Jurnal
Jurnal
*Koresponden:
Putrinovitasari0924@gmail.com
1
(Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas
Airlangga, Surabaya Kode Pos,Indonesia)
PENDAHULUAN melimpahkan tanggung jawab pengasuhan
anak kepada pengasuh lain seperti kakek-
Di era sekarang, wanita semakin
nenek, tempat Penitipan Anak (TPA),
banyak bekerja khususnya ibu, sehingga
pembantu, maupun baby sitter8.
semakin banyak pula anak yang ditinggal
Tahun 2013 di Kelurahan
bekerja orang tuanya1. Jumlah wanita yang
Mulyorejo jumlah balita gizi kurang 3
mencari pekerjaan tahun 2014 yaitu
orang dan 1 gizi buruk. Pada tahun 2015 di
626.300, dan jumlah wanita yang telah
kecamatan Mulyorejo terdapat 56 balita
bekerja sebesar 288.6142. Di Indonesia
gizi kurang dan gizi buruk, akan tetapi
terdapat 3 Provinsi dengan jumlah pekerja
Kelurahan Mulyorejo menduduki
wanita paling tinggi yaitu Jawa Timur,
peringkat tertinggi yaitu 25 balita, dengan
Jawa Barat dan Jawa Tengah. Jumlah
rincian gizi kurang 23 dan gizi buruk 2
pekerja di Jawa Timur sebesar 101.922.
orang. Hal tersebut menunjukkan adanya
Jumlah wanita yang mencari pekerjaan
peningkatan balita yang mengalami
pada tahun 2014 sebesar 417.3983.
Tahun 2013 di Kelurahan masalah gizi di Kelurahan Mulyorejo dari
Mulyorejo jumlah wanita sebagai kepala tahun 2013 sebesar 4 balita menjadi 25
keluarga sebesar 284 jiwa4. Tahun balita ditahun 2015, yang mana terjadi
berikutnya jumlah kepala keluarga dengan peningkatan signifikan sebesar 21%9.
jenis kelamin wanita sebesar 260 jiwa5. Balita merupakan kelompok umur
Ketika wanita menjadi kepala keluarga, yang rawan gizi dan rawan penyakit. Masa
maka mereka berpotensi besar untuk balita merupakan masa kehidupan yang
bekerja agar bisa memenuhi kebutuhan sangat penting dan membutuhkan
10
hidup. perhatian serius . Pola asuh termasuk
Peran ibu sebagai pengasuh anak faktor penyebab tidak langsung terjadinya
dan pengatur konsumsi pangan anggota masalah gizi pada balita11 . Pola pemberian
keluarga, terutama balita. Semakin banyak makan yang seimbang dan sesuai dengan
ibu rumah tangga yang bekerja, terutama kebutuhan, serta pemilihan bahan makanan
mereka yang memiliki balita, maka peran yang tepat akan tercapai status gizi yang
sebagai ibu tidak bisa dikerjakan secara baik12. Status gizi adalah keadaan tubuh
optimal6. Hal tersebut bisa menimbulkan sebagai akibat konsumsi makanan dan
masalah gizi balita. Ibu bekerja cenderung penggunaan zat gizi yang dibedakan
memilih solusi praktis di tengah menjadi empat kategori status gizi buruk,
keterbatasan waktu yang dimiliki untuk kurang, baik dan lebih13.
berinteraksi dengan anak akibat tuntutan Rumusan masalah penelitian ini
pekerjaan yang dijalani7. Ketika waktu adalah “Apakah ada perbedaan pola
bersama balita semakin sedikit dan pemberian makan dan status gizi batita
berkurang, maka banyak ibu yang diasuh ibu dan selain ibu?”. Adapun tujuan
*©Tahun. Nama Penulis. Open Access. Open access under CC BY – SA license doi:
10.20473/jbe.v4i2.2017. 151–163 151 Received 4 Agustus 2016, received in revised
form 20 November 2016, Accepted 1 Januari 2017, Published online: 31 Januari
2017.
Nama penulis. Jurnal Amerta Nutr (Tahun) Volume Amerta Nutrition
DOI (Nomor DOI)
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa sayang pembantu rumah tangga terhadap
ada perbedaan pendidikan ibu antara batita balita tidak sebesar kasih sayang ibu,
yang diasuh ibu dan selain ibu dengan sehingga status gizi balita lebih baik
tingkat sidnifikan p < α ( α= 0,05). Ada diasuh ibu17.
perbedaan tingkat pendapatan keluarga Pola pemberian makan yang
antara batita yang diasuh ibu dan selain ibu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan,
dengan tingkat signifikan p < α ( α= 0,05).
serta pemilihan bahan makanan yang tepat
Ada perbedaan jumlah anggota keluarga
akan tercapai status gizi yang baik12.
antara batita yang diasuh ibu dan selain ibu
Pertumbuhan balita dipengaruhi kualitas
dengan tingkat signifikan p < α ( α= 0,05).
Ada perbedaan umur pengasuh antara makan,yang mana tergantung dari pola
batita yang diasuh ibu dan selain ibu asuh pengasuh, sehingga akan
dengan tingkat signifikan p < α ( α= 0,05). mempengaruhi status gizi balita apabila
Ada perbedaan hubungan pengasuh pola pemberian makan pengasuh tidak
dengan batita antara batita yang diasuh ibu baik18. Hal tersebut didukung oleh
dan selain ibu dengan tingkat signifikan p penelitian Kumala yang menyatakan
< α ( α= 0,05). bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara pola pemberian makan dengan
Tabel 7. Hasil Uji Beda Pola Pemberian status gizi balita umur 1-3 tahun19.
Makan Batita Diasuh Ibu Dan Pola pemberian makan merupakan
Selain Ibu
gambaran atau informasi mengenai asupan
Pengasuh
Pola P gizi yang meliputi jenis, porsi dan
Pemberian Selain Ibu value frekuensi dalam pemenuhan nutrisi20.
Ibu
Makan
n % n % Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
Tepat 33 50 33 50 1,000 akibat konsumsi makanan dan penggunaan
Tidak Tepat 4 50 4 50 zat gizi yang dibedakan menjadi empat
kategori status gizi buruk, kurang, baik dan
Tabel 7 menunjukkan bahwa tidak lebih13. Faktor yang mempengaruhi pola
ada perbedaan pola pemberian makan
pemberian makan dan status gizi tidak
antara batita yang diasuh ibu dan selain
hanya penanggungjwab mengasuh batita
ibu, dengan tingkat signifikan p > α ( α=
0,05). setiap harinya, akan tetapi dipengaruhi
Hasil tersebut didukung hasil berbagai faktor seperti tingkat pendidikan
penelitian Kurniasari yang memaparkan ibu batita, tingkat pendapatan keluarga,
tidak adanya perbedaan status gizi batita jumah anggota keluarga, umur pengasuh
antara batita yang ibunya bekerja dan tidak dan hubungan pengasuh dengan batita12.
bekerja, hal ini dikarenakan baik ibu batita Hasil penelitian menunjukkan
yang bekerja dan tidak, sama-sama bahwa tingkat pendidikan ibu, yang mana
memiliki tingkat pendidikan tinggi dan batitanya diasuh selain ibu yaitu rata-rata
pendapatan keluarga batita juga tinggi16. SMA sebesar (58,1%), sehingga lebih
Akan tetapi tidak sejalan dengan penelitian mudah menerima informasi khususnya
Wijaya yang memaparkan bahwa pola terkait gizi dan mengimplementasikannya.
pemberian makan balita lebih baik yang Pendidikan ibu yang relatif rendah juga
diasuh ibu dari pada diasuh pembantu akan berkaitan dengan sikap dan tindakan
rumah tangga, hal ini dikarenakan kasih ibu dalam menangani masalah kurang gizi
*©Tahun. Nama Penulis. Open Access. Open access under CC BY – SA license doi:
10.20473/jbe.v4i2.2017. 151–163 151 Received 4 Agustus 2016, received in revised
form 20 November 2016, Accepted 1 Januari 2017, Published online: 31 Januari
2017.
Nama penulis. Jurnal Amerta Nutr (Tahun) Volume Amerta Nutrition
DOI (Nomor DOI)
*©Tahun. Nama Penulis. Open Access. Open access under CC BY – SA license doi:
10.20473/jbe.v4i2.2017. 151–163 151 Received 4 Agustus 2016, received in revised
form 20 November 2016, Accepted 1 Januari 2017, Published online: 31 Januari
2017.
Nama penulis. Jurnal Amerta Nutr (Tahun) Volume Amerta Nutrition
DOI (Nomor DOI)
*©Tahun. Nama Penulis. Open Access. Open access under CC BY – SA license doi:
10.20473/jbe.v4i2.2017. 151–163 151 Received 4 Agustus 2016, received in revised
form 20 November 2016, Accepted 1 Januari 2017, Published online: 31 Januari
2017.