Prosedur Percobaan
Uji karbohidrat dilakukan dengan berbagai uji. Pengujian yang pertama dilakukan
dengan uji Molisch. Uji Molisch dilakukan dengan cara dipipet 5 ml larutan yang akan
diperiksa (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa dan pati) masing-masing ke dalam
tabung reaksi dan ditambah 2 ml pereaksi Molisch, dicampur merata, kemudian perlahan-
lahan ditambahkan melalui dinding tabung sebanyak 3 ml H2SO4.Warna violet (ungu) pada
batas kedua cairan menunjukan hasil yang positif, sedangkan warna hijau menunjukkan
reaksi negatif.
Pengujian yang kedua dilakukan uji Benedict. Uji Benedict dilakukan dengan cara
dipipet 5 ml pereaksi Benedict ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 8 tetes larutan bahan
yang akan diperiksa (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa dan pati). Campur dan
didihkan selama 5 menit. Dibiarkan sampai menjadi dingin. Warna biru menunjukkan tidak
adanya gula pereduksi.
Pengujian yang ketiga dilakukan uji Barfoed. Uji Barfoed dilakukan dengan cara
dipipet 1 ml pereaksi Barfoed dan 1 ml bahan yang akan diperiksa (glukosa, fruktosa,
sukrosa, laktosa, maltosa dan pati) masing-masing ke dalam tabung reaksi. Tabung tersebut
dipanaskan ke dalam air mendidih selama 3 menit dan dinginkan. Setelah itu dimasukkan 1
ml fosfomolibdat, dikocok dan diamati perubahan yang terjadi.
Pengujian keempat dilakukan uji Fermentasi. Uji fermentasi dilakukan dengan cara
20 ml dimasukkan larutan bahan percobaan dan 1 gram ragi roti ke dalam mortar. Kedua
bahan tersebut digerus sampai terbentuk suspensi yang homogen. Suspensi yang terbentuk
diisi ke dalam tabung fermentasi sampai bagian kaki yang tertutup terisi penuh oleh cairan
kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 360C dan diperiksa setiap selang 15 menit
sebanyak 3 kali pengamatan. ruangan gas pada kaki tabung yang terbentuk diukur
panjangnya.Untuk membuktikan bahwa gas yang terbentuk gas CO2 dilakukan penambahan
larutan NaOH ke dalam tabung fermentasi melalui kaki yang terbuka dan tutup mulut
tabung dengan ibu jari. Isapan pada ibu jari menunjukkan adanya gas CO2.
Hasil Pengamatan
Tabel 1 Pengamatan karbohidrat pada uji Molisch
Sampel Hasil (+/-) Warna yang terbentuk
Glukosa + Cincin ungu (atas) hijau (bawah)
Fruktosa + Cincin ungu kemerahan
Sukrosa + Violet
Laktosa + Cincin ungu (atas) hijau (bawah )
Maltosa + Cincin ungu (atas) cokelat kehijauan (bawah)
Pati + Cincin ungu (atas) hijau (bawah)
║ __SO3H
H2C─ ─────C───── ─OH
Fungsi asam sulfat pekat pada uji Molisch yaitu menghidrasi air pada monosakarida
sedangkan pada disakarida mengalami hidrolisis terlebih dahulu menjadi monosakarida
kemudian dihidrasi.
uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan merah bata karena
terbentuk hasil Cu2O. berukut reaksinya :
O O
║ Cu2+ asetat ║
R—C—H + ─────→ R—C—OH + Cu2O+ CH3COOH
n-glukosa E.merah
monosakarida bata
uji fermentasi, gas CO2 yang dihasilkan ragi lebih cepat terjadi pada monosakarida,
khususnya glukosa. Hal ini menunjukkan bahwa monosakarida lebih reaktif dari disakarida
ataupun polisakarida. Selain itu, Pati dan disakarida lainnya merupakan molekul yang
relatif lebih besar dibandingkan dengan monosakarida sehingga kemampuan ragi untuk
mencerna , mengubah pati tersebut menjadi etil alkohol dan karbon dioksida lebih banyak
memerlukan energi dan waktu yang lebih lama.
Adalah rangkaian reaksi pengubahan molekul glukosa menjadi asam piruvat dengan
menghasilkan NADH dan ATP.
Sifat – sifat glikolisis ialah:
a. Dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob
b. Dalam glikolisis terdapat kegiatan enzimatis dan AdenosineTrifosfat (ATP) serta
Adenosine Difosfat (ADP)
c. ADP dan ATP berperan dalam pemindahan fosfat dari molekul satu ke molekul lainnya.
Glukosa sebagai substrat dalam respirasi aerob (maupun anaerob) diperoleh dari hasil
fotosintesis.diawali dengan penambahan satu fosfat oleh ATPO terhadap glukosa, sehingga
terbentuk glukosa – 6 fosfat dan ATP menyusut menjadi ADP . peristiwa ini disebut
fosfolirasi yang berlangsung dengan bantuan enzim heksokinase dan ion Mg++ hasil akhir
dari fosfolirasi berupa fruktosa-1, 6-difosfat dan dari sinilah dimulai glikolisis.
Glikolisis dimulai dari perubahan fruktosa -1, 6-difosfat yang memiliki 6 buah atom C
diubah menjadi 3-difosfogliseral-dehida (dengan 3 buah atom C) dan dihidroksi-aseton-
fosfat. Pembongkaran ini dibantu oleh enzim aldolase.
Dihidroksi aseton fosfat kemudian menjadi 3- fosfogliseraldehida juga dengan pertolongan
enzim fosfitriosaisomerase.
Selanjutnya fosfogliseraldehida bersebyawa dengan suatu asam fosfat (H3PO4) dan
berubah menjadi 1,3 –disfosfogliseraldehida.
1,3 – difosfogliseraldehida berubah menjadi asam 1,3 –difosfogliserat dengan bantuan
enzimdehidrogenase. Peristiwa ini terjadi karena adanya penambahan H2.
Dengan bantuan enzim transfosforilase fosfogliserat serta ion – ion Mg++, asam 1,3-
difosfogliserat kehilangan satu fosfat sehingga berubah menjadi asam – 3 – fosfogliserat.
Selanjutnya asam – 3 – fosfogliserat menjadi asam – 2 – fosfogliserat karena pengaruh
enzim fosfogliseromutase.
Dengan pertolongan enzim enolase dan ion – ion Mg++, maka asam- 2-fosfofogliserat
melepaskan H2O dan menjadi asam -2-fosfoenolpiruvat.
Perubahan terakhir dalam glikolisisadalah pelepasan satu fosfat dari asam-2-
fosfoenolpiruvat menjadi asam piruvat. Enzim transfosforilase fosfopiruvat dan ion – ion
Mg++ membantu proses ini sedang ADP meningkat menjadi ATP.