Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat

dijelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat dalam model yang digunakan

dalam penelitian ini. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu

SPSS versi 14.0 dan Microsoft Excel 2010 untuk mempercepat perolehan data

hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Tabel deskriptif

menunjukkan semua variabel yang digunakan dalam model analisis regresi

berganda, yaitu variabel struktur modal (Y) sebagai variabel dependen, variabel

profitabilitas (X1), struktur aktiva (X2) dan likuiditas (X3) sebagai variabel

independen. Penjelasan dari masing-masing variabel adalah:

Tabel 4.1
Rata-rata Variabel Struktur Modal (Y)

Tahun Rata-rata
2011 0,73
2012 0,49
2013 0,10
2014 0,9

Sumber: Data yang diolah

69
70

Grafik Grafik 4.1


Struktur Modal

Sumber: Data yang diolah

Berdasarkan grafik diatas rata-rata struktur modal perusahan makanan dan

minuman mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sebesar 73%, pada tahun 2012

turun menjadi 49%, pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan sehingga

menjadi 10%, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 9%,

Struktur modal tersebut dipengaruhi dengan variabel independen yaitu variabel

profitabilitas, struktur aktiva dan likuiditas. Perusahaan dengan tingkat hutang

yang tinggi dapat disebabkan oleh pengaruh tinggi rendahnya profitabilitas,

struktur aktiva dan tingkat likuiditas.


71

Tabel 4.2
Rata-rata Variabel Profitabilitas (X1)

Tahun Rata-rata
2011 0,20
2012 0,44
2013 0,31
2014 0,19

Sumber: Data yang diolah

Gambar Grafik 4.2


Profitabilitas

Sumber: Data yang diolah

Berdasarkan grafik diatas rata-rata profitabilitas perusahan makanan dan

minuman mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sebesar 20%, pada tahun 2012

mengalami peningkatan menjadi 44%, pada tahun 2013 kembali mengalami

penurunan sehingga menjadi 31%, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan

menjadi 19%.
72

Pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 24% yaitu menjadi 44%

yang merupakan tingkat keuntungan tertinggi.Hal ini dikarenakan tingkat

perekonomianyang mulai stabil yang menyebabkan para konsumen meningkatkan

konsumsi mereka.

Tabel 4.3
Rata-rata Variabel Struktur Aktiva (X2)

Tahun Rata-rata
2011 0,32
2012 0,75
2013 0,104
2014 0,72

Sumber: Data yang diolah

Gambar Grafik 4.3


Struktur Aktiva

Sumber: Data yang diolah

Berdasarkan grafik diatas rata-rata struktur aktiva perusahan makanan dan

minuman mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sebesar 32%, pada tahun 2012

mengalami peningkatan menjadi 75%, pada tahun 2013 kembali mengalami


73

peningkatan sehingga menjadi 104%, ini artinya pada tahun 2013 perusahaan

makanan dan minuman memiliki peningkatan aset yang cukup tinggi, hal ini

disebabkan karena adanya peningkatan pertumbuhan perusahaan yang

menyebabkan perusahaan meningkatkan aset mereka, dengan semakin besar

aktiva tetap yang digunakan maka perusahaan dapat menjamin aktiva tetapnya

untuk mendapatkan pinjaman. Sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan

sehingga menjadi 72%

Tabel 4.4
Rata-rata Variabel Likuiditas (X3)

Tahun Rata-rata
2011 1,72
2012 1,73
2013 1,46
2014 1,28

Sumber: Data yang diolah

Gambar Grafik 4.4


Likuiditas

Sumber: Data yang diolah


74

Berdasarkan grafik diatas rata-rata tingkat likuiditas yang tertinggi pada

tahun 2012 perusahan sebesar 1,74%kali dalam membayar kewajiban jangka

pendek ataupun hutang yang segera jatuh tempo dan yang terendah terjadi pada

tahun sebelumnya sebesar1,72%. Berdasarkan rasio likuiditas tersebut hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan sangat menjaga tingkat likuiditasnya, hal

tersebut berkaitan dengan kegiatan produksi yang berlangsung terus-menerus

sehingga diharuskan menjaga kestabilan hutang jangka pendek yang biasanya

berkaitan dengan pembelian bahan baku produk yang biasanya jangka waktunya

kurang dari satu tahun.

B. Analisis Data
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka berikut didalam tabel

4.5 akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian

ini meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum,

nilai minimum serta standar deviasi bagi masing-masing variabel.

Tabel 4.5
Deskripsi Variabel Penelitian
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Ln_DER 32 -3,20 6,13 -,0004 2,59217
Ln_ROA 32 -4,19 4,98 ,6924 3,28429
Ln_SA 32 -1,77 6,01 ,4891 3,01213
Ln_LK 32 -6,53 1,05 -,8314 2,87107
Valid N (listwise) 32
Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.5 di atas menunjukan data dalam penelitian ini berjumlah 32

data. Di dalam penelitian ini terdapat 3 variabel independen dan 1 variabel

dependen. Variabel independen pertama yaitu Profitabilitas dengan nilai


75

tertinggi (Maximum) 4,98% yaitu PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk. Pada tahun

2012 dan nilai terendah (Minimum)-4,19% yaitu PT. Tri Banyan TirtaTbk.

Pada tahun 2011, sedangkan rata-rata (Mean)Profitabilitas pada tahun 2011-

2014 adalah sebesar 0,6984%.

Struktur aktiva dengan nilai tertinggi 6,01% yaitu PT. Tri Banyan Tirta

Tbk. Pada tahun 2014, dan nilai terendah -1,77%yaitu PT. Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk. Pada tahun 2011, sedangkan rata-rata periode 2011-2014

yaitu 0,4891%.

Likuiditas dengan nilai tertinggi 1,05% yaitu PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. Pada tahun 2011, dan nilai terendah -6,53% yaitu PT. Wilmar

Cahaya Indonesia Tbk, Pada tahun 2014, sedangkan rata-rata periode 2011-

2014 yaitu -0,8314%.

Sedangkan Struktur Modal nilai tertinggi ditunjukan oleh PT. Tiga Pilar

Sejahtera Food Tbk. Sebesar 6,13% pada tahun 2011 dan nilai terendah sebesar

-3,20% ditunjukan oleh PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Pada tahun 2012,

sedangkan rata-rata struktur modal yaitu -0,0004%.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji

normalitas ini digunakan analisis grafik dan uji Kolomogorov-Smirnov

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak.


76

1) Analisa grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-P Plot).

Uji normalitas data dengan menggunakan SPSS 14.0 menghasilkan grafik

sebagai berikut:

Gambar 4.5
Normal Probability Plot (Data Asli)
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: struktur modal

1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan gambar grafik normal Probability Plots tersebut titik-

titik menyebar menjauh dari garis diagonal. Oleh karena itu hasil ini

menunjukan bahwa data menyalahi distribusi normal atau tidak normal.

Berdasarkan hasil tersebut maka uji normalitas dilakukan transformasi

ke bentuk logaritma natural untuk masing-masing variabel baik variabel

dependen maupun variabel independen. Hasil setelah ditransformasi

ditunjukan pada gambar 4.6 sebagai berikut :


77

Gambar 4.6
Normal Probability Plot (Data Setelah Transformasi Ln)

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Ln_DER

1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Sumber : Data sekunder yang diolah

Setelah dilakukan transformasi ke bentuk logaritma natural maka

diketahui hasil olah data diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik yang

menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah

dengan garis diagonal, hal ini menandakan bahwa model asumsi regresi

memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak dipakai untuk

menganalisis pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.


78

2). Uji Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.6
Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-Smirnov)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 32
Normal Parameters a,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,91199897
Most Extreme Absolute ,151
Differences Positive ,151
Negative -,138
Kolmogorov-Smirnov Z ,854
Asymp. Sig. (2-tailed) ,459
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil tabel 4.6tersebut, nilai Kolmogorov – Smirnov

sebesar 0,854 dengan signifikan 0,459. Data signifikan tersebut menunjukan

lebih besar dari 0,05% yang menyatakan bahwa residual terdistribusi secara

normal atau dengan kata lain regresi dengan variabel dependen struktur

modal memenuhi uji normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk memperoleh korelasi yang

sebenarnya, yang tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang

mungkin saja berpengaruh. Istilah dikontrol menunjukkan pada pengertian

ditiadakannya pengaruhnya terhadap variabel-variabel yang dikorelasikan.


79

Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistiks
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Ln_ROA .702 1.424
Ln_SA .357 2,800
Ln_Lk .387 2,583

a. Dependent Variabel:Ln_DER
Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa nilai Tolerance semua

variabel independen lebih besar dari 0,10, nilai VIF semua variabel

independent lebih kecil dari 10,00. Maka dapat disimpulkan bahwa model

regresi linier berganda tidak terdapat multikoliniearitas antara variabel

terikat dengan variabel bebas sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui memiliki tidaknya

penyimpangan terhadap salah satu asumsi klasik yang mensyaratkan

homokedastisitas. Jika memiliki pola tertentu seperti titik-titik yang

memiliki membentuk pola yang teratur, maka mengindentifikasi telah

terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak memiliki pola yang jelas serta titik-

titik yang menyebar di atas dan di bawah angka nol memiliki sumbu Y,

maka tidak terjadi hetersokedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi

memiliki atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan melihat grafik Scatter

Plot seperti pada gambar 4.7 di bawah ini:


80

Gambar 4.7
Scatter Plot (Data Asli)

Scatterplot

Dependent Variable: struktur modal


Regression Standardized Predicted

1
Value

-1

-2

-2 -1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Residual

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan gambar 4.7 scatter plot tersebut titik-titik membentuk

pola menyempit di sekitar angka nol, sehingga dengan demikian hasil ini

menunjukan telah terjadi heteroskedastisitas.


81

Gambar 4.8
Scatter Plot (Data Setelah Transformasi Ln)

Scatterplot

Dependent Variable: Ln_DER

4
Regression Standardized Predicted

2
Value

-1

-2

-2.5 0.0 2.5

Regression Standardized Residual

Sumber : Data sekunder yang diolah

Setelah dilakukan transformasi ke bentuk logaritma natural maka

diketahui bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol atau

tidak membentuk pola yang jelas. Oleh karena itu hasil ini menunjukan

bahwa data telah terjadi homoskedastisitas atau dengan kata lain tidak

terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pmemiliki periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan memiliki problem autokorelasi. Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk itu mendeteksi
82

gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Sebagai berikut

tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4.8
Uji Durbin-Watson

Hipotesis nol Keputusan Jika


Memiliki autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tdk memiliki autokorelasi positif No desicison dl ≤ d ≤ du
Memiliki korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tdk memiliki korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ - dl
Tdk memiliki autokorelasi, Tdk ditolak du < d < 4 - du
Positif atau negatif

Hasil regresi dengan level of signifikans0,05% (α = 0,05%) dengan

jumlah variabel bebas (k = 3) dan banyaknya data (n = 32) diperoleh nilai

D-W dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
a
1 .675 .456 .398 2,01182 1,629
a. Predictors: (Constant), Ln_Lk, Ln_ROA, Ln_SA
b. Dependent Variabel: Ln_DER
Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa hasil uji Durbin-Watson

sebesar 1,629 sedangkan dalam tabel DW dengan jumlah observasi (n) = 33

dan jumlah variabel independen (k) = 3 dengan tingkat signifikan 0,05%

didapat dL = 1,309 dan dU = 1,573. Sehingga nilai 4 – dL = 4 –

1,309=2,691 dan 4 – dU = 4 –1,573= 2,427 Maka dapat disimpulkan bahwa

model persamaan regresi tidak mengandung masalah autokorelasi karena


83

nilai DW sebesar 1,629ini berada diantara 1,595 dan 3,00. Hal ini dapat

dilihat pada gambar 4.9 sebagai berikut :

Gambar 4.9
Hasil Uji Durbin Watson

Tidak Memiliki
Autokorelasi

Memiliki 1,629
Memiliki
Autokorelasi + Autokorelasi –
1,309 1,573 3 2,691 2,427
Sumber: Data yang diolah

e. Hasil Uji Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh variabel profitabilitas, struktur aktiva dan likuiditas

terhadap struktur modal.

Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Regresi
Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -,549 ,375 -1,463 ,155
Ln_ROA ,370 ,131 ,469 2,821 ,009
Ln_SA -,552 ,201 -,642 -2,752 ,010
Ln_Lk -,676 ,202 -,749 -3,341 ,002
a Dependent Variable: Ln_DER
Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat disusun persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

DER=a-0,549+ ROA 0,370 + Sa -0,552+ Lk -0,676


84

Persamaan tersebut di atas setelah ditransformasikan ke logartima

naturalmempunyai makna sebagai berikut:

1) Koefisien konstanta sebesar -0,549dan bertanda negatif, hal ini berarti

jikaprofitabilitas, struktur aktiva dan likuiditasnilainya tetap, maka struktur

modal akan mempunyai nilai sebesar -0,549

2) Koefisien regresi profitabilitas sebesar 0,370 dan bertanda positif, hal ini

berarti setiap kenaikkan satu persen profitabilitas dengan asumsi variabel

independen lainnya tetap, maka struktur modalnya akan mengalami

kenaikan sebesar 0,370

3) Koefisien regresi struktur aktiva sebesar -0,552 dan bertanda negatif, hal ini

berarti setiap kenaikkan satu persen struktur aktiva dengan asumsi variabel

independen lainnya tetap,maka struktur modalnya akan mengalami

penurunan sebesar -0,552.

4) Koefisien regresi likuiditas sebesar -0,676 dan bertanda negatif, hal ini

berarti setiap kenaikkan satu persen likuiditas dengan asumsi variabel

independen lainnya tetap, maka struktur modalnya akan mengalami

penurunan sebesar -0,676.

3. Uji Signifikansi

a. Uji Statistik t (parsial)


Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui dari ketiga variabel

independen terhadap variabel dependensemuanya memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel struktur modal yaitu dengan nilai signifikan

0,009, 0,010 dan 0,002 lebih besar dari tingkatan signifikan sebesar 0,05%.
85

Pengujian Hipotesis(Ha1)

H01 :Tidak memiliki pengaruh antara profitabilitas terhadap struktur modal

Ha1 :Memiliki pengaruh antara profitabilitas terhadap struktur modal

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa profitabilitas

menghasilkan nilai t-hitung sebesar 2,821 dengan nilai signifikan sebesar

0,009 yang mana signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05%. Hal ini berarti

bahwa H01 ditolak sedangkan Ha1 diterima. Dari hasil uji t tersebut dapat

disimpulkan bahwa profitabilitas (ROA)mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap struktur modal (DER) memiliki taraf signifikan dibawah0,05%.

Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2)

H02 :Tidak memiliki pengaruh antara struktur aktiva terhadap struktur

modal

Ha2 :Memiliki pengaruh antara struktur aktiva terhadap struktur modal

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa struktur aktiva

menghasilkan nilai t-hitung sebesar -2,752 dengan nilai signifikan sebesar

0,010 yang mana signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05%. Hal ini berarti

bahwa H02 ditolak sedangkan Ha2 diterima. Dari hasil uji-t tersebut dapat

disimpulkan bahwa struktur aktivamempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap struktur modal (DER) memiliki taraf signifikan dibawah0,05%.

Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3)

H03 : Tidak memiliki pengaruh antara likuiditas terhadap struktur Modal

Ha3 : Memiliki pengaruh antara likuiditas terhadap struktur Modal


86

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa likuiditas menghasilkan

nilai t-hitung sebesar -3,341 dengan nilai signifikan sebesar 0,002 yang mana

signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05%. Hal ini berarti bahwa H03 ditolak

sedangkan Ha3 diterima. Dari hasil uji-t tersebut dapat disimpulkan bahwa

likuiditasmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal

(DER) memiliki taraf signifikandibawah0,05%.

b. Uji Statistik F (simultan)


Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui variabel independen

terhadap variabel dependennya secara bersama-sama (simultan). Hasil uji

statistik F akan ditunjukan dalam tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11
Hasil Regresi Uji-F
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 94,972 3 31,657 7,822 ,001a
Residual 113,328 28 4,047
Total 208,300 31
a. Predictors: (Constant), Ln_LK, Ln_ROA, Ln_SA
b. Dependent Variable: Ln_DER

Sumber : Data sekunder yang diolah

H04 : Tidak memiliki pengaruh antara profitabilitas, struktur aktiva dan

likuiditas terhadap struktur modal.

Ha4 : Memiliki pengaruh antara profitabilitas, struktur aktiva dan likuiditas

terhadap struktur modal.

Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji-F sebesar 7,822dengan signifikan 0,001

dibawah0,05% maka dapat disimpulkan bahwa H04ditolak dan Ha4diterima.


87

Hal ini menunjukan secara simultan variabel independen yang terdiri dari

profitabilitas, struktur aktiva dan likuiditas secara bersama-sama mempunyai

pengaruh terhadap struktur modal (DER) artinya besar kecilnya semua

variabel independen tersebut secara simultan mempengaruhi DER periode

mendatang.

c. Koefisien Determinasi (R2)


Output SPSS untuk pengujian Koefisien Determinasi

(R2)ditampilkan pada tabel 4.12 sebagai berikut

Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .675 .456 .398 2,01182
a. Predictors: (Constant), Ln_Lk,Ln_ROA,Ln_SA

Sumber : Data sekunder yang diolah

Dilihat dari hasil nilai Adjusted R2 sebesar 0,398atau 39,8% hal ini

berarti struktur modal dapat dijelaskan oleh profitabilitas, struktur aktiva

dan likuiditas, sedangkan sisanya sebesar 61,1% dapat dijelaskan oleh

variabel-variabel lain diluar model yang tidak dimasukkan ke dalam

penelitian ini misalnya stabilitas penjualan, leverage operasi, sikap

manajemen, tingkat pertumbuhan perusahaan dan pajak.


88

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Pada bagian ini peneliti akan memaparkan pembahasan mengenai hasil

analisis yang telah dilakukan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa semua

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini terlihat

dalam analisis di bawah ini :

1. Analisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal secara parsial


Dari hasil analisis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa

profitabilitas (ROA) menghasilkan nilai t-hitung sebesar 2,821 dengan nilai

signifikan sebesar 0,009 yang mana signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05%.

Dari hasil uji-t tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA mempunyai pengaruh

terhadap DER memiliki taraf signifikan dibawah0,05%. Hal ini sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh L. V. L. N. Sarma, Sarada Lellapalli dan

Ramana V. Lellapalli (2010) diketahui bahwa profitabilitas tidak memiliki

pengaruh terhadap struktur modal, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Yuanxin Liu dan Xiangbo Ning (2009), Christina dan Johan Halim (2008) dan

Murdika Alamsyah Hasan (2010) diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif

antara profitabilitas terhadap struktur modal.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yaitu Pecking Order Theory yang

menyimpulkan bahwa apabila dana internal telah memenuhi kebutuhan

sebagian besar dana maka perusahaan dapat menekan hutang ke tingkat yang

lebih rendah. Ini berarti dana internal telah mampu merupakan pilihan utama

dalam memenuhi sumber pembiayaan. Dalam kaitannya dengan variabel

profitabilitas, profitabilitas memiliki pengaruh terhadap struktur modal yang


89

artinya bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi

akan mengurangi ketergantungan modal dari pihak luar, karena tingkat

keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk memperoleh

sebagian besar pendanaannya yang dihasilkan secara internal yang berupa laba

ditahan sebelum perusahaan menggunakan sumber dana eksternal seperti

hutang. Hal tersebut dapat disebabkan karena dengan semakin tingginya laba

yang diperoleh perusahaan akan semakin banyak dana yang akan diperoleh

sebagai sumber dana sehingga penggunaan hutang akan semakin sedikit,

sehingga berpengaruh terhadap penentuan komposisi struktur modalnya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ROAmempunyai pengaruh

terhadap DER, Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat pertumbuhan ROAdari

masing-masing perusahaan. Dengan melihat data ROA masing-masing

perusahaan terdapat beberapa perusahaan dengan pertumbuhan ROA yang

mengalami kenaikan serta penurunan pada tahun 2011-2014

sepertiALTO,dimana perusahaan yang mengalami kenaikan dari tahun 2011-

2014 seperti AISA, CEKA, INDF, MYOR, ULTJ serta memiliki pula

perusahaan yang masih utuh tidak mengalami kenaikan juga tidak mengalami

penurunan dari tahun 2011-2014 seperti ADES, ICBP.Memiliki perbedaan

hasil dalam penelitian ini juga menunjukan terjadinya kecenderungan informasi

asimetri antara manajemen dan pihak luar perusahaan.

2. Analisis pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal secara parsial


Dari hasil analisis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa struktur

aktiva menghasilkan nilai t-hitung sebesar -2,752 dengan nilai


90

signifikansebesar 0,010 yang mana signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05%.

Dari hasil uji-t tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva mempunyai

pengaruh terhadap DER memiliki taraf signifikan dibawah0,05%. Hal ini sama

dengan penelitian yang dilakukan oleh Faruk Hossain dan Ayub Ali (2012)

menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal,

namun pada penelitian yang dilakukan oleh Ali Kesuma (2009) dan Bram

Hadianto dan Christian Tayana (2010) mengatakan bahwa struktur aktiva

berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Hasil penelitian initidak sesuai dengan Trade off Theory,tetapi

mendukung Pecking Order Theory. Permasalahan utama teori Pecking Order

terletak pada informasi yang tidak sistematik dan struktur aktiva merupakan

variabel yang menentukan besar kecilnya masalah ini. Ketika perusahaan

memiliki proporsi aktiva berwujud yang lebih besar, penilaian asetnya menjadi

lebih mudah sehingga permasalahan asimetri informasi menjadi lebih rendah.

Dengan demikian, perusahaan akan mengurangi penggunaan hutangnya ketika

proporsi aktiva berwujud meningkat. Ini artinya bahwa manajemen

menggunakan posisi aset tetap sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan

hutang. Hal ini terkait dengan kecenderungan bahwa manajemen akan berhati-

hati dalam menggunakan dan membuat kebijakan hutang baru, agar kewajiban

perusahaan akan semakin kecil. Semakin tinggi struktur aktiva (semakin besar

jumlah aktiva tetap) maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi yang

akan sehingga penggunaan modal asing akan semakin sedikit atau struktur

modalnya semakin rendah.


91

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa struktur aktiva memiliki

pengaruh terhadap DER, hal itu menunjukan bahwa kemampuan perusahaan

kurang maksimal dalam menggunakan total asset untuk menghasilkan laba. Hal

ini dapat disebabkan oleh tingkat pertumbuhan struktur aktiva dari masing-

masing perusahaan Dengan melihat data struktur aktiva masing-masing

perusahaan terdapat beberapa perusahaan dengan pertumbuhan struktur aktiva

yang mengalami kenaikan serta penurunan pada tahun 2011-2014 seperti

AISA,CEKA, ULTJ dimana perusahaan yang mengalami kenaikan dari tahun

2011-2014 sepertiALTO serta memiliki pula perusahaan yang masih utuh tidak

mengalami kenaikan juga tidak mengalami penurunan dari tahun 2011-2014

seperti ADES, ICBP, INDF, MYOR.Memiliki perbedaan hasil dalam

penelitian ini juga menunjukan terjadinya kecenderungan informasi asimetri

antara manajemen dan pihak luar perusahaan.

3. Analisis pengaruh likuiditas terhadap struktur modal secara parsial


Dari hasil analisis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa likuiditas

menghasilkan nilai t-hitung sebesar -3,341 dengan nilai signifikan sebesar

0,002 yang mana signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05%. Dari hasil uji-t

tersebut dapat disimpulkan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh terhadap

DER memiliki taraf signifikansi dibawah0,05%. Hal ini sama dengan

penelitian yang dilakukan olehSeftiane dan Ratih Handayani (2011)

menunjukkan bahwa likuiditas tidak mempengaruhi struktur modal, namun

pada penelitian yang dilakukan Faruk Hossain dan Ayub Ali (2012) bahwa

likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal.


92

Hal ini sejalan dengan teoriPecking Order Theory. Bahwa perusahaan

yang memiliki tingkat profitabilitas dan likuiditas yang tinggi justru tingkat

hutangnya rendah, sehingga perusahaan tidak menggunakan pembiayaan dari

hutang. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki sumber dana internal yang

melimpah, sehingga perusahaan lebih cenderung menggunakan dana

internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum

menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh

terhadap DER. Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat pertumbuhan likuiditas

dari masing-masing perusahaan. Dengan melihat data likuiditas masing-masing

perusahaan terdapat beberapa perusahaan dengan pertumbuhan likuiditas yang

mengalami kenaikan serta penurunan pada tahun 2011-2014 seperti

AISAdimana perusahaan yang mengalami kenaikan dari tahun 2011-2015

seperti ALTO serta memiliki pula perusahaan yang masih utuh tidak

mengalami kenaikan juga tidak mengalami penurunan dari tahun 2011-2014

sepertiADES, CEKA, ICBP, INDF, MYOR, ULTJ.Memiliki perbedaan hasil

dalam penelitian ini juga menunjukan terjadinya kecenderungan informasi

asimetri antara manajemen dan pihak luar perusahaan.

4. Analisis pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan likuiditas terhadap struktur

modal secara simultan

Dari hasil uji-F diketahui bahwa secara simultan variabel independen

yang terdiri dari profitabilitas, struktur aktiva dan likuiditas sama-

samaberpengaruh terhadap struktur modal dengan nilai F-hitung 7,822 dengan


93

signifikansi 0,001 dibawah0,05% artinya besar kecilnya semua variabel

independen tersebut secara simultan bersama-sama mempunyai pengaruh

terhadap struktur modal pada periode yang akan datang. Hasil ini sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh L. V. L. N. Sarma, Sarada Lellapalli, Ramana

V. Lellapalli Yuanxin Liu, Xiangbo Ning, Christina dan Johan Hali, Murdika

Alamsyah Hasan, Faruk Hossain, Ayub Ali, Ali Kesuma, Bram Hadianto,

Christian Tayana dan Seftiane dan Ratih Handayani.

Anda mungkin juga menyukai