Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA


“TREND DAN ISSUE STUNTING DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN ANAK”

Disusun Oleh :
Ns. Putri Minas Sari, S.Kep

Dosen Pengampu : Ns. Hermalinda, M.Kep, Sp.Kep.An

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Trend dan Issue Stunting
dalam Praktik Keperawatan Anak” sebagai landasan utama bahan pembelajaran
pada mata kuliah peminatan keperawatan anak dalam konteks keluarga.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan ini dapat teratasi. Oleh
karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini..

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Terutama bagi teman-teman keperawatan anak, dan diharapkan agar dapat
memberikan masukan dan saran untuk makalah ini sehingga menjadi lebih baik lagi.

Padang, 12 Februari 2018

Penyusun

Putri Minas Sari


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ..........................................................................................1
BAB 2. PEMBAHASAN TREND ISSUE ..................................................................3
A. Konsep Keperawatan Anak .....................................................................3
B. Pengertian Trend dan Issue ..................................................................3
C. Aspek Etik Dalam Keperawatan ..........................................................3
D. Stunting Pada Anak ...............................................................................3
BAB 3. PENUTUP .....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak bukan miniatur dari orang dewasa, anak berbeda sifat, tingkah laku,
keinginan yang berbeda dengan orang dewasa. Umumnya orang dewasa menganggap
merawat anak sama dengan merawat dirinya sendiri dan perlakuannya pun sama.
Dewasa ini banyak hal yang terjadi terkait masalah-masalah anak yang
mengakibatkan/berefek pada fisik maupun psikologis anak yang disebabkan oleh
orang tua, lingkungan ataupun keterbatasan/kelainan yang ditimbulkan faktor
genetik/biologis anak tersebut
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya
sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Keperawatan anak sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya
berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit
dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan
menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan
keperawatan. Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas Trend
dan Isu Keperawatan Anak

B. Tujuan
Mahasiswa keperawatan anak mampu memahami konsep dan mampu
mengidentifikasi isu dalam praktik keperawatan anak di Indonesia.

C. Manfaat
Sebagai media untuk meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan
keperawatan, khususnya keperawatan anak, guna melakukan asuhan keperawatan
dengan melihat masalah dan issue yang tengah berkembang saat ini sebagai bahan
evaluasi untuk peningkatan dan perkembangan keperawatan anak yang telah
dilakukan sekarang dan rencana kedepan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Keperawatan Anak


Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus
memahami bahwa semua asuhan Keperawatan anak harus berpusat pada
keluarga (family center care) dan mencegah terjadinya trauma (atraumatik care)
(Wong, 2008).
Family center care (perawatan berfokus pada keluarga) merupakan unsur
penting dalam perawatan anak karena anak merupakan bagian dari anggota
keluarga, sehingga kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga.,
Untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal
atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi
status kesehatan anak
Sedangkan maksud dari atraumatic care adalah semua tindakan
keperawatan yang ditujukan kepada anak tidak menimbulkan trauma pada anak
dan keluarga dengan memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg diberikan.
Prinsip dari atraumatic care adalah menurunkan dan mencegah dampak
perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam
mengontrol perawatan pada anak, mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan
nyeri (dampak psikologis), tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi
lingkungan fisik
Primary Nursing. Mendukung Pelaksanaan askep pada anak dan
menjadikan asuhan keperawatan yang konsisten dan berfokus pada keluarga
sebagai bagian integral pada perencanaan dan pelaksanaan. Serta Case
Management. Sistem pemberian asuhan yang seimbang antara biaya dan kualitas
pelayanan
B. Pengertian Trend dan Issue
Trend dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan
banyak orang tentang praktek/ mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta
maupun tidak, trend dan isu tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis
keperawatan.
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era
globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana
banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu
mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana
pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju.
Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan
masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi,
pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit
klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya
pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan
umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan
yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan
kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan
pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan
menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan
kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu
dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi
bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart
global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan,
memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta
peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasai
perkembangan Iptek.
C. Aspek Etik Dalam Keperawatan
Etik keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat dalam
bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan lainnya
di suatu pelayanan keperawatan yang bersifat professional. Perilaku etik akan
dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien, perawat dan interaksi sosial dalam
lingkungan.
Tujuan dari etika keperawatan adalah mengidentifikasi,
mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan tindakan-tindakan
kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu. Menegaskan tentang
kewajiban-kewajiban yang diemban oleh perawat dan mencari informasi
mengenai dampak-dampak dari keputusan perawat.
Sedangkan Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan
komprehensif dari profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam
melaksanakan praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien,
keluarga masyarakat, teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain. Pada
dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati
martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien,
teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi
keperawatan maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan
tugasnya.
3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan agar
dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional
keperawatan.
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas
praktek keperawatan. ( PPNI, 2000 )

D. Stunting Pada Anak


Menurut WHO, di seluruh dunia, diperkirakan ada 178 juta anak di
bawah usia lima tahun pertumbuhannya terhambat karena stunting. Riset
Kesehatan Dasar 2013 mencatat prevalensi stunting nasional mencapai 37,2
persen, meningkat dari tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Artinya,
pertumbuhan tak maksimal diderita oleh sekitar 8,9 juta anak Indonesia, atau
satu dari tiga anak Indonesia. Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi
daripada negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%),
Vietnam (23%), dan Thailand (16%).
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat masalah kurang gizi kronis
yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat
pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, yang akibatnya
berat badan tidak sesuai dengan usianya dan terlihat lebih pendek, buruknya
santiasi dan tercemarnya kebersihan lingkungan. Stunting terjadi mulai janin
masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak,
menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak
maksimal saat dewasa.
Kemampuan kognitif para penderita juga berkurang, sehingga
mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia. Indonesia
menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting.
Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia tingginya
berada di bawah rata-rata. Stunting Bisa Dicegah dengan cara
1. Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil. Ibu hamil harus mendapatkan
makanan bergizi dan tablet Fe.
2. ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi makanan
pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat
strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
4. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga
kebersihan lingkungan. Sanitasi dan Kebersihan untuk Pertumbuhan Anak yang
Sempurna. Sanitasi yang kurang baik, membuat keadaan tubuh menurun dan
gizi sulit diserap oleh tubuh. Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan pun
memicu gangguan saluran pencernaan, yang membuat energi untuk
pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi. Sebuah
riset menemukan bahwa semakin sering seorang anak menderita diare, maka
semakin besar pula ancaman stunting untuknya. Selain itu, aat anak sakit,
lazimnya selera makan mereka pun berkurang, sehingga asupan gizi makin
rendah. Maka, pertumbuhan sel otak yang seharusnya sangat pesat dalam dua
tahun pertama seorang anak menjadi terhambat. Dampaknya, anak tersebut
terancam menderita stunting, yang mengakibatkan pertumbuhan mental dan
fisiknya terganggu, sehingga potensinya tak dapat berkembang dengan
maksimal.
Pada bulan September 2012, Pemerintah Indonesia meluncurkan
“Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan” yang dikenal sebagai 1.000 HPK.
Gerakan ini bertujuan mempercepat perbaikan gizi untuk memperbaiki
kehidupan anak-anak Indonesia di masa mendatang. Gerakan ini melibatkan
berbagai sektor dan pemangku kebijakan untuk bekerjasama menurunkan
prevalensi stunting serta bentuk-bentuk kurang gizi lainnya di Indonesia.
Pemerintah bersama pemangku kepentingan lainnya bekerjasama dengan
puskesmas dan unit posyandu dalam mendeteksi berat badan seimbang dengan
KMS dan mendeteksi adanya penyakit yang harus ditangani segera dengan
metode MTBS dan MTBM telah menyepakati sejumlah intervensi gizi spesifik,
atau langsung, untuk mencegah dan menanggulangi stunting, antara lain:
Promosi ASI dan Makanan Pendamping ASI yang bergizi, pemberian tablet zat
besi-folat atau multivitamin dan mineral untuk ibu hamil dan menyusui,
pemberian zat penambah gizi mikro untuk anak, pemberian obat cacing pada
anak, pemberian suplemen vitamin A untuk anak balita, penanganan anak
dengan gizi buruk, fortifikasi makanan dengan zat gizi mikro seperti Vitamin A,
besi dan yodium, pencegahan dan pengobatan malaria bagi ibu hamil, bayi dan
anak-anak.
Selain itu, intervensi juga dilakukan dalam sektor-sektor lain untuk
menanggulangi penyebab tidak langsung terjadinya kurang gizi, seperti
lingkungan yang buruk, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan
berkualitas, pola asuh yang tidak memadai serta permasalahan ketahanan
pangan di tingkat rumah tangga. Contoh dari intervensi-gizi sensitif atau tidak
langsung ini meliputi: Intervensi pola hidup bersih sehat (PHBS) seperti cuci
tangan pakai sabun dan peningkatan akses air bersih,dan stimulasi psikososial
bagi bayi dan anak-anak,
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan anak merupakan hal yang patut dibahas, karena pada masa kanak-kanak
banyak hal yang dapat mempengaruhi pola pikir bahkan mempengaruhi perkembangan anak.
Selain itu trend dan isu yang berkembang dalam masyarakat sangat beragam, mulai dari yang
bersifat pembentukan moral, pelayanan kesehatan, sampai mengenai terapi trauma.
Salah satunya adalah yang dibahas dalam maklaah ini, stunting dapat dicegah
dengan kerjasama dan program yang tepat dari setiap unit terkait pelayanan
kesehatan.

B. Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai
trend dan isu keperawatan anak di Indonesia seperti kasus stunting sehingga
dapat dikembeangkan dalam tatanan layanan keperawatan. Diharapkan agar
perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut melalui kegiatan riset
sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based Nursing Practice di
Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Anak.
DAFTAR PUSTAKA

Cairncross, Sandy. “Linking toilets to stunting”. UNICEF ROSA ‘Stop Stunting’


Conference, New Delhi 2013.

Donna L. Wong...[et.al]. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Alih


bahasa : Agus Sutarna, Neti. Juniarti, H.Y. Kuncoro. Editor edisi bahasa
Indonesia : Egi Komara Yudha....[et al.]. Edisi 6. Jakarta : EGC

Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta;Kemenkes


RI;2013.

PPNI. 2000. Kode Etik Keperawatan Indonesia. Keputusan Munas VI.

Schmidt, Charles W. “Beyond malnutrition: the role of sanitation in stunted growth.”


Environmental health perspectives 122.11 (2014): A298.2

UNICEF. Improving Child Nutrition. New York: Division of communication


UNICEF; 2013.

Anda mungkin juga menyukai