Anda di halaman 1dari 4

Pengolahan Rumput Laut Menjadi Selai Buah Naga

Buah naga adalah buah yang menjadi primadona baru bagi petani di
daerah Banyuwangi, khususnya Banyuwangi bagian selatan . Buah ini menjadi
solusi bagi para petani yang lahannya sulit di tanami padi. Berdasarkan data dari
Dinas Pertanian dan Perkebunan Banyuwangi, jumlah penen buah naga
mengalami kenaikan dari tahun 2013 mencapai 16.631 ton dan meningkat di
tahun 2014 dengan jumlah panen mencapai 28.819 ton. Kecamatan Bangorejo
menyumbang 39% dari total produksi di Banyuwangi atau setara 11.000 ton per
tahun dengan luas lahan mencapai 449 ha.
Hal ini menjadikan kabupaten Banyuwangi memiliki potensi untuk
mengembangkan usaha pangan dibidang buah naga. Keberhasilan kegiatan
pertanian tidak semata–mata dilihat dari peningkatan jumlah produksi waktu
panen, tetapi dilihat dari seberapa berkembangnya produk yang diproduksi
tersebut. Ketika suatu bahan baku mulai berkembang , hal itu akan meningkatkan
nilai ekonomis dari bahan tersebut. Karena bahan tersebut akan mengalami
peningkatan permintaan yang tinggi.
Selai merupakan produk pengolahan semi basah yang biasanya dioleskan
pada roti yang terbuaut dari olahan buah-buahan, gula dan bahan-bahan lain yang
di ijinkan. Olahan seperti ini bisa di jadikan andalan masyarakat daerah
banyuwangi yang memiliki jumlah produksi buah naga yang melimpah. Selain
dapat meningkatkan nilai jual, dengan mengolah bahan kita juga dapat
memperpanjang lama waktu penyimpanannya.

Pemanfaatan rumput laut untuk komposit selai buah Naga sebagai produk
usaha bernilai ekonomis tinggi adalah sesuatu yang cocok bagi masyarakat
Banyuwangi, Jawa Timur . Banyak petani rumput laut di daerah wongsorjo yang
berhasil dan hasilnya di kirim keluar kota. Buah Naga dan Rumput Laut adalah
jenis tanaman atau tumbuhan pangan yang banyak terdapat di Indonesia, salah
satunya adalah Banyuwangi.
Buah Naga dan Rumput Laut dapat diolah menjadi selai karena rasanya
yang enak dan dapat membentuk gel yang baik. Proses pembuatan selai buah
yaitu dengan melumatkan daging buah Naga, kemudian dicampurkan dengan
lumatan Rumput Laut, air, dan gula. Campuran bahan dimasak hingga mengental.
Setelah mengental, selai ditiriskan.

Manfaat dari Rumput Laut antara lain adalah penghasil karaginan. (berupa
garam sodium, kalsium dan potasium dari senyawa polisakarida sulfat asam
karaginat) yang disebut karaginofit. Selain itu, Rumput Laut juga dapat digunakan
sebagai makanan, agar-agar, obat-obatan, dan sebagainya

Pembuatan selai buah Naga dengan penambahan Rumput Laut sendiri


dapat dilakukan secara manual, yakni dengan menggunakan alat-alat antara lain
panci, pengaduk, pisau, sendok, blender, baskom, saringan stainless-still, steamer,
dan mangkuk. Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan yakni air minum, buah
naga, gula pasir, dan Rumput Laut. Adapun perbandingan jumlah buah Naga
dengan Rumput Laut adalah 5:1.
Proses pembuatan selai dimulai dengan memisahkan daging buah dengan
kulit dan bijinya terlebih dahulu. Setelah itu, daging buah Naga dilumatkan
bersama dengan Rumput Laut. Kemudian ditambahkan gula sesuai dengan
takaran yang sudah ditentukan dan dimasak. Saat pemasakan, sesekali selai
diaduk agar adonan dapat homogen dan membentuk tekstur yang baik. Proses
pemasakan dilakukan pada suhu 60-70oC. Pemasakan pada suhu ini dimaksudkan
agar adonan membentuk koloid atau membentuk gel. Rumput Laut mengandung
karaginan yang dapat membentuk gel saat pemanasan mulai suhu 60oC.
Proporsi penggunaan bahan buah, Rumput Laut, atau pun gula haarus
disesuaikan. Hal ini agar dapat membentuk karakteristik selai yang diinginkan.
Dalam proses pembuatan, proporsinya penggunaan Rumput Laut diusahakan lebih
sedikit. Rumput Laut terdapat komponen karaginan. Karaginan dapat membentuk
koloid yang meningkatkan kekompakan atau kekentalan tekstur. Semakin tinggi
konsentrasi karaginan maka akan membentuk tekstur yang semakin kokoh dan
keras jika konsentrasi terlalu tinggi .

Anda mungkin juga menyukai