Anda di halaman 1dari 8

BAB IX

PENULISAN KARYA ILMIAH


(SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI)

1. Skripsi

Skripsi merupakan jenis tulisan ilmiah yang disusun untuk kepentingan


penyelesaian studi pada jenjang strata satu (sarjana). Terdapat beberapa ahli
yang mengatakan bahwa pada prinsipnya penulisan skripsi merupakan latihan
bagi calon sarjana dalam membuat karya ilmiah berdasarkan hasil penelitian.
Namun, secara umum tulisan jenis skripsi disusun berdasarkan suatu ketentuan
penulisan ilmiah sehingga hasilnya pun dapat berguna bagi perkembangan ilmu
dan berimplikasi pada implementasi ilmu dalam kehidupan bermasyarakat.
Argumen keilmuan dalam karangan ilmiah jenis skripsi banyak diangkat
oleh mahasiswa berdasarkan temuan dari suatu kenyataan yang dipandang
berbeda dengan suatu ketentuan yang mereka dapati dalam perkuliahan atau
berbeda dengan kajiannya dari suatu teori. Dalam menyusun karangan ilmiah
jenis ini, penulis dapat mengangkat suatu fenomena atau problematika yang
dipandang dapat diselesaikan dengan atau oleh suatu konsep teoretis atau suatu
penelitian yang dapat dikerjakan dalam lingkup waktu tidak relatif lama. Hal ini
dikarenakan penulisan skripsi berhubungan pula dengan alokasi masa studi yang
ditempuh oleh mahasiswa jenjang strata satu.
Penyajian argumen dalam skripsi dapat menggunakan sajian argumen
deduktif atau pun induktif. Argumen yang dikemas dalam tulisan ini dapat berupa
korespondensi antarargumen sehingga melahirkan penjelas sebagai
simpulannya. Dalam melengkapi argumen itu dilakukan suatu penelitian atau
kajian terhadap suatu sumber data berdasarkan metodologi penelitian yang
dipilih. Ketentuan dalam menentukan instrumen, sumber data, serta metode
penelitian mengikuti suatu karakteristik penulisan karangan ilmiah.
Bagian-bagian skripsi dapat diilustrasikan sebagaimana contoh setiap
bagian berikut ini.
Bab 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Madsalah
1.2 Identifikasi Masalah (jika masih perlu diidentifikasi)
1.3 Pembatasan Masalah (jika masalah perlu dibatasa)
1.4 Rumusan masalah
1.5 Tujuan dan maksud Penelitian/Penulisan
1.6 Hipotesis Penelitian (jika penelitiannya berhipotesis)
Bab 2 Landasan Teori
(Argumen-argumen yang diperkuat oleh teori-teori yang berhubungan
dengan topik yang sedang dibahas. penyajiannya dapat dilakukan
dengan memerinci setiap bagian teori berdasarkan ruang lingkupnya).
Bab 3 Metode Penelitian
3.1 Metode Penelitian
3.2 Rancangan Penelitian /Desain penelitian
3.3 Variabel (Operasionalisasi Variabel atau pada penelitian kualitatif
disebut Fokus Kajian)
3.4 Prosedur Penelitian/Tahap-tahap Penelitian
3.5 Sumber Data, Populasi dan Sampel
3.6 lokasi dan Waktu Penelitian
3.7Teknik dan Instrumen Penelitian
3.8Teknik Pengolahan Data (jika penelitiannya menggunakan data
kuantitatif) atau Teknik Analisis Data (biasanya untuk jenis data
kualitatif)
3.9 Validasi Penelitian/Keterbatasan Penelitian (bersifat opsional)
Bab 4 Pembahasan
4.1 Data Hasil Penelitian
4.2 Pengolahan Data (jika ada tahapan pengolahan data)
4.3 Pengujian Hipotesis (jika penelitian berhipotesis)
4.4 Pembahasan (pada bgian ini disajikan argumen yang membahas
dan memecahkan masalah dari setiap rumusan masalah sehingga
dapat diperinci lagi hingga pada topik yang lebih terperinci).
4.5 Implikasi Penelitian (jika penelitian dalam bidang keilmuan yang
seharusnya diarahkan kepada implementasi hasil kajian)
Bab 5 Penutup
Simpulan dan Saran
(Pada bagian ini disajikan simpulan untuk menjawab rumusan masalah
atau membuktikan argumen berdasarkan kajian yang dilakukan.
Bagian ini diikuti dengan saran atau rekomendasi yang disajikan
berdasarkan simpulan kajian).
Bagian-bagian sebagaimana disajikan di atas bukan merupakan
pembagian yang statis, melainkan dapat dikembangkan lagi atau disesuaikan
dengan ketentuan yang dianut di sebuah institusi.
Komposisi Karangan Ilmiah (Skripsi)
Sebuah skripsi disusun mengikuti format yang berlaku secara
konvensional. skripsi sebagai kajian hasil penelitian tersusun atas tiga bagian,
yaitu bagian pelengkap pendahuluan, bagian isi/inti skripsi, dan bagian
pelengkap penutup.
a. Bagian Pelengkap Pendahuluan
bagian pelengkap pendahuluan mencakup semua bagian atau halaman
sebelum bagian isi skripsi yang dipersiapkan sebagai bahan informasi awal bagi
pembaca sebelum memasuki uraian pada bagian isi/inti. ada ketentuan tersendiri
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bagian ini. unsur-unsur yang
tercakup di dalamnya adalah judul, persembahan (kalau ada), pengesahan,
penerimaan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar/tabel, dan keterangan
lainnya (kalau ada), abstrak, dan sinopsis (jika diperlukan). halaman bagian
pelengkap pendahuluan menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii …) yang
ditempatkan di bagian bawah (tengah).
b. Bagian Isi/Inti
bagian isi/inti skripsi pada umumnya terdiri atas lima bab sebagaimana
telah diilustrasikan pada halaman … di atas.

c. Bagian Pelengkap Penutup


bagaian pelengkap penutup berisikan daftar pustaka (merupakan
keharusan), lampiran-lampiran (kalau ada), dan indeks (jika diperlukan). di
bagian akhir dapat juga disertakan daftar ralat (errata) jika terdapat kesalahan
penulisan pada bagian-bagian tertentu yang tidak sempat diperbaiki secara
langsung pada tiap-tiap bagian halaman sebelumnya. seperti halnya pada bagian
pelengkap pendahuluan, bagian pelengkap penutup juga tetap menggunakan
nomor halaman yang merupakan kelanjutan dari bagian isi tadi. perbedaannya,
jika pelengkap pendahuluan menggunakan angka Romawi kecil, bagian
pelengkap penutup menggunakan angka Arab ( 1, 2, 3, …). Penempatan nomor
halamannya juga sama, yaitu di bagian bawah (tengah).
Perbedaan antara setiap karangan ilmiah jenis skripsi, tesis, dan disertasi
bergantung pada tingkat kedalaman kajian. Adapun tingkat kedalaman kajian
untuk skripsi bergantung pada aspek-aspek yang dicermati. Aspek yang
dicermati itu berdasarkan pada suatu pengujian teori yang dijadikan sebagai
bahan kajian skripsi. Untuk memahami hal tersebut, berikut ini disajikan ilustrasi
contoh kajian dalam skripsi.
Contoh 1:
Seorang mahasiswa strata satu bidang keilmuan manajemen akan
meneliti hubungan antara kepuasan pelanggan bus jurusan Makassar –
Toraja dan tingkat layanan yang diberikan. Berdasarkan teori tentang
kepuasan konsumen disusun suatu instrumen untuk mengetahui tingkat
kepuasan pengguna jasa bus tersebut agar mendapatkan data dari variabel
pertama. Kemudian, melakukan pengumpulan data pula tentang tingkat
layanan berdasarkan teori tentang manajemen layanan. Berdasarkan kedua
data tersebut dilakukan pengolahan data dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Misalnya, berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa
kepuasan pelanggan bus jurusan Makassar – Toraja berhubungan dengan
tingkat layanan yang diberikan. Pengembangan argumennya dilakukan
dengan sebuah penjelasan bahwa semakin lengkap layanan yang diberikan,
semakin meningkat pula kepuasan pelanggan.

Contoh 2:
Seorang mahasiswa ingin mengkaji sistem penyeklenggaran
pendidikan di sebuah pondok pesantren modern yang populer. Ia
menfokuskan kajian pada aspek pendanaan, sistem pembelajaran, dan
kepemimpinan. Berdasarkan teori yang mengupas ketiga aspek tersebut, ia
dapat melakukan pengamatan dan mengunmpulkan berbagai data.
Berdasarkan metodologi penelitian yang dilakukannya, ia mendapatkan
temuan bahwa sumber pendanaan yang digunakan di pondok pesantren
modern tersebut berasal dari pemanfaatan potensi atas hasil karya dan
aktivitas para santri seperti beternak ayam potong dan ayam petelur serta
budidaya ikan lele. Sistem pembelajaran yang dilakukan menggunakan
sistem keseimbangan antara teori dan praktik. Kaderisasi kepemimpinan di
pondok pesantren modern tersebut menggunakan contoh kepemimpinan
rasulullah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ia dapat membuat resume
sebuah model penyelenggaraan pendidikan di pondok pesantren modern
yang populer dan banyak diminati oleh para calon santrinya.
Tampak dari kedua contoh di atas bahwa kedalaman kajian untuk sebuah
skripsi sangat bergantung pada aspek-aspek yang dicermatinya. Hal itu terlihat
dari adanya hubungan antara aspek yang dikaji/dicermatinya dengan teori yang
mendasarinya. Selain itu, dalam sebuh skripsi juga dapat memuat hasil
pendeskripsian.

2. Tesis

Tesis merupakan jenis tulisan ilmiah yang disusun untuk kepentingan


penyelesaian studi pada jenjang strata dua (magister). Perbedaannya dengan
skripsi bukan pada persoalan jumlah variabel penelitian yang akan diteliti,
melainkan pada tingkat kedalaman kajian. Kehati-hatian seorang penulis tesis
terutama di dalam menyusun instrumen peneltian atau alat pengumpul data serta
dalam mencermati suatu temuan.
Dalam menyusun tesis diperlukan sekali kecermatan dalam menyusun
instrumen penelitian. Untuk membuat instrumen dapat menggunakan instrumen
yang sudah baku atau menyusunnya lagi berdasarkan indikator dari variabel
penelitian yang akan diteliti. Instrumen yang sudah ada atau yang disusun itu
akan diujicobakan terlebih dahulu. Berdasarkan ujicoba itu akan diketahui
releabilitas dan validitasnya. Dari hal itulah kemudian penulis tesis
menyempurnakan kembali instrumen yang akan digunakannya dalam
pengumpulan data.
Selain diperlukan kehati-hatian di dalam menyusun instrumen, penulis
tesis pun harus sangat berhati-hati dengan sumber data. Dalam memperlakukan
sumber data, diperlukan kecermatan di dalam memilih sumber data berdasarkan
teknik atau metode penentuan sumber data yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Apabila jenis penelitian yang dilakukan menggunakan sampling,
penentuan sampel dilakukan berdasarkan suatu ketentuan dalam menentukan
sampel penelitian.
Dari beberapa ketentuan penulisan tesis yang berlaku di beberapa
perguruan tinggi , dapat diidentifikasi ciri-ciri karangan ilmiah jenis ini (tesis).
Kusmana (2010:97) mengungkapkan ciri-ciri yang dimaksud sebagai berikut.
1) Fokus kajian mengupas masalah isu sentral dalam disiplin keilmuan (program
studi yang ditempuh),
2) Kajian merupakan pengujian empirik terhadap posisi teoretis dari suatu
disiplin ilmu,
3) Menggunakan data primer sebagai data utama dan dapat ditunjang oleh data
sekunder,
4) Memiliki bobot kredit/satuan kredit semester (sks) lebih besar daripada
skripsi, misalnya 6-10 SKS, dan
5) Karakteristik khusus dari karangan ilmiah jenis tesis, biasanya ditetapkan
berdasarkan karakteristik institusi/perguruan tinggi.
Bagian-bagian dalam sebuah tesis tidak jauh berbeda dengan bagian-
bagian dalam sebuah skripsi. Pada tesis, biasanya bagian implikasi penelitian
dijadikan sebagai bagian pada bab tersendiri. Penyajian bagian ini, pada bagian
awal diungkapkan terlebih dahulu hasil kajian atau temuan penelitian, kemudian
disusun dengan implikasi penelitian. Oleh karena itu, bagian simpulan dan saran
pada tesis berada pada bab enam. Demikian pula dengan bagian-bagian dalam
dkisertasi, tidak terdapat perbedaan yang mencolok dengan pembagian dalam
tesis.
Argumen dalam tesis seringkali disejalankan dengan makna dari kata
tesis, yaitu suatu pernyataan yang memerlukan pembuktian secara empiris. Oleh
karena itu, argumen ilmiah dalam tesis dimaksudkan untuk membuktikan atau
mengimplementasikan suatu premis atau tesis dengan kenyataan. Penyusunan
argumen dalam tesis dilakukan dengan mencermati suatru permasalahan secara
lengkap dan menyeluruh. Berikut ini disajikan ilustrasi karangan ilmiah jenis tesis.
Contoh 3.
Di atas telah dikemukan dua contoh kajian untuk skripsi, yaitu meneliti
hubungan antara kjepuasa pelanggan bus jurusan Makassar – Toraja dan
tingkat layanan yang diberikan serta sistem penyelenggaraan pendidikan di
sebuah pondok pesantren modern yang populer. Apabila dalam contoh (1)
diketahui bahwa kepuasan pelanggan bus jurusan Makassar – Toraja
berhubungan dengan tingkat layanan yang diberikan sehingga dapat
dikatakan semakin lengkap layanan yang diberikan, tingkat kepuasan
pelanggan pun semakin meningkat. Untuk kajian sebuah tesis, dilakukan
pengembangan pada pencermatan terhadap aspek-aspek kepuasan
pelanggan, tingkat keperluan dan kekerapan pelanggan atau pengguna jasa
dalam menggunakan jasa bus, alasan pelanggan menggunakan jasa bus,
bentuk-bentuk pelayanan yang material, bentuk-bentuk peningkatan layanan,
serta aspek-aspek lain dari kedua variabel tersebut. Begitu pula dengan
contoh (2) dapat dikembangkan variabel-variabel yang akan ditelitinya.
Dengan kata l;ain, dalam tesis tidak semata-mata melakukan kajian
keterhubungan, tetapi dapat mengembangkannya pada aspek-aspek yang
lebih spesifik. Data sekecil apa pun yang dapat dikumpul dalam penelitian
jenis tesis, tidak serta-merta diabaikan begitu saja, tetapi perlu dicermati lebih
dahulu sebagai sesuatu yang sangat berharga untuk kelengkapan
pengembangan hasil penelitian.

3. Disertasi

Disertasi merupakan jenis tulisan ilmiah yang disusun untuk kepentingan


penyelesaian studi pada jenjang strata tiga (doktor). Disertasi merupakan bentuk
karangan ilmiah yang memiliki derajat keilmiahan paling tinggi. Dari disertasi
terlahirlah sebuah teori, temuan, atau model baru dalam bidang ilmu yang
ditekuni. Dari sebuah disertasi ditemukanlah hal-hal baru serta pengembangan
teori yang berbeda dengan teori atau konsep yang selama ini dianut.
Argumen keilmiuan dalam disertasi dapat menggunakan pola penalaran
deduktif atau pun induktif. Kedalaman dan keluasan argumen pun sangat
diperlukan berdasarkan temuan atau hasil penelitian yang bersifat global
sehingga selain memerlukan referensi tertulis yang lengkap, memerlukan pula
referensi dari media elektronik (internet).
Pemilihan dan penggunaan metodologi penelitian dalam penyusunan
disertasi harus dapat dijelaskan alasannya dan dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Dalam memilih dan menentukan sumber data, menyusun dan
menguji coba instrumen penelitian, pengolahan data dan pembahasan hasil
penelitian, temuan penelitian, serta aspek-aspek lainnya harus dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dalam melakukan penelitian untuk kepentingan disertasi seringkali
diperlukan waktu yang cukup lama. Hal ini berhubungan dengan karakteristik dan
kondisi sumber data penelitian atau objek yang diteliti. Peneliti harus mencermati
seluruh aspek secara hati-hati untuk menghindari bias dari penelitian tersebut.
Keberadaan teori yang digunakan dalam disertasi dapat dipandang sebagai
argumen yang perlu dibuktikan kebenarannyaberdasarkan penelitian.
Berikut ini disajikan contoh ilustrasi perbandingan antara tesis dan
disertasi.
Contoh 5:
Dalam contoh (3) di atas telah diutarakan bahwa kajian itu membahas
kepuasan pelanggan yang meliputi aspek-aspek kepuasa pelanggan, tingkat
keperluan dan kekerapan pelanggan atau pengguna jasa bus, alasan
pelanggan menggunakan jasa bus dengan tingkat layanan yang diwujudkan
dalam bentuk-bentuk layanan yang material dan immaterial, bentuk-bentuk
peningkatan layanan, serta aspek-aspek lain.di dalam disertasi, hasil
penelitian sebagaimana dinyatakan dalam yesis dijadikan sebagai suatu
temuan atau model tentatif. Oleh karena itu, temuan atau model itu diteliti lagi
dengan diterapkan dalam kondisi lain sampai diperoleh keajegan teori tentang
kepuasan pelanggan dan tingkat layanan yang dapat diberlakukan sebagai
teori atau model baru yang dapat diberlakukan dalam kondisi dan sifat
tertentu dari suatu objek.

Contoh 6:

Dalam contoh kajian tesis di atas telah diperoleh suatu model pondok
pesantren yang dideskripsikan secara lengkap ihwal semua aspek yang
dipandang berkontribusi pada popularitas pondok pesantren yang dijadikan
sebagai kajian. Dalam disertasi, kajian dilanjutkan dengan mengujicobakan
atau menerapkan model ini dalam pengembangan suatu pesantren.
Pengembangan pesantren dengan menggunakan model tersebut diharapkan
melahirkan suatu popularitas pondok pesantren sebagaimana terjadi pada
pesantren sebelumnya. Dengan menggunakan model tersebut kemudian
menghasilkan suatu kondisi tentang pondok pesantren yang dikembangkan,
mungkin sama, kurang, atau bahkan lebih baik. Dari penelitian itu
diperolehlah suatu model baru sebagai hasil penelitian suatu disertasi.
Contoh-contoh sebagaimana digambarkan di atas hanya merupakan
ilustrasi untuk mendapatkan gambaran perbedaan antara karangan ilmiah
berbentuk skripsi, tesis, disertasi berdasarkan suatu desain penelitian
tertentu. Tentu saja, jika penelitiannya menggunakan desain eksperimen
contohnya pun akan berbeda.

Anda mungkin juga menyukai