Anda di halaman 1dari 16

ALAT-ALAT UKUR

Jangka Sorong (Vernir Caliper)

Jangaka sorong atau sigmat juga biasa disebut dengan vernier caliper. Salah satu alat untuk
mengukur yang biasa dipakai dalam dunia teknik, khususnya teknik mesin, misalnya pada
bengkel bubut, bengkel otomotif dan bidang semacamnya yang lain.

Fungsi Jangka Sorong atau Sigmat


Jangka sorong atau sigmat (Vernier Caliper) merupakan salah satu alat ukur yang biasa dipakai
pada berbagai pengukuran, di antaranya adalah:

 Dipakai dalam mengukur tinggi benda yang bertingkat.


 Digunakan untuk mengukur ketebalan pada bagian dalam dan luar suatu benda, baik yang
bentuknya bulat, kubus, bujur sangkar, persegi, dan lain-lain.
 Digunakan dalam mengukur Inner ring (diameter pada bagian dalam).
 Berguna dalam pengukuran Outer ring (diameter bagian luar) serta mengukur ketebalan
sebuah benda di bagian dalam.
 Sangat berguna dalam pengukuran kedalaman sebuah lubang.
Jangka sorong atau sigmat ini biasa dipakai untuk mengukur sebuah benda yang memerlukan
hasil penilaian dengan presisi dan keakuratan yang teliti dan ketat, pengukurannya sampai pada
tingkat seperseratus milimeter.

Jangka sorong atau sigmat mempunyai panjang 30 cm (13 inci) atau kurang, mempunyai tingkat
keakuratan hingga 0,02 mm. Jenisnya ada yang manual juga ada yang digital.

1
Bagian-bagian Pada Jangka Sorong Manual

Mikrometer sekrup

Fungsi Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan melihat benda
dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm. Misalnya mengukur diameter kabel,
kawat, lebar kertas dan benda kecil lainnya yang tak bisa diukur oleh alat lain.
Dalam ilmu fisika biasanya digunakan untuk mengukur panjang, diameter luar, dan ketebalan
suatu benda. Mikrometer sekrup terdiri atas rahang utama sebagai skala utama dan rahang putar
sebagai skala nonius.

2
Jenis Mikrometer

 Mikrometer luar – digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-


blok dan batang-batang.
 Mikrometer dalam – digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda.
 Mikrometer kedalaman – digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah
dan slot-slot.

Bagian-bagian Mikrometer Sekrup

 Frame – dibuat dari bahan logam tahan panas serta di buat dengan desain agak tebal
serta kuat dengan tujuan untuk meminimalkan terjadinya peregangan yang bisa
mengganggu proses pengukuran.
 Anvil – memiliki fungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur dan ditempatkan
diantara anvil dengan spindle.
 Spindle atau poros gerak – merupakan sebuah silinder yang bisa digerakan menuju
anvil.
 Pengunci – mempunyai fungsi untuk menahan spindle atau poros gerak agar tidak
bergerak saat proses pengukuran benda.
 Sleeve – Tempat terletaknya skala utama( satuan milimeter ).
 Thimble – Tempat skala nonius atau skala putar berada.
 Ratchet Knob – Dipakai untuk memutar Spindle atau poros gerak saat ujung dari
Spindle telah dekat dengan benda yang akan di ukur dan kemudian untuk
mengencangkan Spindle atau poros gerak sampai terdengar suara bunyi.

Cara Menggunakan Mikrometer

 Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.


 Lakukan pengecekan sewaktu apakah poros tetap dan poros geser bertemu skala dan
skala noise apakah menunjukkan angka nol.
 Buka rahangnya dengan cara menggerakkan bagian pemutarnya ke arah kiri sampaia
benda yang akan diukur bisa masuk ke dalam rahang mikrometer tersebut.
 Setelah itu letakkan benda di antara poros tetap dan poros geser, selanjutnya tutup
kembali rahang hingga benda yang diukur terjepit.
 Putarlah pengunci supaya pemutar tidak bisa bergerak, hingga mengeluarkan suara
“klik”. Apabila langkah tersebut benar dilakukan, maka ukuran suatu benda dapat
diketahui.

3
GERAK
Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak yang dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Jika gaya hambatan udara
diabaikan, maka gaya yang bekerja pada benda tersebut hanyalah gaya gravitasi (gaya berat
benda). Benda tersebut akan mengalami gerak jatuh bebas dengan percepatan ke bawah sama
dengan percepatan gravitasi.

Gerak Jatuh Bebas


Gerak jatuh bebas adalah gerak jatuh yang hanya dipengaruhi oleh gaya tarik bumi dan bebas
dari hambatan gaya-gaya lain. Gerak jatuh bebas termasuk GLBB dipercepat dengan kecepatan
awal Vo = nol dan percepatan sebesar percepatan gravitasi (g).

4
Aplikasi nyata dari gerak lurus berubah beraturan dengan percepatan a positif (gerak lurus
dipercepat dengan percepatan a tetap) ini adalah suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian h
meter dengan kecepatan awal nol atau tanpa kecepatan awal. Percepatan yang dialami oleh benda
tersebut adalah percepatan gravitasi bumi g (m/s2). Lintasan gerak benda ini berupa garis lurus.
Gerak benda semacam ini yang disebut gerak jatuh bebas.
Gerak jatuh bebas didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu
di atas tanah tanpa kecepatan awal dan dalam geraknya hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Suatu benda dilepaskan dari ketinggian h meter di atas permukaan tanah tanpa kecepatan awal.
Kecepatan pada saat t dapat dihitung dari persamaan berikut :
vt = v0 + at
Karena v0 = 0 dan percepatan gravitasi a = g, maka kecepatan benda pada saat t adalah :
vt = 0 + gt = gt
dengan :
vt = kecepatan pada waktu t (m/s),
v0 = kecepatan awal (t = 0) (m/s),

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2),


t = waktu (s).
Ketinggian yang dicapai oleh benda h adalah analog dengan persamaan dengan stadalah h,
dan vo = 0,

Waktu yang diperlukan oleh benda untuk mencapai tanah dari ketinggian h dengan persamaan

Kecepatan benda pada saat t dapat diperoleh dengan memasukkan persamaan t


dari persamaan berikut.

dengan:
vt = kecepatan pada waktu t (m/s),
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2),
h = ketinggian benda (m).

5
Gerak Melingkar

Gerak Melingkar adalah gerak suatu objek yang lintasannya berupa lingkaran mengelilingi
suatu titik tetap. Contohnya dapat kamu lihat pada gerakan Bulan mengelilingi Bumi dan
gerakan berputar bola yang tergantung pada tali.

Frekuensi dan Periode


Pada gerak melingkar sering disebutkan istilah frekuensi dan periode. Frekuensi ( ) adalah
banyaknya putaran yang dilakukan objek dalam satu detik. Periode ( ) adalah waktu yang
dibutuhkan objek untuk menyelesaikan satu putaran penuh. Berikut rumus persamaannya:

Dimana:
= banyak putaran
= waktu (s)
1 putaran = rad (radian)
1 rpm (rotasi per menit) = .

6
Periode dan frekuensi dihubungkan dengan persamaan:

Dimana:
= periode (s)
= frekuensi (Hz)

Kecepatan dan Percepatan Gerak Melingkar


Pada gerak melingkar terdapat hal penting yang harus kamu perhatikan, yaitu semua persamaan
kecepatan dan percepatan selalu menggunakan persamaan kecepatan sudut dan percepatan sudut.
Perhatikan gambar lintasan di bawah ini.

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Kecepatan ( ) merupakan kecepatan linier atau kecepatan yang biasa kamu jumpai dalam gerak
lurus. Kecepatan sudut atau disebut omega ( ) dan kecepatan linear ( ) dihubungkan dengan
persamaan:

Dimana:
= kecepatan linear (m/s)
= jari-jari lintasan (m)

Nilai kecepatan sudut dapat dicari jika diketahui frekuensi ataupun periodenya. Untuk mencari
nilai kecepatan sudut ( ) dipakai rumus:

atau

Dimana:
= kecepatan sudut (rad/s)
= 22/7 atau 3,14

7
Pada gerak melingkar, terdapat suatu percepatan pada objek yang mengarah ke pusat titik
lintasan yang dinamakan percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal [latex]a_s[/latex] arahnya
tegak lurus dengan arah kecepatan linear. Perhatikan gambar dibawah.

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Persamaan percepatan sentripetal yakni:

Dimana:

= percepatan sudut (m/s2)


Percepatan sentripetal ( ) menyebabkan timbulnya gaya sentripetal ( ) yang juga mengarah ke
pusat titik lintasan. Gaya sentripetal harus ada agar objek tetap bergerak dalam lintasannya
(lingkaran). Perhatikan gambar dibawah.

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Persamaan gaya sentripetal yakni:

8
Dimana:
= gaya sentripetal (N)
= massa benda (m)

Jika sebuah benda digerakkan melingkar secara vertikal, maka komponen gaya-gayanya dapat
dilihat pada gambar dibawah.

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Kamu dapat langsung mencari nilai kecepatan linier benda dengan persamaan:

Pada kasus gerak melingkar sebuah mobil yang berbelok dengan lintasan melingkar, kamu dapat
langsung mencari kecepatan liniernya dengan persamaan diatas juga.

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Jika lintasannya memiliki kemiringan sebesar seperti pada gambar diatas, maka dimasukkan
pula kemiringan sudutnya sehingga persamaan kecepatan liniernya menjadi:

9
Gerak
Gerak adalah perubahan posisi suatu objek yang diamati dari suatu titik acuan. Titik acuan
yang dimaksud didefinisikan sebagai titik awal objek tersebut ataupun titik tempat pengamat
berada.

Sebagai contoh, kamu sedang berada didalam kereta yang sedang ber gerak lurus dengan
kecepatan 80 km/jam, lalu kamu berjalan menuju bagian depan kereta dengan kecepatan 5
km/jam. Kecepatan kamu adalah sebesar 5 km/jam jika dilihat dari pengamat (titik acuan)
yang juga berada di dalam kereta. Akan tetapi, jika pengamat tersebut berada berada di
stasiun atau titik acuannya berada di luar kereta, maka kamu dianggap bergerak dengan
kecepatan 80 km/jam + 5 km/jam = 85 km/jam. (Perhatikan gambar dibawah)

[Sumber Gambar: Douglas C. Giancoli, 2005]

Jadi, sangatlah penting untuk menetapkan titik acuan ketika kita sedang mengamati suatu
objek yang bergerak.

10
Pada saat suatu objek bergerak, objek tersebut akan mengalami perubahan jarak serta
dapat pula mengalami perubahan posisi atau biasa disebut perpindahan. Berikut dijelaskan
lebih lanjut,

 Jarak (distance) merupakan panjang seluruh lintasan yang ditempuh suatu objek yang bergerak.
Jarak hanya memiliki nilai.
 Perpindahan (displacement) merupakan panjang lintasan lurus yang diukur dari posisi awal
dengan posisi akhir dari objek tersebut. Perpindahan memiliki nilai dan arah.
Sebagai contoh, kamu ber gerak lurus sejauh 70 m ke Timur lalu berbalik dan berjalan
kembali (ke Barat) sejauh 30 m. Total jarak yang kamu tempuh adalah sebesar 100 m,
akan tetapi perpindahan yang kamu lakukan hanya sebesar 40 m karena titik akhir kamu
berada sekarang hanya sejauh 40 m dari titik awal. (Perhatikan gambar dibawah)

Dapat disimpulkan bahwa, jarak hanya memiliki nilai sehingga merupakan besaran skalar.
Sedangkan perpindahan merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah. Besaran yang
memiliki nilai dan arah disebut vektor dan digambarkan sebagai tanda panah. Pada gambar
dibawah, panah berwarna biru mewakili perpindahan sebesar 40 m dengan arah ke kanan
(Timur).
Jika melihat suatu objek yang bergerak, maka biasanya hal yang paling kita perhatikan
adalah secepat apa objek tersebut bergerak. Terdapat dua istilah mengenai seberapa cepat
benda objek bergerak yakni kelajuan dan kecepatan.

Kelajuan (speed) adalah perbandingan antara jarak yang ditempuh objek dengan selang
waktu yang diperlukan. Kelajuan merupakan besaran skalar (hanya memiliki nilai).

Kecepatan (velocity) adalah perbandingan antara perpindahan objek dengan selang waktu
yang diperlukan. Kecepatan merupakan besaran vektor (memiliki nilai dan arah).

Jika kita ambil contoh kembali ketika kamu bergerak lurus 70 m ke Timur lalu berjalan
berbalik 30 m ke Barat, maka total jarak yang kamu tempuh adalah 70 m + 30 m = 100 m,
akan tetapi perpindahan yang kamu lakukan hanya sebesar 40 m. Jika diasumsikan kamu
berjalan selama 70 sekon, maka kita dapat mencari kelajuan dan kecepatan kamu.

11
Kelajuan kamu sebesar:

m/s

Sedangkan, kecepatan kamu sebesar:

m/s

Gerak Lurus (GL)


Gerak Lurus termasuk sebagai Gerak Translasi, yakni gerakan suatu objek yang bergerak
tanpa berotasi. Dinamakan GL karena lintasannya berupa garis lurus. Contohnya dapat kita
lihat pada mobil yang bergerak maju, gerakan pada buah apel yang jatuh dari pohonnya,
dan pada setiap objek yang bergerak pada lintasan lurus.

Gerak ini dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan ada dan tidak adanya percepatan,
yakni Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus yang memiliki kecepatan yang tetap
karena tidak adanya percepatan pada objek. Jadi, nilai percepatan pada objek yang
mengalami GLB adalah nol (a = 0).

Cara mencari nilai kecepatan pada objek yang mengalami GL beraturan memakai
persamaan sama seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya diatas. Berikut ditampilkan
dalam bentuk rumus,

yang artinya:

Kita sudah mengetahui bahwa,

v = kecepatan (km/jam atau m/s)

s = selang waktu atau waktu tempuh (jam, sekon)

t = perpindahan, pada soal-soal biasanya juga disebut sebagai jarak tempuh (km atau m)

Contoh Soal Gerak Lurus Beraturan


Soal: Seorang pengendara sepeda bersepeda selama 2,5 jam sepanjang lintasan lurus.
Berapa jarak yang ditempuh jika diketahui kecepatannya sebesar 18 km/jam?

12
SOLUSI:

Rumus Kecepatan adalah

Maka, dapat kita tuliskan kembali menjadi:

km

Jadi, pengendara sepeda tersebut telah menempuh jarak sejauh 45 km.

Hukum Newton

Hukum Newton adalah hukum yang menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada
suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Hukum gerak ini merupakan pondasi mekanika
klasik yang dijabarkan dalam tiga Hukum Fisika.
Sesuai dengan namanya, Hukum Newton dikemukaan oleh seorang ahli fisika, matematika, dan
filsafat dari Inggris yang bernama Sir Isaac Newton (1643 – 1722). Ia menemukan hukum
gravitasi, hukum gerak, kalkulus, teleskop pantul, dan spektrum.

Hukum Newton 1
Bunyi: “Jika resultan pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang diam akan tetap diam
dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap”.

Berdasarkan hukum ini, kamu dapat memahami bahwa suatu benda cenderung mempertahankan
keadaannya. Benda yang diam akan cenderung untuk tetap diam dan benda yang bergerak akan
cenderung untuk tetap bergerak. Oleh karena itu, Hukum Newton I juga disebut sebagai hukum
kelembaman atau hukum inersia.

Contoh penerapan Hukum Newton I dapat kamu amati apabila kamu sedang dalam kendaraan
yang sedang bergerak kemudian direm secara mendadak, maka badan kamu akan terdorong ke
depan. Itulah yang dimaksud dengan “kecenderungan untuk tetap melaju”. Contoh lainnya dapat
kamu amati apabila kamu sedang duduk pada kendaraan yang diam kemudian bergerak secara
mendadak, maka badan kamu akan tersentak ke belakang. Itulah yang dimaksud dengan
“kecenderungan untuk tetap diam”.

Contoh-contoh diatas merupakan peristiwa kelembaman atau inersia. Sifat kelembaman suatu
benda ditentukan oleh massa benda tersebut. Makin besar massa benda, maka kelembamannya
akan semakin besar.

Massa merupakan besaran inersia suatu benda. Semakin besar massa suatu benda, maka akan
semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuat benda tersebut melakukan akselerasi atau
percepatan. Selain itu, massa benda yang besar akan lebih susah untuk digerakkan dari posisi
diam dan susah dihentikan dari kondisi bergerak.
13
Hukum Newton 2
Bunyi: “Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya”.

Berdasarkan Hukum Newton II, kamu dapat memahami bahwa suatu benda akan bertambah
kelajuannya jika diberikan gaya total yang arahnya sama dengan arah gerak benda. Akan tetapi,
jika arah gaya total yang diberikan pada benda tersebut berlawanan dengan arah gerak benda
maka gaya tersebut akan memperkecil laju benda atau bahkan menghentikannya.

Karena perubahan kelajuan atau kecepatan merupakan percepatan. Maka dapat disimpulkan
bahwa gaya total yang diberikan pada benda dapat menyebabkan percepatan. Contoh penerapan
hukum Newton II dapat kamu amati apabila kamu menendang sebuah bola (artinya kamu
memberikan gaya kepada bola), maka bola tersebut akan bergerak dengan percepatan tertentu.

Hukum Newton II dinotasikan dengan rumus:

Dimana:
= gaya total yang bekerja pada benda (N)
= massa benda (kg)
= percepatan benda (m/s2)
Hukum Newton 3
Bunyi: “Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama.”

Contoh penerapannya adalah saat kamu memukul meja (artinya memberikan gaya kepada meja),
maka meja tersebut akan memberikan gaya kembali kepada tangan kamu dengan besar yang
sama dan berlawanan arah dengan arah gaya yang kamu berikan. Oleh karena itu, semakin besar
kamu memukul meja, maka tangan kamu akan semakin sakit karena meja melakukan gaya yang
juga semakin besar ke tangan kamu. Perhatikan gambar dibawah.

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

14
Hukum Newton III dinotasikan dengan rumus:

Dimana:
= gaya yang diberikan pada benda 2 (N)
= gaya yang diterima kembali pada benda 1 (N)

15
Daftar Pustaka

http://www.studiobelajar.com/hukum-newton-1-2-3/
http://www.artikelsiana.com/2015/07/bunyi-hukum-newton-12-3-rumus-contoh-contoh.html
Ruwanto, Bambang. 2009. Asas-asas Fisika 2A. Yogyakarta:Yudhistira
Sugijono, dkk. 1996. Konsep-konsep Fisika. Klaten: PT Intan Pariwara
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (Terjemahan).Jakarta : Penerbit Erlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai