Anda di halaman 1dari 17

KERAJAAN – KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam


Semester Ganjil
Tahun Ajaran 2016/2017

Disusun Oleh:
1. M. Rizqon Karim M. Z. (28)
2. Nabiilah Ayu F. (29)
3. Nadia Aprilita K. (30)
4. Nevrita Berliana (31)
5. Niar Resi P. (32)
6. Nurul Rizma F. (33)
7. R. Tubagus Panji H. (34)
8. Raihan Shafa N. (35)

Kelas: XII IPA 5

SMA NEGERI 2 CIREBON


Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo nomor 01 Cirebon (0231) 203301
2015
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Berkat rahmat
dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan tugas laporan mengenai KERAJAAN
– KERAJAAN ISLAM pada tahun ajaran 2015/2016.
Kami menyadari dalam pembuatan laporan masih terdapat kekurangan.
Namun kami meyakini bahwa laporan ini dapat menambah wawasan informasi dan
menjadi referensi bagi para pembaca.
Dalam penulisan laporan ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan
dan dorongan yang sangat berarti bagi kami dalam menyusun laporan ini. Tanpa
dukungan dan bantuan dari mereka, laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan
lancar.
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. Totong Muslihat N., MM. selaku kepala SMA
NEGERI 2 CIREBON.
2. Bapak Drs. Muklas, MA. selaku guru mata pelajaran PAI.
3. Ibu Dra. Diani Widiyani selaku wali kelas XII MIIA 5.
4. Orang tua kami yang kami cintai.
5. Teman – teman kami yang kami banggakan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
Bapak/Ibu guru serta para pembaca.

Cirebon, November 2016

Penulis
Kerajaan – Kerajaan Islam di Nusantara

1. Kerajaan Samudera Pasai


a. Letak geografis
Letak geografis terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera bagian utara
berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat Malaka).
b. Kehidupan politik
Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah Nazimuddin al-Kamil (berasal
dari Mesir) yang membawa Kerajaan Samudera Pasai menjadi berkembang
cukup pesat. Raja pertama Samudera Pasai adalah Marah Silu (Malik as-
Saleh). Ia meninggal lalu digantikan oleh putranya yang bernama Mailk
ath-Thahir.
c. Kehidupan ekonomi
Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung kreativitas
mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga
mempersiapkan bandar - bandar yang digunakan untuk:
 Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
 Mengurus masalah – masalah perkapalan
 Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar
negeri
 Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa
daerah di Indonesia
d. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut
aturan – aturan dan hukum – hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak
terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir
maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat
julukan Daerah Serambi Mekkah.
e. Kehidupan Budaya
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang
baik. Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh
agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang
kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi.
Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Melayu.
f. Faktor kemajuan
Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah
pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan –
kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan
Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan Samudera Pasai :
 Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan Nusantara,
 Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis,
 Setelah Sultan Malik at-Thahir meninggal, tidak ada yang
menggantikan sehingga penyebaran agama Islam diambil kerajaan
Aceh.

2. Kerajaan Malaka
a. Letak Geografis
Letak kerajaan ini adalah di Selat Malaka / Semenanjung Malaka.
b. Kehidupan Politik
Berawal dari Paramisora (dari Majapahit) melarikan diri ke Tumasik dan
mendirikan Kesultanan Malaka dengan gelar Sultan Iskandar Syah pada
abad ke-15. Raja – raja yang pernah memerintah kerajaan ini adalah Sri
Maharaja, Sri Prameswara Dewa Syah, Sultan Muzzafar Syah, Sultan
Mansyur Syah, Sultan Alauddin Riayat Syah, dan Sultan Mahmud
Syah. Kerajaan ini sempat mengalami masa keemasan, yaitu pada zaman
pemerintahan Sultan Mansyur Syah.
c. Kehidupan Ekonomi
Selain menjadikan kota tersebut sebagai pusat perdagangan, rombongan
pendatang juga mengajak penduduk asli menanam tanaman yang belum
pernah mereka kenal sebelumnya, seperti tebu, pisang, dan rempah-rempah.
Rombongan pendatang juga telah menemukan biji-biji timah di daratan.
Dalam perkembangannya, kemudian terjalin hubungan perdagangan yang
ramai dengan daratan Sumatera. Salah satu komoditas penting yang diimpor
Malaka dari Sumatera saat itu adalah beras. Malaka amat bergantung pada
Sumatera dalam memenuhi kebutuhan beras ini, karena persawahan dan
perladangan tidak dapat dikembangkan di Malaka. Hal ini kemungkinan
disebabkan teknik bersawah yang belum mereka pahami, atau mungkin
karena perhatian mereka lebih tercurah pada sektor perdagangan, dengan
posisi geografis strategis yang mereka miliki.
d. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
 Malaka berkembang menjadi pusat perkembangan agama Islam di Asia
Tenggara, hingga mencapai puncak kejayaan di masa pemeritahan
Sultan Mansyur Syah.
 Salah satu komoditas penting yang diimpor Malaka dari Sumatera saat
itu adalah beras.
 Banyak ditemukan biji-biji timah di daratan Malaka.
e. Faktor kemunduran
Yang menyebabkan Kerajaan Malaka runtuh adalah akibat serangan
Portugis pada 24 Agustus 1511, yang dipimpin oleh Alfonso de
Albuquerque. Sejak saat itu, para keluarga kerajaan menyingkir ke negeri
lain.

3. Kerajaan Aceh
a. Letak Geografis
Letak geografis terletak di Pulau Sumatera bagian utara dekat jalur
pelayaran dan perdagangan internasional saat itu.
b. Kehidupan politik
Corak pemerintahan Aceh adalah pemerintahan sipil dan pemerintahan atas
dasar agama. Pendiri kerajaan Aceh adalah Mudzaffar Syah. Raja yang
pernah memerintah kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah,
Sultan Salahudin, Sultan Alauddin Riayat, Sultan Iskandar Muda,
Sultan Iskandar Thani.
c. Kehidupan ekonomi
Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat.
Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas
daerah-daerah pantai Timur dan Barat Sumatera menambah jumlah ekspor
ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka
menyebabkan bertambahnya bahan ekspor penting seperti timah dan lada
yang dihasilkan di daerah itu.
d. Kehidupan sosial
Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural, kualitas
keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki jabatan
struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial tersendiri, lapisan teratasnya
adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa daerah. Sedangkan lapisan
berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk pada status dan peran
yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan keagamaan. Dalam
lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku sebagai keturunan Nabi
Muhammad. Mereka ini menempati posisi istimewa dalam kehidupan
sehari-hari, yang laki-laki bergelar Sayyed, dan yang perempuan bergelar
Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang peranan sangat penting
adalah para orang kaya yang menguasai perdagangan, saat itu komoditasnya
adalah rempah-rempah, dan yang terpenting adalah lada.
e. Kehidupan budaya
Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk
pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera ini.
Orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan mereka sehari-hari
sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu, para ulama
merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Pengaruh Islam
yang sangat kuat juga tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh.
Peninggalan Islam di Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari Aceh,
seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil Adyan karangan
Nuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17 ; Kitab Tarjuman al-Mustafid
yang merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya Shaikh Abdurrauf
Singkel tahun 1670-an; dan Tajussalatin karya Hamzah Fansuri. Ini bukti
bahwa Aceh sangat berperan dalam pembentukan tradisi intelektual Islam
di Nusantara. Karya sastra lainnya, seperti Hikayat Prang Sabi, Hikayat
Malem Diwa, Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai,
Sejarah Melayu, merupakan bukti lain kuatnya pengaruh Islam dalam
kehidupan masyarakat Aceh.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514.
2. Letaknya strategis di pintu gerbang pelayaran internasional.
3. Pelabuhan Olele memiliki persyaratan sebagai pelabuhan dagang yang
baik.
4. Aceh kaya akan tanaman lada.
5. Aceh bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis.
6. Para pedagang Islam memindahkan kegiatan berdagang dari Malaka ke
Aceh. Aceh mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda (1607-1635). Karena menjadi pusat agama Islam, Aceh
sering disebut Serambi Mekah.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis (1629).
2. Pengganti Sultan Iskandar Muda kurang Cakap.
3. Permushan antara kaum muda.
4. Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh.
4. Kerajaan Perlak
a. Letak geografis
Terletak di pesisir timur daerah Aceh yang tepatnya berada di daerah Aceh
Timur.
b. Kehidupan politik
Sultan Perlak ke-17, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin
Shah II Johan berdaulat, melakukan politik persahabatan dengan negeri-
negeri tetangga. Ia menikahkan dua orang puterinya, yaitu: Putri Ratna
Kamala dinikahkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad
Shah (Parameswara) dan Putri Ganggang dinikahkan dengan Raja
Kerajaan Samudera Pasai, Malik al-Saleh.
c. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Perlak merupakan negeri yang terkenal sebagai penghasil kayu
Perlak, yaitu kayu yang berkualitas bagus untuk kapal. Tak heran kalau para
pedagang dari Gujarat, Arab dan India tertarik untuk datang ke sini. Pada awal
abad ke-8, Kerajaan Perlak berkembang sebagai bandar niaga yang amat
maju. Kondisi ini membuat maraknya perkawinan campuran antara para
saudagar muslim dengan penduduk setempat. Efeknya adalah perkembangan
Islam yang pesat dan pada akhirnya munculnya Kerajaan Islam Perlak
sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.
d. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah Kerajaan Perlak
mengalami masa kejayaan dimana hal ini di sebabkan karena pusat pelayaran
dan perdagangan strategis,karena terletak di tepi selat Malaka.
e. Faktor kemunduran
Kerajaan perlak mengalami kemunduran karena adanyan perkembangan
kerajaan Malaka sehingga pusat pelayaran perdagangan beralih ke Malaka.
5. Kerajaan Demak
a. Letak Geografis
Letaknya di daerah Jawa Tengah dan menjadi kerajaan Islam pertama di
Jawa.
b. Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Demak adalah Raden Patah, dimana selama
pemerintahannya kerajaan Demak berkembang dengan pesat sebagai pusat
perdagangan dan penyebaran agama Islam.
c. Kehidupan ekonomi
Dilihat dari segi ekonomi, Demak sebagai kerajaan maritim, menjalankan
fungsinya sebagai penghubung atau transit daerah penghasil rempah-rempah
di bagian timur dengan Malaka sebagai pasaran di bagian barat.
Perekonomian Demak dapat berkembang dengan pesat di dunia maritim
karena didukung oleh penghasil dalam bidang agraris yang cukup besar.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Demak diatur oleh hukum-hukum Islam, namun juga masih
menerima tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem kehidupan sosial
yang telah mendapat pengaruh Islam.
e. Kehidupan budaya
Di bidang budaya, terlihat jelas dengan adanya pembangunan Masjid Agung
Demak yang terkenal dengan salah satu tiang utamanya terbuat dari
kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membuat masjid itu sendiri yang
disebut soko tatal. Di pendapa (serambi depan masjid) itulah Sunan Kalijaga
(pemimpin pembangunan masjid) meletakkan dasar-dasar syahadatain
(perayaan Sekaten). Tujuannya ialah untuk memperoleh banyak pengikut
agama Islam. Tradisi Sekaten itu sampai sekarang masih berlangsung di
Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon.
f. Faktor Kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
 Mundur dan runtuhnya Majapahit,
 Raden Patah, seorang keturunan Raja Majapahit Brawijaya V
mendapat dukungan dari parawali yang sangat dihormati,
 Banyak adipati pesisir yang tidak puas dengan majapahit dan
mendukung Raden Patah,
 Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
 Pusaka kerajaan Majapahti sebagai lambang pemegang kuasa diberikan
kepada Raden Patah.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
 Terjadi pertikaian antarkeluarga sepeninggal Sultan Trenggana,
 Naiknya Arya Penangsang ke tahta kerajaan,
 Arya Penangsang dapat dikalahkan Jaka Tingkir.
6. Kerajaan Banten
a. Letak geografis
Terletak di ujung barat Pulau Jawa, yaitu di daerah Banten, Jawa Barat.
b. Kehidupan politik
Pendiri kerajaan ini adalah Hasanudin yang mencapai kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Raja – raja yang memerintah
kerajaan ini adalah : Panembahan Yusuf, Maulana Muhammad, Abu
Mufakir, dan Sultan Ageng Tirtayasa.
c. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan Banten bertumpu pada bidang perdagangan
karena memiliki bahan ekspor penting, yaitu lada sebagai daya tarik yang kuat
bagi pedagang asing.
d. Kehidupan sosial
Kerajaan Banten menerapkan sistem timbal balik, Kerajaan akan membina
hubungan baik terhadap Negara manapun yang ingin membina hubungan
baik dengan Kerajaan, tapi sebaliknya Kerajaan Banten menerapkan sistem
perlawanan terhadap bangsa manapun yang ingin menganggu kedaulatan
Kerajaan. Sayangnya ini hanya berlangsung pada masa Sultan Ageng
Tirtayasa saja, karena pada masa kepemimpinan Sultan Haji Kerajaan
Banten justru mengalami keruntuhan karena pada masa itu Kerajaan Banten
berada dibawah naungan Belanda yang ingin menguasai pemerintah dan
perekonomian Banten sepeunuhnya. Sejak kematian Sultan Ageng
Tirtayasa pemerintahan Kerajaan Banten mengalami banyak kemunduran
karena terjadi perebutan tahta dan perang saudara hingga akhirnya Banten
dikuasai oleh Belanda.
e. Kehidupan budaya
Hasil peninggalan kebudayaan yang bersifat materi dari Kerajaan Banten
berupa bangunan-bangunan yang bentuk dan ukirannya mendapatkan
pengaruh dari kebudayaan Islam. Contoh dari peninggalan tersebut bisa kita
lihat pada adanya pembangunan masjid yang pada masa Kesultanan Banten,
masjid dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah. Contoh dari
masjid tersebut antara lain Masjid Kasunyata, Masjid Agung, Masjid
Banten, Masjid Caringin, Masjid Palinan, serta Masjid-masjid lainnya.
Selain masjid hasil peninggalan kebudayaan berupa materi berupa hasil karya
sastra berupa nyanyian-nyanyian bernada islami, teknik membaca Al-quran,
serta hikayat mengenai cerita-cerita bertema islam. Selain peninggalan satra
juga terdapat bangunan peninggalan istana pada masa Kesultanan Banten,
contoh dari bangunan tersebut adalah Gedung Timayah, Keraton Kalibon,
dan Keraton Surosowan. Bangunan-bangunan tersebut adalah peninggalan
materi yang bercorak islam karena dibangun pada masa kekusaan Kerajaan
Banten yang bercorak islam.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Letaknya sangat strategis, yaitu di Selat Sunda,
2. Pelabuhan kerajaan Banten memenuhi persyaratan yang baik,
3. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Mangkatnya Raja Besar Banten Maulana Yusuf dan tidak ada yang
menggantikannya,
2. Perang saudara antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan
Banten.
7. Kerajaan Makassar/Gowa – Tallo
a. Letak geografis
Terletak di Sulawesi Selatan yang memiliki posisi yang penting karena dekat
dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara.
b. Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Makassar adalah Sultan Alauddin. Ia raja pertama
yang memeluk agama Islam. Dan selama pemerintahannya, ia membuat
masyarakat Makassar menjadi sejahtera. Selain Sultan Alauddin, ada Sultan
Mahmud Said, Sultan Hasanuddin, dan Raja Mapasomba yang pernah
memerintah kerajaan Makassar.
c. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan ini bertumpu pada perdagangan dan pelayaran.
Dengan berkembangnya Makassar sebagai pusat perdagangan wilayah timur,
mengakibatkan warga asing berdagang di Makasar.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Makassar adalah feudal. Masyarakat Makassar
dibebankan atas tiga lapisan atau kelas. Kelas tertinggi bergelar karaeng yang
terdiri dari kaum bangsawan, tumasaraq adalah gelar untuk rakyat biasa, dan
ata untuk hamba sahaya.
e. Kehidupan budaya
Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Makassar adalah
keahlian masyarakatnya membuat perahu layar yang disebut pinisi dan
lambo.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Kerajaan Makassar sebagai pusat persinggahan para pedagang
internasional.
2. Kerajaan Makassar sebagai pusat perdagangan wilayah timur
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Di kerajaan Makssar terjadi pertentangan keluarga bangsawan,
2. Tidak ada regenerasi yang cakap.
8. Kerajaan Mataram Islam
a. Letak Geografis
Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah dengan daerah intinya disebut
Bhumi Mataram. Daerah tersebut dikelilingi oleh pegunungan dan gunung-
gunung, seperti Pegunungan Serayu, Gunung Prau, Gunung Sindoro, Gunung
Sumbing, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Pegunungan
Kendang, Gunung Lawu, Gunung Sewu, Gunung Kidul. Daerah itu juga
dialiri banyak sungai, diantaranya Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai
Elo, dan yang terbesar dalah Sungai Bengawan Solo.
b. Kehidupan politik
Raja pertama yang memerintah adalah Sutawijaya yang bergelar
Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Setelah
Sutawijaya wafat, digantikan oleh putranya yaitu Mas Johang yang bergelar
Sultan Anyakrawati.
c. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang.
Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal
ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga
memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas
sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus
perdagangan Kerajaan Mataram.
d. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Syailendra, ditafsirkan sudah teratur. Hal ini
dilihat melalui cara pembuatan candi yang menggunakan tenaga rakyat secara
bergotong-royong. Di samping itu, pembuatan candi ini menunjukkan betapa
rakyat taat dan mengkultuskan rajanya.
e. Kehidupan budaya
Kerajaan Syailendra banyak meninggalkan bangunan-bangunan candi yang
sangat megah dan besar nilainya, baik dari segi kebudayaan, kehidupan
masyarakat dan perkembangan kerajaan. Candi-candi yang terkenal seperti
telah disebutkan di atas adalah Candi Mendut, Pawon, Borobudur, Kalasan,
Sari, dan Sewu.
f. Faktor kemajuan
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung.
Beliau banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Beliau
mengarang Serat Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa, menciptakan
penanggalan tahun Jawa, dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti
penggunaan gamelan dalam perayaan Sekaten untuk memperingati Maulud
Nabi.
g. Faktor kemunduran
Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut
Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu,
kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan
untuk berperang.
9. Kerajaan Pajang
a. Letak geografis
Terletak di daerah Kartasura, dekat Surakarta/Solo, Jawa Tengah.
b. Kehidupan politik
Setelah Sultan Trenggono meninggal, Demak dilanda perang saudara antara
Pangeran Prawoto (anak Trenggono) dengan Pangeran Sekar Sedo Lepen
(adik Trenggono) dan dimenangkan Prawoto. Aryo Penangsang, anak
Pangeran Sedo Lepen tidak dapat menerima kematian ayahnya. Kemudian
Aryo Penangsang membunuh Pangeran Prawoto dan keluarganya. Pangeran
Prawoto mempunyai putra benama Arya Pangiri. Dengan bantuan Joko
Tingkir (adik ipar Trenggono), Arya Pangiri membalas kematian ayahnya.
Kemudian Joko Tingkir naik takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke
Pajang pada 1552. Joko Tingkir menjadi raja pertama Kerajaan Pajang dan
bergelar Sultan Adiwijaya. Pengangkatan Joko Tingkir sebagai raja Pajang
disahkan oleh Sunan Giri dan mendapat pengakuan pea adipati di Jawa. Saat
itu Demak hanya sebagai daerah kecil yang dipimpin Arya Pangiri. Di antara
pengikut Adiwijaya yang dianggap berjasa adalah Kyai Gede Pemanahan.
Kyai ini diberi hadiah tanah pemukiman di Mataram (Kota-Gede,
Yogyakarta). Kyai Gede Pemanahan dianggap sebagai perintis berdirinya
kerajaan Mataram Islam. Kyai Gede Pemanahan meninggal pada 1575 dan
diganti putranya yang benama Sutawijaya. Joko Tingkir wafat pada 1582 dan
digantikan putranya, yaitu Pangeran Benowo. Beberapa lama kemudian
Pangeran Benowo disingkirkan Arya Pangiri (anak Prawoto dari Demak).
Kerajaan Pajang kemudian diperintah Arya Pangiri, namun ia tidak disukai
rakyat sehingga timbul perlawanan yang dipimpin Pangeran Benowo yang
dibantu Sutawijaya. Perlawanan itu berhasil, kemudian Sutawijaya naik
takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram. Sutawijaya
menjadi raja pertama di Kerajaan Mataram.
c. Kehidupan ekonomi
Pajang terletak di daerah pedalaman sehingga kerajaan ini menitikberatkan
mata peneaharianya dari pertanian dengan hasil utamanya beras.
d. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Sultan Adiwijaya memperluas kekuasaannya di Jawa pedalaman,
2. Ditundukkannya Kediri pada tahun 1577,
3. Bidang kesusastraan dan kesenian yang sudah maju di Demak dan Jepara
lambat lau dikenal di pedalaman Jawa.
e. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Perluasan wilayah tidak dapat dijalankan secara maksimal,
2. Kesultanan Pajang kalah pamor terhadap Mataram.

10. Kerajaan Ternate Tidore


a. Letak geografis
Secara geografis kerajaan ternate dan tidore terletak di Kepulauan Maluku,
antara sulawesi dan irian jaya letak terletak tersebut sangat strategis dan
penting dalam dunia perdagangan masa itu.
b. Kehidupan politik
Di kepulauan Maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya Kerajaan Ternate
sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli Siwa
yang berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa Portugis
masuk, Portugis langsung memihak dan membantu Ternate, hal ini
dikarenakan Portugis mengira ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa Spanyol
memihak Tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit,
untuk menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan Perjanjian
Saragosa. Dalam perjanjian tersebut bangsa Spanyol harus meninggalkan
maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis tetap berada di maluku.
Raja pertama kerajaan ini adalah Sultan Hairun. Setelah ia meninggal, ia
digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Baabullah.
c. Kehidupan ekonomi
Tanah di Kepulauan Maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak
memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak
menghasilkan pala. Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah
meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting. Pesatnya
perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan terbentuknya
persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut mendukung
perekonomian masyarakat.
d. Kehidupan sosial
Kedatangan bangsa portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk menjalin
perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa Portugis juga ingin
mengembangkan agama katholik. Dalam 1534 M, agama Katholik telah
mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate, dan Ambon, berkat
kegiatan Fransiskus Xaverius. Sebagian dari daerah maluku terutama Ternate
sebagai pusatnya, sudah masuk agama islam. Oleh karena itu, tidak jarang
perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh orang-orang Portugis untuk
memancing pertentangan antara para pemeluk agama itu. Dan bila
pertentangan sudah terjadi maka pertentangan akan diperuncing lagi dengan
campur tangannya orang-orang Portugis dalam bidang pemerintahan,
sehingga seakan-akan merekalah yang berkuasa. Setelah masuknya kompeni
Belanda di Maluku, semua orang yang sudah memeluk agama Katholik harus
berganti agama menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah
sosial yang sangat besar dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya
kehidupan rakyat. Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar biasa dari
rakyat Maluku kepada kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan Ternate,
perang umum berkobar, namun perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh
kompeni Belanda. Kehidupan rakyat Maluku pada zaman kompeni Belanda
sangat memprihatinkan sehingga muncul gerakan menentang Kompeni
Belanda.
e. Kehidupan budaya
Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian tampaknya
tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk menghasilkan karya-
karya dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat Maluku tidak
begitu banyak kita ketahui sejak dari zaman berkembangnya kerajaan-
kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Nuku,
2. Wilayah kekuaaan Tidore cukup luas,
3. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Adu domba Kerajaan Tidore yang dilakukan bangsa asing,
2. VOC berhasil menguasai perdagangan rempah – rempah di Maluku.

11. Kerajaan Cirebon


a. Letak geografis
Terletak di Pantai Utara Jawa Barat dan menjadi kerajaan Islam pertama
di Jawa Barat.
b. Kehidupan politik
Sumber-sumber setempat menganggap pendiri Cirebon adalah
Walangsungsang, namun orang yang berhasil meningkatkan statusnya
menjadi sebuah kesultanan adalah Syarif Hidayatullah yang oleh Babad
Cirebon dikatakan identik dengan Sunan Gunung Jati (Wali Songo).
Sumber ini juga mengatakan bahwa Sunan Gunung Jati adalah keponakan
dan pengganti Pangeran Cakrabuana. Dialah pendiri dinasti raja-raja
Cirebon dan kemudian juga Banten. Setelah Cirebon resmi berdiri sebagai
sebuah kerajaan Islam, Sunan Gunung Jati berusaha mempengaruhi
kerajaan Pajajaran yang belum menganut agama Islam. Ia
mengembangkan agama ke daerah-daerah lain di Jawa Barat. Setelah
Sunan Gunung Jati wafat (menurut Negarakertabhumi dan Purwaka
Caruban Nagari tahun 1568), dia digantikan oleh cucunya yang terkenal
dengan gelar Pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Pada masa
pemerintahannya, Cirebon berada di bawah pengaruh Mataram. Kendati
demikian, hubungan kedua kesultanan itu selalu berada dalam suasana
perdamaian. Kesultanan Cirebon tidak pernah mengadakan perlawanan
terhadap Mataram. Pada tahun 1590, raja Mataram , Panembahan
Senapati, membantu para pemimpin agama dan raja Cirebon untuk
memperkuat tembok yang mengelilingi kota Cirebon. Mataram
menganggap raja-raja Cirebon sebagai keturunan orang suci karena
Cirebon lebih dahulu menerima Islam. Pada tahun 1636 Panembahan Ratu
berkunjung ke Mataram sebagai penghormatan kepada Sultan Agung yang
telah menguasai sebagian pulau Jawa. Panembahan Ratu wafat pada tahun
1650 dan digantikan oleh putranya yang bergelar Panembahan Girilaya.
Keutuhan Cirebon sebagai satu kerajaan hanya sampai pada masa
Panembahan Girilaya (1650-1662). Sepeninggalnya, sesuai dengan
kehendaknya sendiri, Cirebon diperintah oleh dua putranya, Martawijaya
(Panembahan Sepuh) dan Kartawijaya (Panembahan Anom).
Panembahan Sepuh memimpin kesultanan Kasepuhan dengan gelar
Syamsuddin, sementara Panembahan Anom memimpin Kesultanan
Kanoman dengan gelar Badruddin. Saudara mereka, Wangsakerta,
mendapat tanah seribu cacah (ukuran tanah sesuai dengan jumlah rumah
tangga yang merupakan sumber tenaga). Perpecahan tersebut
menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon menjadi lemah sehingga
pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi proteksi VOC. Bahkan pada
waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi perebutan
kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan demikian mengakibatkan
kedudukan VOC semakin kokoh.
c. Kehidupan ekonomi
Setelah perjanjian 7 Januari 1681 antara kerajaan Cirebon dan VOC,
keraton Cirebon semakin jauh dari kehidupan kelautan dan perdagangan,
karena VOC memegang hak monopoli atas beberapa jenis komoditas
perdagangan dan pelabuhan.
d. Kehidupan sosial
Cirebon berasal dari kata “caruban” yang artinya campuran. Diperkirakan
masyarakat Cirebon merupakn campuran dari kelompok pedagang
pribumi dengan keluarga-keluarga Cina yang telah menganut Islam.
Menurut Sumber berita tertua tentang Cirebon, satu rombongan keluarga
Cina telah mendarat dan menetap di Gresik. Seorang yang paling
terkemuka adalah Cu-cu, Keluarga Cu-cu yang sudah menganut agama
Islam kemudian mendapat kepercayaan dari pemerintah Demak untuk
mendirikan perkampungan di daerah Barat. Atas kesungguhan dan
ketekunan mereka bekerja maka berdirilah sebuah perkampungan yang
disebut Cirebon.
e. Kehidupan budaya
Keraton para keturunan Sunan Gunung Jati tetap dipertahankan di bawah
kekuasaan dan pengaruh pemerintah Hindia Belanda. Kesultanan itu
bahkan masih dipertahankan sampai sekarang. Meskipun tidak memiliki
pemerintahan administratif, mereka tetap meneruskan tradisi Kesultanan
Cirebon. Misalnya, melaksanakan Panjang Jimat (peringatan Maulid Nabi
Muhammad Saw) dan memelihara makam leluhurnya Sunan Gunung Jati.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Pendidikan keagamaan di Cirebon terus berkembang.
2. Pada abad ke-17 dan ke-18 di keraton-keraton Cirebon berkembang
kegiatan-kegiatan sastra yang sangat memikat perhatian.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Perpecahan antara saudara menyebabkan kedudukan Kesultanan
Cirebon menjadi lemah sehingga pada tahun 1681 kedua kesultanan
menjadi proteksi VOC.
2. Pada waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi
perebutan kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan demikian
mengakibatkan kedudukan VOC semakin kokoh.
3. Dalam Perjanjian Kertasura 1705 antara Mataram dan VOC
disebutkan bahwa Cirebon berada di bawah pengawasan langsung
VOC.
12. Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar didirikan oleh Raden Samudra. Setelah masuk Islam, ia
dinobatkan menjadi Sultan Banjar dengan gelar Sultan Suryanulah.
Kerajaan Banjar memiliki peranan penting dalam penyebaran agama Islam di
Kalimantan Selatan, sebab dipengaruhi oleh Ietaknya di dekat sungai,
sehingga banyak para pedagang dan luar Kalimantan yang berdagang
rempah-rempah yang menyebabkan persebaran agama Islam lebih lancar.
Runtuhnya Kerajaan Islam di Indonesia
Masuknya ajaran Islam ketanah Indonesia membawa perubahan yang
signifikan bagi kehidupan politik, sosial, ekonomi, maupun cara pandang
terhadap agama. Ajaran Islam yang mengajarkan suatu persamaan antara
derajat manusia menarik perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia.
Berawal dari pelajaran ke masyarakat bawah dengan cara pendidikan,
perkawinan, maupun aktivitas sosial ajaran Islam mulai masuk ke dalam
bagian masyarakat Indonesia. Lambat laun agama yang pertama masuk yaitu
Hindu maupun Buddha mulai tergeser. Pergeseran cara pandang masyarakat
Indonesia kepada ajaran Islam tidak hanya mengubah masyarakat melainkan
juga membawa pengaruh terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia. Banyak
kerajaan yang berhaluan Hindu-Buddha berubah menjadi kerajaan Islam.
Kerajaan Islam yang memiliki aturan yang bagus dan juga tata ajaran yang
jelas membawa dampak kemajuan yang pesat. Di samping itu, ajaran Islam
juga mengajarkan bagaimana cara beraktivitas ekonomi secara baik sehingga
membuat kerajaan-kerajaan Islam dapat mengembangkan perdagangannya.
Perdagangan yang semakin maju dengan hasil bumi yang cukup melimpah
berupa rempah-rempah menyebabkan kerajaan Islam terus tumbuh menjadi
suatu negara yang besar. Melihat ramainya perdagangan di Indonesia yang
dipelopori oleh kerajaan, menarik perhatian Negara-negara asing untuk
datang ke Indonesia dengan tujuan menguasai perdagangan tersebut. Faktor
lain kedatangan bangsa Eropa adalah karena pusat perdagangan di Eropa
yaitu Konstantinopel ditutup oleh Turki sehingga mau tidak mau negara-
negara Eropa berlayar untuk mencari sumber rempah-rempah. Dengan
demikian, bangsa Eropa terus berdatangan ke tanah Indonesia. Kedatangan
bangsa Eropa ke Indonesia memang bertujuan untuk menguasainya. Mereka
dating dengan persenjataan yang modern dan canggih, sehingga mereka
dengan mudah mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Oleh
karena itu, datangnya bangsa asing ke Indonesia adalah penyebab runtuhnya
kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Penyebab Iainnya adalah adanya
perang saudara di dalam intern kerajaan yang memaksa untuk selalu berganti
kepemimpinan.
Dengan sering terjadinya pergantian kepemimpinan maka kerajaan Islam
tidak lagi memiliki kekuatan sehingga lambat laun mereka mengalami
keruntuhan dan kehancuran. Demikianlah kehancuran kerajaan Islam di
Indonesia yang menjadi awal imperialisme bangsa asing ke Indonesia dan
juga menjadi awal kesengsaraan masyarakat Indonesia.
Daftar Pustaka

http://informasiana.com/sejarah-kerajaan-islam-di-indonesia/

http://mastugino.blogspot.co.id/2013/10/kerajaan-islam.html

http://aghadiligents.blogspot.co.id/2011/10/kerajaan-kerajaan-islam-di-
nusantara.html

Anda mungkin juga menyukai