Abstrak - Telah dilakukan penelitian untuk menentukan kecepatan korosi yang disebabkan oleh tiga bahan oksidan
yaitu air, asam dan garam terhadap logam (plat besi). Waktu pengamatan dilakukan secara berselang, yakni t = 0, 5
,10, 15, 20 dan 25 hari. Dengan menggunakan sinar Gamma (γ) yang dihasilkan dari sumber Cobalt (Co-60) yang
diradiasikan pada plat logam, kemudian radiasi sinar γ dideteksi oleh tabung Geiger Muller. Intensitas cacahan
menunjukkan daya tembus sinar γ semakin tinggi pada logam yang teroksidasi dengan waktu yang lebih lama. Hal ini
memberi arti terjadi kerenggangan molekul besi, kerenggangan tersebut akibat proses oksidasi (korosi). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa daya serap sinar γ dalam material merupakan fungsi eksponensial terhadap waktu.
Kecepatan korosi yang didapatkan adalah untuk asam sulfat = - 0.0056 dB/hari, garam = - 0.0053 dB/hari, dan air = -
0.0047 dB/hari.
Sinar γ ini memiliki energi yang sama dengan selisih Tiga cara utama Sinar-X atau Sinar γ dapat kehilangan
antara tingkat-tingkat energi tersebut. Sebagai contoh energinya ketika melewati materi, yaitu Efek
tinjau peluruhan 60Co27 menjadi 60Ni28 melalui emisi fotolistrik, Hamburan compton, dan Produksi pasangan.
partikel beta.
60
Co 27 → 60 Ni 28 + β + 0 Efek Fotolistrik [1]- Yaitu gejala terlepasnya electron
Dimana 0 (neutrino) adalah zarah elementer yang logam akibat logam tersebut dijatuhi radiasi
mempunyai massa hampir sama dengan nol dan tidak elektromagnetik. Elektron dapat terlepas dari logam
bennuatan listrik sehingga sangat sukar dibuktikan karena ia menyerap energi dari radiasi tersebut.
keberadaannya. 60Ni28 yang dalam keadaan teruja ini Besamya energi kinetik elektron yang terlepas
mempunyai energi sebesar 2,5057 Mev. Dia akan Ek = hf − hf o
meluruh dengan memancarkan dua sinar γ. Ek = hf − W
Dimana W sering disebut fungsi kerja atau energi
ambang.
kemudian mengalami hamburan dari arahnya semula, 1.4. Proses pengkorosian pada plat Besi
sedangkan elektronnya menerima impulse dan mulai
bergerak. Dalam tumbukan ini foton dapat dipandang Pada proses pengkorosian besi, penyebab utamanya
sebagai partikel yang kehilangan sejumlah energi adalah terjadi reduksi oksigen pada molekul asam oleh
kinetik K yang diterima oleh electron, walaupun molekul logam. Mekanisme korosi lebih lanjut dapat
sebenamya kita mengamati dua foton yang berbeda. dijelaskan sebagai berikut : Pada permukaan logam
Jika foton semula mempunyai frekuensi δ, maka foton yang bersentuhan langsung dengan oksidan dapat
terhambur mempunyai frekuensi yang lebih rendah δ' dipandang sebagai anoda, pada bagian ini terjadi
sehingga terjadi kehilangan energi sebesar reaksi:
K = hδ − hδ ' Fe(s ) → Fe (2aq+ ) + 2e
Elektron yang dihasilkan melakukan pertukaran dengan
Produksi Pasangan [1] - Ketika foton melewati dekat oksigen, atau mengalami reduksi :
inti dimungkinkan terjadinya electron dan positron O 2 (g ) + 4H (+aq ) + 4e → 2H 2O (l )
(elektron bermuatan positif), dimana jumlahan
Dari proses reaksi di atas, ion H+ berperan sebagai
keduanya menghasilkan muatan yaitu nol. Dalam
pereduksi oksigen. Makin besar kosentrasi H+ (makin
semua kasus baik efek fotolistrik, efek Compton dan
asam) reaksi berlangsung semakin cepat. Sebaliknya
produksi pasangan energi foton ditransfer pada electron
makin kecil kosentrasi ion H+ (makin basa) reaksi
yang diikuti dengan kehilangan energi terutama
berlangsung semakin lambat. Besi tidak terkorosi pada
disebabkan oleh proses oksidasi atau ionisasi. Pada
pH > 9. Ion Fe2+ yang terbentuk pada anoda
energi foton rendah efek fotolistrik merupakan
mengalami oksidasi berlanjut membentuk Fe3+ yang
mekanisme utama dari. kehilangan energi. Pentingnya
selanjutnya membentuk senyawa oksidasi terhidrasi,
efek fotolistrik dengan bertambahnya energi diganti
Fe203 x H2O, yang disebut sebagai korosi besi.
dengan hamburan Compton, lebih besar nomor atomic
4Fe(2aq+ ) + O 2 (g ) + 4H 2O(l )
penyerapannya lebih tinggi pula energi ketika efek
2Fe 2O3 x − H 2O(s ) + 8H (+aq )
fotolistrik memegang peranan penting. Dalam unsur
ringan hamburan Compton berperan utama pada energi Katoda adalah bagian yang mendapat banyak suplai
foton, beberapa puluh KeV, sedangkan pada unsur oksigen, sehingga korosi terjadi pada bagian ini. Pada
berat peran utama pada energi hampir 1 MeV. Produksi proses pengkorosian besi bisa dilakukan secara alamiah
pasangan peluangnya meningkat lebih besar energinya atau secara buatan. Secara alamiah, bila oksigen yang
dari energi ambang 1,02 MeV, lebih besar nomor terdapat dalam udara dapat bersentuhan dengan
atomik penyerapannya. Intensitas I dari berkas sinar γ permukaan logam besi yang lembab, kemungkinan
dari laju transpor energi per satuan luas penampang terjadinya korosi lebih besar. Korosi terutama terjadi
dari berkas itu. Energi fraksional yang hilang dari pada bagian sel yang kekurangan oksigen. Gejala ini
berkas ketika melalui penyerapan setebal dx adalah : dapat dijelaskan berdasarkan reaksi-reaksi pada
dI permukaan katoda yang memerlukan elektron. Reaksi
− = µdx
I katoda hanya dapat terjadi bila ada oksigen, dapat
Konstanta pembanding µ disebut koefisien Alennasi dilihat, seperti dibawah ini:
2(H 2 O ) + O 2 + 4e − ↔ 4(OH )
−
linier dan harganya bergantung dari energi foton dan
sifat material penyerap. Integrasi persamaan itu adalah (Pembentukan Hidroksil)
µx
I = I 0e
Jadi Intensitas radiasi menurun secara eksponensial Disamping itu dari reaksi katoda ini memerlukan
terhadap tebal penyerap. Hubungan antara tebal elektron dan logam daerah disekitarnya yang kurang
penyerap x dengan rasio Io/I adalah oksigen harus menyerahkan elektron-elektronya. Jadi
I dapat dsimpulkan bahwa daerah yang kurang
ln oksigennya menjadi anoda. Set oksidasi akan
x= 0
I
µ mempercepat korosi didaerah dimana konsentrasi
Zul Bahrum Caniago, Jurnal Gradien Vol. 2 No.2 Juli 2006 : 161-166 164
oksigen lebih rendah. Besi mempunyai potensial sesudah melewati sampel (I) kemudian mengihtung
elektroda φ sebesar -0,44 volt. Agar terjadi rekasi daya serapnya masing-masing. Untuk menentukan daya
anoda: serap (A) adalah
(OH )− Fe → Fe 3+ + 3e − (Reaksi anoda) A = log
I (1)
I0
Hal ini disebabkan karena Fe harus melepaskan ketiga
elektronnya agar berlangsung reaksi katoda sehingga I adalah Intensitas sinar γ setelah melewati bahan
terjadi ion Fe3+. (cacah/menit) dan Io adalah Intensitas sinar γ sebelum
bahan terkorosi (cacah/menit)
Bila kita lakukan reaksi:
6H 2 0 + 3O 2 + 2e − → 12(OH ) Kecepatan korosi adalah:
−
(Reaksi katoda)
d I (2)
Sehingga akan terjadi kesetaraan reaksi sebagai berikut: v= log
dt I0
4Fe + 6H 2 0 + 3O 2 + 12e − → 4Fe3+ + 12(OH ) + 12e −
−
4Fe + 6H 2 0 + 3O 2 → 4Fe(OH )3
3. Hasil Dan Pembahasan
Dari gambar 1 terlihat bahwa semakin lama besi Besi mengalami korosi terbesar (kecepatan tingkat
terkorosi maka intensitas sinar γ yang melewati plat korosinya paling besar) berturut-turut dengan oksidan
besi mengalami kenaikan. Dampaknya adalah intensitas H2S04 kecepatan korosi rata-rata 0,00198 dB/hari,
sinar γ yang diserap oleh plat besi mengalami NaCI kecepatan korosi rata-ratanya 0,00165 dB/hari
penurunan yang bersesuaian dengan lama proses korosi dan HzO kecepatan kurosi rata-ratanya 0,00157
yang dialami. Semakin tinggi intensitas sinar γ yang dB/hari.
melewati plat besi, maka semakin kecil intensitas yang
diserap oleh plat besi. Intensitas sinar γ paling banyak melewati plat besi
dengan oksidan H2S04 dengan interval 286,8 sampai
Hasil penyerapan intensitas sinar γ (A) oleh plat besi di 300,7.
tunjukan pada tabel 2. Dan grafik daya serap dilihatkan
oleh gambar 3. Plat besi yang mengalami korosi mudah ditembus oleh
Tabel 2. Daya Serap sinar γ dengan arti lain daya serap rendah. Plat besi
yang tingkat korosinya kecil mampu menyerap
intensitas sinar γ dengan cepat
Daftar Pustaka