Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Just in time merupakan serangkaian kegiatan produksi yang menggunakan cara dan
metode tertentu untuk mencapai volume tinggi dengan meminimasi persediaan untuk bahan
buku, WIP dan produk jadi. Sistem produksi tepat waktu (just in time) adalah sistem manajemen
fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan jepang yang pada prinsipnya
hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukandan pada saat
dibutuhkan oleh konsumen.
Konsumen just in time merupakan suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan
untuk aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau supplier tepat pada waktu bahan itu
dibutuhkan pada proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya
persediaan barang/penyimpanan barang/stocking cost. Atau dengan kata lain perusahaan
memproduksi produk yang dibutuhkan oleh pelanggan, sesuai permintaan pelanggan dan
jumjlah/kuantitas produk sesuai permintaan konsumen dengan cara setiap tahap proses produksi
dengan dilakukan eliminasi pemborosan.
Tujuan JIT adalah untuk menghasilkan dan mengirimkan produk pada saat akan dijual
secara menguntungkan, dan untuk membeli bahan baku dan suku cadang oada saat akan
ditempatkan ke dalam proses pabrikasi. Selain itu juga untuk meningkatkan laba serta untuk
meningkatkan aktivitas produktivitas total industi secara keseluruhan dengan diadakan
pengurangan biaya, pengurangan persediaan dan perbaikan kualitas.
Terdapat empat konsep pokok yang harus diprnuhi dalam melaksanakan sistem just in
time (JIT):
1. Produksi JIT adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan
dan dalam jumlah yang diperlukan.
2. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak
memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
3. Tenaga kerja flesibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai
dengan fluktuasi permintaan.
4. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran dari para karyawan.
Tidak disebutkan diatas bahwa segala suatu yang tidak memberikan nilai tambah pada
produksi dan jasa adalah pemborosan, seperti ; material, mesin & peralatan, SDM, modal,
Informasi, manajerial, proses, dll. Disebutkan bahwa nilai tambah produk diperoleh hanya
dengan melalui aktivitas actual yang dilakukan langsung pada produk dan tidak melalui tahap
pemindahan, penyimpanan, penghitungan penyortiran produk. Hal-hal ini merupakan jenis-jenis
kegiatan yang tidak memberian nilai tambah, justru sebaliknya yaitu mengeluarkan dana/biaya
yang tidak memberikan nilai tambah, hal ini merupakan pemborosan.
Prof. Yasihiro Monden,Ph.D merumuskan 4 pemborosan dalam proses manufakturing
setelah dirinya melakukan kunjungan dan penelitian di pabrik-pabrik Toyota di jepang, amerika,
dan eropa. 4 rumusan pemborosan tersebut ialah:
1. Sumber daya produksi terlalu banyak
2. Produksi yang berlebihan.
3. Barang persediaan terlalu banyak.
4. Investasi modal yang tidak perlu.
Tenag kerja yang terlalu banyak, fasilitas untuk tenaga kerja yang terlalu banyak dan
persediaan yang terlalu banyak merupakan faktor utama dari pemborosan pada sistem
manufakturing. Hal-hal ini hanya mengeluarkan biaya yang tidak memberikan nilai tambah pada
hasil produksi.
Strategi produksi JIT diterapkan pada seluruh sistem industry modern sejak proses
rekayasa, pemesanan bahan baku dari supplier, manajemen bahan baku dalam industry, proses
manufakturing industry sampai distribusi produk industry kepada pelanggan.
Strategi produksi just in time
Menghilangkan pemborosan
Menciptakan aliran
Produksi kontinuw
Metode produksi Aliran informasi Control melalui kerja sama Peralatan otomatis
(team work)
Untuk mengimplementasikan just in time (JTI) diperlukan adanya sistem total quality secara
keseluruhan dalam organisasi. JTI mensyaratkan semua departemen dapat menanggapi
kebutuhan-kebutuhannya. Apabila departemen produksi melaksanakan JTI, tetapi organisasi
secara keseluruhan tidak mengupayakan TQM, maka personil departemen produksi akan
menghadapi hambatan yang besar. Selain itu JTI juga mensyaratkan perubahan, sehingga
seringkali timbul penolakan dari departemen uang memiliki komitmen untuk berubah. Perbaikan
secara terus-menerus selalu beriringan dengan Total Quality Management (TQM)
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
A. PENGERTIAN TQM
Total Quality Management merupakan suatu metode yang berorientasi pada
konsumen dengan melakukan perbaikan kualitas produk secara terus-menerus terhadap
proses, produk dan pelayanan suatu organisasi. Metode total quality management merupakan
metode dengan perencanaan yang berawal dari pelanggan dan berakhir untuk pelanggan.
Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha
yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-
menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya. TQM juga dapat
diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan
dan semua orang kedalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, team
work, produktivitas, dan kepuasan konsumen.
Dan secara umum TQM merupakan sistem manajemen terintegrasi yang berfokus
pada peningkatan kualitas sebagai strategi perusahaan, dan bertujuan pada kepuasan
konsumen dengan melibatkan seluruh bagian organisasi. TQM merupakan suatu konsep
yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Maka dari itu
diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi.
Meningkatkan
pangsa pasar
Perbaikan
Meningkatkan
mutu
penghasilan
Meningkatkan
Mengurangi biaya Meningkatkan
keluaran yang bebas
oprasi laba
dari kerusakan
Gambar diatas merupakan suatu model kualitas/ laba yang menunjukkan interaksi
pengaruh barbagai faktor. Sisi sebelah kiri adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh
kebijakan, program, dan prosedur kualitas perusahaan. (Nasution, 2010 : 42)
Yundri Akhyar (2014: 11) berpendapat bahwa : TQM sangat bermanfaat baik bagi
pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.
Manfaat TQM bagi pelanggan adalah :
1. Tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
2. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik / pelanggan lebih diperhatikan
3. Kepuasan pelanggan terjamin
Manfaat TQM bagi institusi adalah :
1. Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
2. Staf lebih termotivasi
3. Produktivitas meningkat
4. Biaya turun
5. Produk cacat berkurang
6. Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat
Manfaat TQM bagi staf organisasi
1. Pemberdayaan
2. Lebih terlatih dan berkemampuan
3. Lebih dihargai dan diakui