Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PICUNG
Jl. Raya Saketi-Malingping, KM.19 Picung Pandeglang 42275
Email : puskesmas.picung@gmail.com

KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB PUSKESMAS PICUNG


NOMOR : A.024/SK/PKM-PCG/I/2018

TENTANG
PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

PENANGGUNG JAWAB PUSKESMAS PICUNG,

Menimbang : a. Bahwa untuk menunjang layanan klinis di Puskesmas, maka perlu


didukung oleh pelayanan obat yang baik;
b. Bahwa untuk menunjang pelayanan klinis di Puskesmas Rawat Jalan
Puskesmas Picung diperlukan adanya kebijakan tentang peresepan,
pemesanan dan pengelolaan obat Puskesmas;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Penanggung Jawab Puskesmas Picung
tentang Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan Obat.
Mengingat : 1. UU Nomor 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran;
2. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun 2008 tentang Obat
dan Perbekalan Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.1691/MENKES/PER/VIII/2011
Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
MEMUTUSKASN
PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT
MENETAPKAN : Keputusan Penanggung Jawab Puskesmas Picung tentang peresepan,
pemesanan dan pengelolaan obat;
KESATU : Menentukan peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini;
KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Picung
Pada Tanggal : 05 januari 2018

Penanggung Jawab Puskesmas Picung

SUFYANSORI,
Lampiran : Keputusan Penanggung Jawab Puskesmas Picung
Nomor : C.024/SK/PKM-PCG/I/2018
Tanggal : 05 Januari 2018

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT


DI PUSKESMAS PICUNG

A. PERESEPAN
1. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter
gigi, dan praktisi lainnya yang berijin kepada pengelola obat di Puskesmas Picung untuk
menyediakan atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepada pasien. Resep
merupakan sarana komunikasi profesional antara dokter, penyedia obat dan pasien
(pengguna obat). Isi resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu, agar
obat berhasil, resep harus rasional.

Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:


a. Tepat obat sesuai dengan diagnosis penyakitnya.
b. Tepat indikasi penyakit.
c. Tepat pemilihan obat.
d. Tepat dosis.
e. Tepat cara pemberian obat.
f. Tepat pasien.

Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan
sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan (statis),
sehingga resep obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien
rawat jalan di Puskesmas Picung harus tercantum:
a. Tanggal penulisan resep.
b. Nama pasien.
c. Umur pasien.
d. Alamat pasien.
e. Diagnosis penyakit.
f. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
g. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral.
h. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom suntikan.
i. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
j. Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimum.
k. Kode pasien Umum dan BPJS.
2. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan memperhatikan:
a. Nama obat.
b. Jenis dan bentuk sediaan obat.
c. Nama dan umur pasien.
d. Dosis.
e. Cara pemakaian dan aturan pemberian.
f. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas.
g. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak
tersedia.
h. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya.
i. Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat.

3. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
a. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep.
b. Pemberian obat melalui loket.
c. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien.
d. Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping obat
kepada pasien atau keluarga pasien.

B. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Picung berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Pandeglang. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas Picung
adalah obat – obat yang tercantum dalam DOEN yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Picung diajukan
oleh Penanggung Jawab Puskesmas Picung kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke
Kepala Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di Puskesmas
Picung sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan Picung.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
1. Menentukan jenis permintaan obat
a. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Picung untuk Puskesmas Picung.
b. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
 kebutuhan meningkat
 terjadi kekosongan
 ada KLB atau Bencana
2. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya.
b. Jumlah kunjungan resep.
c. Jadwal distribusi obat dari UPTD Gudang Farmasi Kabupaten Pandeglang.
d. Sisa Stok.
3. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada
periode sebelumnya.

SO = SK + SWK + SWT + SP
Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus:

Permintaan = SO - SS

Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok

Stok Kerja Pemakaian rata – rata periode distribusi.


Waktu Lamanya kekosongan obat dihitung dalam hari.
Kekosongan
Waktu Tunggu Dihitung mulai dari permintaan obat oleh Puskesmas Picung sampai
dengan penerimaan obat di Puskesmas Picung.
Stok Penyangga Persediaan obat untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan
kunjungan, keterlambatan kedatangan obat. Besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara Puskesmas dan UPTD Gudang Farmasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang.
Sisa Stok Sisa obat yang masih tersedia di Puskesmas Picung pada akhir periode
distribusi.
Stok Optimum Stok ideal yang harus tersedia dalam waktu periode tertentu agar tidak
terjadi kekosongan.
C. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat
penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
1. perencanaan dan permintaan,
2. penerimaan,
3. penyimpanan dan distribusi,
4. pencatatan dan pelaporan serta
supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.

Penanggung Jawab Puskesmas Picung

SUFYANSORI,

Anda mungkin juga menyukai