Anda di halaman 1dari 5

Adapun watak tokoh dalam sebuah cerpen dibagi menjadi 4 yaitu:

1. Tokoh Protagonis: Adalah seorang tokoh yang memiliki sikap atau karakter baik. Biasanya
tokoh ini menjadi tokoh utama dalam sebuah cerpen.
2. Tokoh Antagonis: Adalah seorang tokoh yang memiliki sikap atau karakter jahat. Tokoh ini
juga termasuk tokoh utama setelah tokoh protagonis, dan tugas tokoh ini adalah menentang
tokoh protagonis.
3. Tokoh Tritagonis: Adalah seorang tokoh yang memiliki sikap atau karakter penengah. Atau
seorang tokoh yang bertugas menjadi penengah antara tokoh protagonis dengan tokoh
antagonis. Dalam sebuah cerpen tokoh ini memiliki sifat arif dan bijaksana.
4. Tokoh Figuran: Adalah seorang tokoh pembantu dalam sebuah cerpen. Dalam sebuah cerpen
tokoh ini bertugas untuk memberi warna tambahan. Tetapi tokoh ini tidak sering muncul
dalam jalannya cerita.

Unsur intrinsik cerpen yang selanjutnya adalah alur (plot). Alur merupakan rangkaian peristiwa yang
disampaikan penulis untuk membentuk sebuah cerita dalam cerpen. Dalam menyampaikan cerita,
pengarang harus menggunakan tahapan-tahapan alur seperti berikut.

1. Tahap Perkenalan: Tahap ini merupakan pembukaan cerita atau sebuah informasi awal.
Tahapan ini bisa berbentuk pengenalan tokoh dan pengenalan latar. Dan tahapan ini berfungsi
untuk melandasi cerita yang akan disampaikan pengarang dalam tahapan berikutnya.
2. Tahap Permunculan konflik: tahapan ini adalah tahap awal munculnya sebuah permasalahan.
Dan di sinilah pengarang memberikan gambaran awal tentang permasalah dalam cerita yang
dibuatnya.
3. Tahap Klimaks: Setelah melewati permunculan konflik tahap selanjutnya adalah klimaks.
Konflik-konflik yang diterima oleh tokoh utama akan memuncak pada tahapan ini. Biasanya
dalam tahapan ini tokoh utama mulai bingung dan sedih.
4. Tahap Peleraian: Konflik yang telah mencapai puncaknya mulai menurun pada tahapan ini.
Pengarang memberikan solusi atas permasalah yang ditimpakan kepada tokoh utama. Cara
pengarang memberikan solusi bisa dengan berbagai cara, misalnya dengan memunculkan
tokoh pembantu dam cerpen tersebut.
5. Tahap penyelesaian: Tahap ini merupakan Tahapan akhir dalam cerpen, yaitu penyelesaian
atas semua masalah dalam cerita. Dan biasanya tahapan ini merupakan kemenangan bagi
tokoh utama, yang berakhir dengan kesenangan atau kegembiraan.
Selain berupa tahapan-tahapan yang saya sebutkan diatas, alur juga memiliki tiga jenis yang berbeda.
Yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran. Seperti yang saya katakan diawal artikel kita juga
akan belajar tentang hal ini, langsung saja jenis-jenis alur sebagai berikut.

1. Alur Maju: Yang pertama adalah alur maju, seperti yang saja sebutkan diawal artikel. Alur maju
yaitu sebuah rangkaian cerita yang bergerak maju ke depan. Urutan alur maju, pengenalan,
permunculan masalah, klimaks, peleraian dan penyelesaian masalah.
2. Alur Mundur: Seperti namanya, alur mundur adalah rangkaian cerita yang bergerak mundur
kebelakang. Urutan alur mundur, pengenalan masalah, klimaks, peleraian penyelesaian masalah
dan pengenalan tokoh. Alur ini biasanya digunakan untuk bercerita tentang masa lalu.
3. Alur Campuran: Alur campuran adalah perpaduan antara alur maju dan alur mundur. Akan
tetapi alur ini jarang digunakan penulis untuk menulis sebuah cerpen. Alur ini biasa digunakan
penulis untuk membuat karya tulis yang panjang seperti novel.

Latar (setting)
Dalam sebuah cerpen latar merupakan sebuah keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana.
Unsur ini memiliki hubunngan yang sangat erat dengan tokoh dalam suatu peristiwa dalam cerita.
Untuk lebih jelasnya ada beberapa latar yang perlu kalian ketahui.

1. Latar Waktu: Latar waktu yaitu sebuah keterangan tentang kapan terjadinya peristiwa yang
dialami oleh para tokoh dalam cerpen. Latar waktu juga untuk menggambarkan tentang kapan
terjadinya cerita dalam cerpen tersebut. Contoh latar waktu misalnya siang, malam, pagi, masa
lalu atau menunjukkan pukul berapa.
2. Latar Tempat: Latar tempat merupakan keterangan tentang tempat-tempat dalam sebuah
cerpen. Dan semua tempat yang disinggahi atau disebutkan penulis dalam cerita dapat disebut
sebagai latar tempat. Contoh latar tempat, misalnya di rumah, di kamar, di sekolah dan semua
hal yang menunjukkan tempat.
3. Latar Suasana: Latar suasana merupakan keterangan tentang suasana yang tergambarkan
dalam sebuah cerpen. Latar suasana tergambarkan oleh perasaan para tokoh atau bisa juga
dengan skenario pengarang. Contoh latar suasana seperti senang, sedih, romantis, haru dan
lain sebagainya.

Amanat atau pesan


Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karangan yang
dibuatnya. Kebanyakan pengarang tidak menuliskan pesan ini di dalam karangannya. Namun
pembacalah yang menyimpulkan pesan yang terkandung dalam karangan tersebut.

Berikut adalah langkah-langkah unuk menentukan tema, latar, dan panokohan pada cerpen...

Tema

 Tema adalah ide dasar atau gagasan utama pengembangan cerita/ inti cerita.
 Tema = Judul
 Judul ≠ Tema
 Cara mencari tema :

1. Membaca seluruh cerita


2. Temukan pokok permasalahan yang menjadi konflik/ klimaks dalam cerita.

Latar

 Latar adalah tempat, waktu dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.
 Latar tempat : Lokasi terjadinya peristiwa.
 Latar waktu : Satuan waktu maupun keterangan waktu terjadinya peristiwa.
 Latar suasana : Keadaan yang meliputi sebuah peristiwa dalam cerita.
 Latar waktu ada 2 macam :

1. Satuan waktu : detik, menit, jam, hari, tanggal, pagi, siang, malam, dll.
2. Keterangan waktu : Kejadian yang mengiringi sebuah peristiwa. Contohnya : pulang
sekolah , aku mendengar ledakan keras di jalan.

Penokohan

 Penokohan adalah karakteristik/ ciri-ciri suatu tokoh dalam cerita.


 Teknik penokohan ada 2 :

1. Teknik penokohan Analitik(langsung)


2. Teknik penokohan Dramatik(tak langsung)
 Nama
 Dialog
 Ciri fisik
 Tingkah laku
 Tanggapan tokoh lain

Langkah dalam menentukan tema suatu cerpen adalah dengan:


- membaca dari awal sampai tuntas
- menyimpulkan cerita pada cerpen
- menentukan inti cerita pada cerpen.. itulah yang dinamakan tema..

Contoh:
Dalam cerita si kancil mencuri ketimun, temanya adalah mencuri itu perbuatan tidak
baik.
Menurut Shipley, tema dapat dibedakan menjadi lima jenis tema, yaitu :
1. Tema Jasmaniah
Tema jasmaniah merupakan tema yang berhubungan atau pun terfokus pada permasalahan kondisi
fisik manusia. Model tema ini biasanya menyangkut beberapa hal yang ada di dalam tubuh manusia
seperti molekul, jasad, perasaan, tubuh, dan zat. Beberapa contoh tema yang jasmaniah adalah
mengenai perasaan cinta.
2. Tema Sosial
Tema sosial merupakan tema yang berkaitan erat dengan berbagai macam hal yang berbau urusan
sosial. Dalam tema ini, pengarang cerita biasanya menjelaskan berbagai macam hal yang berkaitan
dengan urusan kehidupan masyarakat, interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya,
permasalahan sosial, dan berbagai macam tema lainnya.
3. Tema Ketuhanan
Tema Ketuhanan merupakan tema yang berkaitan erat dengan kekuasaan Tuhan yang tampak
dalam setiap aktivitas manusia. Model tema ini biasanya dijabarkan oleh pengarang cerita dengan
menunjukkan berbagai macam hal – hal magis yang berada di luar akal manusia seperti kejadian
kiamat, keajaiban penyembuhan penyakit, dan berbagai macam tema lainnya.
4. Tema Organik
Tema organik merupakan tema yang mencakup berbagai macam hal yang berhubungan erat dengan
moral dasar manusia seperti hubungan antar pria dan wanita, nasihat, dan berbagai macam tema
lainnya.
5. Tema Egoik
Tema egoik merupakan tema yang berkaitan erat dengan sifat ego manusia. dalam tema ini,
pengarang cerita biasanya menonjolkan tema dengan berbagai macam bentuk cerita seperti
keserakahan atau pun ketamakan manusia.

Tema adalah pokok permasalahan sebuah cerita, gagasan sentral, atau dasar cerita.

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam
membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah
penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat.
Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki
sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal
yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan
memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.

Alur dan Pengaluran


Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga
menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh.

Alur terdiri atas beberapa bagian :


(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.
(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran
dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya
pencabangan cerita.
Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya,
pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu
dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan
waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang
melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang
melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik
(backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.

Plot

Plot merupakan unsur fiksi yang terpenting di antara unsur fiksi yang lain. Plot adalah cerita yang
berisi urutan kejadian, tiap kejadian itu dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu
disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

Tahapan plot
a. Tahap situasional atau tahapan penyituasian, yaitu tahap pelukisan dan pengenalan situasi dan
tokoh cerita.
b. Tahap generating circumstances atau tahap pemunculan konflik yaitu peristiwa-peristiwa yang
menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan.
c. Tahap rising action atau tahap peningkatan konflik, konflik semakin
berkembang kadar intensitasnya.
d. Tahap dimax atau tahap klimaks, yaitu pertentangan yang terjadi, yang ditetapkan kepada para
tokoh mencapai titik intensitas puncak.
e. Tahap denouement atau tahap penyelesaian, yaitu ketegangan yang memuncak dikendorkan.

Jenis plot menurut urutan waktu


a. Plot kronologis, plot lurus atau progresif, jika peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh
peristiwa-peristiwa yang kemudian.
b. Plot bolak-balik, mundur, flash back atau regresif yaitu cerita yang diawali tahap tengah atau
tahap akhir baru tahap awal.

Plot berdasarkan jumlahnya


a. Plot tunggal, yaitu sebuah cerita yang hanya memiliki satu plot saja. Sebuah cerita hanya
menampilkan seorang tokoh protagonis.
b. Plot ganda, yaitu sebuah cerita terdapat lebih dari satu plot, dalam cerita ada plot utama dan plot
tambahan.

Plot berdasarkan kriteria isi


a. Plot peruntungan, yaitu plot yang berhubungan dengan nasib yang menimpa tokoh utama.
b. Plot tokohan, yaitu plot yang lebih banyak menyoroti keadaan tokoh daripada kejadian-kejadian
yang ada.
c. Plot pemikiran, yaitu plot yang mengungkapkan sesuatu yang menjadi bahan pemikiran,
keinginan, perasaan, obsesi kehidupan pelaku.

Latar

1. Tempat waktu ataupun suasana terjadinya peristiwa yang dialami dalam cerpen tersebut.
(http://mystorydno.blogspot.com/2009/02/d-latarsetting.html)

2. Sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. (Abrams, 1981:175).

3. Latar merupakan background sebuah cerita, tempat kejadian, daerah penuturan atau wilayah
yang melingkupi sebuah cerita.
(http://www.noviasyahidah.com/hanya-teori-kepenulisan-latar-setting)

4. Tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana
berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
(http://www.crayonpedia.org/mw/Menjelaskan_Unsur_-_Unsur_Intrinsik_Cerpen_12.1)

5. Tempat dan waktu (di mana dan kapan) suatu ceritera terjadi. Yang harus
diperhatikan dalam latar adalah tidak hanya segi fisik dari latar itu. Latar sebenarnya memberikan
informasi yang sangat penting tentang keadaan masyarakat dimana ceritera itu terjadi pada waktu
itu.
(http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080531085038AARSBiq)

6. Segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan
situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. (Abdurrosyid, 2009)

Macam-macam Latar

1. Latar Tempat
Latar tempat menggambarkan lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita.
Penggambaran latar tempat ini hendaklah tidak bertentangan dengan realita tempat yang
bersangkutan, hingga pembaca (terutama yang mengenal tempat tersebut) menjadi tidak yakin
dengan apa yang kita sampaikan.

2. Latar Waktu
Latar Waktu menggambarkan kapan sebuah peristiwa itu terjadi. Dalam sebuah cerita sejarah, hal ini
penting diperhatikan. Sebab waktu yang tidak konsisten akan menyebabkan rancunya sejarah itu
sendiri. Latar waktu juga meliputi lamanya proses penceritaan

3. Latar Sosial
Latar sosial mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kondisi tokoh atau masyarakat yang
diceritakan dalam sebuah cerita. Termasuk di dalamnya adat istiadat, keyakinan, perilaku, budaya,
dan sebagainya. Latar sosial sangat penting diketahui secara benar sebagaimana latar tempat,
sebab hal ini berkaitan erat dengan nama, bahasa dan status tokoh dalam cerita.

4. Latar Emosional
Latar emosional lebih sering muncul saat membangun konflik, hingga ia memiliki peran yang sangat
penting dalam sebuah cerita. Ada cerita yang secara keseluruhan hanya bercerita tentang konflik
emosi seorang tokoh, hingga latar cerita pun total berupa emosi. Latar emosi ini biasanya terbaca
melalui dialog-dialog, perenungan dan kecamuk perasaan si Tokoh.

Unsur Instrinsik Cerpen Singkat Persahabatan


Setelah kita membaca contoh cerpen tentang persahabatan diatas, kita dapat menyimpulan unsur intrinsiknya yang
terdiri dari:
1. Tema : Persahabatan.
2. Tokoh : Tiyas, Papa Tiyas, Mama Tyas dan Dwi.
3. Watak :Tiyas Suka Menolong, Dwi tidak suka membebani orang lain, Papa Tiyas Baik hati dan
ramah, Mama Tiyas : Peduli.
4. Alur : Maju.
5. Latar :Tempat - Rumah Tiyas, Rumah Dwi.
6. Waktu : Siang Hari.
7. Suasana : Mengharukan.
8. Sudut pandang : Orang Pertama.
9. Amanat : Sebagai makluk tuhan kita harus saling tolong menolong Dan Berbagi kepada sesama.

Anda mungkin juga menyukai