Ketetapan MPR 1960 – 2003

No. Nomor Tahun Tentang

PENINJAUAN TERHADAP MATERI DAN STATUS
HUKUM KETETAPAN MAJELIS
PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA DAN
1. I/MPR 2003
KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN
RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1960
SAMPAI DENGAN TAHUN 2002.
PENETAPAN PELAKSANAAN SIDANG TAHUNAN
2. III/MPR 2002 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2003
REKOMENDASI KEBIJAKAN UNTUK
3. II/MPR 2002
MEMPERCEPAT PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL
4. I/MPR 2002 PEMBENTUKAN KOMISI KONSTITUSI
PENCABUTAN KETETAPAN MAJELIS
PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK
5. IV/MPR 2002 INDONESIA NOMOR VI/MPR/1999 TENTANG TATA
CARA PENCALONAN DAN PEMILIHAN PRESIDEN
DAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PENGANGKATAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK
6. IV/MPR 2001
INDONESIA
REKOMENDASI ARAH KEBIJAKAN
7. VIII/MPR 2001 PEMBERANTASAN DAN PENCEGAHAN
KORUPSI,KOLUSI,DAN NEPOTISME
8. VII/MPR 2001 VISI INDONESIA MASA DEPAN
LAPORAN PELAKSANAAN PUTUSAN MAJELIS
PERMUSYAWARATAN RAKYAT R.I OLEH
9. X/MPR 2001 LEMBAGA TINGGI NEGARA PADA SIDANG
TAHUNAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN
RAKYAT R.I TAHUN 2001
Sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-
10. III/MPR 2000
undangan
SUMBER HUKUM DAN TATA URUTAN
11. III/MPR 2000
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan tata tertib Majelis Permusyawaratan Rakyat
12. II/MPR 2000
Republik Indonesia
Peraturan tata tertib Majelis Permusyawaratan Rakyat
13. I/MPR 2000
Republik Indonesia
PEMISAHAN TNI DAN KEPOLISIAN NEGARA
VI dan REPUBLIK INDONESIA. PERAN TENTARA
14. 2000
VII/MPR NASIONAL INDONESIA DAN PERAN KEPOLISIAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN TAHUNAN LEMBAGA-LEMBAGA
15. VIII/MPR 2000
TINGGI NEGARA PADA SIDANG TAHUNAN
 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2000
Pertanggungjawaban Presiden RI Prof.Dr.Ing.Bacharuddin
16. III/MPR 1999
Yusuf Habibie
Peraturan tata tertib Majelis Permusyawaratan Republik
17. II/MPR 1999
Indonesia
Peraturan tata tertib Majelis Permusyawaratan Rakyat
18. I/MPR 1999
Republik Indonesia
GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA TAHUN
19. IV/MPR 1999
1999 - 2004
20. VIII/MPR 1999 Pengangkatan wakil Presiden Republik Indonesia
21. VII/MPR 1999 Pengangkatan Presiden Republik Indonesia
Tata cara pencalonan dan pemilihan Presiden dan wakil
22. VI/MPR 1999
Presiden
23. V/MPR 1999 Penentuan pendapat di Timor-Timur
Pertanggungjawaban Presiden Republik indonesia Soeharto
24. III/MPR 1998
selaku mandataris MPR-RI
25. II/MPR 1998 Garis-Garis Besar Haluan Negara
Perubahan dan penambahan atas ketetapan MPR-RI No
I/MPR/1983 tentang peraturan tata tertib Majelis
26. I/MPR 1998 Permusyawaratan Rakyat Republik indonesia sebagaimana
telah diubah dan ditambah dengan ketetapan MPR-RI No
I/MPR/1988 dan ketetapan MPR-RI No I/MPR/1993
27. IV/MPR 1998 Pengangkatan Presiden Republik Indonesia
Pencabutan ketetapan MPR RI nomor II/MPR/1998 tentang
28. IX/MPR 1998
Garis-Garis Besar Haluan Negara
Pencabutan ketetapan MPR RI nomor IV/MPR/1983
29. VIII/MPR 1998
tentang Referendum
Perubahan dan Tambahan atas ketetapan Majelis
30. VII/MPR 1998 Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia nomor
I/MPR/1983
31. VI/MPR 1998 Pengangkatan wakil Presiden Republik Indonesia
Pembatasan masa jabatan Presiden dan wakil Presiden
32. XIII/MPR 1998
Republik Indonesia
Pemberian tugas dan wewenang khusus kepada
Presiden/mandataris MPR RI dalam rangka penyuksesan
33. XII/MPR 1998
dan pengamanan pembangunan nasional sebagai
pengamalan pancasila
Penyelenggara negara yang bersih dan bebas korupsi,kolusi
34. XI/MPR 1998
dan nepotisme
35. XIV/MPR 1998 Pemilihan Umum
POKOK-POKOK REFORMASI PEMBANGUNAN
DALAM RANGKA PENYELAMATAN DAN
36. X/MPR 1998
NORMALISASI KEHIDUPAN NASIONAL SEBAGAI
HALUAN NEGARA
37. XVIII/MPR 1998 PENCABUTAN KETETAPAN MAJELIS
 PERMUSYAWARATAN RAKYATREPUBLIK
INDONESIA NOMOR II/MPR/1978 TENTANG
PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN
PANCASILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA) DAN
PENETAPAN TENTANG PENEGASAN PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARA
38. XVII/MPR 1998 HAK ASASI MANUSIA
39. XVI/MPR 1998 Politik ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi
Penyelenggaraan otonomi daerah,pengaturan,pembagian
dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan
40. XV/MPR 1998
serta perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam
kerangka negara kesatuan Republik Indonesia
Pertanggungjawaban Presiden Republik indonesia Soeharto
41. III/MPR 1993 selaku mandataris majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik indonesia
42. II/MPR 1993 Garis-Garis Besar Haluan Negara
PERUBAHAN DAN TAMBAHAN ATAS KETETAPAN
43. I/MPR 1993 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR I/MPR/1983
44. IV/MPR 1993 Pengangkatan Presiden Republik indonesia
45. V/MPR 1993 Pengangkatan wakil Presiden Republik indonesia
46. III/MPR 1988 Pemilihan Umum
47. II/MPR 1988 Garis-Garis Besar Haluan Negara
PERUBAHAN DAN TAMBAHAN ATAS KETETAPAN
48. I/MPR 1988
MPR RI NOMOR 1/MPR/1983
Pertanggungjawaban Presiden Republik indonesia Soeharto
49. IV/MPR 1988
selaku mandataris MPR
50. VII/MPR 1988 Pengangkatan wakil Presiden Republik indonesia
Pelimpahan tugas dan wewenang kepada
51. VI/MPR 1988 Presiden/manataris MPR dalam rangka penyuksesan dan
pengamanan pembangunan nasional
52. V/MPR 1988 Pengangkatan Presiden Republik indonesia
53. III/MPR 1983 Pemilihan Umum
54. II/MPR 1983 GBHN
55. IV/MPR 1983 Referendum
56. VIII/MPR 1983 Pengangkatan wakil presiden republik indonesia
Pelimpahan tugas dan wewenang kepada Presiden
57. VII/MPR 1983 /mandataris MPR dalam rangka pensuksesan dan
pengamanan pembangunan nasional
58. VI/MPR 1983 Pengangkatan Presiden Republik indonesia
Pertanggungjawaban Presiden Republik indonesia Soeharto
selaku mandataris majelis permusyawaratan rakyat serta
59. V/MPR 1983
pengukuhan pemberian penghargaan sebagai bapak
pembangunan indonesia
KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN TATA-KERJA
60. III/MPR 1978
LEMBAGA TERTINGGI NEGARA DENGAN/ATAU
 ANTAR LEMBAGA-LEMBAGA TINGGI NEGARA
PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN
61. II/MPR 1978
PANCASILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA)
PERATURAN TATA TERTIB MAJELIS
62. I/MPR 1978
PERMUSYAWARATAN RAKYAT
PERATURAN TATA TERTIB MAJELIS
63. I/MPR 1978
PERMUSYAWARATAN RAKYAT
64. IV/MPR 1978 GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA
PERTANGGUNGJAWABAN PRESIDEN REPUBLIK
65. V/MPR 1978 INDONESIA SOEHARTO SELAKU MANDATARIS
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
PERTANGGUNGAN JAWAB PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA JENDERAL TNI. SOEHARTO SELAKU
66. III/MPR 1973
MANDATARIS MAJELIS PERMUSYAWARATAN
RAKYAT
TATA CARA PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL
67. II/MPR 1973
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN TATA TERTIB MAJELIS
68. I/MPR 1973
PERMUSYAWARATAN RAKYAT
69. IV/MPR 1973 GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA
PENGANGKATAN PRESIDEN REPUBLIK
70. IX/MPR 1973
INDONESIA
71. VIII/MPR 1973 PEMILIHAN UMUM
KEADAAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL
72. VII/MPR 1973
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BERHALANGAN
KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN TATA-KERJA
73. VI/MPR 1973 LEMBAGA TERTINGGI NEGARA DENGAN/ATAU
ANTAR LEMBAGA-LEMBAGA TINGGI NEGARA
PENINJAUAN PRODUK-PRODUK YANG BERUPA
KETETAPAN-KETETAPAN MAJELIS
74. V/MPR 1973
PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA
REPUBLIK INDONESIA
PENGANGKATAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK
75. XI/MPR 1973
INDOESIA
PELIMPAHAN TUGAS DAN KEWENANGAN
KEPADA PRESIDEN/MANDATARIS MAJELIS
76. X/MPR 1973
PERMUSYAWARATAN RAKYAT UNTUK
MELAKSANAKAN TUGAS PEMBANGUNAN
77. XLIII/MPRS 1968 PENJELASAN KETETAPAN MPRS No. IX/MPRS/1966
PERUBAHAN KETETAPAN MAJELIS
PERMUSYAWARATAN RAKYATSEMENTARA
78. XLII/MPRS 1968
REPUBLIK INDONESIA No.: XI/MPRS/1966
TENTANG PEMILIHAN UMUM
79. XLI/MPRS 1968 TUGAS POKOK KABINET PEMBANGUNAN
PENGANGKATAN PENGEMBAN KETETAPAN MPRS
80. XLIV/MPRS 1968
No. : IX/MPRS/1966 SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK
 INDONESIA
PEMBENTUKAN PANITIA AD-HOC MPRS YANG
BERTUGAS MELAKUKAN PENELITIAN
81. XL/MPRS 1968 KETETAPAN-KETETAPAN SIDANG UMUM MPRS
KE-IV TAHUN 1966 DAN SIDANG ISTIMEWA MPRS
TAHUN 1967
PELAKSANAAN KETETAPAN MPRS No.
82. XXXIX/MPRS 1968
XIX/MPRS/1966
XXXVIII/MPR
83. 1968 PENCABUTAN KETETAPAN-KETETAPAN MPRS
S
PENCABUTAN KETETAPAN MPRS. No.
VIII/MPRS/1965 DAN TENTANG PEDOMAN
84. XXXVII/MPRS 1968 PELAKSANAAN KERAKYATAN YANG DIPIMPIN
OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
PENCABUTAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN
85. XXXIII/MPRS 1967
NEGARA DARI PRESIDEN SUKARNO
PENINJAUAN KEMBALI KETETAPAN MPRS No.
I/MPRS/1960 TENTANG MANIFESTO POLITIK
86. XXXIV/MPRS 1967
REPUBLIK INDONESIA SEBAGAI GARIS-GARIS
BESAR HALUAN NEGARA
PENCABUTAN KETETAPAN MPRS
87. XXXVI/MPRS 1967
No.:XXVI/MPRS1966
PENCABUTAN KETETAPAN MPRS No.:
88. XXXV/MPRS 1967
XVII/MPRS/1966
surat perintah Presiden/panglima tertinggi angkatan
bersenjata republik indonesia /pemimpin besar
89. IX/MPRS 1966
Revolusi/mandataris majelis permusyawaratan rakyat
semesta republik indonesia
90. XIII/MPRS 1966 AMPERA
PENEGASAN KEMBALI LANDASAN
91. XII/MPRS 1966 KEBIJAKSANAAN POLITIK LUAR NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
92. XI/MPRS 1966 PEMILIHAN UMUM
PEMBENTUKAN PANITIA-PANITIA AD HOC MPRS
YANG BERTUGAS MELAKUKAN PENELITIAN
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA, PENYUSUNAN
BAGAN PEMBAGIAN KEKUASAAN DIANTARA
93. XIV/MPRS 1966 LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA MENURUT SISTIM
UNDANG-UNDANG DASAR 1945, PENYUSUNAN
RENCANA PENJELASAN PELENGKAP UNDANG-
UNDANG DASAR 1945 DAN PENYUSUNAN
PERINCIAN HAK-HAK AZASI MANUSIA
PENINJAUAN KEMBALI PRODUK-PRODUK
94. XIX/MPRS 1966 LEGISLATIF NEGARA DILUAR PRODUK MPRS
YANG TIDAK SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG
 DASAR 1945
KEDUDUKAN SEMUA LEMBAGA-LEMBAGA
NEGARA TINGKAT PUSAT DAN DAERAH PADA
95. X/MPRS 1966
POSISI DAN FUNGSI YANG DIATUR DALAM
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
PENINJAUAN KEMBALI KETETAPAN MPRS NO.
96. XVIII/MPRS 1966
III/MPRS/1963
97. XVII/MPRS 1966 PEMIMPIN BESAR REVOLUSI
98. XVI/MPRS 1966 PENGERTIAN MANDATARIS MPRS
PEMILIHAN/PENUNJUKKAN WAKIL PRESIDEN
99. XV/MPRS 1966 DAN TATA CARA PENGANGKATAN PEJABAT
PRESIDEN
PEMBAHARUAN KEBIJAKSANAAN LANDASAN
100. XXIII/MPRS 1966
EKONOMI, KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
101. XXII/MPRS 1966 KEPARTAIAN,KEORMASAN DAN KEKARYAAN
PEMBERIAN OTONOMI SELUAS-LUASNYA
102. XXI/MPRS 1966
KEPADA DAERAH
KEBIJAKSANAAN DALAM BIDANG
103. XXIV/MPRS 1966
PERTAHANAN/KEAMANAN
104. XXIX/MPRS 1966 Pengangkatan Pahlawan Ampera
MEMORANDUM DPR - GR MENGENAI SUMBER
TERTIB HUKUM REPUBLIK INDONESIA DAN TATA
105. XX/MPRS 1966
URUTAN PERATURAN PERUNDANGAN REPUBLIK
INDONESIA
MEMORANDUM DPR-GR MENGENAI SUMBER
TERTIB HUKUM REPUBLIK INDONESIA DAN TATA
106. XX/MPRS 1966
URUTAN PERATURAN PERUNDANGAN REPUBLIK
INDONESIA
KEBIJAKSANAAN PENINGKATAN
107. XXVIII/MPRS 1966
KESEJAHTERAAN RAKYAT
108. XXVII/MPRS 1966 AGAMA, PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMBENTUKAN PANITIA PENELITI AJARAN-
109. XXVI/MPRS 1966 AJARAN PEMIMPIN BESAR REVOLUSI BUNG
KARNO
PEMBUBARAN PARTAI KOMUNIS
INDONESIA,PERYATAAN SEBAGAI ORGANISASI
TERLARANG DISELURUH WILAYAH NEGARA
REPUBLIK INDONESIA BAGI PARTAI KOMUNIS
110. XXV/MPRS 1966
INDONESIA DAN LARANGAN SETIAP KEGIATAN
UNTUK MENYEBARKAN ATAU
MENGEMBANGKAN FAHAM ATAU AJARAN
KOMUNIS/MARXISME-LENINISME
111. XXXII/MPRS 1966 PEMBINAAN PERS
PENGGANTIAN SEBUTAN PADUKA YANG MULIA
112. XXXI/MPRS 1966 (P.Y.M.),YANG MULIA (Y.M.),PADUKA TUAN (P.T.)
DENGAN SEBUTAN BAPAK/IBU ATAU
 SAUDARA/SAUDARI
PENCABUTAN BINTANG " MAHA PUTERA " KELAS
113. XXX/MPRS 1966
III DARI D.N.AIDIT
Prinsip-Prinsip Musyawarah Untuk Mufakat Dalam
114. VIII/MPRS 1965 Demokrasi Terpimpin Sebagai Pedoman Bagi Lembaga-
Lembaga Permusyawaratan/Perwakilan
"GESURI","TAVIP","The Fifth Freedom Is Our Weapon"
115. VII/MPRS 1965 Dan "The Era Of Confrontation", Sebagai Pedoman
Pelaksanaan Manifesto Politik Republik Indonesia
Banting Stir Untuk Berdiri Diatas Kaki Sendiri Di Bidang
116. VI/MPRS 1965
Ekonomi Dan Pembangunan
Amanat Politik Presiden/pemimpin besar
revolusi/mandataris majelis permusyawaratan rakyat
sementara yang berjudul berdikari sebagai penegasan
117. V/MPRS 1965
Revolusi Indonesia dalam bidang politik,pedoman
pelaksanaan manipol dan landasan program perjuangan
rakyat indonesia
Pengangkatan Pemimpin Besar Revolusi Indonesia Bung
118. III/MPRS 1963
Karno menjadi Presiden Republik Indonesia seumur hidup
Pedoman-pedoman pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan
119. IV/MPRS 1963
Negara dan Haluan Pembangunan
Garis-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta
120. II/MPRS 1960
Berencana Tahapan Pertama 1961-1969
Manifesto Politik Republik Indonesia Sebagai garis-garis
121. I/MPRS 1960
Besar Daripada Haluan Negara