infeksi. Mungkin akibat benang dari
alat tersebut dapat merangsang mulut rahim sehingga menimbulkan perlukaan dan
menganggu dalam hubungan seksual. Pemakaian AKDR juga membuat kita lebih mudah
keputihan. Karena itu sebaiknya kontrasepsi ini tidak digunakan jika terdapat infeksi
genetalia atau perdarahan yang tidak jelas.

Keuntungannya, alat ini bisa dipakai untuk jangka panjang. Bahkan sama sekali tidak
menganggu produksi ASI, jika ibu sedang mmenyusui. “Efektifitas pemakaian kontrasepsi
dalam rahim ini, dari seribu pasangan, sekitar 5 wanita dalam setahun akan hamil,” ujar
Andon.

* Spermisida

Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai membunuh
sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol. Sebelum
melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Setelah kira-kira 5-10
menit hubungan seksual dapat dilakukan. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak
dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. “Dari 100 pasangan dalam
setahun, ada 3 wanita yang hamil. Tapi karena sering salah dalam pemakaiannya, bisa terjadi
sampai 30 kehamilan,” jelas Andon.

Diakuinya, banyak wanita merasa tak nyaman menggunakan spermasida. “Keluhannya, tidak
enak dan timbul alergi,” ujar Andon kemudian. Selain itu, pemakaiannya agak merepotkan
menjelang hubungan senggama. Pasangan pun sulit mencapai kepuasan.

KONTRASEPSI HORMONAL

Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan
progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk.
Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel
telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma,
membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi,
saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel
telur.

* Pil atau Tablet

Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan


keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia,
jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam
berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi
antara hormon progesteron dan estrogen.

Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu
sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21
tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus,
kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat
dengan pola pengaturan haid (sekuensial).

Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui
penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB
dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil
dengan efek estrogen rendah.

Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah


tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak
saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesteron menyebabkan payudara tegang,
menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering.

Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium.
Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing,
mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi
fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi
ASI.
Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit
endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah
haid.

Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000
pasangan dalam setahun.

* Suntikan

Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap
bulan (Cyclofem).

Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon
ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.

Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian
lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama
sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap
1.000 pasangan dalam setahun.

* Susuk

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul.
Kini sedang diuji coba susuk satu kapsulimplanon). Di dalamnya berisi zat aktif berupa
hormon atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut sedikit
demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi
sperma.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon). Sekarang
ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan
bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000
pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.
Efek sampingnya berupa gangguan menstruasi, haid tidak teratur, bercak atau tidak haid sama
sekali. Kecuali itu bisa menyebabkan kegemukan, ketegangan payudara, dan liang senggama
terasa kering. Kendala lainnya dalam pencabutan susuk yaitu sulit dikeluarkan karena
mungkin waktu pemasangannya terlalu dalam. Hal tersebut dapat menimbulkan infeksi.

KONTRASEPSI MANTAP

Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Caranya,
suami-istri dioperasi (vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita). Tindakan dilakukan
pada saluran bibit pada pria dan saluran telur pada wanita, sehingga pasangan tersebut tidak
akan mendapat keturunan lagi.

Dedeh Kurniasih.

Aman Bagi Pasangan Baru Menikah

Jika Anda baru menikah dan belum berencana punya anak, gunakanlah metoda sederhana
untuk menunda kehamilan. Apa saja itu?

1. KONDOM

Sperma yang keluar akan ditampung oleh kondom, sehingga tidak masuk ke dalam rahim.
Kegagalan mungkin saja terjadi. Biasanya karena kondom robek dan bocor.

2. PANTANG BERKALA

Untuk menghindari kehamilan, lakukan hubungan intim hanya saat istri dalam masa tidak
subur. Ini bisa dilakukan pada pasangan yang istrinya mempunyai siklus haid teratur.
Kerjasama dan pengertian suami sangat dibutuhkan dalam hal ini.

3. SENGGAMA TERPUTUS

Cara ini mungkin bisa menghindari kehamilan. Konsepnya, mengeluarkan alat kelamin
menjelang terjadinya ejakulasi. Cuma, cara ini memang agak mengganggu kepuasan kedua
belah pihak. Tingkat kegagalannya cukup tinggi, 30-35 persen. “Ini lebih disebabkan suami
tidak bisa mengontrol, sehingga sperma tetap saja tertumpah di mulut rahim dan tetap bisa
masuk vagina.” ujar Andon.

Anda mungkin juga menyukai