Anda di halaman 1dari 12

NASKAH ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA

IMPLEMENTASI ASKEP PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA


HALUSINASI: PENDENGARAN

Pada suatu hari di Rumah Sakit Jiwa Amino Gondohutomo tepatnya di


Ruang Anggrek terdapat seorang pasien bernama Nn Y berumur 20 tahun akan
dirawat dengan diagosa gangguan persepsi sensori: halusinasi (pendengaran).
Beberapa menit kemudian, seorang perawat bernama Perawat R menghampiri
pasien tersebut yang tampak gelisah, sendiri, dan histeris. Perawat R, pun
langsung melakukan SP1 Pasien dimana salah satunya membantu pasien
mengenal halusinasi, menjelaskan cara mengontrol halusinasi, mengajarkan
pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi.

SP1 Pasien:
Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara mengontrol
halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik
halusinasi.

Perawat : “Selamat pagi, Mba. Saya Perawat dari Poltekkes Semarang yang
akan merawat anda. Perkenalkan nama saya Perawat R, senang
dipanggil Perawat R. Nama anda siapa? Senang di panggil apa?”
Pasien : “Nama saya Y , senang dipanggil Y”
Perawat : “Baiklah mba Y. Bagaimana perasaannya hari ini? Apa ada
keluhannya hari ini?”
Pasien : “Saya takut bu. Dari tadi ada orang yang terus membisik-bisikan saya.
Dia menyuruh saya bunuh diri. Saya takut Buu”
Perawat : “Tenang mba, tenang. Dimana orangnya mba, dimana?”
Pasien : “Saya tidak tau bu, tapi suara-suara itu terus saja datang!”
Perawat : “Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang
selama ini mba Y dengar, tetapi tidak tampak wujudnya?”
Pasien : “Iya bu, baiklah.”
Perawat : “Dimana kita duduk?”
Pasien : “Di sana bu, di ruang tamu saja!”
Perawat : “Diruang tamu? Baiklah mba, ayo kita ke ruang tamu!”
Pasien : “Ayo bu, cepat.”
Perawat : “Kalau boleh tau kita bercakap-cakapnya berapa lama mba?”
Pasien : “Tolong bu, suara itu datang lagi bu. Ayo bu tolong saya!”
Perawat : “Baiklah mba bagaimana kalau 30 menit?”
Pasien : “Iya, ya. Ayo cepat!”
Perawat : “Baiklah mba, apakah mba Y mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
Pasien : “Iya, bu! Dari tadi suara itu terus mengganggu saya! Tolong saya bu!”
Perwat : “Kalau boleh tau mba, apa yang dikatakan suara itu?”
Pasien : “Mati Kamu, Mati! Begitu bu yang saya dengar. Saya jadi takut bu.
Tolong saya!”
Perawat : “mba Y? Apakah suara itu terus-menerus terdengar atau sewaktu-
waktu?”
Pasien : “Suara itu sering datang mengganggu saya bu. Saya jadi takut. Mati
Kamu, Mati! Begitulah yang saya dengar bu!”
Perawat : “Kapan mba Y sering mendengar suara itu?”
Pasien : “Suara itu sering datang ketika saya lagi sendiri bu”
Perawat : “Biasanya berapa kali sehari mba Y mendengar suara-suara itu?”
Pasien : “Biasanya, sering bu. Lebih dari lima kali”
Perawat : “Lebih dari lima kali sehari ya? Kalau begitu, pada keadaan apa suara
itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
Pasien : “Iya bu. Suara-suara itu datang pas saya lagi sendiri bu, pas lagi sepi-
sepinya suara itu juga pasti datang!”
Perawat : “Apa yang mba Y rasakan pada saat mendengar suara itu?”
Pasien : “Saya takut bu, takut sekali!”
Perawat : “Apa yang mba Y lakukan saat mendengar suara itu?”
Pasien : “Saya teriak bu. “Tidak! Tidak! Saya Tidak Mau Mati!” Begitu saya
bilang bu”
Perawat : “Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang?”
Pasien : “Tidak bu, suara-suara itu tetap saja saya dengar. Tolong saya bu, apa
yang harus saya lakukan, suara-suara itu terus saja datang!”
Perawat : “Baiklah mba , mba Y harus tenang sekarang ya! Bagaimana kalau
kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?”
Pasien : “Bagaimana caranya bu?”
Perawat : “Begini mba Y, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan
cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan
yang sudah terjadwal, dan yang keempat minum obat dengan teratur.”
Pasien : “Ada empat ya mba?”
Perawat : “Iya bu. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik. Caranya adalah saat suara-suara itu muncul, langsung mba
Y bilang, “Pergi! Saya tidak mau dengar! Saya tidak mau dengar, kamu
suara palsu!” sambil mba Y menutup kedua telinganya, begitu diulang-
ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba mba Y peragakan!”
Pasien : “(sambil menutup kedua telinganya) “Pergi! Saya tidak mau dengar!
Saya tidak mau dengar, kamu suara palsu!” Begitu ya bu?”
Perawat : “Iya mba. Nah begitu… bagus! Coba lagi mba!”
Pasien : “(sambil menutup kedua telinganya) “Pergi! Saya tidak mau dengar!
Saya tidak mau dengar, kamu suara palsu!”
Perawat : “Iya bagus, mba Y sudah bisa!”
Pasien : “Yeeeey. Saya bisa!”
Perawat : “Nah, mba, bagaimana perasaan mba Y setelah memeragakan latihan
tadi?”
Pasien : “Saya sudah lega. Dan saya sudah tidak takut lagi bu”
Perawat : “Baguslah kalau begitu mba, nanti kalau suara-suara itu muncul lagi,
silahkan coba cara tersebut ya mba!
Pasien : “Iya bu, nanti saya coba lakukan”
Perawat : “Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya? Apakah mba Y mau”
Pasien : “Mau bu!”
Perawat : “Baiklah mba, maunya jam berapa saja latihannya mba?
Pasien : “Mmmm, jam 9 pagi, jam 3 sore sama jam 7 malam saja!”
Perawat : “Jam 9 pagi, jam 3 sore sama jam 7 malam pagi ya mba?
(Memasukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian mba Y)”
Pasien : “Iya bu”
Perawat : “Baiklah mba, tempatnya mau di mana?”
Pasien : “Di sini saja bu!”
Perawat : “Baiklah mba, di sini ya mba!”
Pasien : “Iya bu!”
Perawat : “Kalau begitu bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang ke dua?”
Pasien : “Baik bu!”
Perawat : “Pukul berapa maunya mba Y?”
Pasien : “Nanti saja, pukul.... pukul.... berapa ya?”
Perawat : “Bagaimana kalau dua jam lagi?”
Pasien : “Baiklah bu!”
Perawat : “Dimana tempatnya?”
Pasien : “Di sini saja bu!”
Perawat : “Baiklah mba, kalau begitu saya permisi dulu. Sampai jumpa!”
Pasien : “Dadah!”
Setelah Perawat R selesai melakukan SP1 Pasien, Perawat R pun
mengontrak waktu dua jam kemudian untuk mengevaluasi apa yang telah
dijelaskan pada pasien dan sekaligus melakukan SP2 Pasien yaitu melatih pasien
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang lain.

SP 2 Pasien:
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang
lain.
Perawat : “Selama siang, mba Y?”
Pasien : “Pagi, bu!”
Perawat : “Bagaimana perasaanya mba Y siang hari ini?”
Pasien : “Baik bu!”
Perawat : “Apakah suara-suara itu masih muncul?”
Pasein : “Masih bu!”
Perawat : “Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih tadi itu bu?”
Pasien : “Sudah bu, tapi masih saja suara-suara itu datang bu!”
Perawat : “Apa berkurangkah suara-suaranya mba?”
Pasien : “Iya, bu. Suara-suara itu agak berkurang!”
Perawat : “Bagus mba! Sesuai janji kita tadi, saya akan latih mba cara kedua
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita
akan latihan selama 20 menit. Mau dimana kita latihannya mba?
Disini saja?”
Pasien : “Iya bu, di sini saja!”
Perawat : “Baiklah mba, cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi
adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalu nanti Ibu
Wiwin mulai mendengar suara-suara itu lagi, langsunga saja cari
teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan mba
Y. Contohnya begini, “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo
ngobrol dengan saya!” Atau kalau ada orang dirumah, misalnya
kakaknya Ibu Wiwin, katakan,”Kak, ayo ngobrol dengan Wiwin.
Wiwin sedang mendengar suara-suara.” Begitu mba. Coba mba Y
lakukan seperti yang saya lakukan tadi!”
Pasien : “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!”
Perawat : “Iya, begitu. Bagus mba! Coba sekali lagi mba!”
Pasien : “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!”
Perawat : “Bagus! Nah, latih terus ya mba Y!”
Pasien : “Iya bu!”
Perawat : “Disini, mba Y dapat mengajak perawat atau pasien lain untuk
bercakap-cakap jika nanti suara-suara itu datang lagi. Apakah Ibu
Wiwin mengerti?”
Pasien : “Iya bu, saya mengerti!”
Perawat : “Baguslah kalau begitu mba. Nah sekarang bagaimana perasaaan mba
Y setelah latihan ini?”
Pasien : “Saya merasa lega bu!”
Perawat : “Baguslah mba. Jadi, sudah ada berapa cara yang mba Y pelajari
untuk mencegah suara-suara itu datang lagi?”
Pasien : “Sudah dua cara bu!”
Perawat : “Bagus, cobalah kedua cara ini kalau nanti mba Y mendengar suara-
suara itu lagi. Bagaiman kalau kita masukkan dalam jadwal kegiaan
harian mba Y?”
Pasien : “Iya bu”
Perawat : “Mau jam berapa kita latihan bercakap-cakapnya mba?”
Pasien : “Jam 9 pagi, jam 3 sore sama jam 7 malam bu!”
Perawat : “Wah bagus mba. Jadi, nanti mba Y lakukan secara teratur jika
sewaktu-waktu suara itu muncul lagi ya bu! Besok pagi saya akan
kesini lagi.”
Pasien : “Iya bu”
Perawat : “Bagimana kalau kita latih cara yang ketiga, yaitu melakukan aktifitas
terjadwal?”
Pasien : “Iya bu, boleh!”
Perawat : “Kira-kira maunya jam berapa mba?”
Pasien : “Besok pagi-pagi bu!”
Perawat : “Bagaimana kalau jam 10 pagi mba?”
Pasien : “Iya bu, boleh”
Perawat : “Mau dimana kita latihannya mba? Disini lagi?”
Pasien : “Disini lagi bu!”
Perawat : “Baiklah mba kalau begitu besok jam 10 pagi kita latihan disini ya
mba. Sampai besok mba. Selamat siang!”
Pasien : “Siang bu!”

Dua puluh menit kemudian Perawat Rselesai melakukan SP2 pasien dan
telah memasukkan kegiatan yang telah dilakukan dalam jadwal kegiatan harian
pasien. Perawat Ilham pun mengontrak waktu untuk besok pagi.
Keesokan harinya, sesuai dengan yang telah disepakati dengan pasien,
Perawat R pun kembali ke ruangan pasien mba Y untuk mengevaluasi kegiatan
yang telah dilakukan sebelumnya, sekaligus melakukan SP3 Pasien yaitu melatih
pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas terjadwal.
SP 3 Pasien:
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas
terjadwal.

Perawat : “Selamat pagi mba Y ! Bagaimana perasaanya hari ini?”


Pasien : “Pagi, baik bu!”
Perawat : “Apakah mba Y masih ingat dengan saya?”
Pasien : “Masih bu!”
Perawat : “Coba mba Y sebutkan nama saya!”
Pasien : “Nama ibu, Perawat R!”
Perawat : “Wah, bagus mba. mba Y masih mengingat nama saya dengan benar!
Bagus mba!”
Pasien : “Hehehe”
Perawat : “Oh iya, mba ! Apakah suara-suaranya masih muncul mba?”
Pasien : “Iya bu, suaranya masih terus saja muncul, “Mati Kamu, Mati!” Itu-
itu saja yang saya dengar bu!”
Perawat : “Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih kemarin mba?”
Pasien : “Iya bu, saya sudah memakai dua cara yang sudah ibu ajarkan
kemarin”
Perawat : “Bagaimana hasilnya mba?”
Pasien : “Begini bu, suara-suaranya agak mulai berkurang. Lebih sedikit dari
pada yang kemarin itu bu!”
Perawat : “Wah bagus, mba. mba Y sudah pintar menggunakan dua cara yang
saya ajarkan kemarin, bagus mba! Kalau begitu sesuai janji kita
kemarin, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal! Kalau begitu mba
maunya dimana kita bicara mba?”
Pasien : “Di ruang tamu saja bu!”
Perawat : “Baik, kita duduk diruang tamu ya mba! Kira-kira berapa lama kita
bicara mba?”
Pasien : “Iya bu. Lama-lama juga boleh!”
Perawat : “Bagaimana kalau 30 menit mba?”
Pasien : “Iya bu, boleh!”
Perawat : “Baiklah kalu begitu mba, ayo kita ke ruang tamu!”
Pasien : “Ayo bu!”
Perawat : “ Nah, kalau boleh tau apa saja yang biasa mba Y lakukan?”
Pasien : “Apa ya?! Banyak bu”
Perawat : “Oh, banyak ya mba? Kalu pagi-pagi apa kegiatannya?”
Pasien : “Kalau pagi-pagi, saya membersihkan tempat tidur, mandi, sarapan,
senam, menyiram bunga, menonton tv, menyapu, sama apalagi ya?
Banyak bu!”
Perawat : “Wah bagus mba. Kegiatannya di pagi hari banyak juga ya! Terus jam
berikutnya apa?”
Pasien : “Maksud ibu, siang?”
Perawat : “Iya mba, kalau siang kegiatannya apa saja?”
Pasien : “Kalau siangnya, saya makan siang, menonton tv, menyapu,
membersihkan jendela, dan tidur siang bu!”
Perawat : “Kalau malamnya, apa saja kegiatannya mba?”
Pasien : “Kalau malam harinya, saya menonton tv, makan malam, mentup
jendela, dan minum obat bu!”
Perawat : “Wah banyak sekali kegiatannya ya mba! Kalau begitu mba, mari kita
latih dua kegiatan hari ini yaitu, latihan menyapu dan membersihkan
jendela. Bagaimana mba, apakah mba Y mau?”
Pasien : “Mau bu!”
Perawat : “Baiklah mba, coba sekarang mba Y menyapu lantai di ruang tamu ini,
apakah mba Y bisa?”
Pasien : “Bisa bu! (sambil menyapu lantai ruang tamu)”
Perawat : “Nah, bagaimana kalau sekarang mba Y membersihkan jendela ruang
tamu ini?”
Pasien : “Baik bu! (sambil membersihkan jendela ruang tamu)”
Perawat : “Wah bagus sekali mba, mba Y sudah menyapu dan membersihkan
jendela dengan benar. Bagus sekali mba!”
Pasien : “Yeyyyy, bagus, bagus!”
Perawat : “Baik mba, kegiatan ini dapat mba Y lakukan untuk mencegah suara
tersebut muncul kembali. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar
dari pagi sampai malam ada kegiatan, bagaimana mba apakah mba
bersedia?”
Pasien : “Iya bu, saya bersedia!”
Perawat : “Nah, sekarang, bagaimana perasaan mba Y setelah kita bercakap-
cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara itu kembali lagi?”
Pasien : “Saya merasa senang dan lega bu!”
Perawat : “Bagus sekali mba! Coba v sekarang sebutkan tiga cara yang telah kita
latih untuk mencegah suara-suara itu muncul lagi mba!”
Pasien : “Iya bu. Yang pertama menghardik, yang kedua bercakap-cakap
dengan orang lain, dan yang ketiga dengan melakukan aktivitas
terjadwal bu”
Perawat : “Wah, bagus sekali mba. Nah sekarang mari kita masukkan dalam
jadwal kegiatan harian mba Y.”
Pasien : “Iya bu!”
Perawat : “Nah, nanti mba Y bisa mencoba melakukan latihan-latihan yang
sudah kita lakukan itu sesuai jadwal ya!”
Pasien : “Iya, baik bu!”
Perawat : “Kalau begitu bagaimana mba kalau menjelang malam nanti, kita
membahas cara minum obat yang baik serta kegunaan obat?”
Pasien : “Iya bu, boleh!”
Perawat : “Maunya jam berapa mba?”
Pasien : “Siang aja bu!”
Perawat : “Bagaimana kalau jam 12 mba?”
Pasien : “Boleh bu!”
Perawat : “mba Y maunya di tempat biasa atau dimana?”
Pasien : “Di ruang makan saja bu!”
Perawat : “Baiklah mba, diruang makan ya! Kalau begitu saya pamit dulu mba.
Sapai jumpa!”
Pasien : “Sampai jumpa!”
Perawat R pun selesai melakukan SP2 Pasien dan tak lupa juga perawat
mengontrak waktu pada pukul 12 siang untuk melakukan SP4 Pasien.
Setelah pukul 12 siang, perawat pun datang sesuai dengan kesepakatan
yang telah dibuat dengan pasien. Dan setelah itu, perawat pun melakukan SP4
Pasien yaitu melatih pasien minum obat secara teratur.

SP 4 Pasien:
Melatih pasien minum obat secara teratur.

Perawat : “Selamat siang Mba Y! Bagaimana perasaannya siang ini?”


Pasien : “Siang bu. Saya baik bu!”
Perawat : “Apakah suara-suaranya masih muncul mba?”
Pasien : “Masih bu, tapi sedikit!”
Perawat : “Apakah sudah digunakan tiga cara yang sudah kita latih kemarin itu
mba?”
Pasien : “Sudah bu!”
Perawat : “Apakan jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan mba?”
Pasien : “Sudah bu!”
Perawat : “Apakah pagi tadi sudah minum obat mba?”
Pasien : “Sudah bu!”
Perawat : “Baik. Siang hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan
yang Mba Y minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil
menunggu makan siang. Disini saja ya Mba Y?.”
Pasien : “Iya bu, disini saja sambil menunggu makan siang. Saya sudah lapar
soalnya!”
Perawat : “Kalau boleh tau Mba Y, adakah bedanya setelah minum obat secara
teratur?”
Pasien : “Kalau saya minum obat secara teratur, saya merasa tenang, lega dan
ringan bu!”
Perawat : “Apakah suara-suara itu berkurang atau menghilang mba?”
Pasien : “Tetap saja suara-suara itu muncul bu, walaupun saya sudah minum
obat yang diberikan! Kenapa begitu bu? Padahal setiap hari saya
selalu meminum obat saya secara teratur!”
Perawat : “Begini Mba Y, minum obat itu sangat penting agar suara-suara yang
Mba Y dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Nah,
kalau boleh tahu berapa macam obat yang Mba Y minum?”
Pasien : “Banyak bu!”
Perawat : “(Perawat menyiapkan obat pasien). Jadi mba, ini yang warna orange
(chlorpromazine, CPZ) gunanya untuk menghilangkan suara-suara.
Obat yang warna putih (tpyhexilpendil, THP) gunanya agar Mba Y
merasa rilex dan tidak kaku, sedangkan yang merah jambu
(haloperidol, HIP) berfungsi untuk menenangkan pikiran dan
menghilangkan suara-suara. Semua obat ini diminum 3 kali sehari,
tiap pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. Apakah Mba Y mengingat
fungsi obat-obat ini? Coba diulangi mba!”
Pasien : “Baik bu. Kalau yang berwarna oranye untuk menghilangkan suara-
suara, yang berwarna putih agar merasa rilex, dan yang merah jambu
untuk menenangkan pikiran!”
Perawat : “Wah, Mba Y pintar sekali. Bagus sekali Mba Y mengingat fungsi
obat-obatnya. Baiklah mba nanti kalau suara-suara sudah hilang
obatnya tidak boleh dihentikan ya.”
Pasien : “Iya bu”
Perawat : “Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, Mba Y
akan kambuh dan sulit sembuh seperti keadaan semula. Dan kalau
obatnya habis, Mba Y bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat
lagi. Apakah Mba Y mengerti?”
Pasien : “Iya bu, saya mengerti!”
Perawat : “Baiklah. Mba Y juga harus teliti saat minum obat-obatan ini. Pastikan
obatnya benar, artinya Mba Y harus memastikan bahwa itu benar-
benar obat punya Mba Y. Jangan keliru dengan obat milik orang lain.
Baca nama kenasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya,
dengan cara yang benar, yaitu diminum sesudah makan dan tepat
jamnya ya mba ya!”
Pasien : “Iya bu !”
Perawat : “Mba Y juga harus memperhatikan berapa jumlah obat sekali minum,
dan Mba Y juga harus cukup minum 10 gelas per hari. Bagaimana
mba, apakah Mba Y mengerti?”
Pasien : “Iya, ya saya mengerti bu!”
Perawat : “Baiklah kalau begitu. Nah, sekarang bagaimana perasaan Mba Y
setalah kita bercakap-cakap mengenai obat?”
Pasien : “Saya merasa lega, bahagia, dan saya sudah mengerti tentang apa
yang ibu R katakan.”
Perawat : “Wah bagus mba. Nah sekarang coba sebutkan sudah berapa cara yang
kita latih untuk mencegah suara-suara, coba sebutkan mba!”
Pasien : “Sudah empat cara bu, yang pertama menghardik, yang kedua
bercakap-cakap dengan orang lain, yang ketiga melakukan aktivitas
yang terjadwal dan yang keempat minum obat bu!”
Perawat : “Bagus! Mba Y sudah menyebutkan empat cara yang sudah kita latih
dengan benar. Bagus sekali mba! Kalau begitu mari kita masukkan
jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan harian Mba Y!”
Pasien : “Yeyyy, bagus... bagus...!”
Perawat : “Oh iya mba, jangan lupa pada waktunya minum obat, minta obatnya
pada perawat atau pada keluarga Mba Y kalau dirumah ya mba ya!”
Pasien : “Iya bu”
Perawat : “Nah, makanan Mba Y sudah datang! Kalau begitu, kita ketemu lagi
untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara-suara muncul yang
telah kita bicarakan. Bagaimana kalau minggu depan?”
Pasien : “Iya bu, boleh!”
Perawat : “Mba Y maunya pukul berapa?”
Pasien : “Seperti tadi itu bu!”
Perawat : “Bagaiman kalau pukul 10 pagi?”
Pasien : “Baik bu”
Perawat : “Kalau begitu, selamat istirahat ya. Sampai jumpa. Selamat siang!”
Pasien : “Selamat siang bu R!”

Anda mungkin juga menyukai