Anda di halaman 1dari 6

BAB 7

Badan Usaha Berbentuk Koperasi


(M. Taufiq Abadi MM)

A. Masalah-Masalah Usaha dengan Non Koperasi


Masalah yang dihadapi di dalam dunia usaha dan dialami oleh pengusaha
menengah umumnya dan golongan ekonomi lemah pada khususnya berkisar pada masalah
permodalan,kemampuan dan ketrampilan beroperasi serta management, bentuk
perusahaan dan terbatasnya pasaran.
Masalah permodalan yang dihadapi pengusaha dalam negeri khususnya golongan ekonomi
lemah mencakup aspek sumber permodalan, masalah pembiayaan usaha, dan masalah
penge- rahan modal.
Permodalan dan pembiayaan usaha dapat diperoleh dari bebe rapa sumber, antara lain:
1. Modal sendiri dari pemilik saham atau pemilik perusahaan,
2. Modal sendiri berupa bagian laba yang ditanam kembali,
3. Kredit investasi dari bank, dan
4. Pinjaman dari pihak ketiga yang dapat diperoleh dengan mengeluarkan surat-surat berharga,
dari dalam maupun luar negeri.
Keempat sumber tersebut memang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha untuk
meningkatkan kegiatannya, namun bagi pengusaha golongan ekonomi lemah dirasa sulit
untuk memenuhi persyaratan yang diperlukan. Hal ini disebabkan karena perusahaan
golongan ekonomi lemah umumnya adalah perusahaan perorangan atau perusahaan
tertutup.
Masalah kekurangan keahlian, ketrampilan dan pengalaman mengurus dan memimpin
perusahaan merupakan masalah kedua yang dihadapi pengusaha swasta nasional
umumnya danpengusaha pribumi khususnya. Pada umumnya timbulnya masalah
tersebut berhubungan dengan pemilikan perusahaan oleh perorangan atau kelompok
keluarga sehingga kemampuanmereka dalam mengelola perusahaannya sangat terbatas.
Demikian juga ketrampilan dalam teknik produksi serta keahlian dalam memasarkan
hasil produksinya sangat terbatas pula. Kelangsungan hidup perusahaan umumnya semata-
mata berdasar pada pertimbangan-pertimbangan jangka pendek dan tradisionil serta hanya
berdasar pengalaman-pengalaman yang ada.
Letak masalahnya yang demikian ada pada struktur usaha yang pada dirinya mempunyai
kelemahan di bidang permodalan dan keahlian management dan teknis.
Kecilnya perusahaan serta cara beroperasi secara tertutup sangat menghambat usaha untuk
memperbesar perusahaan, termasuk membatasi kemampuan mobilisasi dana dan kemam-
- puan meningkatkan pemasaran hasil produksinya. Volume usaha yang kurang
efisien menyebabkan biaya usaha rnenjadi tinggi.
Masalah pemasaran hasil produksi golongan ekonomi lemah berkisar pada hal-hal sebagai
berikut: terbatasnya pemasaran oleh karena terbatasnya modal dan sarana, kekurangan
pengetahuan para pengusaha mengenai prospek pemasaran, pola konsumsi masyarakat dan
pola ekspor, serta beratnya persaingan dari perusahaan-perusahaan besar dalam dan
luar negeri.
B. Alasan Menjadi Anggota Koperasi
Setiap orang memilih menjadi anggota koperasi, karena didasari kebutuhan
yang dapat diperoleh dari koperasi.
Dari segi ekonomi, kebutuhan fisiologis yang harus utama dipenuhi, misalnya makan
dan minum. Sedangkan dari segi non ekonomi adalah kebutuhan cinta kasih,
penghargaan, keamanan dan aktualisasi diri.
Setiap anggota mengharapkan sesuatu manfaat dari koperasi, seperti :
1. Keuntungan Ekonomis
 Peningkatan Skala Usaha
Koperasi memberikan kepada anggota untuk menjual atau membeli barang atau jasa
secara bersama-sama, sehingga biaya yang timbul menjadi rendah.
 Pemasaran
Koperasi menampung hasil produksi anggota dan menjualnya ke pasar sehingga
biaya yang dikeluarkan oleh setiap anggota menjadi lebih rendah dibanding menjual
sendiri.
 Pengadaan Barang dan Jasa
Koperasi menyediakan barang dan jasa kebutuhan anggota, sehingga memungkinkan
anggota untuk mendapatkan barang dan jasa dalam jumlah yang baik dan harga yang
lebih murah.
 Fasilitas Kredit
Koperasi memberikan kemudahan bagi anggota yang membutuhkan fasilitas kredit
dalam bentuk proses yang cepat, jaminan yang ringan dan bunga yang rendah. Hal
ini dapat dilakukan karena anggota adalah pemodal (pemilik) yang sekaligus
pengguna.
 Simpanan Anggota
Jika dibandingkan dengan menabung di bank, dana yang relatif kecil maka tabungan
kita akan mendapat potongan biaya administrasi. Bunga yang didapatkan pun tidak
besar, terutama jika jumlah tabungan kecil. Yang ada, uang kita akan terus digerogoti
dan habis hanya karena biaya administrasi.
Sementara, jika menabung di koperasi, kita bisa mendapatkan bunga 10%, bahkan
jika setoran dananya hanya sebesar Rp. 25.000,-. Dengan koperasi, anggota yang
terlilit utang pun akan bisa tertolong. Jika anggota yang dalam suatu koperasi
banyak, ambil contoh kurang lebih 1000 orang, maka dana yang terkumpul di
koperasi pun akan banyak dan itu bisa digunakan untuk mengembangkan usaha
lainnya dan memutarkan uang. Koperasi yang dikelola dengan baik akan mampu
menyejahterakan anggotanya.
 Pembagian Hasil Usaha
Sebagai anggota, pembagian SHU dihitung berdasarkan transaksi dan partisipasi
modal yang telah kita lakukan terhadap koperasi.

2. Keuntungan Sosial
 Keuntungan Berkelompok
Gerakan Koperasi memiliki potensi untuk mempengaruhi kebijakan ekonomi yang
dikeluarkan oleh pengambil keputusan.
 Pendidikan dan Pelatihan
Dalam koperasi produksi khususnya, dpat memberikan pendidikan dan pelatihan
keterampilan anggota, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan berbisnis
anggotanya.
 Program Sosial Lainnya
Agar terpupuk rasa kesetiakawanan antar anggota, maka koperasi dapat
menyelenggarakan kegiatan asuransi, jasa kesehatan, tunjangan hari tua dan lain
sebagainya, jika koperasi sudah maju.
Namun, manfaat koperasi tidak secara instan dapat dip eroleh, tetapi harus
diperjuangkan oleh setiap anggota.

C. Partisipasi Anggota pada Koperasi


Dasar pemanfaatan hasil-hasil dan pelayanan koperasi yang adil dapat juga
dilihat sebagai suatu tatanan didalam menanamkan partisipasi yang baik dari anggota
sesuai kebutuhan yang dirasakan.sehubungan dengan pengertian bahwa suatu
koperasi merupakan suatu organisasi yang participatory tempat kekuasaan tertinggi
aeda pada suara dalam rapat anggota, dan seiring dengan pemekaran manajemen
terbuka yang dianut berdasarkan kebutuhan yang dirasakan oleh para anggota.
Dipandang dari kenyataan bahwa untuk mempertahankan diri,
pengembangan, dan pertumbuhan suatu koperasi tergantung pada kualitas dan
partisipasi anggota-anggotanya. Oleh karena itu, para anggota harus memiliki
pemahaman yang jelas mengenai visi dari organisasi, misi, tujuan umum, sasaran,
kemampuan untuk menguji kenyataan dalam memecahkan permasalahan dan
perubahan-perubahan lingkungan.
Partisipasi dalam koperasi ditujukan pula untuk mene mpatkan para anggota
menjadi subyek dari pengembangan koperasi, anggota menjadi subyek dari
pengembangan koperasi, anggota harus terlibat di dalam setiap langkah proses
pengambangan koperasi dari tingkat penetapan tujuan, sasaran atau penyusunan
strategi, serta pelaksanaan untuk merealisasikan dan pengendalian sosial sesuai
kepentingan anggota.
Partisipasi sebagaimana telah dipertimbangkan hendaklah memasukkan rasa
memiliki dan rasa bertanggung jawab dengan tekanan tertentu pada pentingnya
pendapat bersama yang dihasilkan oleh para anggota.
 Faktor-Faktor Positif dan Negatif yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota.
Berdasarkan pengalaman di Indonesia, dikemukakan bahwa beberapa koperasi yang
berhasil dalam mempertahankan partisipasi anggota dimunculkan oleh faktor -faktor
yang mempengaruhi keberhasilan tersebut, yaitu :
1. Perasaan kelompok yang kuat.
2. Latihan bersinambungan bagi calon anggota dan anggota.
3. Kunjungan-kunjungan lapangan dari para penggerak koperasi yang
bersinambungan, dialog informal dengan anggota setempat.
4. Para anggota dan pengurus melaksanakan rapat-rapat dengan berhasil baik,
membuat kartu anggota dan pembukuan yang benar, menerbitkan laporan keuangan
bulanan.
5. Menanamkan dan memepertahankan sikap-sikap mental yang baru/kebiasaan-
kebiasaan yang berhubungan dengan aneka simpanan pemberian pinjaman dan
aspek-aspek lain untuk bekerja sama dalam koperasi.
6. Para anggota membuat rencana koperasi
7. Penerbitan publikasi yang teratur disebarluaskan kepada para anggota koperasi.
8. Latihan bagi para anggota untuk memahami, menganalisis koperasi -koperasi,
mengadakan perjanjian, persatuan, pada saat permulaan.

Lalu kurangnya partisipasi anggota dalam beberapa koperasi dipengaruhi oleh


beberapa faktor negatif, yaitu :
1. Kurangnya anggota dan calon anggota, antara lain dalam bentuk latihan
anggota dan calon anggota yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi lokal.
2. Feodalisme dan paternalisme dari para pengurus koerasi dalam hubungan
dengan para anggota.
3. Kurangnya tindak lanjut yang konsisten dan pengamatan dari rencana -rencana
organisasi yang telah disepakati bersama.
4. Manipulasi yang dibuat oleh bermacam-macam individu menyebabkan
timbulnya erosi rasa ikut serta memiliki dari para anggota terhadap koperasi mereka
masing-masing.
5. Kartu anggota tidak dibuat dengan baik menimbulkan ketidak jelasan
transaksi antar-anggota dengan koperasinya ataupun sebaliknya.
6. Kurangnya manajemen yang teratur dan keterampilan manajerial dari
pengurus koperasi.
7. Kurangnya rencana pengambangan professional untuk mengimbangi
perkembangan dinamika kebutuhan para anggota.
8. Kurangnya penyebaran informasi tentang penampilan koperasi, seperti
neraca, biaya, manfaat, dan laporan statistik yang lain.
9. Pengalaman-pengalaman dan praktek-praktek koperasi yang buruk dimasa
lampau.
10. Ketidakcakapan para pengurus koperasi untuk menata pembukuan.
D. Kegiatan Usaha Koperasi
Tujuan didirikan Koperasi adalah untuk :
 Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
 Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha
yang berkaitan dengan kegiatan usaha anggota, yaitu sebagai berikut :
1. Unit usaha simpan pinjam.
2. Perdagangan umum.
3. Penerbitan dan percetakan.
4. Agrobisnis dan agroindustri.
5. Jasa pendidikan.
6. Jasa transportasi.
7. Jasa pemasaran umum.
8. Event organizer.
9. Kerjasama dengan BUMN, BUMD, atau perusahaan swasta lainnya.
10. Dan lain sebagainya.
 Sesuai dengan ketentuan yang berlaku Koperasi dapat membuka cabang atau
perwakilan di tempat lain, baik didalam maupun diluar daerah, pembukaan cabang
atau perwakilan harus mendapat persetujuan Rapat Anggota.
 Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Koperasi dapat melakukan kerjasama
dengan Koperasi dan Badan Usaha lainnya, baik didalam m aupun diluar daerah.
 Koperasi harus menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang (Business Plan) dan
Rencana Kerja Jangka Pendek serta Rrncana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Koperasi dan disahkan oleh Rapat Anggota.

E. Tujuan dan Nilai Perusahaan


Prof William F. Glueck (1984), pakar manajemen terkemuka dari Universitas
Gerogia dalam bukunya strategy Manajemen And Busssines Policy, 2 nd ed,
mendefinisikan tujuan perusahaan sebagai hasil terakhir yang dicari organisasi
melalui eksistensi dan operasinya.
Selanjutnya, Glueck menjelaskan 4 alasan mengapa perusahaan harus mempunyai
tujuan :
 Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya
 Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambilan keputusan
 Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaa prestasi organisasi
 Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi.
Dalam merumuskan tujuan perusahaan, perlu diperhatikan keseimbangan
kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat dalam perusahaan, tujuan perusahaan
tidak terbatas pada pemenuhan kepentingan manajemne seperti memaksimumkan
keuntungan taupun efisiensi, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan
pemilik, modal, pekerja, konsumen, pemasok (suppliers), lingkungan, masyarakat ,
dan pemerintah.
Dalam banyak kasus perusahaan bisnis, tujuan umumnya didapat dikelompokkan
menjadi 3 yaitu:
1. Memaksimumkan keuntungan (Maximize profit)
2. Memaksimumkan nilai perusahaan (Maximize the value of the firm)
3. Memaksimumkan biaya (minimize profit)
Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata -
semata hanya pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi
manfaat (benefit oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, nmanajemen
koperasi tidak mengejar keuntungan sebgai tujuan perusahaan karena mereka bekerja
didasari dengan pelayanan (service at cost). Untuk k operasi diindonesia, tujuan
badan usaha koperasi adaalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3). Tujuan ini dijabarkan dalam
berbagai aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat anggg ota
tahunan.

Anda mungkin juga menyukai