PKP 4 Gueeeee
PKP 4 Gueeeee
I. EPILEPSI
1.DEFINISI
Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan
epilepsi berulang berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi.
Sedang yang dimaksud bangkitan epilepsi ( Epileptic Seizure ) adalah
manifestasi klinis yang disebabkan oleh aktifitas listrik otak yang abnormal
dan berlebihn dari sekelompok neuron.
I. KLASIFIKASI
Klasifikasi yang ditetapkan oleh International League Against Epilepsy
( ILAE ) 1981 terdiri dua jenis klasifikasi, yaitu klasifikasi untuk jenis
bangkitan epilepsi dan klasifikasi untuk sindrom epilepsi.
1.2. Simtomatik
1.2.1 Epilepsi parsial kontinua yg kronik pd anak – anak (Kojenikow's
Syndrome)
1.2.2 Sindrom dengan bangkitan yang dipresipitasi oleh suatu rangsangan
(kurang tidur, alkohol, obat obatan, hiperventilasi, epilepsi refleks,
stimulasi fungsi kortikal tinggi).
1.2.3. Epilepsi lobus temporal
1.2.4. Epilepsi lobus frontal
1.2.5 Epilepsi lobus parietal
1.2.6. Epilepsi lobus oksipital
1.3. Kriptogenik
2. Epilepsi umum
2.3. Simtomatik
2.3.1. Etiologi non spesifik
Ensefalopati mioklonik dini
Ensefalopati infantil dini dengan burst suppression
Epilepsi simtomatik umum lainnya yang tidak termasuk di
atas
2.3.2. Etiologi spesifik:
2.3.2 Bangkitan epilepsi sebagai komplikasi penyakit lain
3. Epilepsi dan sindrom yang tak dapat ditentukan fokal atau umum
2
3.1. Bangkitan umum dan fokal
3.1.1 Bangkitan neonatal
3.1.2 Epilepsi mioklonik berat pada bayi
3.1.3 Eplepsi dengan gelombang paku (spike wave) kontinyu selama tidur dalam
3.1.4 Epilepsi afasia yang didapat (Sindrom Landau-Kleffner)
3.1.5 Epilepsi yang tidak terkiasifikasikan selain yang di atas
4. Sindrom khusus
III. Diagnosis
Pedoman umum
3
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan neurologi
Pemeriksaan penunjang
4
terhadap OAE. Functional brain imaging seperti Positron
Emission Tomography ( PET ), Single Photton Emission
Computed Tomography ( SPECT ) dan Magnetic Resonance
Spectroscopy ( MRS ), bermanfaat dalam menyediakan
informasi tambahan mengenai dampak perubahan metabolik
dan perubahan aliran darah regional di otak berkaitan dengan
bangkitan.
Pemeriksaan laboratorium
o Pemeriksaan hematologik
5
Gangguan +/ -
memori
- Berlangsung
singkat
Metabolik PET :
imaging
6
Hipometabolisme
Gambaran EEG - Dapat normal - Dapat normal - Abnormal - Fokal spke atau
epileptiform spike and waves
- Asimetris ringan - Asimetris
sampai jelas -Bilateral
dibanding aktivitas - Frontal soike
dasar atau sharp waves
atau slow waves
- Spike, sharp waves
dan atau slow waves - Unilateral atau
bilateral
- Unilateral atau
bilateral
- Sinkron atau
asinkron
- Anterior
frontopolar region
- Orbitofrontal
- dorsolateral
- Opercular
- Motor cortec
Kojewnikow’s
syndrome
DEFINISI
Kejang berulang tanpa profokasi yang berasal dari medial atau lateral lobus
temporal biasanya berupa kejang parsial sederhana tanpa gangguan kesadaran, dengan
atau tanpa aura dan dapat berupa kejang parsial komplek dengan gangguan kesadaran
( ILAE 1985 )
7
kemudian diteruskan ke dendrit dan disalurkan melalui akson yang bersinap dengan
dendrit neuron lain dan seterusnya. Pada epilepsi terdapat gangguan dalam aliran listrik
ini, diamana sering kali terjadi perbedaan – perbedaan potensial listrik yang
menyebabkan dilepaskannya muatan listrik patologis yang menyebabkan kejang,
gangguan modalitas emosi dan sebagainya. Pada suatu penelitian dikatakan bahwa
pelepasan muatan listrik pada neuron berhubungan dengan asetilkolin tertentu, sehingga
pada epilepsi diperkirakan berhubungan dengan pelepasan dan penimbunan asetilkolin
yang tidak normal. Episode kejang terjadi secara berkala dimana jumlah asetilkolin
setempat harus mencapai jumlah tertentu agar dapat memicu neuron untuk melepaskan
muatan listriknya.
Pada epilepsi lobus temporalis juga sering didapatkan sklerosi pada daerah
hipokampus. Sklerosis ini akan menyebabkan kematian sel daerah hipokampus pada
region CA1, CA3 dan hilus dentatus
Penyebab lain yang sering dikaitkan denga lobus temporalis ini adalah :
Glioma
AVM
Hamatoma
Genetik
Anamnesis :
Aura dijumpai pada 80 % penderita ELT. Aura yang timbul dapat berupa gejala
penciuman, ilusi, rasa pusing, halusinasi penglihatan dan halusinasi pendengaran.
Kadang ditemukan adanya distorsi menilai ukuran benda dan jarak penderita terhadap
objek. Fenomena psikis yang dapat timbul adalah dejavu, depersonalisasi dan derealisasi.
Juga dapat disertai dengan perasaan cemas dan takut. Adanya kehilangan kesadaran
8
selama fase epileptic ini berlangsung, dimana terjadi suatu kejadian yang disebut
fenomena iktal. Fenomena iktal dapat berupa serangan automatisme, dimana penderita
melakukan gerakan yang nampaknya bertujuan, tetapi dilakukan dalam keadaan tidak
sadar. Adanya gerakan tangan yang meraba - raba, nafas yang menjadi cepat , gerakan
memindahkan barang, dan sebagainya yang semuanya dilakukan dengan tidak sadar.
Mioklonia kadang ditemukan kadang tidak. Selain itu juga dapat ditemukan perangai
emosional afektif antara lain penderita dapat menagis, tertawa, marah dan sebagainya
secara tidak sadar selama episode ini berlangsung.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan EEG :
Gelombang paku dan gelombang tajam yang diikuti gelombang lambat pada
region temporal anterior ( F7/ F8, dan T3 / T4 ) atau regio temporal basal F9/ F10 dan
T9/ T10 )
Diagnosis banding
Narkolepsi
Penatalaksanaan :
9
1. Lini pertama : Carbamazepin, Lamotrigin, Leviracetam, Okscarbamazepin,
Sodium Valproat. Carbamazepin dosis awal 5 mg/ kgBB/ hari PO. Kemudian
dilanjutkan dengan dosis rumatan 15 - 20 mg/ kgBB/ hari PO atau Phenytoin
dosis awal 5 – 7 mg/ kgBB/ hari
Sebuah penelitian dengan random trial saat ini oleh Wiebe dkk
menunjukkan keunggulan temporal lobectomy sebagai pengobtan medis yang
bekelanjutan atau terus – menerus, dengan sekitar 60 % bebas kejang
dibandingkan 8 % dengan pengobatan anti epilepsy secara terus menerus
Prognosis
Penderita ELT cenderung mengalami kematian mendadak 50x lebih tinggi daripada
populasi normal
Jika selama 2 tahun tidak mengalami kejang kembali dapat dikatakan memiliki prognosis
yang baik
10
PRESENTASI KASUS POLI
I. Identitas penderita
Nama : Nn.DW
Umur : 16 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kawin / tidak Kawin : Belum Menikah
Pendidikan : Tidak tamat SD
Alamat : Ds Jagan Rt 02/Rw 01,Kel Sukorejo, Kec.
Margorejo, Pati
Tanggal periksa : 05 Jan 2017
No CM : C559560
II. Daftar Masalah
11
No Masalah Aktif Tanggal No Masalah Non Tanggal
Aktif
1 Kejang 3 10 Des 2014
2 Kejang parsial 17 Nov 2016
komplek menjadi
general tonik
klonik3
3 Epilepsi lobus 5 Jan 2017
temporal
Kronologis :
± sejak 3 tahun yang lalu os pertama kali kejang, kejang hampir setiap hari sebanyak 1
kali, kejang sebelumnya diawali dengan rasa mual seperti akan muntah, cemas disangkal,
gerakan meremas-remas atau mengecap-ngecap disangkal, sebelum kejang pasien sadar.
Bentuk kejang selalu diawali dengan wajah kiri bergerak-gerak sendiri, mata melirik ke
kiri kemudian tangan kanan kaku dan terangkat ke atas, diikuti kaki kanan bergerak-
gerak lalu 10-15 detik kemudian tidak lama anggota gerak sisi kiri juga mengikuti
gerakan kaku lalu seluruh tubuh kelonjotan. Saat awal kejang os tidak sadarkan diri
hingga kejang berakhir os lalu tertidur dan merasa lemas setelah terbangun, lemah
anggota gerak setelah kejang disangkal. Kejang berlangsung 2-3 menit.
Selama ini os sudah berobat ke spesialis saraf dan mendaptkan terapi phenitoin 1 x 200
mg, namun sampai saat ini kejang masih kambuh – kambuhan, kemudian os periksa ke
RSDK pada bulan Nov 2015, setelah dilakukan pemeriksaan EEG ulang dan diberi
tambahan terapi depakote 250 2x1 kejang menjadi lebih jarang(2-3 kali per tahun).
Kemudian os kembali kontrol di daerahnya, akan tetapi 2 bulan ini kejang kembali
12
sering(2-3 kali perbulan) dengan pola yang sama, kejang berulang di waktu saat akan
haid sehingga os kembali kontrol ke RSDK.
Riwayat Antenatal Care : Bayi lahir dengan berat 3,2 kg, lahir langsung
menangis, dibantu bidan, tidak ada sesak, Riwayat trauma kepala disangkal
Riwayat Postnatl Care : Saat bayi tidak ada riwayat sakit kuning, atau
kebiruan.
- Riwayat kejang demam diakui
- Sering kejang mulai usia 8 bulan dan balita, setiap kejang diawali demam,
kejang biasanya berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam, sebelum dan
sesudah kejang anak sadar, saat kejang tidak sadar, durasi kejang kurang
lebih 5 menit, kejang berupa kaku seluruh tubuh.
Riwayat tumbuh kembang
Perkembangan
Motorik Kasar
Duduk 3 bulan
Berdiri 9 bulan
Berjalan 12 bulan
Motorik halus
Memegang icik-icik 4 bulan
Mencoret-coret ibu tidak ingat
Bahasa
Tertawa ibu tidak ingat
Bapak/Ibu spesifik ibu tidak ingat
2 kata 2,5 tahun
6 kata 3 tahun
Personal Sosial
Tersenyum spontan 4 bulan
Tepuk tangan 1,5 tahun
Main bola berdua ibu tidak ingat
13
Memakai baju 3,5 tahun
Gosok gigi sendiri 6 tahun
Saat ini anak tidak tamat SD, masih bisa berkomunikasi dan bersosialisasi dengan
anak sebaya, orang tua dan tetangga.
Kesan : Riwayat keterlambatan perkembangan sektor bahasan dan personal
sosial, tidak ada kesan regresi perkembangan. Curiga retardasi mental.
3. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
Ayah
Ibu
Kakak ekonomi
4. Riwayat Sosial :
pasie
Os adalahlaki2
seorang ibu rumahn tangga, suami pekerja swasta,memiliki dua org
anak, laki2 umur 20 tahun, dan wanita usia 16 th, sumber pembiayaan Jamkeskot, kesan
sosial ekonomi kurang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
15
KESAN : Atrofi cerebri hemisfer kiri
Tak tampak gambaran SOL
16
Klasifikasi : Abnormal II(tidur-bangun), Asimetri amplitudo hemisfer kiri lebih kecil
dibanding kanan.
KESAN : hasil perekaman EEG rutin saat ini tidak didapatkan gelombang epileptogenik.
Terdapat gangguan elektrofisiologis difus pada hemisfer kiri.
V. Ringkasan
17
SUBYEKTIF:
± sejak 3 tahun yang lalu os pertama kali kejang, kejang hampir setiap hari sebanyak 1
kali, kejang sebelumnya diawali dengan rasa mual seperti akan muntah, cemas disangkal,
gerakan meremas-remas atau mengecap-ngecap disangkal, sebelum kejang pasien sadar.
Bentuk kejang selalu diawali dengan wajah kiri bergerak-gerak sendiri, mata melirik ke
kiri kemudian tangan kanan kaku dan terangkat ke atas, diikuti kaki kanan bergerak-
gerak lalu 10-15 detik kemudian tidak lama anggota gerak sisi kiri juga mengikuti
gerakan kaku lalu seluruh tubuh kelonjotan. Saat awal kejang os tidak sadarkan diri
hingga kejang berakhir os lalu tertidur dan merasa lemas setelah terbangun, lemah
anggota gerak setelah kejang disangkal. Kejang berlangsung 2-3 menit.
Selama ini os sudah berobat ke spesialis saraf dan mendaptkan terapi phenitoin 1 x 200
mg, namun sampai saat ini kejang masih kambuh – kambuhan, kemudian os periksa ke
RSDK pada bulan Nov 2015, setelah dilakukan pemeriksaan EEG ulang dan diberi
tambahan terapi depakote 250 2x1 kejang menjadi lebih jarang(2-3 kali per tahun).
Kemudian os kembali kontrol di daerahnya, akan tetapi 2 bulan ini kejang kembali
sering(2-3 kali perbulan) dengan pola yang sama, kejang berulang di waktu saat akan
haid sehingga os kembali kontrol ke RSDK.
OBYEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesosefal
Leher : simetris, kaku kuduk (-), pembesaran limfonodi (-)
Status Neurologi
Mata : Pupil Bulat Isokor, 3 mm/ 3 mm, RC + / +
Leher : kaku kuduk ( - )
Nn. Cranialis : dalam batas normal
Motorik Superior Inferior
Pergerakan : +/+ +/+
Kekuatan : 5-5-5/5-5-5 5-5-5/ 5-5-5
18
Tonus : N/N N/N
Trofi : E/E E/E
Reflek fisiologis : ++ / ++ ++ / ++
Reflek patologis : -/- -/-
Klonus : -/-
Sensibilitas : dalam batas normal
Vegetatif : dalam batas normal
DIAGNOSIS
Diagnosa Klinik : Kejang parsial komplek menjadi umum sekunder
Diagnosa Topik : Lobus Temporoparietal sinistra
Diagnosa Etiologi : Epilepsi Lobus Temporal
CATATAN PERKEMBANGAN
Status Neurologi
Mata : Pupil Bulat Isokor, 3 mm/ 3 mm, RC + / +
Leher : kaku kuduk ( - )
Nn. Cranialis : dalam batas normal
Motorik Superior Inferior
Pergerakan : +/+ +/+
Kekuatan : 5-5-5/5-5-5 5-5-5/ 5-5-5
Tonus : N/N N/N
Trofi : E/E E/E
Reflek fisiologis : ++ / ++ ++ / ++
Reflek patologis : -/- -/-
Klonus : -/-
Sensibilitas : dalam batas normal
Vegetatif : dalam batas normal
HEMATOLOGI PAKET
KIMIA KLINIK
Ureum 18 mg / dl 15 – 39
ELEKTROLIT
20
Kalium 3.8 mmol / L 3.5 – 5.1
21
Tanggal 10 Jan 2017( Kontrol ke 2 ) )
S : Kejang (- ).
O : Kesadaran GCS = E4M6V5 = 15, KU baik
T = 120/ 80 mmHg, N = 80x/ mnt, RR = 16x/ mnt, t = 36,7 C
Status Neurologi
Mata : Pupil Bulat Isokor, 3 mm/ 3 mm, RC + / +
Leher : kaku kuduk ( - )
Nn. Cranialis : dalam batas normal
Motorik Superior Inferior
Pergerakan : +/+ +/+
Kekuatan : 5-5-5/5-5-5 5-5-5/ 5-5-5
22
Tonus : N/N N/N
Trofi : E/E E/E
Reflek fisiologis : +/+ +/+
Reflek patologis : -/- -/-
Klonus : -/-
Sensibilitas : dalam batas normal
Vegetatif : dalam batas normal
Tx : Phenitoin 2 x200 mg ( po )
Clobazam 1 x 10 mg ( po )
Mx : Keadaan umum, deficit neurologis
Ex : Menjelas kepada pasien dan keluarga tentang hasil EEG ulang, penyakit
dan rencana pengobatan
BAGAN ALUR
24
MAKING
25
DAFTAR PUSTAKA
26