SP1 Pasien:
Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara mengontrol
halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik
halusinasi.
Perawat : “Selamat pagi, Mba. Saya Perawat dari Poltekkes Semarang yang
akan merawat anda. Perkenalkan nama saya Perawat R, senang
dipanggil Perawat R. Nama anda siapa? Senang di panggil apa?”
Pasien : “Nama saya Y , senang dipanggil Y”
Perawat : “Baiklah mba Y. Bagaimana perasaannya hari ini? Apa ada
keluhannya hari ini?”
Pasien : “Saya takut bu. Dari tadi ada orang yang terus membisik-bisikan saya.
Dia menyuruh saya bunuh diri. Saya takut Buu”
Perawat : “Tenang mba, tenang. Dimana orangnya mba, dimana?”
Pasien : “Saya tidak tau bu, tapi suara-suara itu terus saja datang!”
Perawat : “Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang
selama ini mba Y dengar, tetapi tidak tampak wujudnya?”
Pasien : “Iya bu, baiklah.”
Perawat : “Dimana kita duduk?”
Pasien : “Di sana bu, di ruang tamu saja!”
Perawat : “Diruang tamu? Baiklah mba, ayo kita ke ruang tamu!”
Pasien : “Ayo bu, cepat.”
Perawat : “Kalau boleh tau kita bercakap-cakapnya berapa lama mba?”
Pasien : “Tolong bu, suara itu datang lagi bu. Ayo bu tolong saya!”
Perawat : “Baiklah mba bagaimana kalau 30 menit?”
Pasien : “Iya, ya. Ayo cepat!”
Perawat : “Baiklah mba, apakah mba Y mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
Pasien : “Iya, bu! Dari tadi suara itu terus mengganggu saya! Tolong saya bu!”
Perwat : “Kalau boleh tau mba, apa yang dikatakan suara itu?”
Pasien : “Mati Kamu, Mati! Begitu bu yang saya dengar. Saya jadi takut bu.
Tolong saya!”
Perawat : “mba Y? Apakah suara itu terus-menerus terdengar atau sewaktu-
waktu?”
Pasien : “Suara itu sering datang mengganggu saya bu. Saya jadi takut. Mati
Kamu, Mati! Begitulah yang saya dengar bu!”
Perawat : “Kapan mba Y sering mendengar suara itu?”
Pasien : “Suara itu sering datang ketika saya lagi sendiri bu”
Perawat : “Biasanya berapa kali sehari mba Y mendengar suara-suara itu?”
Pasien : “Biasanya, sering bu. Lebih dari lima kali”
Perawat : “Lebih dari lima kali sehari ya? Kalau begitu, pada keadaan apa suara
itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
Pasien : “Iya bu. Suara-suara itu datang pas saya lagi sendiri bu, pas lagi sepi-
sepinya suara itu juga pasti datang!”
Perawat : “Apa yang mba Y rasakan pada saat mendengar suara itu?”
Pasien : “Saya takut bu, takut sekali!”
Perawat : “Apa yang mba Y lakukan saat mendengar suara itu?”
Pasien : “Saya teriak bu. “Tidak! Tidak! Saya Tidak Mau Mati!” Begitu saya
bilang bu”
Perawat : “Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang?”
Pasien : “Tidak bu, suara-suara itu tetap saja saya dengar. Tolong saya bu, apa
yang harus saya lakukan, suara-suara itu terus saja datang!”
Perawat : “Baiklah mba , mba Y harus tenang sekarang ya! Bagaimana kalau
kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?”
Pasien : “Bagaimana caranya bu?”
Perawat : “Begini mba Y, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan
cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan
yang sudah terjadwal, dan yang keempat minum obat dengan teratur.”
Pasien : “Ada empat ya mba?”
Perawat : “Iya bu. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik. Caranya adalah saat suara-suara itu muncul, langsung mba
Y bilang, “Pergi! Saya tidak mau dengar! Saya tidak mau dengar, kamu
suara palsu!” sambil mba Y menutup kedua telinganya, begitu diulang-
ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba mba Y peragakan!”
Pasien : “(sambil menutup kedua telinganya) “Pergi! Saya tidak mau dengar!
Saya tidak mau dengar, kamu suara palsu!” Begitu ya bu?”
Perawat : “Iya mba. Nah begitu… bagus! Coba lagi mba!”
Pasien : “(sambil menutup kedua telinganya) “Pergi! Saya tidak mau dengar!
Saya tidak mau dengar, kamu suara palsu!”
Perawat : “Iya bagus, mba Y sudah bisa!”
Pasien : “Yeeeey. Saya bisa!”
Perawat : “Nah, mba, bagaimana perasaan mba Y setelah memeragakan latihan
tadi?”
Pasien : “Saya sudah lega. Dan saya sudah tidak takut lagi bu”
Perawat : “Baguslah kalau begitu mba, nanti kalau suara-suara itu muncul lagi,
silahkan coba cara tersebut ya mba!
Pasien : “Iya bu, nanti saya coba lakukan”
Perawat : “Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya? Apakah mba Y mau”
Pasien : “Mau bu!”
Perawat : “Baiklah mba, maunya jam berapa saja latihannya mba?
Pasien : “Mmmm, jam 9 pagi, jam 3 sore sama jam 7 malam saja!”
Perawat : “Jam 9 pagi, jam 3 sore sama jam 7 malam pagi ya mba?
(Memasukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian mba Y)”
Pasien : “Iya bu”
Perawat : “Baiklah mba, tempatnya mau di mana?”
Pasien : “Di sini saja bu!”
Perawat : “Baiklah mba, di sini ya mba!”
Pasien : “Iya bu!”
Perawat : “Kalau begitu bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang ke dua?”
Pasien : “Baik bu!”
Perawat : “Pukul berapa maunya mba Y?”
Pasien : “Nanti saja, pukul.... pukul.... berapa ya?”
Perawat : “Bagaimana kalau dua jam lagi?”
Pasien : “Baiklah bu!”
Perawat : “Dimana tempatnya?”
Pasien : “Di sini saja bu!”
Perawat : “Baiklah mba, kalau begitu saya permisi dulu. Sampai jumpa!”
Pasien : “Dadah!”
Setelah Perawat R selesai melakukan SP1 Pasien, Perawat R pun
mengontrak waktu dua jam kemudian untuk mengevaluasi apa yang telah
dijelaskan pada pasien dan sekaligus melakukan SP2 Pasien yaitu melatih pasien
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang lain.
SP 2 Pasien:
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang
lain.
Perawat : “Selama siang, mba Y?”
Pasien : “Pagi, bu!”
Perawat : “Bagaimana perasaanya mba Y siang hari ini?”
Pasien : “Baik bu!”
Perawat : “Apakah suara-suara itu masih muncul?”
Pasein : “Masih bu!”
Perawat : “Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih tadi itu bu?”
Pasien : “Sudah bu, tapi masih saja suara-suara itu datang bu!”
Perawat : “Apa berkurangkah suara-suaranya mba?”
Pasien : “Iya, bu. Suara-suara itu agak berkurang!”
Perawat : “Bagus mba! Sesuai janji kita tadi, saya akan latih mba cara kedua
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita
akan latihan selama 20 menit. Mau dimana kita latihannya mba?
Disini saja?”
Pasien : “Iya bu, di sini saja!”
Perawat : “Baiklah mba, cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi
adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalu nanti Ibu
Wiwin mulai mendengar suara-suara itu lagi, langsunga saja cari
teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan mba
Y. Contohnya begini, “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo
ngobrol dengan saya!” Atau kalau ada orang dirumah, misalnya
kakaknya Ibu Wiwin, katakan,”Kak, ayo ngobrol dengan Wiwin.
Wiwin sedang mendengar suara-suara.” Begitu mba. Coba mba Y
lakukan seperti yang saya lakukan tadi!”
Pasien : “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!”
Perawat : “Iya, begitu. Bagus mba! Coba sekali lagi mba!”
Pasien : “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!”
Perawat : “Bagus! Nah, latih terus ya mba Y!”
Pasien : “Iya bu!”
Perawat : “Disini, mba Y dapat mengajak perawat atau pasien lain untuk
bercakap-cakap jika nanti suara-suara itu datang lagi. Apakah Ibu
Wiwin mengerti?”
Pasien : “Iya bu, saya mengerti!”
Perawat : “Baguslah kalau begitu mba. Nah sekarang bagaimana perasaaan mba
Y setelah latihan ini?”
Pasien : “Saya merasa lega bu!”
Perawat : “Baguslah mba. Jadi, sudah ada berapa cara yang mba Y pelajari
untuk mencegah suara-suara itu datang lagi?”
Pasien : “Sudah dua cara bu!”
Perawat : “Bagus, cobalah kedua cara ini kalau nanti mba Y mendengar suara-
suara itu lagi. Bagaiman kalau kita masukkan dalam jadwal kegiaan
harian mba Y?”
Pasien : “Iya bu”
Perawat : “Mau jam berapa kita latihan bercakap-cakapnya mba?”
Pasien : “Jam 9 pagi, jam 3 sore sama jam 7 malam bu!”
Perawat : “Wah bagus mba. Jadi, nanti mba Y lakukan secara teratur jika
sewaktu-waktu suara itu muncul lagi ya bu! Besok pagi saya akan
kesini lagi.”
Pasien : “Iya bu”
Perawat : “Bagimana kalau kita latih cara yang ketiga, yaitu melakukan aktifitas
terjadwal?”
Pasien : “Iya bu, boleh!”
Perawat : “Kira-kira maunya jam berapa mba?”
Pasien : “Besok pagi-pagi bu!”
Perawat : “Bagaimana kalau jam 10 pagi mba?”
Pasien : “Iya bu, boleh”
Perawat : “Mau dimana kita latihannya mba? Disini lagi?”
Pasien : “Disini lagi bu!”
Perawat : “Baiklah mba kalau begitu besok jam 10 pagi kita latihan disini ya
mba. Sampai besok mba. Selamat siang!”
Pasien : “Siang bu!”
Dua puluh menit kemudian Perawat Rselesai melakukan SP2 pasien dan
telah memasukkan kegiatan yang telah dilakukan dalam jadwal kegiatan harian
pasien. Perawat Ilham pun mengontrak waktu untuk besok pagi.
Keesokan harinya, sesuai dengan yang telah disepakati dengan pasien,
Perawat R pun kembali ke ruangan pasien mba Y untuk mengevaluasi kegiatan
yang telah dilakukan sebelumnya, sekaligus melakukan SP3 Pasien yaitu melatih
pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas terjadwal.
SP 3 Pasien:
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas
terjadwal.
SP 4 Pasien:
Melatih pasien minum obat secara teratur.