Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman seperti ini, fasilitas dalam dunia pendidikan yang dapat


menunjang perkembangan kecerdasan melalui pembelajaran sangat dibutuhkan
oleh peserta didik. Pola dan cara pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik ke
peserta didik terdahulu dinilai lebih efisien dan cenderung lebih berhasil
dibandingkan pada saat ini. Hal tersebut dapat dilihat dari segi konteks
penangkapan materi yang diajarkan serta didikan orang dulu menghasilkan orang
– orang yang sukses, dibandingkan orang zaman sekarang yang lebih
membudayakan segala sesuatunya ingin praktis, karena adanya perkembangan
IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin maju membuat peserta
didik lebih malas untuk menuangkan karya tulisan dan kecerdasannya.

Pendidikan di bumi pertiwi berfungsi sebagai wahana transformasi


budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi selama lima puluh tahun perkembangan
pendidikan di Indonesia. Dalam sistem pendidikan nasional, kita mengenal
adanya tiga komponen utama pendidikan, yakni peserta didik, pengajar, dan
kurikulum. Di samping komponen di atas terdapat komponen lainnya, seperti
sarana dan prasarana pendidikan, lingkungan keluarga yang dimulai dari keluarga,
masyarakan, pergaulan dalam bertukar fikiran yang dapat menunjang kecerdasan,
dan peranan negara dalam menyelenggarakan pendidikan. Keseluruhan
komponen pendidikan saling bekerja sama dalam serta saling terkait secara
terpadu dengan komponen lainnya. Meski pendidik menjadi salah satu faktor
utama yang dapat membina kecerdasan peserta didik yang pada hakikatnya untuk
mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Pendidikan di negeri tercinta
Indonesia, kita telah memiliki tiga undang – undang yang mengatur tentang
sistem pendidikan nasional. Ketiga undang – undang sistem pendidikan nasional
tersebut adalah 1) Undang – undang Nomor 4 Tahun 1950 jo. UU Nomor 12
2

Tahun 1954, 2) Undang – undang Nomor 2 1989, dan 3) Undang – undang


Nomor 20 Tahun 2003. Undang – undang sistem pendidikan nasional yang
pernah digunakan dalam menyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejak
kemerdekaan tahun 1945 sampai dengan saat ini.

Arti penting dari tujuan pendidikan bagi peserta didik adalah mencetak
kualitas yang diharapkan sehingga dapat tercapai apa yang diperlukan. Penentuan
dalam keberhasilan dilihat sebagai proses pribadi manusia yang berkualitas, tanpa
mengesampingkan peranan unsur – unsur dalam pendidikan. Tujuan utama dalam
mendidik peserta didik yaitu yang menjadikan moral sebagai basis rohaniah yang
amat fital dalam setiap peradaban bangsa dan menjadi panduan dalam
menerapkan ilmu. Berdasarkan paparan diatas jelas sekali terlihat bahwa penting
sekali untuk memperhatikan tujuan dari pendidikan, sebab dari sinilah mau
kemana peserta didik akan dibawa dan diarahkan. Dengan menggunakan konsep,
ragam (IQ, EQ, dan SQ) yang menjadikan panduan kita dalam membuat strategi
pembelajaran yang akan memfasilitasi pengembangan kecerdasan peserta didik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kecerdasan ?


2. Bagaimana menjelaskan konsep dan ragam kecerdasan dalam (IQ, EQ, dan
SQ) ?
3. Sebutkan macam – macam kecerdasan dalam belajar ?
4. Bagaimana strategi dalam belajar untuk meningkatkan kecerdasan peserta
didik?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui cara memfasilitasi perkembangan kecerdasan peserta didik


melalui pembelajaran
3

2. Dapat memahami dalam memilih konsep dari ragam kecerdasan (IQ, EQ, dan
SQ) sebagai penunjang pembelajaran
3. Mengetahui dan memahami intelektual seseorang dalam menunjang
kecerdasan peserta didik
4. Menanggapi permasalahan perkembangan kecerdasan peserta didik
4

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Teori Intelegensi

2.2.1 Teori Intelegensi Menurut Howard Gardner

Teori kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence atau MI) merupakan


istilah yang relatif baru yang dikenalkan oleh Howard Gardner. Jasmine
(2007: 5) menjelaskan bahwa “Teori tentang Kecerdasan Majemuk (KM)
adalah salah satu perkembangan paling penting dan paling menjanjikan
dalam pendidikan dewasa ini”. Teori KM didasarkan atas karya Howard
Gardner, pakar psikologi perkembangan, yang berupaya menciptakan teori
baru tentang pengetahuan sebagai bagian dari karyanya di Universitas
Harvard. Gardner berkenaan dengan teori tersebut, yaitu Frame of Mind
(1983) menjelaskan ada delapan macam namun dikembangkan lagi
menjadi sembilan kecerdasan manusia yang meliputi bahasa (linguistic),
musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial
(spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal
(intrapersonal), interpersonal (interpersonal), dan naturalis (naturalits).
Berikut ini dijelaskan secara ringkas satu persatu dari bentuk-bentuk
kecerdasan yang dimaksud oleh Gardner.

1) Kecerdasan Bahasa (Linguistic)


Kecerdasan bahasa erat hubungannya dengan keterampilan
orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan. Shearer (2004: 4)
menjelaskan bahwa “Ciri utama dari kecerdasan bahasa meliputi
kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif dalam membaca,
menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa penting sekali untuk
memberikan berbagai penjelasan, deskripsi, dan ungkapan ekspresif”.
Banyak orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol mempunyai
5

kemampuan dalam bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi


(Gardner, 2003). Gardner percaya para penyair dan penulis berbakat
mempunyai pemahaman yang kuat tentang semantik (arti kata-kata),
fonologi (bunyi bahasa), pragmatik (penggunaan bahasa), dan sintaksis
(kaidah bahasa) dalam menggunakan kata-kata dan gagasan uniknya.
Komponen lain dari kecerdasan bahasa adalah memori lisan
(verbal memory). Gardner (2003) menjelaskan bahwa “Kemampuan
untuk mengingat informasi seperti daftar-daftar lisan yang panjang
merupakan bentuk lain dari kecerdasan bahasa”. Oleh karena kekuatan
memori lisan, maka mengingat dan mengulangi kata-kata yang panjang
menjadi mudah bagi orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol.
Bagi orang yang kuat memori lisannya maka gagasan mengalir dengan
konstan hal ini disebabkan mereka mempunyai banyak kata-kata di
dalam memori lisannya. Tanpa menghiraukan bagian khusus dari
kekuatan memori lisan, penekanan terjadi baik pada bahasa tulis
maupun bahasa lisan dalam kecerdasan bahasa (Gardner, 2003).
Ciri – cirinya :
1. Anda senang bermain menggunakan kata – kata. Seperti anda
menikmati puisi dan mendengarkan cerita.
2. Anda membaca apa saja seperti buku, majalah, Koran dan bahkan
label produk.
3. Anda merasa mudah dan percaya diri dalam mengekspresikan diri
anda baik secara lisan maupun tulisan.

2) Kecerdasan Musik (Musical)


Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia dibanding
kecerdasan lain adalah bakat musik. Shearer (2004 : 4) menjelaskan
bahwa “Kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada,
irama, dan warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan
bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi
6

musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik”. Agar dapat dikatakan


menonjol pada kecerdasan musik maka seseorang harus mempunyai
kemampuan auditorial dengan baik (Gardner, 2003). Kemampuan
auditorial tidak hanya menjadikan seseorang mampu mendengar dan
merangkai musik saja, juga seseorang mampu mengingat pengalaman
bermusik. Gardner (2003 : 102) juga menjelaskan bahwa “Kemampuan
bermusik berhubungan dengan memori suara. Sekian persen dari apa
yang didengar seseorang akan masuk dalam alam bawah sadarnya dan
menjadi bagian pokok dari daya ingatnya”. Musik sering dimasukkan
dalam ranah kecerdasan karena merupakan komponen memori.
Pesinetron dan pengarang lagu adalah contoh orang-orang yang
memiliki kecerdasan musik yang menonjol.
Ciri – cirinya :
1. Anda dapat memainkan berbagai jenis alat musik.
2. Anda dapat bernyanyi sesuai tinggi dan rendahnya kunci nada.
3. Biasanya anda lebih cepat menghafal irama dalam mendengarkan
beberapa kali saja.
4. Anda mengikuti irama musik yang didengar dan tanpa disadari jari
– jari tangan mengetuk – ngetukkan sesuai irama.

3) Logika Matematika (Logical Mathematical)


Bentuk lain dari kecerdasan manusia adalah kecerdasan logika-
matematika. Shearer (2004: 4) menyatakan bahwa “Kecerdasan logika-
matematika meliputi keterampilan berhitung juga berpikir logis dan
keterampilan pemecahan masalah”. Matematikawan bukanlah satu-
satunya ciri orang yang menonjol dalam kecerdasan logika-matematika.
Siapapun yang dapat menunjukkan kemampuan berhitung dengan
cepat, menaksir, melengkapi permasalahan aritmetika, memahami atau
membuat alasan tentang hubungan-hubungan antar angka,
menyelesaikan pola atau melengkapi irama bilangan, dan membaca
7

penanggalan atau sistem notasi lain sudah merupakan ciri menonjol


dari kecerdasan logika-matematika (Gardner, 2003).
Ciri – cirinya :
1. Anda senang bekerja dengan angka dan dapat melakukan
perhitungan mental (mencongak).
2. Anda tertarik dengan kemajuan teknologi dan gemar melakukan
percobaan untuk melihat cara kerja sesuatu hal.
3. Anda merasa mudah melakukan perencanaan keuangan. Anda
menetapkan target dalam bentuk angka dalam bisnis dan hidup
anda.
4. Anda senang menyiapkan jadwal perjalanan secara terperinci. Anda
sering menyiapkan, memberi nomor dan menetapkan suatu daftar
kerja (to-do-list).
5. Anda senang dengan permainan, puzzle atau sesuatu yang
membutuhkan kemampuan berpikir logis dan statistis seperti
permainan cheker atau catur.

4) Kecerdasan Visual-Spasial (Visual-Spatial Intelligence)


Kecerdasan ruang kadang-kadang disebut juga dengan
kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-
kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-
gambaran mental dan ungkapan artistik (Shearer, 2004). Gardner (2003
: 173) mengakui bahwa “Pusat bagi kecerdasan ruang adalah kapasitas
untuk merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan
transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas pengelihatan,
dan mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual,
bahkan sampai pada ketidakhadiran dari stimulus fisik yang
berhubungan dengan pengalaman visualnya”. Ada banyak profesi atau
ciri orang yang memerlukan kecerdasan ruang seperti, seorang pelaut
memerlukan kemampuan untuk mengemudikan perahunya dengan
8

bantuan peta; seorang arsitek dapat memanfaatkan sepetak ruang untuk


membuat bangunan, dan seorang gelandang harus mampu
memperkirakan seberapa jauh penyerang dapat menerima operan bola
(Checkley, 1997). Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan
objek dan ruang yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri – cirinya :
1. Anda menyukai seni, menikmati lukisan dan patung. Anda
memilkicitra rasa yang baik akan warna.
2. Anda cenderung menyukai pencatatan secara visual dengan
menggunakan kamera atau handycam.
3. Anda bisa menulis dengan cepat saat anda mencatat atau berpikir
mengenai sesuatu. Anda dapat menggambar dengan cukup baik.
4. Anda merasa mudah membaca peta atau melakukan navigasi, anda
memilki kemampuan mengerti arah yang baik.
5. Anda menikmati permainan seperti puzzle.

5) Kecerdasan Kinestetik-Tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)


Suatu kecerdasan yang sangat aktif yang dianugrahkan pada
manusia adalah kecerdasan kinestetik-tubuh. Shearer (2004: 5)
menjelaskan bahwa “Kecerdasan kinestetik menyoroti kemampuan
untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian dari badan) dalam
membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian, akting)
maupun aktivitas bertujuan (atletik)”. Penari dan perenang merupakan
contoh dalam mengembangkan penguasaan gerak badan mereka sesuai
gerakan khusus. Ada juga kemampuan menggerakkan objek dengan
gerakan kompleks, seperti pemain basebal dan pemain musik. Semua
orang dengan kecerdasan kinestetik-tubuh yang menonjol mampu
menggunakan otot-ototnya untuk mengendalikan gerak badannya,
memiliki koordinasi tangan-mata, dan mampu menggerakkan objek
9

untuk melengkapi sejumlah gerak kompleks atau mengatur sebuah


pesan (Gardner, 1983).
Ciri – cirinya :
1. Anda gemar berolahraga atau melakukan kegiatan fisik.
2. Anda cakap dalam melakukan sesuatu seorang diri.
3. Anda senang memikirkan persoalan sambil aktif dalam kegiatan
fisik seperti berjalan atau lari.
4. Anda tidak keberatan jika diminta untuk menari.
5. Setiap kali anda pergi ke pusat hiburan atau permainan, anda
senang dengan permainan yang sangat menantang dan
“mengerikan” secara fisik seperti menaiki jet coster.

6) Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)


Ada dua kecerdasan yang berhubungan dengan perasaan diri
sendiri. Pertama kecerdasan pribadi yang berhubungan dengan aspek
internal dari seseorang. Hal itu disebut dengan kecerdasan
intrapersonal. Shearer (2004: 6) menjelaskan bahwa “Fungsi penting
dari kecerdasan intrapersonal ialah meliputi penilaian-diri yang akurat,
penentuan tujuan, memahami-diri atau instropeksi, dan mengatur emosi
diri. Jika seseorang sudah memiliki kecerdasan intrapersonal yang kuat
maka ia mampu memahami dirinya sebagai pribadi, apakah
menyangkut potensi dirinya, bagaimana ia mereaksi terhadap berbagai
hal, dan apa yang menjadi cita-citanya (Checkley, 1997). Dengan
kecerdasan intrapersonal yang baik diharapkan setiap orang mampu
membuat keputusan dan menentukan perilakunya tanpa harus selalu
diarahkan dari orang lain.
Ciri – cirinya :
1. Anda senang bekerja sama dengan orang lain dalam suatu
kelompok atau komite.
2. Anda lebih suka belajar kelompok dari pada belajar sendiri.
10

3. Orang sering kali datang kepada anda untuk meminta nasihat.


4. Anda adalah orang penuh simpati.
5. Anda lebih suka team sport seperti basket, soffball, sepak bola dari
pada individual seperti renang dan lari.

7) Kecerdasan Interpesonal (Interpersonal Intelligence)


Kecerdasan kedua yang berhubungan dengan orang dan
pemahaman terhadap diri sendiri merupakan hubungan interpersonal.
Kecerdasan interpersonal, sebagai sisi lain dari kecerdasan
intrapersonal, sangat berhubungan dengan kemampuan untuk
memahami orang lain. Shearer (2004: 6) menyatakan bahwa
“Kecerdasan interpersonal mendorong keberhasilan seseorang dalam
mengatur hubungan antar individu. Dua keterampilan pokok itu
merupakan kemampuan untuk mengenali dan menerima perbedaan
antar individu dan kemampuan untuk mengenali emosi, suasana hati,
perspektif, dan motivasi orang”. Contoh profesi yang pekerjaan sehari-
harinya berhadapan dengan orang, seperti guru, dokter, polisi, atau
pedagang perlu lebih trampil dalam kecerdasan interpersonal supaya
lebih berhasil di tempat kerja (Checkley, 1997). Namun hal itu jauh
lebih sulit bagi beberapa orang yang bekerja bersama orang lain di
mana mereka tidak bisa memahami atau dengan siapa mereka tidak bisa
berhubungan.

Ciri – cirinya :
1. Anda memiliki buku harian untuk mencatat pikiran anda yang
sangat dalam dan pribadi.
2. Anda serimg menyendiri untuk memikirkan dan memecahkan
masalah itu sendiri.
3. Anda menetapkan tujuan anda.
11

4. Anda adalah seorang pemikir independen (mandiri). Anda tahu


pikiran anda dan anda memutuskan sendiri keputusan anda.
5. Anda mempunyai hobi atau kesenangan yang bersifat pribadi yang
tidak banyak anda bagikan atau ungkapkan kepada orang lain.

8) Kecerdasan Naturalis (Naturalist)


Lama sekali setelah Gardner menulis bukunya, Frames of
Mind, ia menemukan bentuk kecerdasan yang lain. Bentuk kecerdasan
kedelapan yang dimaksud oleh Gardner adalah kecerdasan naturalis.
Shearer (2004: 6) menjelaskan bahwa “Orang yang menonjol dalam
kecerdasan naturalis menunjukkan rasa empati, pengenalan, dan
pemahaman tentang kehidupan dan alam (tanaman, hewan, geologi)”.
Ada banyak bidang pekerjaan yang menghendaki bakat naturalis,
seperti petani, ilmuwan, ahli tanah, dan orang yang berciri khas
mengamati perilaku alam (Shearer, 2004). Walaupun ada banyak
bidang pekerjaan yang memerlukan kekuatan kecerdasan naturalis,
banyak orang dapat memiliki kekuatan kecerdasan naturalis dengan
pemahaman sederhana dan memahami hakikat alam.
Sejak buku Gardner diterbitkan tahun 1983, para pendidik telah
mendiskusikan dengan antusias cara mempertimbangkan pengunaan
berbagai KM di dalam kelas (Osburg, 1995). Dengan mengadopsi
penggunaan dari KM di dalam kelas, dan guru memiliki perspektif KM
pada materi pelajaran, maka guru dapat melihat adanya satu perbedaan
dalam gaya mengajar mereka, kurikulum sebagai suatu keseluruhan,
dan organisasi kelas (Shearer, 2004). Ketika guru dapat benar-benar
memandang perbedaan dalam intelektual manusia, mereka akan
mempunyai cara-cara efektif untuk mendidik para siswa di dalam kelas
(Gardner, 2003). Menggunakan KM dalam pembelajaran merupakan
satu alat efektif yang dapat membantu mencapai tujuan pendidikan
(Hopper dan Hurray, 2000). Karena ada delapan kompetensi intelektual
12

di dalam otak, maka guru dapat menyertakan beberapa cara baru dan
berbeda tentang pendekatan tugas yang menggunakan satu atau lebih
dari kombinasi KM.
Ciri – cirinya :
1. Anda senang memelihara atau menyukai hewan.
2. Anda dapat mengenali dan membedakan nama berbagai jenis
pohon, bunga dan tanaman.
3. Anda tertarik dan memilki pengetahuan yang cukup mengenai
bagaimana tubuh bekerja dimana letak organ tubuh yang penting-
dan anda mengerti akan kesehatan.
4. Anda tahu jalur atau jalan setapak, sarang burung dan hewan liar
lainnya saat anda berjalan di alam dan anda bisa “membaca” cuaca.
5. Anda dapat membayangkan diri anda sebagai seorang petani atau
mungkin anda suka memancing.

Menurut penulis, teori mengenai kecerdasan peserta didik melalui berbagai


kemampuan yang di kemukakan oleh Howard Gardner yang ditelaah dalam teori-nya
yaitu kecerdasan majemuk memang telah memberikan gambaran bagaimana cara
dalam membentuk kecerdasan peserta didik yang baik, namun tidak semua peserta
didik yang dapat atau mampu dalam mengembangkan kemampuannya secara
keseluruhan, tetapi peserta didik didorong untuk memiliki beberapa kemampuan
tersebut walaupun itu tidak semuanya dimiliki.
13

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Kecerdasan


1. Menurut Howard Gardner
kecerdasan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki individu yang dapat
berkembang secara alami dan dapat pula dikembangkan melalui
pembelajaran dan pengalaman. Ini berarti lingkungan dapat berperan
dalam membantu individu untuk mengembangkan kemampuannya.
Aspek Kecerdasan (Klasifikasi Kecerdasan) terdapat Delapan aspek
kecerdasan yang dikemukakan Gardner yaitu
1. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)
2. Kecerdasan Logika Matematis (logical mathematical intelligence).
3. Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence)
4. Kecerdasan Kinestetis Jasmani (Bodily Kinesthetic Intelligence)
5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
6. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
7. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
8. Kecerdasan Naturalis (Naturalis Intelligence)

2. Menurut Gottfredson .
mengemukakan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan mental yang
bersifat umum, yang diantaranya sebagai kemampuan untuk menelaah (to
reason), merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak,
mengemukakan ide-ide, belajar cepat dan belajar dari pengalaman

Pengertian Kecerdasan
3. Menurut Lazear
Menyatakan bahwa seseorang yang cerdas adalah:
14

1) Mereka yang dapat memecahkan permasalahan yang mereka hadapi


dalam hidupnya,
2) Mereka yang dapat menghadapi berbagai tantangan hidup dengan
kreatif
3) Mereka yang dapat menghasilkan berbagai hal bermanfaat bagi dirinya
dan orang lain.
Lazear menambahkan dari definisi awal Gardner, bahwa kecerdasan itu
adalah jalan/cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apa-apa yang
kita ketahui, pahami, pelajari, bagaimana memproses informasi, dan
memperoleh knowlodge

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kecerdasan adalah semua daya atau
kemampuan yang dapat berkembang melalui pembelajaran yang terdiri dari
delapan aspek kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika
matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetis jasmani, kecerdasan
musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan
naturalis.

3.2 Konsep dan ragam kecerdasan dalam (IQ, EQ, dan SQ)
3.2.1 Hakekat IQ, EQ, SQ
a. Hakekat IQ
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk
bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu,
inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus
disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
15

b. Hakekat SQ
SQ adalah potensi anugrah Tuhan yang dimiliki setiap manusia
sejak lahir bersamaan dengan potensi-potensi manusiawi lain yaitu
PQ (physical quotient = kecerdasan ragawi), EQ (emotional
quotient = kecerdasan emosi) dan IQ (intelectual quotient =
kecerdasan intelektual). Sejak ruh ditiupkan ke janin di rahim
seorang ibu, pada saat itulah manusia sudah memiliki potensi SQ
yang diberikan Tuhan. Potensi itu akan dibawa terus dalam
kehidupannya.

c. Hakekat EQ
EQ adalah istilah baru yang dipopulerkan oleh Daniel Golleman.
Berdasarkan hasil penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman
(1995) berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki dua potensi
pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional. Pikiran
rasional digerakkan oleh kemampuan intelektual atau “Intelligence
Quotient” (IQ), sedangkan pikiran emosional digerakkan oleh
emosi.

3.2.2 Perbedaan IQ, SQ, EQ


a. Kecerdasan Intelektual (IQ)
Ialah kemampuan kita untuk mengolah dan berfikir kognitif.
Kecerdasan yang terukur dengan angka-angka sejak kita di bangku
sekolah hingga kuliah, adalah kecerdasan intelektual. Kecerdasan
inilah merupakan kemampuan yang diolah pada otak sebelah kiri
kita

b. Kecerdasan Spiritual (SQ)


Merupakan kemampuan kita untuk berahlak mulia dan mengenal
siapa diri kita dan Tuhan kita. Jadi SQ bukan hanya kemampuan
16

menjalankan shalat atau membaca Al-Qur’an semata, tapi


bagaimana semua ibadah yang kita laksanakan dapat dimaknai dan
diaplikasikan dalam kehidupan kita, artinya bagaimana perilaku
kita adalah merupakan cerminan dari ibadah yang telah kita
laksanakan. Sehingga kita menjadi manusia yang dicintai oleh
Tuhan dan mahluk-Nya.

c. Kecerdasan Emosional (EQ)


Adalah kemampuan kita untuk dapat mempengaruhi dan diterima
orang lain dengan baik. Kecerdasan emosional mencakup
pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan
untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi,
kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak
melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga
agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk
membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk
memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk
menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan
sekitarnya.

3.2.3 Manfaat IQ, SQ, EQ


a. Intelligence Quotient (IQ)
IQ (Intelligence Quotient) .adalah kemampuan atau kecerdasan
yang didapat dari hasil pengerjaan soal-soal atau kemampuan
untuk memecahkan sebuah pertanyaan dan selalu dikaitkan dengan
hal akademik seseorang. Banyak orang berpandangan bahwa IQ
merupakan pokok dari sebuah kecerdasan seseorang sehingga IQ
dianggap menjadi tolak ukur keberhasilan dan prestasi hidup
seseorang. Padahal IQ hanyalah satu “kemampuan dasar”.
b. Emotional Quotient (EQ)
17

EQ (Emotional Quotient) / kecerdasan emosi merupakan


kemampuan untuk mengelola emosi atau perasaan. EQ masih
berorientasi pada kebendaan. Tingkat EQ dapat meningkat
sepanjang kita masih hidup. Kecerdasan Emosional (EQ) justru
lebih mungkin untuk dipelajari dan dimodifikasi kapan saja dan
oleh siapa saja yang berkeinginan untuk meraih sukses atau
prestasi hidup
c. Spiritual Quotient (SQ)
SQ (Spiritual Qoutient) / kecerdasan spiritual dapat dikatakan
sebagai penggabungan antara IQ dan EQ. SQ merupakan
kemampuan untuk mengenal siapa dirinya secara lahir dan bathin
dan mengenal bahwa ada kekuasaan yang melebihi dari apa pun di
dunia ini yaitu Sang Pencipta. Spiritual Quotient (SQ) adalah
kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan
kecerdasan tertinggi dalam diri kita.
3.2.3 Macam – macam kecerdasan dalam belajar
1. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)
Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan linguistik adalah
kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan gagasan
tentang dirinya dan memahami orang lain serta untuk mempelajari
kata-kata baru atau bahasa lain. Sedangkan Armstrong memerinci
lebih lanjut bahwa kecerdasan linguistik meliputi kemampuan
menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun
secara tertulis.
Lazear yang mengemukakan bahwa kecerdasan linguistik berkaitan
dengan puisi, cerita (dongeng) dan pembuatannya, humor dan
bermain kata, termasuk juga metapora, peribahasa dan analogi
termasuk juga belajar tata bahasa dan sintak secara lisan maupun
tulisan.
18

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, dapat


dinyatakan bahwa kecerdasan linguistik adalah kemampuan yang
tergambar melalui ciri-ciri, yaitu:
a. mudah mendengar dan merespon setiap suara dan ungkapan kata
b. mudah menirukan suara, bahasa, membaca, dan menulis
c. belajar melalui menyimak, membaca, menulis dan diskusi
d. menyimak, memahami, menguraikan, menafsirkan dan mengingat
apa yang diucapkan
e. memahami, meringkas, menafsirkan atau menerangkan, dan
mengingat apa yang telah dibaca
f. berbicara kepada berbagai pendengar, berbagai tujuan, dan
mengetahui cara berbicara secara sederhana, fasih, persuasif, atau
bergairah pada waktu-waktu yang tepat
g. menulis, memahami dan menerapkan aturan-aturan tata bahasa,
ejaan, tanda baca, dan menggunakan kosakata
h. mempelajari bahasa lainnya
i. membuat tulisan, puisi, bercerita, debat, berbicara, menulis atau
menyunting
j. menciptakan bentuk-bentuk bahasa baru atau karya tulis orisinil
atau komunikasi oral.
2. Kecerdasan Logika Matematis (logical mathematical intelligence)
Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan logika matematis adalah
kemampuan untuk memahami dasar-dasar operasional yang
berhubungan dengan angka dan prinsip-prinsip serta kepekaan melihat
pola dan hubungan sebab akibat serta pengaruh.
Armstrong mengemukakan kecerdasan logika matematis berkenaan
dengan kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan
penalaran yang benar.
Lazear mengemukakan kecerdasan logika matematis diperlihatkan
sebagai pola berpikir yang bervariasi yang digunakan dalam kehidupan
19

sehari-hari seperti pembuatan daftar, prioritas untuk menghasilkan


sesuatu dan suatu perencanaan untuk masa depan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan
bahwa kecerdasan logika matematis adalah kemampuan yang memiliki
cirri-ciri, seperti mudah :
a. melakukan operasional angka seperti menghitung
b. membuat ulasan berdasarkan penalaran
c. mengurutkan
d. berpikir sebab akibat
e. merumuskan hipotesis
f. merumuskan keteraturan konseptual atau pola numeric
g. merumuskan pandangan hidup yang rasional.

3.Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence)


Gardner menyatakan bahwa kecerdasan spasial adalah kemampuan untuk
membentuk suatu gambaran mental tentang tata ruang atau menghadirkan
dunia mengenai ruang secara internal di dalam pikirannya (mind).
Lazear mengemukakan bahwa kecerdasan spasial berkenaan dengan daya
imajinasi yang ditunjukkan dalam bentuk lamunan (khayalan) .
Amstrong mengemukakan bahwa kemampuan spasial berkenaan dengan
kemampuan mempersepsi dunia spasial secara akurat dan
mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan
bahwa kecerdasan spasial adalah kemampuan yang dapat digambarkan
melalui ciri-ciri, seperti mudah :
a. menata ruang dan menciptakan suatu tata ruang
b. membayangkan sesuatu, seperti benda, tempat, perjalanan
c. membentuk sesuatu seperti membuat pahatan, dan menciptakan
karya seni, seperti menggambar, melukis, merancang tata ruang
dari sesuatu yang ada di sekitarnya
20

d. menghasilkan pengetahuan berdasarkan suatu ilmu seperti


topologi dan anatomi
4. Kecerdasan Kinestetis Jasmani (Bodily Kinesthetic Intelligence)
Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan kinestetis jasmani adalah
kemampuan menggunakan seluruh tubuh dan komponennya untuk
memecahkan permasalahan, membuat sesuatu atau menggunakan
beberapa macam produksi, dan kordinasi anggota tubuh dan pikiran untuk
menyempurnakan penampilan fisik.
Lazear menjelaskan bahwa kecerdasan kinestetis jasmani berkaitan
dengan aktivitas fisik dan dapat dilihat seperti dalam kegiatan
mengenderai sepeda, memarkir mobil, dll.
Armstrong yang menyatakan bahwa kecerdasan kinestetis jasmani
berkaitan dengan keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaan serta keterampilan menggunakan
tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan
bahwa kecerdasan kinestetis jasmani adalah kemampuan yang berkaitan
dengan fisik dan gerak yang dapat digambarkan melalui ciri-ciri, seperti
mudah :
a. bergerak dengan daya kontrol tubuh yang baik, seperti berjalan,
lari, lompat, loncat, menangkap, melempar
b. menyentuh objek disekitarnya
c. memanipulasi benda, seperti kursi digunakan sebagai mobil
d. responsif terhadap lingkungan, misalnya menggerakkan tubuh atau
tangan saat merasakan angin bertiup
e. berpikir mekanis
f. mengingat apa yang dilakukan
g. membuat kerajinan tangan
h. berolah raga.
5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
21

Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan musikal merupakan


kemampuan untuk mendengar dan mengenali pola, mengingat dan
bereaksi sesuai dengan musik yang didengar, serta menghasilkan musik
dengan intonasi suara, irama, dan warna nada.
Sedang Lazear berpendapat bahwa kecerdasan musikal berkaitan dengan
aktivitas mendengar bunyi seperti suara di radio yang memunculkan
senandung.
Pendapat lain dari Amstrong yang menyatakan bahwa kecerdasan musikal
merupakan kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal dengan cara
mempersepsi, membedakan, menggubah dan mengekspresikan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan
bahwa kecerdasan musikal adalah kemampuan yang memiliki ciri-ciri,
seperti mudah :
a. memahami dan menangkap nada, irama, dan warna nada, serta
memainkan alat musik di rumah atau di sekolah
b. bereaksi terhadap alunan musik bahkan yang rumit sekalipun dan
memunculkan emosi sesuai dengan musik yang didengar
c. mengingat melodi lagu, dan suka belajar apabila ada iringan music
d. bernyanyi untuk diri sendiri atau untuk orang lain dengan
mengikuti irama musik.
6. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
Kecerdasan intrapersonal menurut Gardner merupakan kemampuan
memahami hal-hal yang berkaitan dengan perasaan-perasaan yang ada
pada diri sendiri, seperti perasaan senang ataupun sedih, apa yang dapat ia
lakukan, apa yang ingin ia lakukan, bagaimana ia bereaksi terhadap hal-
hal tertentu, hal-hal yang mana yang perlu dihindari, dan hal-hal yang
mana yang didekati.
Lazear menyatakan bahwa kecerdasan intrapersonal merupakan
kemampuan introspeksi diri yang membuka peluang untuk merefleksi diri
sehingga menyadari semua aspek dalam diri.
22

Armstrong mengemukakan bahwa kecerdasan intrapersonal merupakan


kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan
pemahaman tersebut.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan
bahwa kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan mengekspresikan diri
yang dapat digambarkan melalui ciri-ciri, seperti mudah :
a. mengetahui siapa diri mereka dan apa yang dapat mereka capai di
dunia ini
b. merenung dengan cara menyendiri untuk mengetahui
kebutuhannya dan mengakses sisi batiniah diri
c. sensitif terhadap nilai diri, dan menyadari perasaan diri
d. sensitif terhadap tujuan hidup
e. menyadari kekuatan dan kelemahan diri.

7. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)


Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan
kemampuan melihat dan memahami perbedaan mood, temperamen,
motivasi dan hasrat orang lain dan bekerja sama dengan mereka.
Sedang Lazear menjelaskan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan
kemampuan (ability) yang digunakan untuk berkomunikasi secara verbal
dan non verbal serta kemampuan yang digunakan untuk melihat perbedaan
mood, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain dengan diri sendiri.
Pendapat lain dikemukakan oleh Armstrong yang menyatakan bahwa
kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan mempersepsi dan
membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan
bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan berhubungan dengan
orang lain yang dapat digambarkan melalui ciri-ciri, seperti mudah :
a. berhubungan dengan orang lain
23

b. berteman dan memiliki banyak teman


c. menikmati suasana ketika berada di tengah-tengah orang banyak
d. membaca maksud hati orang lain
e. berkomunikasi
f. menengahi pertengkaran
g. menjadi pemimpin di sekolah ataupun di rumah.
8. Kecerdasan Naturalis (Naturalis Intelligence)
Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan naturalis merupakan
kemampuan memahami alam sekitar, mengenali binatang dan tumbuhan
di lingkungan, sensitif terhadap corak yang berkaitan dengan dunia alami
seperti awan, formasi batu untuk mengenali dan mengklasifikasi sejumlah
spesies flora dan fauna serta lingkungan.
Sedang Lazear menyatakan bahwa kecerdasan naturalis merupakan
kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan kondisi-kondisi
alam seperti tanaman, hewan, cuaca dan aspek-aspek alam di sekitar.
Pendapat lain dikemukakan Armstrong yang menyatakan bahwa
kecerdasan naturalis merupakan kemampuan mengenali dan
mengkategorisasikan spesies flora dan fauna serta kondisi dan benda-
benda alam lainnya di lingkungan sekitar.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan
bahwa kecerdasan naturalis adalah kemampuan memahami dan
berinteraksi dengan alam yang dapat digambarkan melalui ciri-ciri, seperti
:
a. mudah berinteraksi dengan binatang, seperti suka merawat hewan
peliharaan atau berada didekat akuarium, terarium
b. mudah berinteraksi dengan tumbuhan, seperti suka berkebun atau
berada dekat kebun.
c. mudah beradaptasi dengan kondisi alam.
24

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kecerdasan adalah semua daya atau kemampuan yang dapat berkembang


melalui pembelajaran yang terdiri dari delapan aspek kecerdasan, yaitu
kecerdasan linguistic, kecerdasan logika matematis, kecerdasan spasial,
kecerdasan kinestetis jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, dan
kecerdasan naturalis.

IQ adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara


rasional, dan menghadapi lingkungan secara efektif (kemampuan mental yang
melibatkan proses berfikir secara rasional. SQ adalah potensi anugrah Tuhan yang
dimiliki setiap manusia sejak lahir bersamaan dengan potensi – potensi
manusiawi lain yaitu PQ, EQ, dan IQ. EQ adalah pikiran yang digerakan oleh
emosi.

Strategi pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan peserta didik,


adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang dapat mengembangkan
semua kecerdasan yang ada pada setiap individu, diantaranya :

1. Mengaktifkan seluruh indera anak didik;


2. Melatih intelegensi/kecerdasan berimbang;
3. Melatih silang intelegensi/kecerdasan yang berbeda.

4.2 Saran

Sebagai calon pendidik kita harus dapat mengembangkan kecerdasan


linguistic, kecerdasan logika matematis, kecerdasan spasial,
25

kecerdasan kinestetis jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan


interpersonal, dan kecerdasan naturalis dengan, cara:

1. Mengaktifkan seluruh indera anak didik;


2. Melatih intelegensi/kecerdasan berimbang;
3. Melatih silang intelegensi/kecerdasan yang berbeda.

4.3 Implikasi

Penulis menghimbau untuk melatih kemampuan IQ, EQ, SQ agar


kecerdasan kita dapat berkembang dengan seimbang, agar menjadikan kita
manusia yang baik. Sebagai pendidik pula penulis menghimbau agar dapat
mengembangkan ke delapan jenis kecerdasan, akan tetapi jangan terlalu di
paksakan, alangkah lebih baik jika mengembangkannya sesuai dengan minat
peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai