PANDUAN TRANSFER PASIEN Amanda
PANDUAN TRANSFER PASIEN Amanda
Jl. Raya Serang No.83 Mengingat : 1. Undang - Undang No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan;
Cikarang Selatan - Bekasi
2. Undang - Undang No. 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. Pertama : Memberlakukan kebijakan pelayanan
856 Tahun 2009 Tentang Standar gawat darurat di Rumah Sakit Amanda
Pelayanan IGD; sebagaimana terlampir;
4. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kedua : Kebijakan ini merupakan acuan bagi staf
Kabupaten Bekasi Nomor : dalam melaksanakan tugas di Instalasi
503/3/Dinkes/RS/2014 Tentang Izin Gawat Darurat Rumah Saikit Amanda;
Penyelenggaraan RS Amanda;
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal
5. Keputusan Direktur PT. Amanda Vida ditetapkan, bilamana di kemudian hari
ternyata diketemukan kekeliruan akan
Mitratama Nomor : 13/SK- diperbaiki sebagaimana mestinya.
DIR/VII/2009 Tentang Pengangkatan
Dr. Hamidah, M.Kes sebagai Direktur
RS Amanda.
Ditetapkan di : Cikarang Selatan
Panduan tranfer pasien ini merupakan panduan kerja bagi petugas C. Ruang Lingkup...................................................................2
instalasi gawat darurat dan petugas ambulance dalam memberikan BAB II. AMBULANCE.................................................................3
pelayanan kepada pasien di IGD Rumah Sakit Amanda. A. Pengertian .........................................................................3
B. Pengorganisasian................................................................3
Tidak lupa Penyusun menyampaikan terimakasih sedalam-dalamnya
C. Tipe Ambulance.................................................................4
atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
panduan tranfer pasien di Rumah Sakit Amanda. D. Persyaratan Petugas Ambulance........................................8
E. Aturan Ambulance Gawat Darurat di Jalan Raya .......9.
Cikarang Selatan, September 2013
F. Persipan Ambulance........................................................10
Penyusun BAB III. TATALAKSANA TRANSFER PASIEN KE RS
LAIN......................... ...................................................................12
BAB IV. PENUTUP.....................................................................13
Kepala IGD BAB I
PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Beberapa pasien yang datang dan ditangani di IGD, sering kali 2. Ambulance sebagai alat transportasi bagi pasien yang memerlukan
memerlukan proses rujukan, hal ini sebabkan karena alasan tindakan, pemeriksaan penunjang atau perawatan yang sesuai dengan
administrasi ( asuransi ) atau pasien memerlukan fasilitas atau karena kondisi medis/ adminstrasi pasien.
Transfer pasien merupakan suatu pemindahan pasien pada saat keadaaan 2. Petugas Ambulance
darurat menuju ke tempat yang aman atau saat membawa pasien ke fasilitas
3. Rumah Sakit rujukan
kesehatan yang lebih lanjut dengan sarana ambulance.
B. Tujuan
1. Meningkatkan pelayanan medis pasien IGD Rumah Sakit Amanda.
BAB II
AMBULANCE
A. Pengertian Basic ambulance digunakan untuk menangani penderita
darurat yang tidak memerlukan peralatan yang invasif/ advance.
Ambulance adalah kendaraan khusus yang dirancang untuk
Peralatan yang tersedia hanya menyelamatkan jiwa pendderita di
mengangkut orang sakit atau terluka untuk mendapatkan fasilitas medis,
lokasi kejadian sampai dengan ke rumah sakit. Pemakaian pada
yang digunakan untuk penderita yang tidak memerlukan perawatan
proses rujukan antar rumah sakit basic ambulance hanya
khusus/ tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa, transport
dipergunakan pada penderita yang sudah stabil dan diperkirakan
ambulance juga digunakan untuk penderita yang diperkirakan tidak akan
tidak akan timbul kegawatan selama dalam perjalanan. Petugas
mengalami kegawatan selama dalam perjalanan. Biasanya transport
yang mengoperasikan terdiri dari 2 orang perawat yang telah terlatih
ambulance digunakan untuk pasien dengan sakit ringan dan berobat
basic life support, ekstrikasi dan stabilisasi. Sebaliknya kedua
jalan. ( BTLS Pro Emergency. 2011 ).
orang perawat tersebut bisa mengemudi untuk menghemat personil.
B. Pengorganisasian Apabila keduanya tidak bisa mengemudi maka perlu tambahan satu
orang pengemudi. peralatan yang tersedia pada basic ambulance
1. Operasional ambulance Rumah Sakit Amanda menjadi tanggung merupakan peralatan penaganan gawat darurat yang tidak invasif.
jawab Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Amanda. Peralatan tersebut meliputi :
2. Ambulance Rumah Sakit Amanda menjadi tanggung jawab bagian 1. Peralatan Airway :
umum, secara struktural. 1. Suction pump with canule
2. Orophryngeal airway
3. Nasopharyngeal airway
4. Mouthgage
5. Magil forcep
6. Tounge spatel
C. Tipe ambulance berdasarkan basic dan advance 7. Gastric tube
8. Peralatan Breathing :
1. Basic Ambulance 1. Tabung oksigen
2. Nasal canule 2. Antiseptik
3. Simple mask 3. Gunting
4. Rebreathing mask 4. Pincet
5. Non rebreathing mask 5. Pen light
6. Peralatan Circulation : 6. Peralatan komunikasi
1. Balut cepat/ traumatic bandage 2. Advance Ambulance
2. Surgical tape/ plester Advance ambulance digunakan untuk melakukan pertolongan
3. Steril gauze terhadap penderita gawat darurat yang kritis. Peralatan yang tersedia
4. Elactic bandage bisa digunakan untuk melakukan tindakan-tindakan medis yang
5. Roll bandage definitif / invasif dan pemberian obat-obatan darurat. Advance
6. Tensimeter ambulance juga dapat digunakan sebagai transportasi rujukan antar
7. Stetoscope rumah sakit dengan berbagai kemungkinan yang akan timbul selama
8. Alumunium foil dalam perjalanan. Petugas yang mengoperasikan Advance ambulance
9. Peralatan Extrication & Stabilization : merupakan petugas yang paling berpengalaman dalam penaganan
1. Neck collar/ bidai leher pasien darurat dan kritis. Petugas tersebut harus menguasai tindakan
2. Long spine board definitif dan pengoperasian alat advance. Bila perlu salah satu dari
3. Scoop sthrecher petugas tersebut dokter gawat darurat. Peralatan yang tersedia pada
4. Splint/ bidai advance ambulance sama dengan basic ambulance dengan
5. Extrication device penambahan peralatan advance sebagai berikut:
6. Safe belt a. Peralatan Airway :
7. Traction splint 1. ETT ( Endo Tracheal Tube)
8. Lain-lain : 2. Laryngoscope
1. Alat pelindung diri ; Sarung tangan, masker, kacamata, baju 3. Cricothyroidotomy nedle
pelindung, kap kepala, sepatu pelindung. 4. Laryngeal mask
b. Peralatan Breathing : 2. Sehat secara mental,emosi terkontrol
1. Pulse oxymetri 3. Bisa mengemudi dibawah tekanan
2. Portable ventilator 4. Memiliki kenyakinan positif atas kemampuan diri sebagai seorang
c. Peralatan Circulation : pengemudi tapi jangan terlalu percaya diri dengan menantang resiko
1. AED ( Automatic External Defibrilation) 5. Bersikap toleran dengan pengemudi lain
2. Defibrilator 6. Tidak dalam pengaruh obat-obatan yang berbahaya
3. ECG monitor 7. Mempunyai Surat Izin Mengemudi yang masih berlaku
4. IV cateter 8. Pakai selalu kaca mata atau lensa kontak jika dibutuhkan saan
5. Foley cateter menyetir
d. Cairan dan Obat Gawat Darurat : 9. Evaluasi kemampuan diri dalam menyetir berdasarkan respon diri
1. IV cateter terhadap tekanan perorangan, penyakit, kelelahan dan mengantuk.
2. Infusin fluid 10. Mempunyai kemampuan metode transfer pasien.
3. Infusion set
4. Obat darurat sirkulasi (epineprin, atropin, dll)
5. Obat darurat pernafasan
6. Obat alergi
7. Anti bisa
8. Anti racun
Untuk Rumah Sakit Amanda menggunakan tipe Ambulance Basic
Life Support .
E. Aturan Ambulance Gawat Darurat dijalan raya
D. Persyaratan petugas Ambulance
1. Pengemudi ambulance harus memiliki lisensi mengemudi yang sah
1. Sehat secara fisik dan harus menyelesaikan program pelatihannya.
2. Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulance untuk d. Mendahului kendaraan lain didaerah larangan mendahului setelah
tidak mematuhi peraturan ketika ambulance digunakan untuk memberi sinyal yang tepat, memastikan jalur nya aman dan
respon emergency atau untuk transportasi pasien darurat ( UU menghindari hal-hal yang membahayakan nywa dan harta benda.
No.14 thn 1992 pasal 71 tentang lalu lintas) e. Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan
3. Walaupun memiliki peraturan istimewa dalam keadaan darurat, hal berbelok ke arah tertentu, setelah memberi sinyal dan peringatan
tersebut tidak menjadikan pengemudi ambulance kebal terhadap yang tepat.
peraturan terutama jika mengemudikan ambulan secara ceroboh
atau tidak memperdulikan keselamatan orang lain. F. Persiapan Ambulance
4. Hak istimewa selama situasi darurat hanya berlaku jika pengemudi
menggunakan alat-alat peringatan ( warning devices ) dengan tata 1. Pemeriksaan ambulance (saat mesin mati)
cara yang diatur oleh peraturan ( UU No.22 thn 2009 tentang a. Periksa seluruh badan ambulance (apabila ada kerusakan)
penggunaan lampu sirene) b. Periksa roda dan ban
5. Jangan menggunakan sirene sembarangan dan jangan digunakan c. Periksa spion dan jendela
untuk menakuti orang lain, hanya digunakan, ketika perlu (respon d. Periksa fungsi setiap pintu dan jendela
emergency). e. Periksa bagian- bagian sistem pendingin
6. Kecepatan tidak melebihi 80 km/jam f. Periksa jumlah cairan kendaraan ( bahan bakar, pelumas, oli )
7. Undang-unadang No.14 tahun 1992 memperbolehkan pengemudi g. Periksa aki
kendaraan emergency untuk : h. Periksa kebersihan ambulance
a. Memarkir kendaraannya dimanapun, selama tidak merusak hak i. Test fungsi klakson
milik atau membahayakan nyawa orang lain j. Test fungsi sirene
b. Melewati lampu merah dan tanda berhenti k. Periksa sabuk pengaman
c. Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan selama 2. Pemeriksaan ambulance ( saat mesin menyala )
tidak membahayakan nyawa dan hak milik orang lain a. Test fungsi indikator (adanya kemungkinan tekanan oli suhu mesin
sistem elektrik)
b. Test fungsi rem/ rem tangan
c. Test fungsi setir
1. Dokter IGD mengisi surat rujukan
d. Test fungsi wiper
2. Perawat IGD berkoordinasi denagn bagian kasir, petugas
e. Test fungsi lampu
f. Periksa cairan porsneling ambulance ( bila akan memakai ambulance )
g. Periksa alat-alat komunikasi 3. Perawat IGD mengecek ulang kondisi medis, identitas pasien,
3. Pemeriksaan persediaan dan kelengkapan kompartemen pasien dokter yang merawat, administrasi dan rumah sakit yang
a. Periksa tekanan tabung oksigen dituju.
b. Pompa bidai udara, periksa apakah ad kebocoran 4. Perawat IGD memastikan bila ambulance sudah siap
c. Pastikan semua perlengakapan oksigen dan ventilasi berfungsi digunakan
d. Pastikan semua perlengkapan oksigen dan ventilasi berfungsi 5. Di dalam perjalanan perawat/ dokter pendamping melakukan
dengan baik
observasi dan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi
e. Siapkan apabila memerlukan monitor atau defibrilator
selama dalam perjalanan, di lembar observasi serah terima
rujukan.
6. Melakukan serah terima pasien kepada rumah sakit yang
dituju.
7. Petugas IGD membuat laporan kasus rujukan secara berkala
untuk proses evaluasi.
BAB III