Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KIMIA PERMUKAAN

“Sifat Optis (Efek Tyndall) Koloid”

Oleh

Fauzul Azizah 15030194013 / PKU2015


Utari Ika Cahyani 15030194035 / PKU2015
Eny Ruhmaniya 15030194051 / PKU2015
Umi Nur Habibah 15030194080 / PKU2015

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat
yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang
cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat
homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi
atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi
pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan,
namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). Koloid mudah
dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo,
sertaawan merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-
hari.Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid
menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah
stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan
larutan; larutan bersifat stabil. Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi
dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah dua
jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke
dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) dan emulsi air
dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat
cair yang tidak bercampur dengan air. Santan merupakan emulsi minyak
dalam air alami berwarna putih susu yang diekstrak dari endosperma
(daging buah) kelapa tua baik dengan atau tanpa penambahan air. Emulsi
pada santan kelapa ditandai oleh terpisahnya komponen lemak dan
minyak, dan terjadinya koagulasi komponen santan pada kondisi suhu
yang terlalu tinggi.
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat
pendispersi dan zat terdispersinya. Santan tergolong jenis emulsi, Emulsi
Cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair
melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika
dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah
satu zat cair ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak.
Koloid mempunyai beberapa sifat diantaranya: Sifat fisika, sifat
koligatif, sifat optis, kinetis, sifat listrik, koagulasi, dan adsorpsi. Salah
satu sifat koloid yaitu sifat optis yaitu efek tyndall. Efek tyndall adalah
gejala penghamburan cahaya ketika suatu bahan disinari oleh seberkas
cahaya. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup
besar. Ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), Tyndall menemukan
bahwa apabila suatu berkas cahaya dilewatkan pada sistem koloid maka
berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama
dilewatkan pada larutan sejati, berkas cahaya tidak akan tampak. Contoh
penerapan efek tyndall yaitu pada warna langit pada siang hari berwarna
biru sedangkan pada saat matahari terbenam, langit berwarna jingga atau
merah dan pada santan.
Santan merupakan emulsi minyak dalam air alami berwarna putih
susu yang diekstrak dari endosperma (daging buah) kelapa tua baik dengan
atau tanpa penambahan air. Pada skala rumah tangga, ekstraksi santan
dilakukan dengan cara memeras parutan kelapa segar yang sudah
dicampur dengan air panas (hangat). Emulsi santan relatif tidak stabil
karena ukuran partikelnya relatif besar (lebih dari 1 mikron). Santan yang
didiamkan beberapa saat (5-10 jam) akan memisah menjadi dua fase, yaitu
fase kaya air (skim) pada bagian bawah dan fase kaya minyak (krim) pada
bagian atas. Santan yang baru diekstrak pada dasarnya merupakan suatu
emulsi yang relatif stabil. Secara alami distabilkan oleh protein kelapa
yaitu globulin dan albumin serta adanya emulsifier fosfolipida. Beberapa
protein yang ada dalam fase air dari santan berinteraksi dengan globula
lemak dan bertindak sebagai emulsifier dengan menyelimuti
permukaannya. Ketidakstabilan yang terjadi berdasar pada kenyataan
bahwa kandungan dan kualitas protein dalam santan tidak cukup untuk
menstabilkan globula lemak.
Emulsi pada santan kelapa ditandai oleh terpisahnya komponen
lemak dan minyak, dan terjadinya koagulasi komponen santan pada
kondisi suhu yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, perlu diteliti cara untuk
mempertahankan kestabilan emulsi santan kelapa selama proses sterilisasi,
dan mengetahui kondisi proses yang optimum yang diharapkan dapat
mencegah penurunan mutu dari santan tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian pendahuluan, kondisi proses pengolahan santan kelapa yang
optimum dengan menggunakan bahan pengemulsi yang paling
menunjukkan tingkat kestabilan yang paling baik adalah Carboxy Methyl
Cellulose (CMC).

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sistem koloid?
b. Jelaskan macam-macam sistem koloid?
c. Bagaimana sifat-sifat koloid pada santan?
d Bagaimana proses pembuatan sistem koloid pada santan?
e. Apa saja komponen sistem koloid pada santan, bentuk partikel dan
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan
a. Agar pembaca dapat mengetahui sistem koloid.
b. Agar pembaca mengetahui macam-macam system koloid.
c. Agar pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Agar pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid pada santan.
e. Agar pembaca mengetahui komponen sistem koloid pada santan, bentuk
partikel dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat
a. Pembaca dapat mengetahui system koloid.
b. Pembaca mengetahui macam-macam system koloid.
c. Pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid pada santan.
e. Pembaca mengetahui komponen sistem koloid pada santan, bentuk partikel
dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat
yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang
cukup besar (1 - 100 nm) terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase
terdispersi (fase dalam) dan fase pendispersi (fase luar, medium). Koloid
mempunyai beberapa sifat diantaranya: Sifat fisika, sifat koligatif, sifat optis,
kinetis, sifat listrik, koagulasi, dan adsorpsi.
Salah satu sifat koloid yaitu sifat optis yaitu efek tyndall. Efek tyndall
adalah gejala penghamburan cahaya ketika suatu bahan disinari oleh seberkas
cahaya. Contoh efek tyndal terdapat pada santan yang dibuktikan dengan
adanya percobaan penghamburan cahaya dengan menggunakan senter, selain
itu contoh lainnya yaitu warna langit pada siang hari berwarna biru sedangkan
pada saat matahari terbenam, langit berwarna jingga atau merah. Hal itu
disebabkan karena penghamburan cahaya matahari oleh partikel koloid di
angkasa dan tidak semua frekuensi dari sinar matahari dihamburkan dengan
intensitas sama.
DAFTAR PUSTAKA

Rica.2011.Koloid Dalam Santan.Online


http://ricarish09.blogspot.com/2011/04/koloid-dalam-santan-kelapa.html (diakses
pada tanggal 18-04-2018).

Verliany.2008.Emulsi Pada Koloid.online


http://verliany.wordpress.com/2008/03/16/27/(diakses pada tanggal 19-11-2014).

Anda mungkin juga menyukai