Anda di halaman 1dari 24

ANGGARAN DASAR & RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR

PEMUDA PANCASILA

MUKADIMAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, maka penjajahan dalam segala bentuk
dan manifestasinya di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Bahwa Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah
hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia sejak berabad-abad dicapai dengan korban jiwa, raga, airmata
dan harta benda yang tak ternilai. Bahwa cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah untuk
mewujudkan masyarakat madani yang demokrati adil dan makmur materiil dan spiritual berdasarkan
PANCASILA sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Bahwa oleh
karena itu, sadar sepenuhnya terhadap panggilan sejarah dan tanggung jawabnya sebagai generasi
penerus perjuangan cita-cita bangsa, kami masyarakat warga Negara Indonesia yang bersemangatkan
Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945, berideologi Pancasila, berjiwa patriotik dan
militan, setia dan konsekuen kepada Negera Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasial dan
UUD 1945, dengan ini mempersatukan diri dalam wadah Organisasi Sosial Kemasyarakatan Pemuda
Pancasila yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB I

NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

Organisasi ini bernama PEMUDA PANCASILA

Pasal 2

Organisasi Pemuda Pancasila didirikan pada tanggal 28 Oktober 1959 untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan

Pasal 3
Organisasi Pemuda Pancasila berkedudukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB II

AZAS DAN TUJUAN

Pasal 4

rganisasi PEMUDA PANCASILA berazaskan Pancasila

Pasal 5

Organisasi Pemuda Pancasila bertujuan untuk melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945

BAB III

STATUS DAN SIFAT

Pasal 6

Status Organisasi Pemuda Pancasila adalah Independen

Pasal 7

Organisasi Pemuda Pancasila bersifat terbuka tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan,
serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan. Organisasi Pemuda Pancasila memiliki sifat mandiri,
perjuangan/pergerakan yang militan, persaudaraan, patriotik, inovatif, kreatif dan kepemimpinan yang
konsekuen.

BAB IV

POKOK-POKOK PERJUANGAN
Pasal 8

Organisasi Pemuda Pancasila memiliki pokok-pokok perjuangan yang merupakan misi perjuangan
organisasi di berbagai bidang seperti: Di Bidang Organisasi dan Kaderisasi Memajukan peran dan
program Pemuda Pancasila sebagai pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. Membangun
iklim yang harmonis dan kondusif serta taat dan menjunjung tinggi aturan-aturan organisasi.
Menciptakan SDM yang berkualitas sebagai kade-kader bangsa. Mengokohkan basis dan menguatkan
eksistensi Pemuda Pancasila sebagai organisasi yang mengakar, modern, maju, mandiri serta bermoral.
Di Bidang Ideologi dan Politik Melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen sebagaimana yang
tercatum dalam pembukaan UUD 1945. Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Memupuk kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat nusantara sebagai kesatuan politik, satu
kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial-budaya dan satu kesatuan pertahanan keamanan. Di Bidang
Ekonomi Membangun kedaulatan ekonomi masyarakat, bangsa dan negara. Mengangkat harkat dan
martabat bangsa melalui pemberdayaan ekonomi rakyat. Di Bidang Agama, Sosial dan Budaya
Membangun masyarakat Indonesia yang berbudi pekerti luhur, terampil dan cerdas. Memajukan
kebudayaan daerah secara nasional. Membangun solidaritas dan kesetiakawanan nasioanal. Menbagun
etika moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di Bidang Pertahanan dan
Keamanan Nasional Mewujudkan Indonesia yang nyaman, aman, tentram dan damai. Mewujudkan
pertahanan keamanan rakyat semesta. Di Bidang Alam dan Lingkungan Hidup Mewujudkan
Pembangunan Nasional yang berkelanjutan dan berwawasan alam dan lingkungan hidup. Menciptakan
kesadaran alam dan lingkungan hidup dalam kehidupan masyarakat. Menciptakan keseimbangan alam
dan lingkungan hidup. Di Bidang Hubungan Luar Negeri Mendukung kesetaraan bangsa Indonesia dalam
tatanan kehidupan Internasional ataupun era globalisasi. Mewujudkan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Di Bidang Hukum dan Hak Asasi
Manusia Menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan melalui penegakan supremasi hukum dan Hak Asasi
Manusia. Mewujudkan kepastian dan keadilan hukum. Mewujudkan kepastian hak-hak warga negara

BAB V

IKRAR, TEKAT, SEMBOYANSALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN

Pasal 9

Ikrar, Tekat, Semboyan, Salam Perjuangan dan Lagu Perjuangan Organisasi diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

BAB VI
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 10

Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai lambang yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal
11Organisasi Pemuda Pancasila memiliki atribut yang merupakan identitas organisasi berupa: pataka,
panji-panji, Kartu Tanda Anggota (KTA), pakaian seragam, papan nama, kop surat, stempel dan
kelengkapan lainnya yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII

KEANGGOTAAN

Pasal 12

Anggota Pemuda Pancasila ialah warga negara Indonesia yang setia pada Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Keanggotaan Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari:
Anggota Biasa Anggota Kehormatan Anggota Luar Biasa Ketentuan keanggotaan diatru dalam Anggaran
Rumah Tangga

BAB VIII

KEDAULATAN

Pasal 13

Kedaulatan Organisasi Pemuda Pancasila di tangan anggota yang dilaksanakan sepenuhnya oleh
perwakilan dalam Musyawarah Besar.

BAB IX

MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 14
Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Nasional terdiri dari: Musyawarah
Besar (MUBES) Musyawarah Besar Luar Biasa (MUBESLUB) Rapat Pimpinan Paripurna (RAPIMPUR) Rapat
Kerja Nasional (RAKERNAS) Rapat Pleno

Pasal 15

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Wilayah terdiri dari: Musyawarah
Wilayah (MUSWIL) Musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILLUB) Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL)
Rapat Pleno

Pasal 16

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Cabang terdiri dari: Musyawarah
Cabang (MUSCAB) Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSWILCAB) Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) Rapat
Pleno

Pasal 17

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Anak Cabang terdiri dari:
Musyawarah Anak Cabang (MUSANCAB) Rapat Pleno

Pasal 18

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Ranting terdiri dari: Musyawarah
Ranting (MUSRAN) Rapat Pleno

Pasal 19

Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Anak Ranting terdiri dari:
Musyawarah Anak Ranting (MUSANRAN) Rapat Pleno

Pasal 20

Kekuasaan tertinggi dalam organisasi adalah Musyawarah Besar (Mubes). Kekuasaan, wewenagan
musyawarah-musyawarah dan rapat-rapat diatur secara rinci dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB X

QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 21

Quorum musyawarah dan rapat-rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah ditembah satu dari
jumlah unsur utusan yang hadir. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat pada
azasnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat. Apabila pengambilan keputusan dalam
musyawarah atau dalam rapat-rapat tidak padat tercapai mufakat maka keputusan diambil melalui
voting yang berdasarkan suara terbanyak. Sistem dan mekanisme pengambilan keputusan diatur dalam
peraturan organisasi. Pengambialn keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat diambil dengan
persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah unsur utusan yang hadir. Khusus Quorum tentang
perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan pembubaran organisasi harus dihadiri oleh dua
pertiga dari jumlah unsur utusan yang hadir yakni Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimp[inan
Cabang yang definitif. Dan pengambilan keputusan untuk hal ini diambil dengan persetujuan sekurang-
kurangnya dua pertiga dari jumlah unsur utusan anggota musyawarah yang hadir.

BAB XI

SUSUNAN, PIMPINAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 22

Kedudukan Organisasi Pemuda Pancasila di setiap jenjang dan tingkatan sebagai berikut: Tingkat
Nasional, keberdudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia dipimpin oleh Majelis Pimpinan Nasional.
Tingkat Propinsi berkedudukan di Ibukota Propinsi dipimpin oleh Majelis Pimpinan Wilayah. Tingkat
Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota dipimpin oleh Majelis Pimpinan Cabang.
Tingkat Kecamatan berkedudukan di daerah Kecamatan dipimpin oleh Majelis Pimpinan Anak Cabang.
Tingkat Kelurahan/Desa berkedudukan di daerah Kelurahan/Desa dipimpin oleh Majelis Pimpinan
Ranting. Tingkat RW atau yang setingkat dipimpin oleh Majelis Pimpinan Anak Ranting.

Pasal 23

Organisasi Pemuda Pancasila di tingkat Nasional, tingkat Propinsi, tingkat Kabupaten/Kota mempunyai
Majelis Pertimbangan Organisasi. Di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa dan RW mempunyai
Penasehat. Susunan dan Komposisi kepimpinan, wewenang dan tugas pokok Majelis Pimpinan, Pimpinan
Anak Cabang, Pimpinan Ranting, Majelis Pertimbangan dan Penasehat diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

BAB XII

LEMBAGA DAN BADAN

Pasal 24

Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai atau dapat membentuk Lembaga-lembaga sesuai kebutuhan
organisasi seperti: LPPH, Tani dan Nelayan, Pekerja, Pelajar dan Mahasiswa, Perempuan/Srikandi, Koti
Mahatindana dan lain-lain serta Badan-badan sesuai kebutuhan seperti: Pendidikan, Sosial, Keagamaan,
Seni dan Budaya dan lain-lain. Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai dan dapat membentuk badan-
badan usaha. Lembaga-lembaga sesuai peran sektoral dan kekhususannya berada baik di tingkat
nasional, wilayah dan cabang. Badan-badan sesuai kekhususannya berada di tingkat nasional atau tingkat
wilayah atau di tingkat cabang. Hubungan lembaga dan badan dengan Organisasi Pemuda Pancasila
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIII

KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 25

Keuangan Organisasi Pemuda Pancasila diperoleh dari: Iuran wajib anggota Sumbangan yang tidak
mengikat Usaha-usaha yang syah Iuran sukarela pengurus Iuran wajib anggota diatur dalam peraturan
organisasi

Pasal 26

Kekayaan Organisasi Pemuda Pancasila adalah semua barang yang bergerak dan barang tidak bergerak
yang tercatat dan terdaftar sebagai asset dan investaris. Kekayaan Organisasi Pemuda Pancasila setelah
dibubarkan akan ditentukan di dalam Musyawarah Besar yang membubarkan organisasi sesuai Bab X
Pasal 21 Anggaran Dasar.

BAB XIV
KETENTUAN KHUSUS

Pasal 27

Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui
Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa. Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan
melalui Musyawarah Besar Luar Biasa yang khusus diadakan untuk itu, atas permintaan sekurang-
kurangnya ¾ dari MPW dan atau 2/3 MPC.

BAB XV

PERATURAN PERALIHAN

Pasal 28

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga dan Peraturan Organisasi yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini, dan dapat
dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Paripurna. Apabila timbul perbedaan tafsiran mengenai sesuatu
ketentuan Anggaran Dasar ini diselesaikan oleh Rapat Pimpinan Paripurna dan dievaluasi dalam
Musyawarah Besar/ Musyawarah Besar Luar Biasa.

BAB XVI

PENUTUP

Pasal 29

Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan.
Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan.

~~~

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PEMUDA PANCASILA
BAB I

LAMBANG, IKRAR,TEKAD, SEMBOYANSALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN

Pasal 1

Lambang Organisasi Pemuda Pancasila ialah lambang Pancasila didalam perisai dan dibagian atas
bertuliskan Pemuda Pancasila. Warna Dasar lambang adalah merah darah yang mengandung arti gagah
perkasa dan kesatria. Perisai Pancasila sesuai dengan Perisai yang terlukis dalam lambang negara
Bhinneka Tunggal Ika. Warna lambang Pancasila sesuai dengan aslinya. Bintang berwarna kuning dengan
dasar warna hitam melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Rantai berwarna kuning dengan dasar
warna merah, melambangkan kemanusiaan yang adil beradab. Pohon Beringin berwarna hijau dengan
dasar warna putih melambangkan persatuan Indonesia. Kepala Banteng berwarna hitam dengan warna
dasar warna merah melambangkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Padi berwarna kuning, Kapas berwarna hijau/putih dengan dasar warna
putih melambangkan keadialn sosial bagi rakyat Indonesia. Stempel Bentuk bulat didalamnya
terdapatlambang Pemuda Pancasila dengan diameter 4,5 cm. Tinta stempel berwarna merah. Kartu
Tanda Anggota dan Kartu Tanda Pengurus dengan atau menertakan warna merah putih serta di
cantumkan lambang Pemuda Pancasila. Panji-panji kebesaran dan pataka dengan ukuran perbandingan
panjang dan lebar 3 (tiga) dan 2 (dua) dengan: Warna merah dasar. Ditengah-tengah perisai Pancasila.
Disamping kanan kiri bertuliskan Pemuda Pancasila. Papan nama dengan ukuran perbandingan panjang
dan lebar 3 (tiga) dan 2 (dua) dengan: Warna dasar merah. Ditengah-tengah perisai Pancasila. Tulisan
putih. Seragam Organisasi terdiri dari: Safari warna biru gelap an loreng berwarna dasar oranye dengan
kombinasi warna hitam coklat. Baju lengan pendek dan lengan panjang loreng berwarna dasar oranye
dengan kombinasi waran hitam coklat. Baju lengan panjang hitam. Celana biru gelap, hitam, jeans hitam,
dan loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi hitam coklat. Baret berwarna merah darah les
putih, topi pet loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi hitam coklat. Pengaturan lebih lanjut
tentang seragam organisasi diatur dalam peraturan organisasi. Lencana disesuaikan dengan ukuran
perbandingan 3 ( tiga) dan 2 (dua). Kelengkapan seragam organisasi teridiri dari: Jaket memakai 4
(empat) tanda yaitu:- Lengan kanan : Badge Bhinneka Tunggal Ika di dalam bulatan hitam, dasar putih. -
Lengan kiri : Nama wilayah/menurut jenjangnya dan tanda ciri wilayah sesudah dilaporkan kepada DPP.
Dua benderah merah putih yang bersilangan. - Dada kanan : Nama Anggota. - Dada kiri : Lambang
Pemuda Pancasila. Pasal 2Ikrar Organisasi Pemuda Pancasila adalah: - Bertanah air satu, tanah air
Indonesia. - Berbangsa satu, bangsa Indonesia. - Berideologi satu, ideologi Pancasila. Pasal 3Tekad
Organisasi Pemuda Pancasila adalah“Pancasila Abadi” Pasal 4Semboyan Organisasi Pemuda Pancasila
“Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang” Pasal 5Salam perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila
adalah:“Merdeka” 1x dijawab “Merdeka” 1x“Pancasila” 3x dijawab “Abadi” 3x Pasal 6Lagu perjuangan
Organisasi Pemuda Pancasila adalah Mars Pemuda Pancasila dan Putra/i Indonesia.
BAB II

KEANGGOTAAN

Pasal 7

Yang dapat diterima menjadi calon anggota biasa adalah: Setiap warga negara Indonesia yang telah
berusia 15 tahun. Menyatakan persetujuannya dan menerima Anggaran Dasar dan Anggran Rumah
Tangga, misi perjuangan dan semua peraturan-peraturan dan ketentuan Organisasi Pemuda Pancasila.
Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota biasa. Setiap calon anggota
dinyatakan sah sebagai anggoata apabila telah mendapatkan Kartu Tanda Anggota Organisasi Pemuda
Pancasila yang secara tehnis diatur dalam Peraturan Organisasi. Keanggotaan Lembaga dan badan
Organisasi emuda Pancasila diatur dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 8

Anggota Luar Biasa adalah anggota tang telah memperlihatkan/ membuktuikan kesetisannya terhadap
organisasi minimal dalam waktu 10 (sepuluh) tahun dan dianggap berjasa dan menaru perhatian alam
pemgembangan organisasi.

Pasal 9

Anggota Kehormatan bukan anggota biasa dan luar biasa dari pejabat dan tokoh masyarakat yang banyak
bantuannya terhadap organisasi, berideologikan Pancasila dan bertindak menguntungkan organisasi.

BAB III

KADER

Pasal 10

Kader adalah kekuatan inti organisasi, selaku pengerak, pemikir, pengagas dan pelaksana tugas organisasi
yang dipersiapkan menjadi pemimpin dalam kehidupan organisasi, masyarakat, bangsa dan negara.
Kader Organisasi Pemuda Pancasila ialah anggota Pemuda Pancasila yang telah mengikuti pendidikan
dan pelatihan kaderisasi formal Pemuda Pancasila dan dinyatakan lulus dengan sertifikat/ piagam
sebagai kader dan merupakan pengerak inti organisasi. Kader Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari:
Kader Pratama Kader Madya Kader Ulama Kader Kecabangan Kaderisasi adalah proses terus menerus
dalam rangka mandewasakan, memandirikan dan mengakarkan Pemuda Pancasila dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa. Ketentuan mengenai Kaderisasi akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi.

BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 11 Setiap anggota mempunyai hak: Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi Memperoleh
perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan kader, bimbingan dan pembinaan dari organisasi.
Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstuktifdan posiotif baik secara lisan maupun
tertulis. Dipilih. Menbela diri. Terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus, harus mematuhi
ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan organisasi. Setiap anggota berkewajiban: Menghayati,
mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan semua ketentuan serta
peraturan organisasi. Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Besar.
Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan misi organisasi. Berdedikasi, loyal dan penuh
tanggung jawab terhadap organisasi. Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra
organisasi. Melaksanakan tugas-tugas organisasi. Menghadiri acara-acara yang diselenggarakan oleh
organisasi. Khusu bagi kader wajib menghadiri setiap acara organisasi. Membayar iuran wajib anggota.
Menjaga kerahasiaan, keharmonisan dan kehormatan organisasi.

Pasal 12

Anggota Luar Biasa berhak mengajukan dan atau memberikan pendapat, saran yang bertalian dengan
organisasi baik lisan maupun tertulis kepada semua tingkat organisasi dengan mengindahkan tata
hubungan kerja organisasi. Anggota Kehormatan berhak memberikan pendapat serta mengajukan saran-
saran dan atau nasehat baik diminta ataupun tidak, secara lisan dan tertulis.

BAB V

SANKSI DAN BERHENTINYA ANGGOTA

Pasal 13

Sanksi terhadap anggota atau fungsionaris terdiri dari: Teguran lisan. Teguran tertulis. Pemberhentian
sementara. Pemecatan. Sanksi yang berupa teguran lisan danteguran tertulis serta pemberhaentian
sementara dapat dilakukan oleh Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi. Teguran
lisan dan tertulis dapat dilakukan kepada jenjang kepemimpinan organisasi oleh Majelis Pimpinan
Nasional atau kepemimpinan setingkat diatasnya serta kepada anggota dilakukan oleh kepemimpinan
sesuai tingkatannya. Pemberhetian sementara dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nsional atas usul Majelis
Pimpinan Wilayah atau oleh Majelis Pimpinan Wilayah atas usul Majelis Pimpinan Cabang. Khusus sanksi
berupa pemecatan hanya dapat diberikan oleh Majelis Pimpinan Nasional setelah yang bersangkutan
diberi kesempatan untuk membela diri dihadapan forum Musyawarah Besar. Rehabilitasi dapat dilakukan
dengan pertimbangan kepentingan organisasidan hak anggota atas kebenaranargumentasinya yang
diverifikasioleh sesuatu komisi yang dibentuk.

Pasal 14

Anggota dinyatakan berhenti apabila: Meninggal dunia. Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis.
Dipecat oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul Mjelis Pimpinan Wilayah dan atau karena yang
bersangkutan melanggar ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga, peraturan-
peraturan organisasi dan atau beberapa kali membuat kesalahan yang merugikan nama baik secara
sengaja. Lepas dari kewarganegaraan Indonesia. Sanksi terhadap anggota didasarkan pada: Melanggar
ketentuan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga yang dianggap cukup berat. Melakukan tindakan
yang merugikan organisasi. tata cara perberhentian sementara atau pemecatan anggota adalah sebagai
berikut: Terlebih dulu memberikan teguran lisan. Memberikan teguran tulisan. Jika tidakdijawabatau
terdapat keterangan, maka diadakan rapat untuk mengambil keputusan pemberhentian sementara.
Keputusan yang diambil oleh Majelis Pimpinan Nasional atau Majelis Pimpinan Wilayah dipertanggung
jawabkan pada Musyawarah Besar. Mengenai pemberhentian sementara dan pemecatan yang
dipertanggung jawabkan pada Musyawarah Besar dengan pemberian kesempatan membela diri akan
diambil keputusan dalam bentuk: Membatalkan pemberhentian sementara. Menetapkan
pemberhentian sementara untuk masa waktu tertentu. Memecat.

BAB VI

KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANGMUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 15

Musyawarah Besar emuda Pancasila adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang diadakan
sekali dalam lima tahun danberwenang: Menetapkan dan atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumahy Tangga. Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan program umum
organisasi. Menilai dan menetapkan alporan pertanggungjawaban laporan Majelis Pimpinan Nasional.
Memilih dan menetapkan Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional dan menyusun komposisi
kepengurusan kolektif untuk masa bakti lima tahun. Menetapkan Majelis Pertimbangan. Menetapkan
keputusan pemberhentian sementara, pemecahan an atau merehabilitasi anggota yang terkena sanksi
pemberhentian sementara. Menetapakan lembaga dan badan organisasi Pemuda Pancasila atau
keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu. Menetapkan badan verfikasi keuangan dan kekayaan
organisasi. Menetapkan kebijakan dan pemikiran organisasi dalam menhadapi persoalan nasional
maupun internaisonal. Musyawarah Besar dihadiri oleh: Majelis Pimpinan Nasioanal. Majelis Pimpinan
Organisasi Tingkat Nasional. Majelis Pimpinan Wilayah. Majelis Pimpinan Cabang. Lembaga/ Badan
tingkat Nasional Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasioanl.
Penyelenggaraan Musyawarah Besar dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nasional. Bahan, acara dan tata
tertib Musyawarah Besar dipersiapkan oleh Majelis Pimpinan Nasional untuk dimajukan ke Musyawarah
Besar. Majelis Pimpinn Nasional memberikan pertanggungjawabannya kepada Musyawarah Besar dan
disampaikan oleh/melalui Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional. Musyawarah Besar dipimpin oleh
Majelis Pimpinan Nasional. Tempat Musyawarah Besar ditentukan oleh Majelis Pimpiana Nasional. Pasal
16 Musyawarah Besar Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah
Besar. Musyawarah Besar Luar Biasa diselenggarakan atas dasar rekomendasi Rapat Pimpinan Paripurna
(Rapimpur) Majelis Pimpinan Nasional dengan ketentuan sebagai berikut: Sebagai permintaan Majelis
Pimpinan Nasional apabila kelangsungan hidup organisasi dalam keadaan terancam atau karena ada hal-
hal yang mendasar. Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Wilayah dan ½(setengah)
ditambah satu Majelis Pimpinan Cabang. Pasal 17 Musyawarah Wilayah adalah pemegang kekuasaan
tertinggi di tingkat Wilayah yang diadakan sekali dalam waktu lima tahun dan berwenang: Menetapkan
program wilayah dalam rangka pelaksanaan program umum Pemuda Pancasila. Menilai dan menetapkan
laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Wilayah. Memilih dan menetapkan Ketua Majelis
Pimpinan Wilayah dan menyusun komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti liama tahun.
Menetapkan Majelis Pertimbangan. Menentukan pendirian/ sikap organisasi di tingkat wilayah dalam
menghadapi persoalan wilayah. Mensahkan atau menolak pemberhentian sementara terhadap anggota
yang telah diberhentikan sementara oleh Majelis Pimpinan Wilayah. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh:
Majelis Pimpinan Nasional. Majelis Pimpinan Wilayah. Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah.
Majelis Pimpinan Cabang. Lembaga/ Badan tingkat Wilayah. Undang-undangan lainnya yang detentuksn
oleh Majelis Pimpinan Wilayah. Pasal 18 Musyawarah Wilayah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan
wewenang sama dengan Musyawarah Wilayah. Musyawarah Wilayah Luar Biasa diselenggarakan tas
dasar keputusan/ instruksi Majelis Pimpinan Nasional apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap
dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Majelis Pimpinan
Wilayah dengan ketentuan sebagai berikut: Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Nasional. Sebagai
permintaan Majelis Pimpinan Wilayah. Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Cabang
dan atau ½ (setengah) ditambah satu Pimpinan Anak Cabang. Pasal 19 Musyawarah Cabang Pemuda
Pancasila adalah pemegang kekuasaan tertinggi Cabang yang diadakan sekali dalam empat tahun dan
berwenang: menetapkan program Cabang dalam rangka pelaksanaan program umum Pemuda Pancasila.
Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Cabang. Memilih dan
menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Cabang dan komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti
empat tahun. Menetapkan Majelis Pertimbangan. Menentukan pendirian/ sikap organisasi di tingkat
cabang dalam menghadapi persoalan cabang. Musyawarah Cabang dihadiri oleh: Majelis Pimpinan
Wilayah. Majelis Pimpinan Cabang. Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Cabang. Majelis Pimpinan
Anak Cabang. Lembaga/ Badan tingkat Cabang. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis
Pimpinan Cabang. Pasal 20 Musyawarah Cabang Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama
dengan Musyawarah Cabang. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan tas dasar keputusan/
instruksi Majelis Pimpinan Wilayah apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan
terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Majelis Pimpinan Cabang dengan
ketentuan sebagai berikut: Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Wilayah. Sebagai permintaan Majelis
Pimpinan Cabang. Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Anak Cabang. Pasal 21
Musyawarah Pimpinan Anak Cabang adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Kecamatan yang
diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan berwenang: Menilai dan menetapkan laporan pertanggung
jawaban Majelis Pimpinan Anak Cabang. Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Anak Cabang
dan komposisi kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti tiga tahun. Menetapkan
Penasehat Anak Cabang. Musyawarah Pimpinan Anak Cabang dihadiri oleh: Pimpinan Anak Cabang.
Majelis Pimpinan Cabang. Pimpinan Ranting. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan
Anak Cabang.

Pasal 22

Musyawarah Pimpinan Ranting adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Kelurahan/ Desa yang
diadakan sekali dalam 2 (dua) tahun dan berwenang: Memilih dan menetapkan laporan pertanggung
jawaban Pimpinan Ranting. dan komposisi kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa
bakti dua tahun. Memilih dan menetapkan Ketua Pimpinan Ranting dan komposisi kepengurusan
personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti dua tahun. Menetapkan Penasehat Ranting.
Musyawarah Pimpinan Ranting dihadiri oleh: Pimpinan Ranting. Pimpinan Anak Cabang. Penasehat
Ranting. Anggota Ranting. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Ranting.

Pasal 23

Rapat Pimpinan Paripurna Pemuda Pancasila yang hendak merekomendasikan Mubeslub adalah forum
rapat tertinggi organisasi di tingkat nasional yang dapat diadakan sewaktu-waktu oleh Majelis Pimpinan
Nasional apabila: Ketua umum berhalangan tetap/ meninggal, berhenti atau tidak dapat melaksanakan
kewajibannya dalam masa jabatannya sehingga menganggu/ mengancam kelangsungan hidup organisasi.
Organisasi mengalami keadaan genting yang memaksa. Rapat Pimpinan Paripurna adalah forum rapat
tertinggi organisasi di tingkat Nasional hnay amempunyai kekuasaan dan wewenang mengevaluasi dan
menetapkan rekomendasi dan keputusan-keputusan lainnya yang tidak bertentangan dengan kekuasaan
dan wewenang Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa. Rapat Pimpinan Paripurna
berwenang merekomendasikan pemikiran kebijakan organisasi yang akan dibahas dalam Musyawarah
Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa. Rapat Pimpinan Paripurna dihadiri oleh: Majelis Pimpinan
Nasional. Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional. Majelis Pimpinan Wilayah. Lembaga/ Badan
tingkat Nasional. Majelis Pimpinan Cabang. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis
Pimpinan Nasional.
Pasal 24

Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Nasional yang
diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program
kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan. Rapat
Kerja Nasional Pemuda Pancasila dilaksanakan oleh Majelis Pimpinan Nasional. Rapat Kerja Nasional
dihadiri oleh: Majelis Pimpinan Nasional. Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional. Majelis
Pimpinan Wilayah. Lembaga/ Badan tingkat Nasional. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh
Majelis Pimpinan Nasional.

Pasal 25

Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Wilayah/ Propinsi
yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan
program kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan Wilayah.
Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila diselenggarakan oleh Majelis Pimpinan Wilayah. Rapat Kerja
Wilayah dihadiri oleh: Majelis PimpinanWilayah. Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah.
Majelis Pimpinan Nasional. Majelis Pimpinan Cabang. Lembaga/ Badan tingkat Wilayah. Undang-
undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Wilayah.

Pasal 26

Rapat Kerja Cabang Pemuda Pancasila adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Cabang yang
diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program
kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan Cabang. Rapat Kerja
Cabang Pemuda Pancasila diselenggarakan oleh Majelis Pimpinan Cabang. Rapat Kerja Cabang dihadiri
oleh: Majelis Pimpinan Cabang. Majelis Pimpinan Wilayah. Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat
Cabang. Lembaga/ Badan tingkat Cabang. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis
Pimpinan Cabang.

Pasal 27

Rapat Pleno Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum internal di masing-masing
Majelis Pimpinan yang dihadiri oleh: Kolektif Majelis Pimpinan. Ketua-Ketua Lembaga dan badan.
Undangan yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan apabila diperlukan.

Pasal 28
Rapat Harian Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum rapat internal di masing-
masing Majelis Pimpinan yang dihadiri oleh: Unsur Harian Majelis Pimpinan. Undangan yang ditentukan
oleh Majelis Pimpinan apabila diperlukan.

Pasal 29

Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang ialah forum rapat Internal di masing-masing Pimpinan Anak Cabang
yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Anak Cabang.

Pasal 30

Rapat Ranting ialah forum internal di masing-masing Pimpinan Ranting yang dihadiri oleh Pimpinan
Kolektif Ranting.

BAB VII

HAK BICARA DAN HAK SUARA

Pasal 31

Pelaksanaan Hak Bicara dan Hak Suara para utusan Musyawarah dan rapat-rapat yang diatur dalamBab
VI Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan dalam peraturan organisasi dan tata tertib persidangan.

BAB VIII

SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPEMIMPINAN

Pasal 32

Susunan dan Komposisi Kepemimpinan Majelis Pimpinan, adalah sebagai berikut:Majelis Pimpinan
Nasional: 1 (satu) orang Ketua Umum. 2 (dua) orang Wakil Ketua Umum. 10 (sepuluh) orang Ketua-
Ketua. 1 (satu) orang Seketaris Umum 10 (sepuluh) orang Sekretaris. 1 (satu) orang Bendahara Umum. 2
(dua) orang Bendahara. 3 (tiga) orang anggota Masing-masing bidang. Ex-Officio Lembaga/ Badan.

Pasal 33
Majelis Pimpinan Wilayah: 1 (satu) orang Ketua. 2 (dua) orang Wakil Ketua. 9 (sembilan) orang Ketua
Bidang. 1 (satu) orang Seketaris. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris. 1 (satu) orang Bendahara. 2 (dua)
orang Wakil Bendahara. 4 (empat) orang anggota masing-masing bidang. Ex-Officio Lembaga/ Badan.

Pasal 34

Majelis Pimpinan Cabang: 1 (satu) orang Ketua. 2 (dua) orang Wakil Ketua. 9 (sembilan) orang Ketua
Bidang. 1 (satu) orang Seketaris. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris. 1 (satu) orang Bendahara. 2 (dua)
orang Wakil Bendahara. 4 (empat) orang anggota masing-masing bidang. Ex-Officio Lembaga/ Badan.

Pasal 35

Pimpinan Anak Cabang: 1 (satu) orang Ketua. 6 (enam) orang Wakil Ketua. 1 (satu) orang Seketaris. 2
(dua) orang Wakil Sekretaris. 1 (satu) orang Bendahara. 2 (dua) orang Wakil Bendahara. 3 (tiga) orang
anggota masing-masing bidang.

Pasal 36

Pimpinan Ranting: 1 (satu) orang Ketua. 1 (satu) orang Wakil Ketua. 1 (satu) orang Seketaris. 1 (satu)
orang Wakil Sekretaris. 1 (satu) orang Bendahara.

Pasal 37

Pimpinan Anak Ranting: 1 (satu) orang Ketua. 1 (satu) orang Wakil Ketua. 1 (satu) orang Seketaris. 1
(satu) orang Wakil Sekretaris. 1 (satu) orang Bendahara.

Pasal 38

Bidang-bidang Majelis Pimpinan Nasional terdiri dari: Organisasi dan Keanggotaan Ideologi dan Politik
Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas) Litbang dan Kaderisasi Ekonomi Agama, Sosial dan
Budaya Hukum dan HAM Pengembangan Usaha Alam dan Lingkungan Hidup Hubungan Luar Negeri
Untuk bidang-bidang Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpinan Cabang terdiri dari point (a)
sampai point (i) ayat 1 Pasal 38 di atas yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tingkatan dan
untuk bidang-bidang di tingkat anak cabang disesuaikan kebutuhan.

Pasal 39
Majelis Pimpinan Cabang kota administratif akan diatur dalam peraturan tersendiri.

BAB IX

SUSUNAN DAN KOMPOSISI MAJELIS PERTIMBANGANDAN PENASEHAT

Pasal 40

Majelis Pertimbangan terdiri dari: Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di tingkat
pusat, Dati I, dan Dati II. Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang
lingkup dan atau hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda. Ketua dan atau pengurus
sebelumnnya. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah.

Pasal 41

Penasehat terdiri dari: Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di tingkat Kecamatan,
Kelurahan dan Desa. Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang lingkup
dan atau hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda. Ketua dan atau pengurus
sebelumnnya. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah.

Pasal 42

Majelis Pertimbangan di tingkat Nasional , Wilayah dan Cabang terdiri dari: 1 (satu) orang Ketua 1 (satu)
orang Wakil Ketua 1 (satu) orang Sekretaris Sejumlah anggota sesuai keperluan

Pasal 43

Penasehat Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting terdiri dari: 1 (satu) orang Ketua 1 (satu) orang
Wakil Ketua 1 (satu) orang Sekretaris Sejumlah anggota sesuai keperluan

BAB X

WEWENANG DAN TUGAS POKOK

Pasal 44
Wewenang Majelis Pimpinan Nasional ialah: Pimpinan Organisasi tertinggi dalam mencapai tujuan dan
melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi
kebijakan-kebijakan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi. Memimpin dan mengendalikan
jajaran Pemuda Pancasila dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan
pengembangan Pemuda Pancasila. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi khusunya
dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi
kemasyarakatan dan badan-badan/ pihak-pihak eksternal organisasi lainnya. Mengambil langkah-langkah
yang diperlukan untuk menangani situasi yang mengancam dan atau mengancam kelangsungan hidup
organisasi Pemuda Pancasila.

Pasal 45

Wewenang Majelis Pimpinan Wilayah ialah: Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat wilayah dalam
mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi. Menetapkan pokok-pokok
kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat wilayah sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi
kebijakan-kebijakan organisasi di tingkat wilayah untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat wilayah.
Memimpin dan mengendalikan jajaran Pemuda Pancasila di tingkat wilayah dalam melaksanakan pokok-
pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan Pemuda Pancasila. Mengkoordinasikan
kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat wilayah, khusunya dalam hal ini memelihara hubungan
yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/
pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.

Pasal 46

Wewenang Majelis Pimpinan Cabang ialah: Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat cabang dalam
mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi. Menetapkan pokok-pokok
kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat cabang sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi
kebijakan-kebijakan organisasi di tingkat cabang untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat wilayah.
Memimpin dan mengendalikan jajaran Pemuda Pancasila di tingkat cabang dalam melaksanakan pokok-
pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan Pemuda Pancasila. Mengkoordinasikan
kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat cabang, khusunya dalam hal ini memelihara hubungan
yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/
pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.

Pasal 47
Wewenang Pimpinan Anak Cabang ialah: Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kecamatan. Mengambil
keputusan-keputusan di tingkat kecamatan.

Pasal 48

Wewenang Pimpinan Ranting ialah: Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kelurahan. Mengambil
keputusan-keputusan di tingkat kelurahan.

Pasal 49

Wewenang Pimpinan Anak Ranting ialah: Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat RW. Mengambil
keputusan-keputusan sesuai dengan tingkatannya

Pasal 50

Majelis Pimpinan Nasional memiliki tugas pokok: Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat
Pimpinan Paripurna, Rakernas, Rapat Pleno MPN dan Peraturan Organisasi. Merumuskan kebijakan-
kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan organisasi. Menberikan pengarahan,
petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan terhadap Majelis Pimpinan Wilayah maupun Lembaga/
Badan di tingkat Nasional. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi
dan tertinggi negara, TNI/ Polri maupun badan-badan/ pihak-pihak eksternal oeganisasi lainnya yang
saling mendukung dan bermanfaat. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi
guna mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi utamanya
dalam upaya mewujudkan cita-cita Pemuda Pancasila. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh
pertimbangan/ atau nasehat Majelis Pertimbangan Organisasi tingkat Nasional. Melantik Pimpinan
Kolektif Majelis Pimpinan Wilayah. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan
organisasi. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi. Memberikan
pertanggungjawaban dalam Mubes.

Pasal 51

Majelis Pimpinan Wilayah memiliki tugas pokok: Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat
Pimpinan Paripurna, Rakernas, Keptusan MPN, Muswil, Rakerwil, Rapat Pleno MPW dan Peraturan
Organisasi. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi di tingkat Wilayah. Menberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan
terhadap Majelis Pimpinan Cabang maupun Lembaga/ Badan di tingkat Wilayah. Menjalin hubungan
yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara, TNI/ Polri maupun badan-
badan/ pihak-pihak eksternal oeganisasi lainnya di tingkat Wilayah yang saling mendukung dan
bermanfaat. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna
mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi utamanya dalam
upaya mewujudkan cita-cita Pemuda Pancasila. Memberikan pertanggungjawaban dalam Muswil.
Melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Cabang. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh
pertimbangan/ atau nasehat Majelis Pertimbangan Organisasi tingkat Wilayah. Menjalankan usaha-
usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat Wilayah. Merencanakan, menggali
sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat Wilayah.

Pasal 52

Majelis Pimpinan Cabang memiliki tugas pokok: Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat
Pimpinan Paripurna, Rakernas, Keptusan MPN, Muswil, Rakerwil, Keptusan MPW, Muscab, Rakercab,
Rapat Pleno MPC dan Peraturan Organisasi. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan
guna pencapaian tujuan organisasi di tingkat Cabang. Menberikan pengarahan, petunjuk, bantuan,
bimbingan dan penbinaan terhadap Majelis Pimpinan Anak Cabang maupun Lembaga/ Badan di tingkat
Cabang. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi
negara, TNI/ Polri maupun badan-badan/ pihak-pihak eksternal oeganisasi lainnya di tingkat Cabang yang
saling mendukung dan bermanfaat. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi
guna mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi utamanya
dalam upaya mewujudkan cita-cita Pemuda Pancasila. Memberikan pertanggungjawaban dalam Muscab.
Melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Anak Cabang. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh
pertimbangan/ atau nasehat Majelis Pertimbangan Organisasi tingkat Cabang. Menjalankan usaha-usaha
pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat Cabang. Merencanakan, menggali sumber-
sumber keuangan organisasi di tingkat Cabang.

Pasal 53

Pimpinan Anak Cabang memiliki tugas pokok: Melaksanakan program kegiatan. Melaksanakan perintah
dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan,
bimbingan dan pembinaan terhadap Majelis Pimpinan Ranting, Pimpinan Anak Ranting dan Anggotanya.
Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri di
tingkat Kecamatan. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Anak Cabang.

Pasal 54

Pimpinan Ranting memiliki tugas pokok: Melaksanakan program kegiatan. Melaksanakan perintah dan
petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan,
bimbingan dan pembinaan terhadap Majelis Pimpinan Anak Ranting, Pimpinan dan Anggotanya.
Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri di
tingkat Kelurahan/ Desa. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Ranting.

Pasal 55

Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi diatasnya. Memberikan


pengayoman, pengawasan, pengarahan, petunujk, bimbingan dan pembinaan trhadap anggotanya.
Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat, Pemerintah di tingkat RW.

Pasal 56

Majelis Pertimbangan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi adalah merupakan wahana konsultatif
organisasi sesuai tingkatannya, yang memiliki hak tugas: Memberi nasehat, saran dan pertimbangan
yang bersifat konstruktif, positif baik diminta maupun tidak diminta. Apabila dianggap perlu, Majelis
Pertimbangan Organisasi dapat meminta Majelis Pimpinan untuk berdialog. Mengetahui kebijakan
organisasi dan dapat meminta penjelasan terhadap setiap permasalahan yang ditimbulkan oleh Majelis
Pimpinan didalam mengemban tugas-tugas organisasi. Penyusunan pertimbangan, saran dan nasehat
Majelis Pertimbangan diatur dalam mekanisme Rapat Majelis Pimpinan Organisasi. Mendampingi
Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya. Mengadakan rapat sedikitnya satu kali dalam satu tahun. Majelis
Pertimbangan berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan dan keharmonisan organisasi.

Pasal 57

Penasehat adalah merupakan penasehat organisasi di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/ Desa, yang
memiliki hak tugas: Memberi nasehat, saran dan pertimbangan yang bersifat konstruktif, positif kepada
Pimpinan Anak Cabang atau Pimpinan Ranting baik diminta maupun tidak diminta. Apabila dianggap
perlu, Penasehat dapat meminta Pimpinan Anak Cabang atau Pimpinan Ranting untuk berdialog.
Mengetahui kebijakan organisasi dan dapat meminta penjelasan terhadap setiap permasalahan yang
ditimbulkan oleh Pimpinan Anak Cabang didalam mengemban tugas-tugas organisasi. Penyusunan saran
dan nasehat Penasehat diatur dalam mekanisme Rapat Penasehat. Mendampingi Pimpinan Anak Cabang
dan atau Pimpinan Ranting. Mengadakan rapat sedikitnya satu kali dalam satu tahun. Penasehat
berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan dan keharmonisan organisasi. Pasal 58Fungsi dan tugas
pokok Lembaga dan Badan ialah: sebagai pelaksana-pelaksana program organisasi yang bersifat khusu/
sektoral. sebagai media/ sarana pendukung perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila.

BAB XI

PERSYARATAN DASAR ORGANISASI


Pasal 59

Tingkat Nasional sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah tingkat
Propinsi se-Indonesia. Tingkat Wilayah sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu
dari jumlah tingkat Kabupaten/ Kota di Propinsi. Tingkat Cabang sekurang-kurangnya telah mempunyai
setengah ditambah satu dari jumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten/ Kota. Tingkat Anak Cabang
sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah Kelurahan/ Desa yang ada di
kecamatan. Tingkat Ranting sekurang-kurangnya telah mempunyai 40 orang anggota. Tingkat Anak
Ranting (RW/ Dusu/ Desa) harus ada minimal 10(sepuluh) orang anggota. BAB XIIMASA BAKTI Pasal
60Masa Bakti Majelis Pimpinan secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya sebagai berikut: Majelis
Pimpinan Nasional 5 (lima) tahun. Majelis Pimpinan Wilayah 5 (lima) tahun. Majelis Pimpinan Cabang 4
(empat) tahun. Pimpinan Anak Anak Cabang 3 (tiga) tahun. Pimpinan Ranting 2 (dua) tahun. Pimpinan
Anak Ranting 2 (dua) tahun.

BAB XIII

LEMBAGA DAN BADAN

Pasal 61

Susunan, ruang lingkup keneradaan, komposisi, keanggotaan dan mekanisme Lembaga dan Badan diatur
dalam peraturan organisasi.

BAB XIV

HUBUNGAN LEMBAGA DAN BADAN DENGANMAJELIS PIMPINAN PEMUDA PANCASILA

Pasal 62

Kebijakan strategis yang menyangkut kondisi eksternal organisasi, menjadi wewenang Majelis Pimpinan
yang dikoordinasikan kepada Lembaga dan Badan sesuai tingkatannya. Menyangkut program internal,
Lembaga dan Badan melakukan koordinasi dan kemitraan dengan Malejis Pimpinan sesuai dengan
tingkatannya. Majelis berwenang mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila kegiatan yang
dilaksanakan oleh Lembaga dan Badan dapat mengancam atau merugikan Organisasi Pemuda Pancasila.
Hubungan Lembaga dan Badan dengan Majelis Pimpinan Organisasi Pemuda Pancasila sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 62 ayat 1, 2, dan 3, dirinci lebig lanjut dalam peraturan organisasi.
BAB XV

PERATURAN PERALIHAN

Pasal 63

Mengenai pergantian antar waktu kepemimpinan organisasi di semua tingkatannya akan diatur dalam
peraturan organisasi. Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
kemudian didalam peraturan organisasi, peraturan pusat, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan
peraturan lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasardan Anggaran Rumah Tangga
Organisasi Pemuda Pancasila, dan dapat dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Paripurna. Anggaran Rumah
Tangga sebelumnya dianggap tidak berlaku lagi setelah Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan. Segala
peraturan organisasi sebelumnya, dinyatakan tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan tidak
bertentangan engan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB XVI

PENUTUP

Pasal 64

Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai