Anda di halaman 1dari 9

RANCANG BANGUN TUNGKU PELEBURAN ALUMINIUM BERBAHAN

BAKAR PADAT DENGAN SISTEM ALIRAN UDARA PAKSA

Joko Winarno

Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta


Jl. Tentara Rakyat Mataram 55-57 Yogyakarta 55231 Telp/Fax : (0274) 543676
Email: hjwinarno25@yahoo.com

ABSTRACT

This paper report the result of a performance study in solid fired furnace
designed used for aluminium melting with forced air flow. Yhe experiment was used
aluminum scrap as a raw material and coal briquette as a solid fuel. The performance
evaluation of such furnace was carried out in order to determine efficiency of the
furnace. Towards this objective, measurement was taken of quantity of solid fuel used
for different melts and their corresponding melting time and temperature. The energy
used was determined and the efficiency was calculated. The efficiency obtained for the
furnace was 4.45%. This low efficiency obtained is as result of large energy wasted loss
due to high air flow rate blowed to furnace by the blower.
Keywords : Furnace, Solid Fuel, Aluminum, efficiency

PENDAHULUAN lebih terjangkau. Hal ini karena harga


minyak tanah non subsidi menjadi
Dalam industri pengecoran
melambung tinggi sebagai akibat
aluminium skala rumah tangga hingga
kebijakan konversi energi tersebut.
skala kecil umumnya menggunakan
Bahan bakar alternatif yang
tungku yang dilengkapi dengan alat
banyak digunakan saat ini adalah oli
bakar (burner). Bahan bakar yang
bekas, karena bahan bakar oli bekas
digunakan biasanya bahan bakar cair
harganya lebih murah dan
dan gas, dan jarang yang menggunakan
ketersediaannya cukup banyak (dapat
bahan bakar padat seperti briket
diperoleh dengan mudah). Namun
batubara, arang kayu, dan lain-lain. Hal
penggunaan oli bekas ini menimbulkan
ini karena penggunaan bahan bakar
permasalahan baik dari sisi kesehatan
padat dirasakan kurang praktis dan
maupun dari sisi lingkungan. Oli bekas
memerlukan waktu peleburan yang
ini dapat digolongkan ke dalam limbah
relatif lama. Adapun bahan bakar cair
yang berbahaya, apabila minyak
yang umum digunakan adalah minyak
pelumas bekas ini langsung dibuang
tanah (kerosene). Namun semenjak
akan mencemari lingkungan karena
Pemerintah melakukan kebijakan
dalam minyak pelumas bekas
konversi energi yaitu dari minyak tanah
terkandung kotoran-kotoran logam,
ke gas LPG pada pertengahan 2007,
aditif, sisa bahan bakar dan kotoran
banyak industri rumah tangga hingga
lainnya dan jika minyak pelumas bekas
industri kecil, termasuk industri
dibakar begitu saja tanpa ada perlakuan
pengecoran aluminium, yang selama ini
juga akan menimbulkan pencemaran
menggunakan minyak tanah beralih ke
lingkungan dan mengganggu kesehatan
bahan bakar alternatif yang harganya

1
karena bau dan sisa karbonnya. Oleh diameter dalam berbentuk selinder dan
karena itu penggunaan oli bekas cawang pelebur berbentuk selinder,
tersebut harus dihindari dan perlu dimensi tungku adalah 50 cm x 50 cm,
dilakukan upaya diverisfikasi energi diameter dalam selinder 30 cm. Dari
dengan menggunakan bahan bakar hasil analisis yang telah dilakukan
alternatif lainnya yang lebih ramah diketahui bahwa besarnya kalor yang
lingkungan. digunakan untuk melebur 5 kg
Saat ini berbagai upaya telah aluminium diperlukan kalor sebesar
dilakukan untuk membantu para 3,030,600 J. Volume dari cawan pelebur
pengusaha industri pengecoran logam yang diperlukan adalah 1,5 liter.
non-ferro khususnya aluminium, yakni Ashgi (2009) juga telah
dengan mengembangkan tungku atau melakukan rancang bangun tungku
dapur untuk peleburan. Pengembangan peleburan aluminium berbahan bakar
tungku umumnya dilakukan untuk minyak dengan sistem aliran udara
meningkatkan unjuk kerja tungku paksa. Dapur peleburan yang dirancang
sehingga efisiensi pembakarannya dapat dibuat dari tatanan bata tahan api yang
ditingkatkan. Di samping itu, dilekatkan dengan campuran semen dan
pengembangan tungku ini juga pasir tahan api. Dapur lebur mempunyai
dimaksudkan untuk menurunkan tinggi 62 cm, diameter luar 57 cm dan,
dampak lingkungan yang ditimbulkan diameter dalam 31 cm. Dari hasil
dari proses pembakaran bahan bakar di pengujiannya diketahui peleburan 4 kg
dalam tungku peleburan yang selama ini alumunium menggunakan bahan bakar
juga menjadi permasalahan yang solar diperlukan 5,8 liter dengan waktu
dihadapi oleh para pengusaha indutri peleburan 50-55 menit, sedangkan
pengecoran logam non-ferro. Dalam dengan menggunakan oli bekas
penelitian ini akan dikaji sebuah tungku diperlukan 6 liter, dan memerlukan
berbahan bakar padat dengan sistem waktu peleburan 60-65 menit.
aliran udara paksa. Aluminium merupakan logam
Beberapa tungku peleburam ringan yang mempunyai ketahanan
aluminium yang telah dikembangkan di korosi yang baik. Berat jenis
antaranya tungku berbahan bakar gas alumunium adalah 2,643 kg/m3 cukup
yang dilaporkan oleh Sundari (2011). ringan dibandingkan logam lain.
Tungku atau dapur yang dirancang Kekuatan alumunium yang berkisar 83
adalah dapur crucible berbahan bakar – 310 Mpa dapat melalui pengerjaan
gas LPG berbentuk silinder dengan dingin atau pengerjaan panas (Surdia
diameter 220 mm dan tinggi 300 mm dkk, 1994). Di pasaran Alumunium
dengan kapasitas 30 kg. Dari hasil uji ditemukan dalam bentuk kawat foil,
coba yang dilakukan diketahui bahwa lembaran, pelat dan profil. Semua
untuk melebur aluminium scrap seberat paduan alumunium ini dapat mampu
30 kg diperlukan waktu 1 jam 37 menit dibentuk, dimesin, dilas atau dipatri.
dan bahan bakar yang digunakan adalah Proses peleburan adalah proses
3,60 kg. pencairan bahan (besi cor) dengan jalan
Magga (2010) mengembangkan dipanaskan di dalam sebuah dapur
analisis perancangan tungku peleburan peleburan, setelah bahan mencair
logam non-ferro jenis portable berbahan kemudian dituang ke dalam cetakan
bakar arang sebagai sarana (Arifin, 1976). Pada proses peleburan
pembelajaran. Tungku peleburan yang alumunium digunakan dapur jenis
direncanakan berbentuk kotak dengan crucible. Dapur crucible adalah dapur

2
yang paling tua digunakan. Dapur ini KL = kalor lebur aluminium
kontruksinya paling sederhana dan ΔT1 = perubahan suhu dari T1 ke T2
menggunakan kedudukan tetap dimana ΔT2 = perubahan suhu dari T2 ke T3
pengambilan logam cair dilakukan T1 = suhu awal (0C)
dengan menggunakan ladle atau T2 = suhu akhir (0C)
gayung. Dapur ini sangat fleksibel dan Waktu yang diperlukan untuk melebur
serbaguna untuk peleburan dengan skala aluminium dapat dihitung dengan
kecil dan sedang. Dapur Crucible yang persamaan :
ada berbentuk pot yang terbuat dari Q
t  lebur (2)
lempung dicampur dengan pasir. qcawan
Terdapat tiga macam crucible menurut Dengan,
jenis bahan bakar: gas, minyak dan Qlebur = kalor yang diperlukan untuk
kokas. Dapur Crucible dengan bahan melebur aluminium
bakar kokas jarang digunakan karena qcawan = laju aliran kalor yang diserap
kurang efisien. oleh cawan/kowi pelebur
Jumlah panas/kalor yang Jumlah bahan bakar yang dibutuhkan
diperlukan dalam peleburan aluminium dapat ditentukan dengan persamaan
dapat digambarkan sebagai berikut (Culp dan Sitompul, 1976) :
(Zemansky, 1994) : Q  Qrugi rugi
mbb  lebur
Suhu, oC HHVbb
Dengan,
750 Qrugi-rugi = rugi-rugi kalor
Q3 HHVbb = nilai pembakaran tinggi
660 bahan bakar
Q2
Q1
27
METODE PENELITIAN
Kalor yang diberikan, Joule
1. Tempat dan Bahan Penelitian
Gambar 1. Tahapan Peleburan Alumiium Penelitian dilakukan di
Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
Kalor yang diperlukan dalam peleburan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
aluminium adalah : Universitas Janabadra.
Qlebur = Q1 + Q2 + Q3 2. Alat dan Bahan Penelitian
= m.(Cp.ΔT1 + KL + Cp ΔT2) (1) Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah blower,
Dengan,
termometer digital yang telah
Q1 = kalor untuk menaikkan suhu
dikalibrasi, tangki dan selang, bahan
kamar menjadi suhu cair
bakar, dan tungku peleburan. Bahan
aluminium
yang digunakan dalam penelitian ini
Q2 = kalor untuk mencairkan
adalah briket batu bara, minyak tanah
aluminium
dan aluminium scrap.
Q3 = kalor untuk menaikkan suhu
(aluminium dari 660 0C sampai 3. Rancang Bangun Tungku
750 0C) Peleburan
m = massa benda (Kg) Rancang bangun tungku
Cp = kalor jenis bahan (aluminium 8,8 peleburan meliputi langkah-langkah (1)
x 102 J/Kg.K) membuat rancangan model konstruksi

3
tungku peleburan, (2) Menentukan alat g. kemudian dilanjutkan pengujian
dan bahan yang akan digunakan dalam yang kedua dengan prosedur yang
perancangan, (3) pengadaan alat dan sama pada pengujian yang pertama.
bahan yang diperlukan untuk h. Sisa bahan bakar ditimbang untuk
pembuatan tungku peleburan dan uji analisa lebih lanjut.
coba tungku, (4) fabrikasi tungku
5. Analisis Data
peleburan. Analisis data dilakukan untuk
4. Pengujian Tungku Peleburan menentukan (1) distribusi temperatur
Pengujian tungku peleburan terhadap waktu dari aluminium yang
hasil rancangan dilakukan sebanyak dua dilebur, (2) waktu peleburan, (3) laju
kali pengujian dengan menggunakan konsumsi bahan bakar, dan (4) efisiensi
aluminium scrap sebagai bahan yang tungku peleburan.
akan dilebur dan batu bara sebagai
bahan bakar. Adapun langkah-langkah HASIL DAN PEMBAHASAN
dari pengujian tersebur sebagai berikut :
1. Hasil Rancangan Tungku
a. Mula-mula bahan bakar berupa
Peleburan
briket batubara yang akan Tungku peleburan hasil
digunakan ditimbang dan kemudian rancangan terdiri dari komponen-
dimasukan ke dalam tungku komponen sebagai berikut :
pembakaran setinggi ± 15 cm
a. Rangka
b. Kemudian penyangga kowi Rangka terbuat dari besi profil
dipasang pada tempatnya dan sisa kotak ukuran 40 x 20 mm, dengan
bahan bakar dimasukkan kembali di dimensi P = 600 mm , L = 600 mm, dan
luar penyangga hingga ruang bakar t = 600 mm. Rangka dirangkai dengan
tungku penuh. sambungan las.
c. Dilakukan proses pembakaran
briket batubara dengan bantuan
sedikit minyak tanah guna
mempermudah proses pembakaran
awal batu bara.
d. Setelah batu bara mulai terbakar,
kowi (cawan) pelebur dimasukkan Gambar 2. Rangka
ke penyangga dan diisi dengan
aluminium scrap yang sebelumnya
b. Dinding dalam
sudah ditimbang. Dinding dalam menggunakan
e. Blower dinyalakan untuk besi plat dengan tebal 0.8 mm yang
membantu proses pembakaran dan dipasang mengelilingi sisi bagian dalam
proses pengukuran temperatur rangka. Dinding dipasang menyatu
aluminium scrap yang ada di dalam dengan rangka bagian dalam
kowi pelebur mulai dilakukan menggunakan las.
dengan menggunakan termometer
digital.
f. Setelah aluminium melebur dan
mencapai temperatur di atas 700
o
C, kemudian dituang ke tempat
yang telah disediakan.
Gambar 3. Dinding dalam

4
c. Penyangga Bahan Bakar
Penyangga bahan bakar terbuat
dari plat baja berlubang, yang dipzsang
di bagian bawah yang berfungsi untuk
menyangga bahan bakar dan berfungsi
juga untuk menyaring abu sisa
pembakaran.

Gambar 6. Dinding bagian luar

f. Isolator
Isolator ditempatkan di antara
dinding bagian dalam dan dinding
bagian luar. Isolator yang digunakan
yang digunakan adalah abu sisa
pembakaran sekam.

Gambar 4. Penyangga bahan bakar

d. Saluran Udara Dan Gas Buang


Saluran udara dan saluran gas
buang terbuat dari pipa dengan diameter
3 inch, saluran udara dipasang di bagian
bawah dan saluran gas buang dipasang
di bagian atas dinding dapur.
Saluran gas buang
Gambar 7. Isolator

g. Pegangan Kowi
Pegangan kowi terbuat dari plat
dengan tebal 5 mm dan lebar 20 mm.
Pegangan kowi dibuat melingkar sesuai
dengan lingkaran leher kowi, dan diikat
dengan baut M 12 yang dibagi menjadi
Saluran udara masuk 4 bagian.

Gambar 5. Saluran udara dan gas buang

e. Dinding Luar
Dinding luar menggunakan palat
seng 0.2 mm yang dipasang
mengelilingi rangka bagian luar.
Dinding bagian luar dipasang dengan
menggunakan paku keling. Gambar 8. Pegangan kowi

5
h. Tutup bagian luarnya dilapisi plat seng 0.2
Tutup tungku terdiri dari rangka mm.
besi profil dengan dimensi 20 x 20 mm
dengan panjang dan lebar rangka 600
mm. Rangka dirancang dengan 5 lubang
yang biasa dibuka tutup, 4 lubang
berfungsi untuk mengontrol bahan
bakar dan 1 lubang bagian tengah untuk Gambar 11. Tempat sisa pembakaran
mengisi atau mengontrol material yang
dilebur. Sisi rangka bagian bawah Tungku peleburan hasil rancangan yang
dilapisi plat besi ukuran 0.8 mm yang telah dirakit dan diisi dengan bahan
dilas menyatu dengan rangka dan sisi bakar dapat dilihat pada gambar berikut
bagian atas dilapisi plat seng ukuran 0.2 ini :
mm yang dipasang menggunakan paku
keeling. Tutup juga diberi isolator guna
meredam panas.

Gambar 12. Hasil rancangan tungku


peleburan
Gambar 3.9 Tutup tungku

i. Penyangga Kowi
Penyangga kowi dirancang
dengan dimensi diameter 30 cm, dengan
tinggi 20 cm menggunakan besi plat
dengan tebal 5 mm dan lebar 20 mm.
penyangga berfungsi untuk membatasi
antara bahan bakar dan kowi.
Gambar 13. Foto Dokumentasi hasil
rancangan tungku peleburan

2. Hasil Pengujian Tungku


Peleburan
Hasil pengujian tungku
Gambar 10. Penyangga kowi peleburan hasil rancangan dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
j. Tempat Abu Pembakaran a. Pengujian Tahap I
Tempat abu pembakaran terdiri Pada pengujian tahap I jumlah
dari rangka yang terbuat dari besi profil bahan bakar bakar (briket batu bara)
yang bagian bawah dan keempat sisi yang disediakan untuk proses peleburan

6
adalah 15 kg. dan jumlah aluminium Dari pelaksanaan pengujian tahap I dan
scrap yang dilebur adalah sebanyak 1,2 tahap II, diperoleh data-data sebagai
kg. Dari hasil pengukuran, diperoleh berikut :
distribusi temperatur terhadap waktu  Total bahan (aluminium) yang
pada proses peleburan aluminium tahap dileburkan 1,2 kg + 3,8 kg = 5
I sepetti ditunjukkan oleh grafik berikut kg
ini :  Sisa bahan bakar adalah 8,5 kg,
sehingga jumlah bahan bakar
1000 yang digunakan 6,5 kg
800  Pada pengujian tahap I
Temperatur, C

aluminium melebur pada


600
temperatur 696 oC dalam waktu
400 65 menit.
200  Pada pengujian tahap I
0 aluminium melebur pada
0 20 40 60 80 temperatur 694 oC dalam waktu
Waktu (Menit) 55 menit.

3. Pembahasan Hasil Pengujian


Gambar 12. Grafik distribusi temperatur pada Tungku
proses peleburan aluminium tahap I Dari hasil pengujian tungku
peleburan aluminium diketahui bahwa
b. Pengujian Tahap II tungku yang dirancang mampu untuk
Jumlah bahan bakar bakar meleburkan aluminium scrap rata-rata
(briket batu bara) yang digunakan 2,5 kg per jam dengan laju pembakaran
adalah sisa bahan bakar pada pengujian bahan bakar 3,25 per jam. Hal ini
tahap I dan jumlah aluminium yang berarti kebutuhan bahan bakar untuk
dilebur adakah 3,8 kg melebur aluminium adalah sebesar 1,3
Dari hasil pengukuran, diperoleh kg baban bakar per kg aluminium scrap.
distribusi temperatur terhadap waktu Besarnya laju pembakaran bahan bakar
pada proses peleburan aluminium tahap ini lebih kecil jika dibandingkan dengan
II dapat dilihat pada grafik berikut ini : tungku peleburan berbahan bakar solar
yang mencapai 1,4 liter per kg
1000 aluminium scrap, tungku peleburan
berbahan bakar oli bekas yang
800
Temperatur, C

mencapai 1,5 liter per kg aluminium


600 scrap dan tungku peleburan berbahan
400 bakar minyak tanah yang mencapai 1,6
200 liter per kg aluminium scrap.
0 Dari grafik yang ditunjukkan
0 20 40 60 80 oleh gambar 11 dan 12 diketahui bahwa
Waktu, Menit
waktu yang diperlukan untuk peleburan
aluminium tahap II lebih cepat
dibandingkan dengan proses peleburan
Gambar 12. Grafik distribusi temperatur pada pada tahap I. Hal ini karena pada proses
proses peleburan aluminium tahap II peleburan tahap II, kondisi tungku
masih dalam keadaan panas, sehingga

7
pencapaian suhu lebur aluminium dapat KESIMPULAN DAN SARAN
lebih cepat.
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan diketahui Dari hasil pengujian dan analisis
bahwa besarnya kalor rata-rata yang data yang telah dilakukan, maka dapat
digunakan untuk melebur aluminium disimpulkan beberapa hal sebagai
scrap hingga mencapai temperatur akhir berikut :
796 oC adalah 1095 kJ per kg 1. Tungku yang dirancang dapat
aluminium scrap. Jika briket batu bara digunakan untuk melebur
yang digunakan memiliki nilai kalor aluminium dengan laju peleburan
permbakaran tinggi (HHV) sebesar 2,6 kg aluminium acrap per jam
20092 KJ/kg, maka besarnya kalor rata- dan laju konsumsi bahan bakar
rata yang dilepas bahan bakar batu bara sebesar 3,25 kg bahan bakar per
di ruang bakar untuk dapat melebur jam.
aluminium scrap hingga mencapai
2. Besarnya laju pembakaran bahan
temperatur akhir 796 oC adalah 26120,6 bakar ini lebih kecil jika
kJ per kg aluminium scrap. Berdasarkan dibandingkan dengan tungku
hasil analisis kalor ini dapat diketahui peleburan berbahan bakar solar,
bahwa bersarnya efisiensi tungku berbahan bakar oli bekas yang dan
peleburan aluminium yang dirancang tungku peleburan berbahan bakar
adalah 5,45%. Efisiensi tungku ini minyak tanah.
masih cukup rendah jika dibandingkan 2. Besarnya kebutuhan bahan bakar
dengan hasil evaluasi efisiensi tungku untuk melebur aluminium adalah
peleburan aluminum scrap berbahan sebesar 1,3 kg baban bakar per kg
bakar arang kayu yang mencapai 11,3% aluminium scrap
(Ighodalo, dkk, 2011) dan juga masih 3. Besarnya efisiensi tungku
lebih rendah jika dinadingkan dengan peleburan aluminium yang
besarnya efisiensi Tungku Rumah dirancang adalah sebesar 5,45 %
Tangga (TRT) yakni berkisar 14% - karena rugi-rugi kalor yang terjadi
26% (Supriyatno dkk, 1994) masih cukup besar.
Berdasarkan hasil pengamatan
secara visual pada saat pengujian,
Saran
rendahnya efisiensi tungku yang Penyempurnaan terhadap tungku
dirancang ini disebabkan oleh rugi-rugi peleburan hasil rancangan dapat
kalor yuang terjadi masih terlalu besar. dilakukan dengan menambah katup
Kerugain kalor ini disebabkan oleh pengatur aliran udara paksa dari blower
aliran udara paksa dari blower yang dan memperbaiki konsturksi dari pintu-
cukup besar sehingga banyak kalor pintu bahan bakar untuk meminimalkan
yang terbuang bersama gas asap rugi-rugi kalor yang terjadi. Dengan
pembakatan keluar melalui saluran penyempornaan ini, efisiensi dari
keluar. Di samping itu, aliran udara tungku akan dapat ditingkatkan.
paksa dari blower yang cukup besar
Berkaitran dengan pengaturan laju
menyebabkan nyala api pembakaran aliran udara, maka perlu pengujian lebih
banyak yang menyembur keluar melalui lanjut untuk mendapatkan laju aliran
celah--celah pada pintu bahan bakar di udara yang optimum.
bagian atas dari tungku sehingga
banyak kalor yang terbuang sia-sia.

8
DAFTAR PUSTAKA Sundari, E., 2011, Rancang Bangun
Archie W. Culp, Jr., Darwin Sitompul, Dapur Peleburan Aluminium
Bahan Bakar Gas, Jurnal
1976, Prinsip-Prinsip Konversi
Austenit, Volume 3 Nomor 1,
Energi, Mc Graw Hill, New
April 2011, Jurusan Teknik
York.
Mesin Politeknik Negeri
Arifin, Syamsul, 1976, Ilmu Logam, Siwijaya.
Jilid I, Ghalia Indonesia,
Surdia, Tata dan Saito Sinkoru, 2000,
Jakarta.
Pengetahuan Bahan Teknik,
Ighodalo, O.A., Akue, G., Enaboifo, E., Pradnya Paramita, Jakarta.
Oyedoh, J., 2011, Performance
Supriyatno, Nazif dan Mamat, 1994,
Evaluation Of The Local
Pengujian Efisiensi Energi
Charcoal-Fired Furnace For
Tungku Rumah Tangga,
Recycling Aluminium, Journal
Porsiding Seminar Ilmiah,
Of Emerging Trends in
P3FT, LIPI, Jakarta.
Engineering and Applied
Sciences (JETEAS) 2 (3) 448 – Ashgi, 2009, Rancang Bangun Dapur
450, Scholarlink Research Kowi Pelebur Aluminium
Institute Journals (ISSN : 2141 Berbahan Bakar Minyak,
– 7016). Digital Library, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta,
Magga, R., 2010, Analisis
http://digilib.uns.ac.id., diakses
Perancangan Tungku
pada 18/02/2013, 12:46.
Pengecoran Logam (non-
Ferro) Sebagai Sarana Zemansky, Sears, 1994, Fisika Untuk
Pembelajaran Teknik Universitas 1 : Mekanika,
Pengecoran, JIMT Vol. 7, No. Panas, Bunyi, Binacipta,
1, Jurusan Teknik Mesin, Bandung.
Fakultas Teknik, Universitas
Tadulako.

Anda mungkin juga menyukai