id
PROYEK AKHIR
Disusun oleh :
SURAKARTA
2010
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Proyek Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim penguji
Proyek Akhir Program Studi Diploma III Teknik Mesin Otomotif Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pembimbing I Pembimbing II
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Proyek Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim penguji
Proyek Akhir Program Studi D III Teknik Mesin Produksi Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan
mendapat gelar Ahli Madya.
Pada hari :
Tanggal :
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN MOTTO
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebuah hasil karya kami demi menggapai masa depan yang lebih baik, yang
ingin kupersembahkan kepada :
· Ayah ,Ibu,serta kakak-kakakku.
· Eka Wahyuningsih
· Sahabat- sahabat Otomotif ’07.
Terima kasih atas dukungan dan semangat yang telah kalian semua berikan
kepadaku, aku bangga dengan kalian semua.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat,
karunia, dan hidayah –Nya, sehingga laporan Proyek Akhir dengan Judul,
Pembuatan Sistem Pendingin (AC) Pada Mobil Bahan Bakar Etanol
ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan Proyek Akhir ini disusun untuk
memenuhi mata kuliah proyek Akhir dan merupakan syarat kelulusan bagi
mahasiswa DIII Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam
memperoleh gelar Ahli Madya (A. Md).
Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih atas
bantuan semua pihak, sehingga laporan ini dapat disusun. Dengan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Zainal Arifin, ST., MT. Ketua Program D-III Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Dr. Techn. Suyitno, ST., MT. selaku pembimbing Proyek Akhir I.
3. Bapak Tri Istanto, ST., MT. selaku pembimbing Proyek Akhir II.
4. Bapak Jaka Sulistya Budi, ST, selaku koordinator Tugas Akhir.
5. Laboran Laboratorium Motor Bakar Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
6. Bapak dan Ibu di rumah atas segala bentuk dukungan dan doanya.
7. Mbak Sulis, Mas Wawan, dan Mas Andi yang selalu memotivasi.
8. Eka Wahyuningsih, yang selalu menemani dalam menyelesaikan laporan
ini.
9. Rekan-rekan D III Otomotif dan Produksi angkatan 07’.
10. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik, pendapat dan saran yang membangun dari pembaca sangat
dinantikan.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya, Amin.
Penulis
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................... ii
HALAMAN MOTTO...................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................... v
ABSTRAKSI.................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
2.3 Refrigerant........................................................................ 10
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................ 43
5.2 Saran.................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 43
LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sudah harus mulai memikirkan sumber energi selain BBM, terutama
untuk kendaraan bermotor karena pengaruhnya yang cukup signifikan terhadap
konsumsi BBM dan kesejahteraan rakyat. Sebagaimana telah diketahui bahwa
pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi) semakin meningkat sedangkan jumlah
cadangan sumber minyak mentah dunia semakin menipis dan ketidakstabilan harga
yang cenderung terus meningkat. Pada ilmu-ilmu dasar energi disampaikan bahwa
minyak bumi adalah jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui artinya
dalam waktu tertentu apabila digunakan terus menerus akan habis.
Pembuatan mobil bahan bakar etanol (BBE) ini di fokuskan pada bagian
pembuatan sistem pendingin (AC) mobil bahan bakar etanol (BBE). Sejak diciptakan
mobil dengan ruang penumpang tertutup orang mulai memikirkan bagaimana caranya
agar dalam ruangan mobil tersebut tidak panas, gerah atau pengap. Beberapa cara
yang telah dilakukan antara lain, dengan memberi suatu sistem pendinginan udara.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sistem pengkondisian udara merupakan sesuatu yang menjadi daya tarik bagi
kendaraan ringan, karena menambah kenyamanan berkendara. Kebanyakan sistem
pengkondisian udara kendaraan memerlukan daya yang cukup besar sampai 10% dari
daya poros. Selain itu, sistem pengkondisian udara pada kendaraan besar mempunyai
mempunyai sistem kompresor sistem terbuka, yaitu ruang kompresi dan motor
penggeraknya terpisah. Daya kompresor untuk kendaraan juga terbatas untuk
kapasitas yang besar sekitar 3hp.
Sistem pengkondisian udara dalam kendaraan atau yang lebih populer disebut
dengan AC (Air Conditioner). Dari segi kenyamanan dalam mengemudikan mobil,
AC adalah salah satu peralatan pendukung terciptanya kenyamanan dalam
mengemudikan kendaraan. Tetapi perlu juga diingat, bahwa kenyamanan yang
dirasakan harus juga memperhatikan faktor keselamatan lingkungan, terutama
penggunaan refrigerant (cairan pendingin). Refrigerant yang dibuang harus ramah
lingkungan,tidak merusak terutama lapisan pelindung bumi (ozone layer). Lapisan
ozon sangat berperan dalam mendukung kelangsungan hidup manusia dan makhluk
lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
melewati troposfer dan stratosfer, refrigerant tersebut tidak rusak. Dengan pancaran
sinar matahari yang kuat, mereka akan memecah dan melepas chlorine. Chlorine
disini berfungsi sebagai katalisator yang akan mengurangi lapisan ozone secara terus-
menerus di stratosfer.
2. R 134a sebagai refrigerant yang tidak mudah terbakar, tidak mudah meledak,
tidak beracun, tidak menyebabkan karat pada komponen AC, tidak berbau dan tidak
merusak pakaian atau makanan.
3. Jika R 134a dilepaskan ke udara, maka secara cepat akan menguap karena
panas di udara sekitar. R 134a juga akan secara mudah mengembun kembali menjadi
cairan pada kondisi tekanan tertentu dengan melepaskan panas ke sekelilingnya.
(Wahyu Triyono, 2010)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1.4 Tujuan
Setelah mengetahui alasan pengambilan judul dari proyek akhir ini, penulis
memiliki beberapa tujuan yang akan dicapai, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari : latar belakang masalah yang menitikberatkan pada
alasan pengambilan judul, sistematika penulisan laporan.
Bab ini terdiri dari : prinsip kerja, komponen AC mobil, dan cara
pengisian refrigerant (R 134a) ke dalam sistem. Serta sejumlah rumus
untuk mengetes kemampuan alat.
Bab ini terdiri dari : bahan pembuatan alat, proses pengerjaannya, dan
pemilihan komponen.
Bab ini terdiri dari : perhitungan daya, tabel data hasil percobaan, contoh
perhitungan dan analisa data hasil percobaan.
BAB V PENUTUP
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pada kondisi super panas. Proses kompresi memerlukan kerja dari luar dan entalphi
uap naik dari h1 ke h2, dan untuk kenaikan entalphi sama dengan besarnya kerja
kompresi yang dilakukan pada uap refrigerant.
2. Proses Kondensasi
Proses 2-3 terjadi pada kondensor, uap panas refrigerant dari kompresor
didinginkan oleh udara luar sampai pada temperatur kondensasi dan uap tersebut
dikondensasikan. Pada titik 2’ merupakan titik refrigerant pada kondisi uap jenuh
dengan tekanan dan temperatur kondensasi. Jadi proses 2-2’ merupakan proses
pandinginan sensible dari temperatur kompresi menuju temperatur kondensasi, dan
proses 2’-3 merupakan proses kondensasi uap dari dalam kondensor. Proses 2-3
terjadi pada tekanan konstan, dan jumlah kalor yang dipindahkan selama proses ini
adalah beda entalpi antara titik 2 dan titik 3.
3. Proses Ekspansi
Proses ekspansi berlangsung dari titik 3 ke titik 4. Pada proses tersebut terjadi
suatu proses penurunan tekanan refrigerant dari tekanan kondensasi (titik 3) menjadi
tekanan evaporasi (titik 4). Pada saat cairan diekspansikan melalui katup ekspansi
atau pipa kapiler menuju evaporator, temperatur refrigerant juga turun dari
temperatur kondensasi ke temperatur evaporasi. Proses 3-4 merupakan proses
ekspansi adiabatik dimana entalpi fluida tidak berubah sepanjang proses. Refrigerant
pada titik 4 berada pada kondisi campuran antara cairan dan uap, dan terjadi
penurunan tekanan.
4. Proses Evaporasi
Proses 4-1 adalah proses penguapan refrigerasi pada evaporator serta
berlangsung pada tekanan konstan. Pada titik 1 seluruh refrigerant berada pada
kondisi uap jenuh. Selama proses 4-1 entalpi refrigerant naik akibat penyerapan kalor
dari ruang refrigerasi. Besarnya kalor yang diserap adalah beda entalpi antara titik 1
dan titik 4 dan biasa disebut efek pendinginan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
2.3. Refrigerant
Refrigerant adalah media yang berbentuk senyawa,yang digunakan dalam
siklus panas yang mengalami perubahan fasa dari cair ke gas atau sebaliknya. Sejak
ditemukan sekitar tahun 1800, refrigerant ini sangat besar andilnya dalam terjadinya
penipisan ozon, oleh sebab itu saat ini penggunaan refrigerant yang tidak ramah
lingkungan (R 12) sudah wajib digantikan dengan refrigerant yang ramah lingkungan
seperti (R 134a). refrigerant ini banyak digunakan pada alat refrigerator/freezer dan
air condisioner (AC). Refrigerant berfungsi sebagai fluida kerja untuk memindahkan
panas ke lingkungan sekitar.
Jenis refrigerant cukup banyak, salah satu yang pernah digunakan sebagai
fluida kerja pada AC mobil adalah R 12. Akan tetapi, karena R 12 mengandung CFC
yang besar andilnya dalam dampak penipisan lapisan ozon (O3), maka saat ini oleh
pemerintah mewajibkan penggunaan refrigerant yang lebih ramah lingkungan, yaitu
R 134a sebagai pengganti R 12. (Wahyu Triyono, 2010)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Temp.
Suhu
Refrigerant Rumus Didih Karakteristik Penggunaan
Kritis
(oC)
Senyawa Pengganti R 12
R 134a hydrofluorocarbon untuk AC mobil
CH2FCF2 atau HFC. Tidak tipe kecil,
Tetra-
mengandung hingga besar.
fluoroethane
klorin,ODP = 0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
lapisan ozon
Menggunakan NBR Menggunakan RBR (Rubber
Spare part :
3. (Nitrile Butadiene in behalf of R 134a)
perapat/selang
Rubber)
4. Receiver/Dryer Isi : Silika gel Isi : Zeolit
Menggunakan ND Oil- Menggunakan ND Oil-8/9
5. Oli Kompresor
6/ND Oil-7 (Sintetic Oil)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
b. Kondensor
Berfungsi untuk menyerap panas pada refrigerant yang telah dikompresikan
oleh kompresor dan mengubah refrigerant yang berbentuk gas menjadi cair (dingin).
c. Receiver/Dryer
Berfungsi untuk menampung refrigerant cair untuk sementara, yang untuk
selanjutnya mengalirkan ke evaporator melalui expansion valve, sesuai dengan beban
pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu receiver/dryer juga berfungsi sebagai filter
untuk menyaring uap air dan kotoran yang dapat merugikan bagi siklus refrigerant.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
d. Katup Ekspansi
Berfungsi mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, agar refrigerant cair
dapat segera berubah menjadi gas.
e. Evaporator
Merupakan kebalikan dari kondensor berfungsi untuk menyerap panas dari
udara yang melalui sirip-sirip pendingin evaporator, sehingga udara tersebut menjadi
dingin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
Untuk Kaca
Dimana :
Q rad kaca = Efek radiasi matahari yang melewati kaca (W)
SHGF max = Faktor perolehan kalor matahari untuk kaca (W/m )
SC = Shading Coefficient (koefisien peneduhan)
A = Luas Penampang (m2)
Untuk Fiber
Dimana :
Q kond fiber = Efek radiasi matahari yang melewati fiber (W)
U = Koefisien transfer kalor (W/m2.K)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Hal yang utama dalam evaluasi mesin pendingin adalah besarnya efek radiasi.
(kJ/kg)
Dimana :
h1 = Entalpi gas refrigerant pada tekanan evaporator (kJ/kg)
h4 = Entalpi cair refrigerant pada tekanan pipa kapiler (kJ/kg)
Dimana :
ṁ ref = Laju aliran massa refrigerant (kg/s)
Dimana :
h2 = Entalpi refrigerant masuk kompresor (kJ/kg)
h3 = Entalpi refrigerant keluar kondensor (kJ/kg)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
Dimana :
Q evap = Kalor yang diserap evaporator (kW)
W komp = Daya kompresor (kW)
Dimana :
h1’ = Entalpi refrigerant keluar evaporator masuk kompresor (kJ/kg)
h2’ = Entalpi refrigerant keluar kompresor (kJ/kg)
h4’ = Entalpi refrigerant masuk evaporator (kJ/kg)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
BAB III
PERANCANGAN ALAT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
Instalasi dari sistem pengkodisian udara pada mobil berbahan bakar etanol
yaitu berupa kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator
Sign Glass
Kompresor tipe
Through Vane
T out = 37,6
P discharge = 1,4 MPa
T in = 31 oC
Gambar 3.1 Skema Instalasi Peralatan Pengujian
3.2. Spesifikasi Peralatan
3.2.1 Peralatan AC
Peralatan pengkondisan udara pada mobil berbahan etanol dengan kapasitas
mesin penggerak 1100 cc dan menghasilkan daya 65hp, maka dibutuhkan kompresor
berdaya kurang dari 3hp, agar tidak membebani daya poros yang dihasilkan oleh
mesin penggerak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
tidak terkena udara terlalu lama karena sifatnya yang sangat higroskopik dan iritasi.
Dengan beberapa plastik dan cat pelumas ini bereaksi.
b. Kondensor
Kondensor digunakan untuk mendinginkan refrigerant bertekanan dan
bertemperatur tinggi dan mengubahnya menjadi cairan. Proses pendinginan
ini disebut dengan proses kondensasi dimana sejumlah besar panas dilepaskan
dari kondensor ke udara pendingin. Untuk memperoleh aliran udara
pendinginan yang cukup, kondensor ditempatkan didepan radiator.
Pada kendaraan dengan mesin didepan seperti sedan, kondensor akan
memperoleh pendinginan yang lebih baik karena udara dapat mengalir dengan
baik. Aliran udara akan bertambah besar pada saat kendaraan bergerak. Lain
halnya dengan kendaraan jenis minibus dimana mesin ditempatkan dibawah
tempat duduk depan. Kondensor pada minibus dimana mesin ditempatkan
dibawah tempat duduk depan. Kondensor pada minibus tidak memperoleh
aliran udara sebaik pada pada kendaraan dengan mesin didepan karena aliran
udara terhalang oleh bagian depan kendaraan. Agar kondensor memperoleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
a. Evaporator
Proses yang terjadi dalam evaporator adalah proses evaporasi, yaitu
penguapan refrigerant fasa cair menjadi fasa uap. Kegunaan evaporator
berlawanan dengan kondensor, yaitu untuk menyerap panas dari ruangan yang
diinginkan. Panas yang diserap ini digunakan untuk menguapkan refrigerant.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
b. Katup Ekspansi
Setelah melewati receiver, cairan refrigerant dialirkan ke katup
ekspansi yang mengakibatkan penurunan tekanan yang juga diikuti oleh
penurunan temperatur. Refrigerant pada tekanan dan temperatur rendah ini
berada dalam keadaan dua fasa, cair dan uap. Terdapat dua jenis katup
ekspansi, yaitu tipe tekanan tetap (constant pressure) dan tipe sensor panas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
h. Kunci pentil, untuk memutar pentil agar lebih erat (tidak bocor) serta
membuka pentil.
i. Pompa vakum, digunakan untuk mengosongkan refrigerant dari sistem
sehingga dapat menghilangkan gas-gas yang tidak terkondensasi seperti udara
dan uap air.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
k) Ketika kondisi mesin hidup, pengisian refrigerant hanya melalui sisi tekanan
rendah.
l) Setelah system terisi dengan refrigerant dalam jumlah yang sesuai spesifikasi,
jalankan kompresor selama 10 menit atau lebih pada kecepatan mesin idle.
m) Setelah periode Running in matikan AC, matikan mesin kendaraan, kemudian
periksa jumlah oli pada kompressor malalui sight glass kompresor. Garis
permukaan oli harus tampak pada sight glass.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Dimana :
Q rad kaca = Efek radiasi matahari yang melewati kaca (W)
SHGF max = Faktor perolehan kalor matahari untuk kaca(W/m)
SC = Shading Coefficient (koefisien peneduhan)
A = Luas Penampang (m2)
Dimana :
Q kond fiber = Efek radiasi matahari yang melewati fiber (W)
U = Koefisien transfer kalor (W/m2.K)
To = Temperatur luar kabin (K)
Ti = Temperatur dalam kabin (K)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
dengan :
Perolehan kalor dari penghuni (W).
CLF = Faktor-faktor beban perolehan kalor sensibel dari orang.
Untuk penghuni beban laten, CLF dapat dianggap sama dengan 1,0.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Dimana :
h1 = Entalpi gas refrigerant pada tekanan evaporator (kJ/kg)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
Harga Entalpi :
Suhu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Harga Entalpi :
Suhu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Sehingga :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta, Padang-
Indonesia ).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
Dimana :
Qevap = Jumlah energi yang diserap di evaporator (Watt)
Dimana :
Wkomp = Daya kompresor (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
s = Slip (%)
Dimana :
COP = Koefisien mesin pendingin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
1. Perhitungan ṁ udara :
2. Perhitungan Qevap :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
1. Perhitungan Wkomp :
2. Perhitungan COP :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
Hasil COP rancangan adalah 3,5, sedangkan hasil pengujian nilai COP
yang didapat 2,7 , 3,1 dan 3,4.
Nilai COP yang dihasilkan saat pengujian lebih kecil dari nilai COP
rancangan. Hal ini disebabkan adanya efisiensi isentropic saat kompresor
bekerja, sehingga daya kompresor akan lebih besar.
Daya kompresor aktual yang lebih besar dari daya kompresor
rancangan dengan memperhitungkan beban pendinginan sebanding dengan
kapasitas pendinginan ( beban pendinginan ≈ kapasitas pendinginan ), maka
COP aktual akan lebih kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Mesin pendingin kendaraan ringan sudah berhasil dirancang, dibuat dan diuji
coba unjuk kerjanya.
2. Besarnya beban pendinginan yang rancang adalah untuk 4 orang adalah 3,56
kW. Beban ini mampu diatasi oleh mesin pendingin dimana pada setingan low
besarnya Qevap = 3,0 kW, pada setingan medium Qevap = 3,4 kW, dan pada
setingan high Qevap = 3,8 kW.
3. Besarnya daya kompresor yang dirancang sebesar 1,3 hp (ideal) atau 1,46
(aktual) dan dari hasil pengukuran besarnya daya yang dikonsumsi kompresor
adalah 1,1 kW.
4. COP rancangan mesin pendingin adalah 3,5 sedangkan dari hasil uji COP
pada setingan low adalah 2,7 , pada setingan medium adalah 3,1 dan pada
setingan high adalah 3,4.
5.2 Saran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga ke depannya laporan ini dapat
dijadikan pedoman serta menjadi bermanfaat bagi para pembaca.
commit to user