Disusun Oleh:
1. M. Rizqon Karim M. Z. (28)
2. Nabiilah Ayu F. (29)
3. Nadia Aprilita K. (30)
4. Nevrita Berliana (31)
5. Niar Resi P. (32)
6. Nurul Rizma F. (33)
7. R. Tubagus Panji H. (34)
8. Raihan Shafa N. (35)
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Berkat rahmat
dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan tugas laporan mengenai KERAJAAN
– KERAJAAN ISLAM pada tahun ajaran 2015/2016.
Kami menyadari dalam pembuatan laporan masih terdapat kekurangan.
Namun kami meyakini bahwa laporan ini dapat menambah wawasan informasi dan
menjadi referensi bagi para pembaca.
Dalam penulisan laporan ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan
dan dorongan yang sangat berarti bagi kami dalam menyusun laporan ini. Tanpa
dukungan dan bantuan dari mereka, laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan
lancar.
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. Totong Muslihat N., MM. selaku kepala SMA
NEGERI 2 CIREBON.
2. Bapak Drs. Muklas, MA. selaku guru mata pelajaran PAI.
3. Ibu Dra. Diani Widiyani selaku wali kelas XII MIIA 5.
4. Orang tua kami yang kami cintai.
5. Teman – teman kami yang kami banggakan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
Bapak/Ibu guru serta para pembaca.
Penulis
Kerajaan – Kerajaan Islam di Nusantara
2. Kerajaan Malaka
a. Letak Geografis
Letak kerajaan ini adalah di Selat Malaka / Semenanjung Malaka.
b. Kehidupan Politik
Berawal dari Paramisora (dari Majapahit) melarikan diri ke Tumasik dan
mendirikan Kesultanan Malaka dengan gelar Sultan Iskandar Syah pada
abad ke-15. Raja – raja yang pernah memerintah kerajaan ini adalah Sri
Maharaja, Sri Prameswara Dewa Syah, Sultan Muzzafar Syah, Sultan
Mansyur Syah, Sultan Alauddin Riayat Syah, dan Sultan Mahmud
Syah. Kerajaan ini sempat mengalami masa keemasan, yaitu pada zaman
pemerintahan Sultan Mansyur Syah.
c. Kehidupan Ekonomi
Selain menjadikan kota tersebut sebagai pusat perdagangan, rombongan
pendatang juga mengajak penduduk asli menanam tanaman yang belum
pernah mereka kenal sebelumnya, seperti tebu, pisang, dan rempah-rempah.
Rombongan pendatang juga telah menemukan biji-biji timah di daratan.
Dalam perkembangannya, kemudian terjalin hubungan perdagangan yang
ramai dengan daratan Sumatera. Salah satu komoditas penting yang diimpor
Malaka dari Sumatera saat itu adalah beras. Malaka amat bergantung pada
Sumatera dalam memenuhi kebutuhan beras ini, karena persawahan dan
perladangan tidak dapat dikembangkan di Malaka. Hal ini kemungkinan
disebabkan teknik bersawah yang belum mereka pahami, atau mungkin
karena perhatian mereka lebih tercurah pada sektor perdagangan, dengan
posisi geografis strategis yang mereka miliki.
d. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
Malaka berkembang menjadi pusat perkembangan agama Islam di Asia
Tenggara, hingga mencapai puncak kejayaan di masa pemeritahan
Sultan Mansyur Syah.
Salah satu komoditas penting yang diimpor Malaka dari Sumatera saat
itu adalah beras.
Banyak ditemukan biji-biji timah di daratan Malaka.
e. Faktor kemunduran
Yang menyebabkan Kerajaan Malaka runtuh adalah akibat serangan
Portugis pada 24 Agustus 1511, yang dipimpin oleh Alfonso de
Albuquerque. Sejak saat itu, para keluarga kerajaan menyingkir ke negeri
lain.
3. Kerajaan Aceh
a. Letak Geografis
Letak geografis terletak di Pulau Sumatera bagian utara dekat jalur
pelayaran dan perdagangan internasional saat itu.
b. Kehidupan politik
Corak pemerintahan Aceh adalah pemerintahan sipil dan pemerintahan atas
dasar agama. Pendiri kerajaan Aceh adalah Mudzaffar Syah. Raja yang
pernah memerintah kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah,
Sultan Salahudin, Sultan Alauddin Riayat, Sultan Iskandar Muda,
Sultan Iskandar Thani.
c. Kehidupan ekonomi
Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat.
Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas
daerah-daerah pantai Timur dan Barat Sumatera menambah jumlah ekspor
ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka
menyebabkan bertambahnya bahan ekspor penting seperti timah dan lada
yang dihasilkan di daerah itu.
d. Kehidupan sosial
Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural, kualitas
keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki jabatan
struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial tersendiri, lapisan teratasnya
adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa daerah. Sedangkan lapisan
berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk pada status dan peran
yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan keagamaan. Dalam
lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku sebagai keturunan Nabi
Muhammad. Mereka ini menempati posisi istimewa dalam kehidupan
sehari-hari, yang laki-laki bergelar Sayyed, dan yang perempuan bergelar
Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang peranan sangat penting
adalah para orang kaya yang menguasai perdagangan, saat itu komoditasnya
adalah rempah-rempah, dan yang terpenting adalah lada.
e. Kehidupan budaya
Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk
pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera ini.
Orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan mereka sehari-hari
sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu, para ulama
merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Pengaruh Islam
yang sangat kuat juga tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh.
Peninggalan Islam di Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari Aceh,
seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil Adyan karangan
Nuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17 ; Kitab Tarjuman al-Mustafid
yang merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya Shaikh Abdurrauf
Singkel tahun 1670-an; dan Tajussalatin karya Hamzah Fansuri. Ini bukti
bahwa Aceh sangat berperan dalam pembentukan tradisi intelektual Islam
di Nusantara. Karya sastra lainnya, seperti Hikayat Prang Sabi, Hikayat
Malem Diwa, Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai,
Sejarah Melayu, merupakan bukti lain kuatnya pengaruh Islam dalam
kehidupan masyarakat Aceh.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514.
2. Letaknya strategis di pintu gerbang pelayaran internasional.
3. Pelabuhan Olele memiliki persyaratan sebagai pelabuhan dagang yang
baik.
4. Aceh kaya akan tanaman lada.
5. Aceh bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis.
6. Para pedagang Islam memindahkan kegiatan berdagang dari Malaka ke
Aceh. Aceh mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda (1607-1635). Karena menjadi pusat agama Islam, Aceh
sering disebut Serambi Mekah.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis (1629).
2. Pengganti Sultan Iskandar Muda kurang Cakap.
3. Permushan antara kaum muda.
4. Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh.
4. Kerajaan Perlak
a. Letak geografis
Terletak di pesisir timur daerah Aceh yang tepatnya berada di daerah Aceh
Timur.
b. Kehidupan politik
Sultan Perlak ke-17, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin
Shah II Johan berdaulat, melakukan politik persahabatan dengan negeri-
negeri tetangga. Ia menikahkan dua orang puterinya, yaitu: Putri Ratna
Kamala dinikahkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad
Shah (Parameswara) dan Putri Ganggang dinikahkan dengan Raja
Kerajaan Samudera Pasai, Malik al-Saleh.
c. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Perlak merupakan negeri yang terkenal sebagai penghasil kayu
Perlak, yaitu kayu yang berkualitas bagus untuk kapal. Tak heran kalau para
pedagang dari Gujarat, Arab dan India tertarik untuk datang ke sini. Pada awal
abad ke-8, Kerajaan Perlak berkembang sebagai bandar niaga yang amat
maju. Kondisi ini membuat maraknya perkawinan campuran antara para
saudagar muslim dengan penduduk setempat. Efeknya adalah perkembangan
Islam yang pesat dan pada akhirnya munculnya Kerajaan Islam Perlak
sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.
d. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah Kerajaan Perlak
mengalami masa kejayaan dimana hal ini di sebabkan karena pusat pelayaran
dan perdagangan strategis,karena terletak di tepi selat Malaka.
e. Faktor kemunduran
Kerajaan perlak mengalami kemunduran karena adanyan perkembangan
kerajaan Malaka sehingga pusat pelayaran perdagangan beralih ke Malaka.
5. Kerajaan Demak
a. Letak Geografis
Letaknya di daerah Jawa Tengah dan menjadi kerajaan Islam pertama di
Jawa.
b. Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Demak adalah Raden Patah, dimana selama
pemerintahannya kerajaan Demak berkembang dengan pesat sebagai pusat
perdagangan dan penyebaran agama Islam.
c. Kehidupan ekonomi
Dilihat dari segi ekonomi, Demak sebagai kerajaan maritim, menjalankan
fungsinya sebagai penghubung atau transit daerah penghasil rempah-rempah
di bagian timur dengan Malaka sebagai pasaran di bagian barat.
Perekonomian Demak dapat berkembang dengan pesat di dunia maritim
karena didukung oleh penghasil dalam bidang agraris yang cukup besar.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Demak diatur oleh hukum-hukum Islam, namun juga masih
menerima tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem kehidupan sosial
yang telah mendapat pengaruh Islam.
e. Kehidupan budaya
Di bidang budaya, terlihat jelas dengan adanya pembangunan Masjid Agung
Demak yang terkenal dengan salah satu tiang utamanya terbuat dari
kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membuat masjid itu sendiri yang
disebut soko tatal. Di pendapa (serambi depan masjid) itulah Sunan Kalijaga
(pemimpin pembangunan masjid) meletakkan dasar-dasar syahadatain
(perayaan Sekaten). Tujuannya ialah untuk memperoleh banyak pengikut
agama Islam. Tradisi Sekaten itu sampai sekarang masih berlangsung di
Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon.
f. Faktor Kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
Mundur dan runtuhnya Majapahit,
Raden Patah, seorang keturunan Raja Majapahit Brawijaya V
mendapat dukungan dari parawali yang sangat dihormati,
Banyak adipati pesisir yang tidak puas dengan majapahit dan
mendukung Raden Patah,
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
Pusaka kerajaan Majapahti sebagai lambang pemegang kuasa diberikan
kepada Raden Patah.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
Terjadi pertikaian antarkeluarga sepeninggal Sultan Trenggana,
Naiknya Arya Penangsang ke tahta kerajaan,
Arya Penangsang dapat dikalahkan Jaka Tingkir.
6. Kerajaan Banten
a. Letak geografis
Terletak di ujung barat Pulau Jawa, yaitu di daerah Banten, Jawa Barat.
b. Kehidupan politik
Pendiri kerajaan ini adalah Hasanudin yang mencapai kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Raja – raja yang memerintah
kerajaan ini adalah : Panembahan Yusuf, Maulana Muhammad, Abu
Mufakir, dan Sultan Ageng Tirtayasa.
c. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan Banten bertumpu pada bidang perdagangan
karena memiliki bahan ekspor penting, yaitu lada sebagai daya tarik yang kuat
bagi pedagang asing.
d. Kehidupan sosial
Kerajaan Banten menerapkan sistem timbal balik, Kerajaan akan membina
hubungan baik terhadap Negara manapun yang ingin membina hubungan
baik dengan Kerajaan, tapi sebaliknya Kerajaan Banten menerapkan sistem
perlawanan terhadap bangsa manapun yang ingin menganggu kedaulatan
Kerajaan. Sayangnya ini hanya berlangsung pada masa Sultan Ageng
Tirtayasa saja, karena pada masa kepemimpinan Sultan Haji Kerajaan
Banten justru mengalami keruntuhan karena pada masa itu Kerajaan Banten
berada dibawah naungan Belanda yang ingin menguasai pemerintah dan
perekonomian Banten sepeunuhnya. Sejak kematian Sultan Ageng
Tirtayasa pemerintahan Kerajaan Banten mengalami banyak kemunduran
karena terjadi perebutan tahta dan perang saudara hingga akhirnya Banten
dikuasai oleh Belanda.
e. Kehidupan budaya
Hasil peninggalan kebudayaan yang bersifat materi dari Kerajaan Banten
berupa bangunan-bangunan yang bentuk dan ukirannya mendapatkan
pengaruh dari kebudayaan Islam. Contoh dari peninggalan tersebut bisa kita
lihat pada adanya pembangunan masjid yang pada masa Kesultanan Banten,
masjid dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah. Contoh dari
masjid tersebut antara lain Masjid Kasunyata, Masjid Agung, Masjid
Banten, Masjid Caringin, Masjid Palinan, serta Masjid-masjid lainnya.
Selain masjid hasil peninggalan kebudayaan berupa materi berupa hasil karya
sastra berupa nyanyian-nyanyian bernada islami, teknik membaca Al-quran,
serta hikayat mengenai cerita-cerita bertema islam. Selain peninggalan satra
juga terdapat bangunan peninggalan istana pada masa Kesultanan Banten,
contoh dari bangunan tersebut adalah Gedung Timayah, Keraton Kalibon,
dan Keraton Surosowan. Bangunan-bangunan tersebut adalah peninggalan
materi yang bercorak islam karena dibangun pada masa kekusaan Kerajaan
Banten yang bercorak islam.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Letaknya sangat strategis, yaitu di Selat Sunda,
2. Pelabuhan kerajaan Banten memenuhi persyaratan yang baik,
3. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Mangkatnya Raja Besar Banten Maulana Yusuf dan tidak ada yang
menggantikannya,
2. Perang saudara antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan
Banten.
7. Kerajaan Makassar/Gowa – Tallo
a. Letak geografis
Terletak di Sulawesi Selatan yang memiliki posisi yang penting karena dekat
dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara.
b. Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Makassar adalah Sultan Alauddin. Ia raja pertama
yang memeluk agama Islam. Dan selama pemerintahannya, ia membuat
masyarakat Makassar menjadi sejahtera. Selain Sultan Alauddin, ada Sultan
Mahmud Said, Sultan Hasanuddin, dan Raja Mapasomba yang pernah
memerintah kerajaan Makassar.
c. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan ini bertumpu pada perdagangan dan pelayaran.
Dengan berkembangnya Makassar sebagai pusat perdagangan wilayah timur,
mengakibatkan warga asing berdagang di Makasar.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Makassar adalah feudal. Masyarakat Makassar
dibebankan atas tiga lapisan atau kelas. Kelas tertinggi bergelar karaeng yang
terdiri dari kaum bangsawan, tumasaraq adalah gelar untuk rakyat biasa, dan
ata untuk hamba sahaya.
e. Kehidupan budaya
Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Makassar adalah
keahlian masyarakatnya membuat perahu layar yang disebut pinisi dan
lambo.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Kerajaan Makassar sebagai pusat persinggahan para pedagang
internasional.
2. Kerajaan Makassar sebagai pusat perdagangan wilayah timur
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Di kerajaan Makssar terjadi pertentangan keluarga bangsawan,
2. Tidak ada regenerasi yang cakap.
8. Kerajaan Mataram Islam
a. Letak Geografis
Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah dengan daerah intinya disebut
Bhumi Mataram. Daerah tersebut dikelilingi oleh pegunungan dan gunung-
gunung, seperti Pegunungan Serayu, Gunung Prau, Gunung Sindoro, Gunung
Sumbing, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Pegunungan
Kendang, Gunung Lawu, Gunung Sewu, Gunung Kidul. Daerah itu juga
dialiri banyak sungai, diantaranya Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai
Elo, dan yang terbesar dalah Sungai Bengawan Solo.
b. Kehidupan politik
Raja pertama yang memerintah adalah Sutawijaya yang bergelar
Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Setelah
Sutawijaya wafat, digantikan oleh putranya yaitu Mas Johang yang bergelar
Sultan Anyakrawati.
c. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang.
Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal
ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga
memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas
sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus
perdagangan Kerajaan Mataram.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Syailendra, ditafsirkan sudah teratur. Hal ini
dilihat melalui cara pembuatan candi yang menggunakan tenaga rakyat secara
bergotong-royong. Di samping itu, pembuatan candi ini menunjukkan betapa
rakyat taat dan mengkultuskan rajanya.
e. Kehidupan budaya
Kerajaan Syailendra banyak meninggalkan bangunan-bangunan candi yang
sangat megah dan besar nilainya, baik dari segi kebudayaan, kehidupan
masyarakat dan perkembangan kerajaan. Candi-candi yang terkenal seperti
telah disebutkan di atas adalah Candi Mendut, Pawon, Borobudur, Kalasan,
Sari, dan Sewu.
f. Faktor kemajuan
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung.
Beliau banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Beliau
mengarang Serat Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa, menciptakan
penanggalan tahun Jawa, dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti
penggunaan gamelan dalam perayaan Sekaten untuk memperingati Maulud
Nabi.
g. Faktor kemunduran
Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut
Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu,
kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan
untuk berperang.
9. Kerajaan Pajang
a. Letak geografis
Terletak di daerah Kartasura, dekat Surakarta/Solo, Jawa Tengah.
b. Kehidupan politik
Setelah Sultan Trenggono meninggal, Demak dilanda perang saudara antara
Pangeran Prawoto (anak Trenggono) dengan Pangeran Sekar Sedo Lepen
(adik Trenggono) dan dimenangkan Prawoto. Aryo Penangsang, anak
Pangeran Sedo Lepen tidak dapat menerima kematian ayahnya. Kemudian
Aryo Penangsang membunuh Pangeran Prawoto dan keluarganya. Pangeran
Prawoto mempunyai putra benama Arya Pangiri. Dengan bantuan Joko
Tingkir (adik ipar Trenggono), Arya Pangiri membalas kematian ayahnya.
Kemudian Joko Tingkir naik takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke
Pajang pada 1552. Joko Tingkir menjadi raja pertama Kerajaan Pajang dan
bergelar Sultan Adiwijaya. Pengangkatan Joko Tingkir sebagai raja Pajang
disahkan oleh Sunan Giri dan mendapat pengakuan pea adipati di Jawa. Saat
itu Demak hanya sebagai daerah kecil yang dipimpin Arya Pangiri. Di antara
pengikut Adiwijaya yang dianggap berjasa adalah Kyai Gede Pemanahan.
Kyai ini diberi hadiah tanah pemukiman di Mataram (Kota-Gede,
Yogyakarta). Kyai Gede Pemanahan dianggap sebagai perintis berdirinya
kerajaan Mataram Islam. Kyai Gede Pemanahan meninggal pada 1575 dan
diganti putranya yang benama Sutawijaya. Joko Tingkir wafat pada 1582 dan
digantikan putranya, yaitu Pangeran Benowo. Beberapa lama kemudian
Pangeran Benowo disingkirkan Arya Pangiri (anak Prawoto dari Demak).
Kerajaan Pajang kemudian diperintah Arya Pangiri, namun ia tidak disukai
rakyat sehingga timbul perlawanan yang dipimpin Pangeran Benowo yang
dibantu Sutawijaya. Perlawanan itu berhasil, kemudian Sutawijaya naik
takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram. Sutawijaya
menjadi raja pertama di Kerajaan Mataram.
c. Kehidupan ekonomi
Pajang terletak di daerah pedalaman sehingga kerajaan ini menitikberatkan
mata peneaharianya dari pertanian dengan hasil utamanya beras.
d. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaannya di Jawa pedalaman,
2. Ditundukkannya Kediri pada tahun 1577,
3. Bidang kesusastraan dan kesenian yang sudah maju di Demak dan Jepara
lambat lau dikenal di pedalaman Jawa.
e. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Perluasan wilayah tidak dapat dijalankan secara maksimal,
2. Kesultanan Pajang kalah pamor terhadap Mataram.
http://informasiana.com/sejarah-kerajaan-islam-di-indonesia/
http://mastugino.blogspot.co.id/2013/10/kerajaan-islam.html
http://aghadiligents.blogspot.co.id/2011/10/kerajaan-kerajaan-islam-di-
nusantara.html